Penelitian tentang Pastoral Lingkungan Hidup dan Keterlibatan Umat di

58 Putro, 2015: 46. Dengan menggunakan metode observasi maka kita dapat mengamati secara visual gejala yang ada dan dapat mengimplementasikannya ke dalam catatan. Maka sebelum melakukan wawancara, peneliti akan melakukan observasi terlebih dahulu, selain itu peneliti akan melakukan observasi lanjutan selama wawancara dan setelah wawancara dilakukan.

b. Wawancara

Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu yang dilakukan oleh dua pihak yakni pewawancara dan yang diwawancarai Moleong, 2007: 186. Peneliti menggunakan teknik wawancara karena wawancara memiliki beberapa kelebihan diantaranya pewawancara dapat melakukan kontak langsung dengan yang diwawancarai dan data yang diperoleh bisa lebih mendalam. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan wawancara mendalam yang bertujuan untuk mengumpulkan informasi yang kompleks, yang sebagian besar berisi pendapat, sikap dan pengalaman pribadi.

c. Analisis Dokumen Studi Dokumen

Analisis dokumen merupakan cara pengumpulan data yang dilakukan dengan menganalisis isi dokumen yang berhubungan dengan masalah yang diteliti Eko Putro, 2015: 49-50. Dokumen yang diteliti bisa berupa buku-buku, majalah, peraturan-peraturan, catatan harian, video dan catatan kegiatan. Dokumen- dokumen yang dipelajari dalam penelitian ini berupa data-data orang yang terlibat PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 59 di dalam gerakan menanam air serta kegiatan-kegiatan pastoral lainnya yang berkaitan dengan gerakan “Menanam Air”.

d. Dokumentasi

Dalam penelitian ini juga akan digunakan pengumpulan data dengan dokumentasi dimana peneliti akan merekam wawancara yang akan dilakukan dan akan memotret keadaan yang ada di tempat penelitian. Hal tersebut dilakukan agar peneliti tidak kehilangan informasi yang dibutuhkan.

7. Variabel Penelitian

Berdasarkan judul skripsi yang telah diambil, peneliti akan mengelompokkan variabel yang tercakup di dalam tabel berikut: No Variabel Indikator No Item 1. Kondisi alam Wonogiri  Mampu menjelaskan keadaan alam yang ada di Wonogiri secara umum  Mampu menjelaskan keadaan air di daerah Wonogiri khususnya di daerah Baturetno 1 2 2. Gerakan “Menanam Air”  Mampu menjelaskan latar belakang munculnya gerakan “Menanam Air”  Mampu menjelaskan mengenai gerakan “menanam air”  Mampu menjelaskan fokus gerakan “Menanam Air”  Mampu menjelaskan manfaat dari gerakan ini 4 5 6 7 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 60  Mampu menunjukkan bentuk gerakan ini dan beberapa hasil yang telah didapat 8 3. Faktor pendukung dan penghambat gerakan  Mampu menyebutkan faktor pendukung dan penghambat gerakan  Mampu menemukan permasalahan yang dihadapi selama melakukan gerakan 9 10 4. Arah Pastoral  Mengetahui bentuk pastoral yang digunakan untuk memulai gerakan  Mampu menjelaskan alasan pastoral yang diberikan kepada umat untuk mengajak mereka terlibat dalam gerakan  Mampu menjelaskan bentuk pastoral yang sudah dilakukan untuk menggerakkan umat 11 12 13

8. Teknik Analisis Data

Pengumpulan data yang akan dilakukan oleh peneliti ialah dengan melakukan observasi, wawancara secara mendalam, analisis dokumen dan dokumentasi. Setelah melakukan wawancara, maka akan dibuat transkrip hasil wawancara dengan cara memutar hasil rekaman wawancara. Setelah ditulis dalam bentuk transkrip selanjutnya peneliti akan membacanya dengan cermat dan menarik kesimpulan yang kemudian kesimpulan tersebut dikonsultasikan kepada dosen pembimbing serta melakukan verivikasi di lapangan. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 61 Analisis data menurut Bogdan Bilken Moleong, 2007: 248 adalah upaya yang dilakukan dengan cara bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilah-milah data menjadi satuan yang dapat dikelola, mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang penting dan yang dipelajari serta memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain. Berdasarkan definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa langkah awal dari analisis data adalah mengumpulkan data yang ada, menyusun secara sistematis kemudian mempresentasikan hasil penelitiannya kepada orang lain. Analisis data yang digunakan ialah dengan melakukan identifikasi data yang sesuai dengan fokus masalah yang diteliti. Setelah malakukan identifikasi maka akan dilakukan ketegorisasi dimana peneliti akan memilah-milah data yang memiliki kesamaan dengan variabel yang sudah dibuat di dalam penelitian. Setelah itu peneliti akan melakukan sintesis data atau mencari kaitan antara variabel yang satu dengan variabel yang lain.

C. Laporan Hasil Penelitian “Menanam Air” Sebagai Satu Bentuk Kegiatan

Pastoral Lingkungan Hidup di Paroki Santo Yusup Baturetno Wonogiri Penulis melakukan penelitian dengan wawancara, studi dokumen, dokumentasi dan observasi pada tanggal 11-14 Juli 2016. Keragaman latar belakang dan tugas dari setiap responden membuat penulis mendapatkan keragaman informasi dan data sesuai yang diharapkan terkait dengan variabel yang diteliti. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 62 Wawancara dilakukan di Paroki Santo Yusup Baturetno Wonogiri. Waktu pelaksanaan wawancara sangat bervariasi, tergantung kesediaan dari responden. Dalam bagian ini penulis akan memaparkan hasil penelitian berdasarkan variabel yang diteliti, yang terdiri dari: kondisi alam di Wonogiri, gerakan “menanam air”, faktor pendukung dan penghambat gerakan dan arah pastoralnya.

1. Hasil Penelitian dan Pembahasan

a. Kondisi Alam di Wonogiri

1 Hasil Penelitian Melalui wawancara dengan responden diperoleh pengetahuan mengenai kondisi alam di Wonogiri sebagai berikut: Keadaan alam di daerah Wonogiri bagian selatan merupakan pegunungan yang gersang dan tandus, sumber air kedalamannya rata-rata di bawah 50 meter dan udaranya panas. Pada musim kemarau orang-orang akan kesulitan air dan kadang harus membeli. Struktur tanah yang berbatu membuat sumber air sulit untuk didapatkan. Selain itu Waduk Gajah Mungkur juga mengalami pendangkalan yang menyebabkan air meluap saat musim penghujan sedangkan pada musim kemarau, air susah didapatkan [Lampiran 1: 7, 9]. R2 menyatakan bahwa daerah Wonogiri merupakan daerah yang berbatu dan sumber air di daerah ini sangat dalam. Pernyataan tersebut bisa kita baca pada kutipan di bawah ini: Nama-nama wilayah di di sini terdapat unsur batu, seperti Baturetno, Batuwarno, Watuagung. Hal tersebut menunjukkan kontur tanahnya berbatuan dan yang datar serta produktif hanya ada sedikit [Lampiran 1: 6]. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 63 Menurut R3, keadaan air di daerah Wonogiri yang dekat waduk cukup subur karena air waduk bisa mengairi sawah. Sumber air juga mencukupi untuk kebutuhan hidup warga sekitar hanya saja saat ini debit air menurun bila dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya. Keadaan waduk-waduk kecil seperti waduk Ngancar yang ada di daerah Wonogiri juga mengalami pendangkalan yang cukup parah, sehingga tidak mampu menampung air secara maksimal [Lampiran 1: 14]. R4 mengatakan beberapa sumber air yang ada di desa-desa dapat memenuhi kebutuhan warga sekitar namun sekarang sudah mulai surut kadang terjadi perebutan air yang menyebabkan konflik kecil antar paguyuban desa, selain itu beberapa sumber air sudah tidak mengeluarkan air seperti dulu dan ada sumber air yang mendapat eksploitasi berlebih dengan memasang banyak pipa di dalam sumber air tersebut [Lampiran 1: 16]. R5 dan R6 mengatakan bahwa air tidak terlalu sulit didapatkan dan masih bisa mencukupi kebutuhan hidup sehari- hari, sedangkan daerah mereka cukup subur untuk ditanami sepanjang tahun [Lampiran 1: 18, 22]. R7 menyatakan bahwa dulu sumber air sempat sangat sulit didapatkan karena kedalaman air yang mencapai 75 meter di bawah tanah, ditambah beberapa daerah merupakan daerah batu padas yang sulit bila harus dibor. Saat ini pemerintah desa mulai mengupayakan air bersih dengan mengebor beberapa sumber dan membuat pompa yang dapat mengalirkan air ke rumah- rumah [Lampiran 1: 24]. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan oleh peneliti, didapatkan fakta- fakta yang sesuai dengan yang dipaparkan oleh para responden. Wonogiri di PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 64 bagian selatan, khususnya di kecamatan Giriwoyo sudah mengalami kekeringan karena sumber air tidak mengalir. Daerah itu merupakan daerah yang gersang dan berbatu-batu sehingga sangat sulit mendapatkan air. Di kecamatan Baturetno, orang-orang masih bisa mendapatkan air bersih dan bisa mendapatkannya dengan cukup mudah karena banyaknya sumber-sumber air. Semakin ke arah utara keadaan Wonogiri semakin subur dan banyak lahan pertanian. Struktur tanah di daerah Wonogiri khususnya di daerah Selatan sebagian besar terdiri dari tanah yang berbatu. 2 Pembahasan Hasil penelitian menunjukkan bahwa alam di daerah Wonogiri khususnya yang ada di wilayah selatan merupakan wilayah yang gersang dan tandus, apalagi bila musim kemarau. Bila musim penghujan keadaan disana cukup hijau dan dapat ditanami berbagai macam tanaman dan sebagaian besar dari mereka merupakan petani tadah hujan. Disana juga terdapat beberapa waduk yang mengalami pendangkalan akibat dari erosi dan sedimentasi yang terjadi di sekitar waduk karena gerakan Green Belt dari pemerintah yang kurang berhasil. Sumber- sumber air yang ada di daerah sekitar kecamatan Baturetno juga mengalami pengurangan debit air yang menyebabkan kesulitan mendapatkan air bersih di beberapa tempat, khususnya pada musim kemarau. Menurut buku profil paroki 2013: 25 Baturetno sebagian besar daerahnya tandus, kering dan berbatu meski ada lahan yang bisa ditanami tanaman pangan. Topografi desa adalah perbukitan dengan struktur tanah yang PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 65 didominasi batuan gamping sebagai ciri khasnya. Daerah ini lebih dikenal dengan kawasan batu yang bertanah dan bukan tanah yang berbatu. Dari jawaban yang diberikan oleh responden dapat disimpulkan bahwa mereka mengetahui keadaan di daerah Wonogiri secara garis besar.

b. Gerakan “Menanam Air”

1 Hasil Penelitian Melalui wawancara yang dilakukan dengan reponden didapatkan hasil mengenai gerakan “menanam air” yang dilakukan oleh umat, romo dan masyarakat di sekitar Baturetno. Adapun hasil wawancara yang dipaparkan oleh responden sebagai berikut: R1 mengungkapkan bahwa latar belakang adanya gerakan ini dikarenakan keprihatinan akan keadaan alam khususnya keadaan air yang ada di Wonogiri, sehingga muncul gagasan untuk mengadakan suatu gerakan “menanam air”. Gagasan itu muncul awalnya dari pertemuan yang ada di Klaten yang kebetulan membahas mengenai ekologi. Kemudian diangkat dan dimunculkan pada saat rapat dewan harian bersama dengan ketua wilayah dan lingkungan. Dalam gerakan ini orang-orang diajak untuk menanam tanaman yang dapat mengikat air seperti beringin dan kerabatnya, gayam dan bereh. Gerakan ini bertujuan untuk mengajak umat lebih mencintai alam dan kembali pada alam khususnya dengan menanam pohon yang mampu mengikat sumber air pada sumber-sumber air atau di tempat-tempat yang agak jauh dari pemukiman penduduk. Selain untuk mengahsilkan air, gerakan ini juga bertujuan untuk