40
dari arah Kecamatan Selogiri sampai ke arah Kecamatan Purwantoro. Sedangkan jumlah Kepala Keluarga KK mencapai 375.701 KK sehingga rata-rata jumlah
jiwa dalam 1 satu KK sebanyak 3-5 jiwaKK. Dari data penduduk berdasarkan jenis pekerjaan, dari total jumlah
penduduk sebagian besar adalah petani yaitu sebanyak 29,31 dan sebanyak 23,33 bekerja pada bidang lain di antaranya: jasa-jasa tukang cukur, tukang
batu, tukang jahit, penata rambut, tukang kayu, dan lain-lain; buruh harian buruh harian lepas, buruh tani, buruh perkebunan, buruh nelayan, buruh peternakan, dan
lain-lain; pembantu rumah tangga; seniman; tabib, dan lain-lain.
3. Keadaan Sosial Budaya dan Ekonomi
a. Kondisi Sosial
Secara sosial kemasyarakatan, penduduk di sekitar Paroki Baturetno adalah masyarakat yang heterogen, baik secara etnis maupun agama. Etnis Jawa
merupakan etnis mayoritas di sekitar Paroki Baturetno, sedangkan agama Islam merupakan agama yang lebih dominan dalam hal jumlah. Keberagaman ini
dipandang sebagai suatu kekayaan yang memperindah kehidupan sosial. Situasi kehidupan masyarakatnya masih kental dengan pola hidup orang desa yang belum
banyak terkontaminasi oleh gaya hidup orang kotametropolitan. Semangat hidup gotong-royong, kebersamaan, kerukunan, dan lain-lain masih sangat lekat dalam
kehidupan sehari-harinya. Jadi meskipun masyarakat di sekitar Paroki Baturetno beragam, akan tetapi keberagaman itu tidak dianggap sebagai perbedaan yang
41
mengancam. Toleransi terhadap umat Katolik sebagai kelompok minoritas cukup baik. Tidak pernah terjadi gangguan terhadap peribadatan Katolik.
Secara politis, peran umat Katolik dalam tata pemerintahan sangat minim terkecuali mereka yang bekerja sebagai PNS bila dibandingkan dengan adanya
keterwakilan orang Katolik baik pada lembaga legislatif maupun di lembaga yudikatif. Faktor mendasar yang melatarbelakangi hal tersebut adalah faktor
minoritas umat Katolik.
b. Kondisi Ekonomi
Mata pencaharian mayoritas penduduk kecamatan ini adalah petani sawah tadah hujan, buruh bangunan, buruh tani, pedagang, wiraswasta, dan
sebagainya. Gambaran jenis mata pencaharian tersebut menggambarkan masyarakat berpenghasilan rendah dengan kondisi ekonomi rumah tangga yang
miskin. Di Wonogiri hampir sebagian besar tanahnya tidak terlalu subur untuk
pertanian, tanah bebatuan dan kering membuat penduduknya lebih banyak merantau, karena mengandalkan hasil pertanian saja masyarakat sekitar Baturetno
tidak bisa mencukupi kebutuhan rumah tangganya, sehingga mencari tambahan penghasilan sebagai buruh ke kota merupakan cara untuk mencukupi kebutuhan
tersebut. Beberapa produk makanan khas Baturetno adalah tempe keripik, sate
kambing, dan gudeg terik, yang dapat dijumpai di sekitar pasar dan terminal bus. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI