Surat Kabar Sebagai Media Massa Berita dan Konstruksi Realitas

BAB II KAJIAN PUSTAKA

2.1 Surat Kabar Sebagai Media Massa

Media massa, seperti halnya pesan lisan dan isyarat, sudah menjadi bagian tak terpisahkan dari komunitas manusia. Pada hakikatnya, media adalah perpanjangan lidah dan tangan yang berjasa meningkatkan kapasitas manusia untuk mengembangkan struktur sosialnya Rivers, 2003:27. Media massa merupakan lokasi forum yang semakin berperan untuk menampilkan peristiwa-peristiwa kehidupan masyarakat, baik yang bertaraf nasional maupun internasional McQuail, 1994:3. McQuail juga menyatakan bahwa media massa merupakan filter yang menyaring sebagian pengalaman dan menyoroti pengalaman lainnya dan sekaligus kendala yang menghalangi kebenaran Littlejohn dalam Eriyanto, 2005:xii. Oleh sebab itu, media massa berperan penting dalam melakukan kontrol sosial terhadap masyarakat. Sebagai media yang diperjualbelikan pertama kali, surat kabar dibuat di Amerika, ketika seorang tukang becak berkebangsaan Inggris, Benyamin Harris, hijrah ke Amerika tahun 1960 Djuroto, 2002:5. Surat kabar pada masa awal ditandai oleh : wujud yang tetap, bersifat komersial dijual secara bebas, bertujuan banyak memberi informasi, mencatat, menyajikan adpertensi, hiburan, dan desas-desus, bersifat umum dan terbuka McQuail, 1994:2. Surat kabar disebutkan sebagai sebutan bagi penerbit pers yang masuk dalam media massa cetak, yaitu berupa lembaran berisi berita-berita, karangan-karangan, dan iklan yang diterbitkan secara berkala: bisa harian, mingguan, bulanan, dan diedarkan secara umum Junaedhi, 1991:257.

2.2 Berita dan Konstruksi Realitas

Hasil proses penelusuran dan pengolahan fakta dituangkan dalam berita. Berita sendiri merupakan rekonstruksi fakta sosial yang diceritakan sebagai fakta wacana media Siahaan, 2001:74. Sumandiria menyatakan bahwa berita adalah laporan tercepat mengenai fakta atau ide terbaru yang benar, menarik, dan atau penting bagi sebagian besar khalayak, melalui media berkala Sumandiria, 2005:65. Wartawan bisa jadi mempunyai pandangan dan konsepsi yang berbeda ketika melihat suatu peristiwa, dan itu dapat dilihat bagaimana mereka mengkonstruksi peristiwa itu, yang diwujudkan dalam teks berita. Berita dalam pandangan konstruksi sosial, bukan merupakan peristiwa atau fakta dalam arti yang riil Eriyanto, 2005:17. Berita yang muncul dalam benak manusia itu bukan suatu peristiwa, ia adalah sesuatu yang diserap setelah peristiwa. Ia tidak identik dengan peristiwa, melainkan sebuah upaya untuk merekonstruksi kerangka inti peristiwa tersebut, inti yang disesuaikan dengan kerangka acuan yang dipertimbangkan agar peristiwa itu memiliki arti bagi pembaca Sobur, 2002:v. Dalam penjelasan ontologi paradigma konstruktivis, realitas merupakan konstruksi sosial yang diciptakan oleh individu. Namun demikian kebenaran suatu realitas sosial bersifat nisbi, yang berlaku sesuai konteks spesifik yang dinilai relevan oleh pelaku sosial Hidayat dalam Bungin, 2004:3. Pada kenyataannya, realitas sosial tidak berdiri sendiri tanpa kehadiran individu baik di dalam maupun di luar realitas tersebut Bungin, 2004:5. Maka media yang membentuk dan menyampaikan fakta dari peristiwa dapat disebut agen konstruksi realitas. Berger dan Luckmann 1990:1 menjelaskan realitas sosial dengan memisahkan pemahaman “kenyataan” dan “pengetahuan”. Realitas diartikan sebagai kualitas yang terdapat di dalam berbagai realitas, yang diakui memiliki keberadaan being yang tidak tergantung kepada kehendak kita. Sedangkan pengetahuan didefinisikan sebagai kepastian bahwa realitas itu nyata real dan memiliki karakteristik yang spesifik. Menurut Berger dan Luckmann 1990:xx, Nugroho 1999:123. Pengetahuan masyarakat yang dimaksud adalah realitas sosial masyarakat. Realitas sosial tersebut adalah pengetahuan yang bersifat keseharian yang hidup dan berkembang di masyarakat seperti konsep, kesadaran umum, wacana publik, sebagai hasil dari konstruksi sosial. Realitas sosial dikonstruksi melalui proses eksternalisasi, objektivasi, dan internalisasi Bungin, 2004:5-6. Realitas hadir karena dihadirkan oleh konsep subjektif wartawan. Realitas tercipta lewat konstruksi, sudut pandang tertentu dari wartawan. Di sini, tidak ada realitas yang bersifat objektif, karena realitas itu tercipta lewat konstruksi dan pandangan tertentu Eriyanto, 2005:19. Karena fakta itu diproduksi dan ditampilkan secara simbolik, maka realitas itu tergantung pada bagaimana ia dilihat dan bagaimana fakta tersebut dikonstruksi. Fakta yang sama bisa menghasilkan fakta yang berbeda-beda ketika ia dilihat dan dipahami dengan cara yang berbeda Eriyanto, 2005:21. Menurut Fishman, ada dua kecenderungan studi bagaimana proses produksi berita dilihat. Pandangan pertama sering disebut sebagai pandangan seleksi berita selectivity news. Seleksi ini dari wartawan di lapangan yang akan memilih mana yang penting dan mana yang tidak. Setelah berita itu masuk ke tangan redaktur, akan diseleksi lagi dan disunting dengan menekankan bagian mana yang perlu dikurangi dan bagian mana yang perlu ditambah, seolah-olah ada realitas yang benar-benar riil yang ada di luar diri wartawan. Realitas yang riil itulah yang akan diseleksi oleh wartawan untuk kemudian dibentuk dalam sebuah berita. Pendekatan kedua adalah pendekatan pembentukan berita creation of news. Dalam perspektif ini, peristiwa itu bukan diseleksi, melainkan sebaliknya, dibentuk. Wartawan-lah yang membentuk peristiwa, mana yang disebut peristiwa dan mana yang tidak. Peristiwa dan realitas bukanlah diseleksi, melainkan dikreasi oleh wartawan Eriyanto, 2005:100-101.

2.3 Ideologi Pada Media Massa

Dokumen yang terkait

Implikatur Dalam Wacana Kampanye Politik Pemilihan Calon Walikota Dan Wakil Walikota Medan Periode 2010 – 2015

2 32 91

Rekrutmen Calon Kepala Daerah: Studi Terhadap Rekrutmen Calon Walikota Dan Wakil Walikota Dari Partai Demokrat Dalam Rangka Pemilihan Kepala Daerah Kota Medan Tahun 2010

3 57 72

Pembingkaian Berita Isu Reshuffle Kabinet (Studi Analisis Framing Berita Isu Reshuffle Kabinet di Surat Kabar Jawa Pos dan Kompas).

0 0 102

PEMBINGKAIAN BERITA KISRUH PILKADA DI MOJOKERTO PADA SURAT KABAR KOMPAS DAN JAWA POS EDISI, 22 -23 MEI 2010. ( STUDI ANALISIS FRAMING KISRUH PILKADA DI MOJOKERTO PADA SURAT KABAR KOMPAS DAN JAWA POS EDISI 22-23 MEI 2010).

0 1 79

PEMBINGKAIAN BERITA TERPILIHNYA DARMIN SEBAGAI GUBERNUR BANK INDONESIA PERIODE 2010-2014 (Studi Analisis Framing Tentang Berita Terpilihnya Darmin sebagai Gubernur Bank Indonesia periode 2010- 2014 pada Surat Kabar Harian Kompas dan Jawa Pos edisi 22 s.d

0 0 91

Pembingkaian Berita Putusan Mahkamah Konstitusi Untuk Coblos Ulang Pilkada Surabaya (Studi Analisis Framing Tentang Berita Putusan Mahkamah Konstitusi Untuk Coblos Ulang Pilkada Surabaya Pada Surat Kabar Jawa Pos dan Surya edisi 1 s.d 6 Juli 2010.

0 0 118

PEMBINGKAIAN BERITA KISRUH PILKADA DI MOJOKERTO PADA SURAT KABAR KOMPAS DAN JAWA POS EDISI, 22 -23 MEI 2010. ( STUDI ANALISIS FRAMING KISRUH PILKADA DI MOJOKERTO PADA SURAT KABAR KOMPAS DAN JAWA POS EDISI 22-23 MEI 2010).

0 0 22

Pembingkaian Berita Isu Reshuffle Kabinet (Studi Analisis Framing Berita Isu Reshuffle Kabinet di Surat Kabar Jawa Pos dan Kompas)

0 0 17

PEMBINGKAIAN BERITA PEMILIHAN ULANG CALON WALIKOTA SURABAYA 2010 (Studi Analisis Framing Pembingkaian Berita Pemilihan Ulang Calon Walikota 2010 pada Surat Kabar Jawa Pos dan Surabaya Post Periode 1 Agustus - 3 Agustus 2010)

0 0 33

Pembingkaian Berita Putusan Mahkamah Konstitusi Untuk Coblos Ulang Pilkada Surabaya (Studi Analisis Framing Tentang Berita Putusan Mahkamah Konstitusi Untuk Coblos Ulang Pilkada Surabaya Pada Surat Kabar Jawa Pos dan Surya edisi 1 s.d 6 Juli 2010

0 1 21