Perangkat Framing Zhondang Pan dan Gerald M. Kosicki

Di sini tampak ada dua konsepsi yang agak berlainan mengenai framing. Di satu sisi framing dipahami sebagai struktur internal dalam alam pikiran seseorang, di sisi lain framing dipahami sebagai perangkat yang melekat dalam wacana sosial dan politik. Pan dan Kosicki membuat suatu model yang mengintegrasikan secara bersama-sama konsepsi psikologis yang melihat frame semata-mata sebagai persoalan internal pikiran dengan konsepsi sosiologis yang lebih tertarik melihat frame dari sisi bagaimana lingkungan sosial dikonstruksi seseorang. Framing lalu dimaknai sebagai suatu strategi atau cara wartawan dalam mengkonstruksi dan memproses peristiwa untuk disajikan kepada khalayak. Dalam mengkonstruksi suatu realitas, wartawan tidak hanya menggunakan konsepsi yang ada dalam pikirannya semata. Pertama, proses konstruksi itu juga melibatkan nilai sosial yang melekat dalam diri wartawan. Kedua, ketika menulis dan mengkonstruksi berita wartawan bukanlah berhadapan dengan publik yang kosong. Ketiga, proses konstruksi itu juga ditentukan oleh proses produksi yang selalu melibatkan standar kerja, profesi jurnalistik, dan standar profesional dari wartawan Eriyanto, 2005:252-254.

2.7 Perangkat Framing Zhondang Pan dan Gerald M. Kosicki

Dalam pendekatannya, Pan dan Kosicki membagi perangkat framing ke dalam empat struktur besar. Pertama, struktur sintaksis, yang berhubungan dengan bagaimana wartawan menyusun peristiwa, pernyataan, opini, kutipan, pengamatan atas peristiwa ke dalam bentuk susunan umum berita. Kedua, struktur skrip, adalah bagaimana cara wartawan mengisahkan fakta. Ketiga, struktur tematik, adalah bagaimana cara wartawan menulis fakta. Keempat, struktur retoris, adalah bagaimana cara wartawan menekankan fakta. Penjelasan perangkat framing yang dibagi dalam empat struktur besar: 1. Sintaksis Dalam pengertian umum, sintaksis adalah susunan kata atau frase dalam kalimat. Dalam wacana berita, sintaksis menunjuk pada pengertian susunan dari bagian berita headline, lead, latar informasi, sumber, penutup dalam satu kesatuan teks berita secara keseluruhan. Bagian itu tersusun dalam bentuk yang tetap dan teratur sehingga membentuk skema yang menjadi pedoman bagaimana fakta hendak disusun. Bentuk sintaksis yang paling populer adalah struktur piramida terbalik, dengan bagian yang diatas ditampilkan lebih penting dibandingkan dengan bagian bawahnya. Elemen sintaksis memberi petunjuk yang berguna tentang bagaimana wartawan memaknai peristiwa dan hendak kemana berita tersebut akan dibawa. a. Headline Merupakan aspek sintaksis dari wacana berita dengan tingkat kemenonjolan yang tinggi yang menunjukkan kecenderungan berita. Headline mempunyai fungsi framing yang kuat. Headline digunakan untuk menunjukkan bagaimana wartawan mengkonstruksi suatu isu, seringkali dengan menekankan makna tertentu lewat pemakaian tanda tanya untuk menunjukkan sebuah perubahan dan tanda kutip untuk menunjukkan adanya jarak perbedaan. b. Lead Lead adalah perangkat sintaksis yang sering digunakan. Lead yang baik umumnya memberikan sudut pandang dari berita, menunjukkan perspektif tertentu dari peristiwa yang diberitakan. c. Latar Latar merupakan bagian berita yang dapat mempengaruhi makna yang ingin ditampilkan wartawan. Seorang wartawan ketika menulis berita biasanya mengemukakan latar belakang atas peristiwa yang ditulis. Latar yang dipilih menentukan ke arah mana pandangan khalayak hendak dibawa. d. Pengutipan Sumber Berita Bagian ini dalam penulisan berita dimaksudkan untuk membangun objektivitas, prinsip keseimbangan dan tidak memihak. Pengutipan sumber ini menjadi perangkat framing atas tiga hal. Pertama, mengklaim validitas atau kebenaran dari pernyataan yang dibuat dengan mendasarkan diri pada klaim otoritas akademik. Kedua, menghubungkan poin tertentu dari pandangannya kepada pejabat yang berwenang. Ketiga, mengecilkan pendapat atau pandangan tertentu yang dihubungkan dengan kutipan atau pandangan mayoritas sehingga pandangan tersebut tampak sebagai menyimpang Eriyanto, 2005:257-259. 2. Skrip Laporan berita sering disusun sebagai suatu cerita. Menulis berita dapat disamakan, dalam taraf tertentu, dengan seorang yang menulis novel atau kisah fiksi lain. Perbedaannya bukan terletak pada cara bercerita, melainkan fakta yang dihadapi. Bentuk umum dari struktur skrip ini adalah pola 5W + 1H who, what, when, where, why, dan how Eriyanto, 2005:260. Who : Siapa yang terlibat dalam peristiwa ? What : Apa yang terjadi ? When : Kapan peristiwa itu terjadi ? Where : Dimana peristiwa itu terjadi ? Why : Mengapa peristiwa itu terjadi ? How : Bagaimana peristiwa itu terjadi ? 3. Tematik Struktur tematik dapat diamati dari bagaimana peristiwa itu diungkapkan atau dibuat oleh wartawan. Struktur tematik berhubungan dengan bagaimana fakta itu ditulis. Bagaimana kalimat yang dipakai, bagaimana menempatkan dan menulis sumber ke dalam teks berita secara keseluruhan Eriyanto, 2005:262. Ada beberapa elemen dari perangkat tematik : a. Koherensi Merupakan pertalian atau jalinan antarkata, proposisi atau kalimat. Dua buah kalimat atau proposisi yang menggambarkan fakta yang berbeda dapat dihubungkan dengan menggunakan koherensi. Sehingga fakta yang tidak berhubungan sekalipun dapat menjadi berhubungan ketika seseorang menghubungkannya. Ada tiga macam koherensi. Pertama, koherensi sebab-akibat. Kedua, koherensi penjelas. Ketiga, koherensi pembeda Eriyanto, 2005:263. b. Detail Elemen detail merupakan strategi bagaimana media mengekspresikan sikapnya dengan cara yang implisit. Sikap atau wacana dikembangkan oleh media kadangkala tidak perlu disampaikan secara terbuka, tetapi dari detail bagaimana yang dikembangkan dan mana yang diberitakan dengan detail yang besar, akan menggambarkan bagaimana wacana yang dikembangkan oleh media Eriyanto, 2001:238. c. Maksud Dalam konteks media, elemen maksud menunjukkan bagaimana secara implisit dan tersembunyi media menggunakan praktek bahasa tertentu untuk menonjolkan basis kebenarannya dan secara implisit pula menyingkirkan versi kebenaran yang lain Eriyanto, 2001:241. d. Bentuk Kalimat Bentuk kalimat ini berhubungan dengan cara berfikir yang logis atau kausalitas, logika kausalitas ini kalau diterjemahkan ke dalam bahasa menjadi susunan subyek yang menerangkan dan predikat yang diterangkan. Bentuk kalimat ini bukan hanya persoalan teknis kebenaran tata bahasa, tetapi menentukan makna yang dibentuk oleh susunan kalimat Sobur, 2002:81. e. Kata Ganti Kata ganti merupakan elemen untuk memanipulasi bahasa dengan menciptakan suatu komunitas imajinatif. Kata ganti ini timbul untuk menghindari pengulangan kata yang disebut antaseden dalam kalimat berikutnya untuk menunjukkan dimana posisi seseorang dalam suatu wacana Sobur,2002:81-82. f. Nominalisasi Nominalisasi dapat memberi sugesti kepada khalayak adanya generalisasi. Cara pandang memandang suatu obyek sebagai suatu yang tunggal atau sebagai kelompok Sobur, 2002:81. 4. Retoris Struktur retoris dari wacana berita menggambarkan pilihan gaya atau kata yang dipilih oleh wartawan untuk menekankan arti yang ingin ditonjolkan oleh wartawan. Wartawan menggunakan perangkat retoris untuk membuat citra, meningkatkan kemenonjolan pada sisi tertentu dan meningkatkan gambaran yang diinginkan dari suatu berita. Ada beberapa elemen retoris yang dipakai oleh wartawan : a. Leksikon Merupakan pemilihan dan pemakaian kata-kata tertentu untuk menandai atau menggambarkan peristiwa. b. Grafis Dalam wacana, grafis ini biasanya muncul lewat bagian tulisan yang dibuat lain dibandingkan tulisan lain. Pemakaian huruf tebal, huruf miring, pemakaian garis bawah, huruf yang dibuat dengan ukuran lebih besar. Termasuk di dalamnya adalah pemakaian caption, raster, gambar, tabel untuk mendukung arti penting suatu pesan Eriyanto, 2005:264-266. c. Metafora Metafora merupakan ornamen atau bumbu dari suatu teks, tetapi pada pemakaian tertentu boleh jadi menjadi petunjuk utama atau untuk mengerti makna suatu teks. Metafora tertentu dipakai oleh komunikator secara strategis sebagai landasan berfikir, alasan pembenar atas pendapat atau gagasan Sobur, 2002:84. Metafora bukan sekedar perangkat diskursif, persuasif retoris dan cara mengekspresikan piranti mental, melainkan asosiasi dari asumsi dan penilaian Siahaan, 2001:85. Gambar 2. Teknik Framing Zhondang Pan dan Gerald M. Kosicki PERANGKAT FRAMING UNIT YANG DIAMATI STRUKTUR SINTAKSIS 1. Skema Berita 2. Kelengkapan Berita SKRIP Cara wartawan menyusun fakta Cara wartawan mengisahkan fakta 3. Detail 4. Koherensi 5. Bentuk kalimat 6. Kata ganti TEMATIK Cara wartawan menulis berita 7. Leksikon 8. Grafis 9. Metafora RETORIS Cara wartawan menekankan berita Headline, lead, latar informasi, kutipan sumber, pernyataan, penutup 5W + 1H Paragraf, proposisi kalimat, hubungan antar kalimat Kata, idiom, gambarfoto, grafik Sumber : Eriyanto, 2005:25

2.8 Kerangka Berfikir

Dokumen yang terkait

Implikatur Dalam Wacana Kampanye Politik Pemilihan Calon Walikota Dan Wakil Walikota Medan Periode 2010 – 2015

2 32 91

Rekrutmen Calon Kepala Daerah: Studi Terhadap Rekrutmen Calon Walikota Dan Wakil Walikota Dari Partai Demokrat Dalam Rangka Pemilihan Kepala Daerah Kota Medan Tahun 2010

3 57 72

Pembingkaian Berita Isu Reshuffle Kabinet (Studi Analisis Framing Berita Isu Reshuffle Kabinet di Surat Kabar Jawa Pos dan Kompas).

0 0 102

PEMBINGKAIAN BERITA KISRUH PILKADA DI MOJOKERTO PADA SURAT KABAR KOMPAS DAN JAWA POS EDISI, 22 -23 MEI 2010. ( STUDI ANALISIS FRAMING KISRUH PILKADA DI MOJOKERTO PADA SURAT KABAR KOMPAS DAN JAWA POS EDISI 22-23 MEI 2010).

0 1 79

PEMBINGKAIAN BERITA TERPILIHNYA DARMIN SEBAGAI GUBERNUR BANK INDONESIA PERIODE 2010-2014 (Studi Analisis Framing Tentang Berita Terpilihnya Darmin sebagai Gubernur Bank Indonesia periode 2010- 2014 pada Surat Kabar Harian Kompas dan Jawa Pos edisi 22 s.d

0 0 91

Pembingkaian Berita Putusan Mahkamah Konstitusi Untuk Coblos Ulang Pilkada Surabaya (Studi Analisis Framing Tentang Berita Putusan Mahkamah Konstitusi Untuk Coblos Ulang Pilkada Surabaya Pada Surat Kabar Jawa Pos dan Surya edisi 1 s.d 6 Juli 2010.

0 0 118

PEMBINGKAIAN BERITA KISRUH PILKADA DI MOJOKERTO PADA SURAT KABAR KOMPAS DAN JAWA POS EDISI, 22 -23 MEI 2010. ( STUDI ANALISIS FRAMING KISRUH PILKADA DI MOJOKERTO PADA SURAT KABAR KOMPAS DAN JAWA POS EDISI 22-23 MEI 2010).

0 0 22

Pembingkaian Berita Isu Reshuffle Kabinet (Studi Analisis Framing Berita Isu Reshuffle Kabinet di Surat Kabar Jawa Pos dan Kompas)

0 0 17

PEMBINGKAIAN BERITA PEMILIHAN ULANG CALON WALIKOTA SURABAYA 2010 (Studi Analisis Framing Pembingkaian Berita Pemilihan Ulang Calon Walikota 2010 pada Surat Kabar Jawa Pos dan Surabaya Post Periode 1 Agustus - 3 Agustus 2010)

0 0 33

Pembingkaian Berita Putusan Mahkamah Konstitusi Untuk Coblos Ulang Pilkada Surabaya (Studi Analisis Framing Tentang Berita Putusan Mahkamah Konstitusi Untuk Coblos Ulang Pilkada Surabaya Pada Surat Kabar Jawa Pos dan Surya edisi 1 s.d 6 Juli 2010

0 1 21