BAB II KAJIAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teori
2.1.1 Konsep Iklan
Dalam konsep bahasa yang sederhana, ‘iklan’ memiliki arti ‘menarik perhatian kepada sesuatu’ atau menunjukkan atau memberi informasi kepada
seseorang atas suatu hal Dyer, 1996:2. Dyer juga menambahkan bahwa pada awalnya fungsi utama dari sebuah iklan adalah untuk memperkenalkan berbagai
variasi barang kepada publik sehingga mendukung terciptanya perekonomian bebas. Istilah iklan sendiri berasal dari bahasa inggris yaitu Advertising yang
menunjukkan suatu proses atau kegiatan komunikasi yang melibatkan pihak-pihak sponsor pemasang iklan atau advertiser, media massa, atau agen periklanan
biro iklan. Ciri utama dari kegiatan tersebut adalah kegiatan pembayaran yang dilakukan para pemasang iklan melalui biro iklan atau langsung kepada media
massa terkait atas dimuatnya atau disiarkannya penawaran barang dan jasa yang dihasilkan si pemasang iklan tersebut Aaker dalam rendra, 2007:7. Namun
seiring dengan perkembangan jaman, dunia periklanan telah menjadi semakin jauh terlibat dalam manipulasi nilai-nilai sosial dan perilaku, menampilkan wajah
komersialisasi secara dominan dengan menghadirkan beragam acara serta menggiring khalayak kepada pengiklan dan pada akhirnya semakin tidak
berkaitan langsung dengan esensi komunikasi dalam hal ini, media massa mengenai informasi tentang barang dan jasa dan pada akhirnya menjadikan media
sebagai bagian dari sistem kapitalisme global. Esensi iklan dalam studi media massa mengandung tiga pemikiran, yaitu :
1. iklan menyediakan dukungan finansial bagi media. 2. iklan benar-benar dipertimbangkan oleh industri itu sendiri.
3. iklan dapat menembus kebudayaan kita dan merupakan media diantara khalayak serta membangun citra diri dan citra masyarakat Eldon
Hiebert, 1990 : 178.
2.1.2 Periklanan Sebagai
Bentuk Komunikasi Massa
Periklanan adalah suatu cara untuk menciptakan kesadaran dan pilihan. Iklan ada karena ia memiliki fungsi. Dilihat sebagai alat, iklan dapat digunakan
untuk mencapai berbagai tujuan, ia bergantung pada kemana komunikator hendak mengarahkan pesannya Widyatama,2005:144.
Iklan memiliki beberapa tujuan yaitu tujuan jangka pendek yang artinya iklan diharapkan mampu memberikan dampak segera setelah iklan disampaikan di
tengah masyarakat. Berbeda dengan tujuan jangka pendek iklan juga memiliki tujuan jangka panjang yaitu, dampak yang baru dapat dipetik dalam kurun waktu
yang lama setelah iklan diluncurkan. Iklan tidak sekedar menjual barang; ia juga menginformasikan, membujuk, menawarkan status, membangun citra, dan bahkan
menjual mimpi. Pendeknya, iklan merekayasa kebutuhan dan dan menciptakan ketergantungan psikologis Hamelink, 1983:16. Karena sifatnya yang persuasif,
iklan menurut Tilman dan Kirk Patrick merupakan komunikasi massa yang menawarkan janji kepada konsumen.
Melalui pesan yang informatif sekaligus persuasif mereka menjanjikan : 1 adanya barang dan jasa yang dapat memenuhi kebutuhan.
2 tempat memperolehnya, 3 kualitas dari barang dan jasa Tilman Kirk Patrick, 1972 : 174.
Menurut Alo Liliweri 1998, iklan mempunyai fungsi yang sangat luas. Fungsi-fungsi tersebut meliputi, fungsi pemasaran, fungsi komunikasi, fungsi
pendidikan, fungsi ekonomi dan fungsi sosial. Fungsi pemasaran adalah fungsi iklan yang diharapkan untuk membantu
pemasaran atau menjual produk. Artinya, iklan digunakan untuk mempengaruhi khalayak untuk membeli dan mengkonsumsi produk. Yang kedua adalah fungsi
komunikasi artinya, bahwa iklan sebenarnya merupakan sebentuk pesan dari komunikator kepada khalayaknya. Fungsi yang ketiga menurut Liliweri adalah
fungsi pendidikan. Fungsi ini mengandung makna bahwa iklan merupakan alat yang dapat membantu mendidikan khalayak mengenai sesuatu agar mengetahui
dan mampu melakukan sesuatu. Fungsi keempat dari iklan adalah fungsi ekonomi, yang artinya iklan mampu menjadi penggerak agar kegiatan ekonomi tetap dapat
berjalan. Yang terakhir adalah fungsi sosial. Dalam fungsi ini iklan ternyata telah mampu menghasilkan dampak sosial psikologis yang cukup besar, iklan
membawa berbagai pengaruh dalam masyarakat, misalnya munculnya budaya konsumerisme, menciptakan status sosial baru, menciptakan budaya pop dan
sebagainya. Karena iklan ditujukan untuk khalayak ramai, maka dengan demikian iklan bukan merupakan komunikasi interpersonal melainkan non personal. Oleh
karena itu, tepat rasanya bila komunikasi semacam ini digolongkan dalam bentuk
komunikasi massa. Iklan memang menonjolkan sifat persuasifnya, yakni bagaimana seorang individu berubah sikap sebagai hasil transaksi dengan pihak
lain. Satu definisi mengenai persuasi dapat kita temukan dalam buku Dedy Djamaluddin Malik 1993 :5. “Persuasi diartikan sebagai usaha sadar untuk
mengubah sikap, nilai atau perilaku dari individu atau kelompok lain melalui pesan.” sumber : Djamaluddin Malik, Dedy dan Yosal Iriantara, Komunikasi
Persuasif, Bandung : Remaja Rosdakarya, 1993
2.1.3 Iklan Televisi TVCTelevision Commercial