Singkatan Teks Kitab Suci Singkatan Lain
3
Kepunahan sumber mata air merupakan sebuah krisis lingkungan hidup yang sangat serius, mengingat manusia tidak bisa hidup tanpa air. Krisis air bersih
melanda sebagian besar negara di dunia seperti negara-negara di Afrika, negara- negara di Timur Tengah, India, Amerika, Cina, bahkan di Indonesia. Krisis air
tersebut terjadi karena adanya pendangkalan sungai, pencemaran, kerusakan hutan sebagai penyimpan air, eksploitasi gunung kapur atau kars secara besar-besaran
dan hilangnya sungai- sungai karena erosi. “Bank Dunia memperkirakan pada
tahun 2025 dua pertiga penduduk dunia kan kesulitan memperoleh air bersih dan air minum” Sonny Keraf, 2010: 49-50.
Kelangkaan air mampu menyebabkan banyak konflik apabila hal tersebut tidak segera dicarikan solusinya. Konflik tersebut bisa terjadi tidak hanya antar
daerah sekitar namun juga antar negara. Indonesia sendiri menghabiskan dana sebesar Rp. 37 trilyun untuk menyediakan air bersih. Minimnya air bersih di
Indonesia juga diperparah dengan adanya pencemaran air yang dapat menurunkan kualitas air hingga ke tingkat yang membahayakan sehingga tidak dapat
digunakan. Nota Pastoral KWI tahun 2013 tentang Keterlibatan Gereja Dalam Melestarikan Keutuhan Ciptaan no 8.6 Nota Pastoral KWI mengungkapkan jika
“Pusat Sarana Pengendalian Dampak Lingkungan mencatat bahwa pada tahun 2011 dari 51 sungai besar di Indonesia, 32 di antaranya tercemar berat. Instalasi
pengolah air limbah baru terdapat di 11 kota di Indonesia dan hanya mampu melayani 2,5 juta jiwa
”. Bencana dan krisis yang terjadi menandakan bahwa bumi kita sedang
menjerit kesakitan karena dosa yang kita timpakan kepadanya. Kita telah PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
menggunakan dan menyalahgunakan kekayaan yang telah diberikan Allah kepada kita dengan semena-mena dan serakah. Ensiklik Laudato Si yang dikeluarkan oleh
Paus Fransiskus mengajak kita untuk mengingat akan ajakan Santo Fransiskus Asisi bahwa kita harus menjaga alam ciptaan karena alam ciptaan bagaikan rumah
kita bersama dan bagaikan saudara dan ibu yang senantiasa mengasuh dan memberi kita berbagai kebutuhan di dalam hidup kita. Kita hendaknya
berterimakasih kepada alam dan lingkungan hidup di sekitar kita, tidak malah merusaknya demi memenuhi hasrat kita semata, karena alam telah menumbuhkan
buah-buahan, beserta bunga dan rerumputan Ensiklik Laudato Si, 2015:1. Salah satu seruan Bapa Paus Fransiskus mengenai bumi yang mengalami kerusakan bisa
kita baca dalam kutipan di bawah ini: Saudari ini sekarang menjerit karena segala kerusakan yang telah kita
timpakan kepadanya, karena tanpa tanggungjawab kita menggunakan dan menyalahgunakan kekayaan yang telah diletakkan Allah di dalamnya.
Kita bahkan berpikir bahwa kitalah pemilik dan penguasanya yang berhak menjarahnya. Kekerasan yang ada dalam hati kita yang terluka
oleh dosa, tercermin dalam gejala-gejala penyakit yang kita lihat pada tanah, air, udara dan pada semua bentuk kehidupan. Oleh karena itu bumi
terbebani dan hancur termasuk kaum miskin yang paling ditinggalkan
dan dilecehkan oleh kita. Ia ”mengeluh dalam rasa sakit bersalin” Rom 8:22. Kita lupa bahwa kita sendiri dibentuk dari debu tanah Kej 2:7;
tubuh kita tersusun dari partikel-partikel bumi, kita menghirup udaranya dan dihidupkan serta disegarkan oleh airnya Ensiklik Laudato Si, 2015:
1.
Jauh sebelum dikeluarkannya Ensiklik Laudato Si, Allah juga mengajak manusia untuk menjaga dan merawat alam ciptaan-Nya bdk. Kej. Kehadiran
Allah di dalam diri Yesus juga menyatakan bahwa kasih-Nya amat besar terhadap manusia dan alam ciptaan-Nya sehingga Ia tidak hanya mencipta namun juga
melindungi dan memelihara. “Allah adalah Kasih bdk. 1 Yoh 4:16 dan kasih itu PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
tidak hanya ditujukan kepada manusia tetapi kepada semua makhluk yang telah Ia ciptakan. Solidaritas dan kepedulian Allah terhadap ciptaan-Nya dalam
peristiwa penjelmaan, menjadi pegangan manusia untuk memperlakukan ciptaan yang lain secara baik. Sehubungan dengan hal itu, manusia harus melepaskan diri
dari berbagai kelekatan seperti kekayaan dan kekuasaan bdk. Mat 6:19-21, yang sering dicapai dengan mengorbankan sesamanya atau makhluk ciptaan Tuhan
yang lain” Nota Pastoral KWI, 2012: no 11. Melihat keprihatinan yang terjadi pada alam sekitar, sudah ada beberapa
Gereja yang telah melakukan berbagai gerakan bagi kelestarian lingkungan hidup. Ditambah saat ini sudah muncul berbagai macam ajakan dari Gereja seperti
adanya Nota Pastoral KWI, Arah Dasar KAS tahun 2011-2015 yang salah satu pilarnya berisikan tentang lingkungan hidup, serta seruan Bapa Paus Fransiskus
yang mengeluarkan Ensiklik Laudato Si. Salah satu paroki yang mengupayakan gerakan untuk lingkungan hidup
ialah Paroki Santo Yusup Baturetno Wonogiri. Paroki Santo Yusup Baturetno Wonogiri merupakan salah satu paroki yang ada di Keuskupan Agung Semarang
KAS dan terletak di wilayah selatan Kabupaten Wonogiri. Keadaan alam di wilayah paroki ini merupakan bukit-bukit berbatu yang sangat tandus pada saat
kemarau, sedangkan pada musim penghujan terdapat cukup air untuk bercocok tanam. Daerah Wonogiri akan terasa hijau saat musim penghujan karena banyak
orang yang akan menanam padi, namun pada saat musim kemarau datang beberapa daerah di Wonogiri mengalami krisis air bersih sehingga air yang ada di
sana tidak mampu mencukupi kebutuhan warga. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI