suara merupakan aspek kenyataan hidup. Suara yang keras, menghentak, lemah, memiliki makna yang berbeda-beda. Setiap suara mengekspresikan sesuatu yang
unik Sumarno, 1996:71. Diasumsikan pembuatan iklan televisi sama dengan pembuatan sebuah film cerita. Menurut John Fiske, analisis pada iklan AXIS versi
‘Budi Handuk dalam persidangan ngaku-ngaku murah’ dapat dibagi menjadi tiga level, yaitu :
1. Level Realitas
Pada level ini realitas dapat berupa penampilan, pakaian dan make-up yang digunakan oleh pemain, lingkungan perilaku, ucapan, gerak
tubuh gesture, ekspresi, suara dan sebagainya yang dipahami sebagai kode budaya yang ditangkap secara elektronik melalui kode-kode
teknis.
2. Level Representasi
Meliputi kerja kamera, pencahayaan, editing, music dan suara, yang ditransmisikan sebagai kode-kode representasi yang bersifat
konvensional. Bentuk-bentuk representasi dapat berupa cerita, konflik, karakter, action, dialog, setting, casting, dan sebagainya.
Level representasi meliputi :
a Teknik Kamera : jarak dan sudut pengambilan.
Ada lima jenis shot gambar yang paling dasar yaitu meliputi :
1. Long Shot LS yaitu shot gambar yang jika objeknya adalah
manusia maka dapat diukur antara lutut kaki hingga sedikit ruang di atas kepala. Dari jenis shot ini dapat dikembangkan
lagi yaitu Extreme Long Shot LES, mulai dari sedikit ruang dibawah kaki hingga ruang tertentu di atas kepala. Long Shot
ini menggambarkan dan memberikan informasi kepada penonton mengenai penampilan tokoh termasuk bahasa tubuh,
mulai dari ujung rambut sampai dengan ujung kaki yang kemudian mengarah pada karakter serta situasi dan kondisi
yang sedang terjadi pada adegan itu.
2. Medium Shot MS, yaitu shot gambar yang jika objeknya
adalah manusia, maka dapat diukur sebatas dada hingga sedikit ruang diatas kepala. Dari medium shot dapat dikembangkan
lagi, yaitu Wide Medium Shot WMS, gambar medium shot tapi agak melebar kesamping kanan kiri. Pengambilan gambar
Medium shot menggambarkan dan memberikan informasi kepada penonton tentang ekspresi dan karakter, secara lebih
dekat dibandingkan long shot.
3. Close-Up CU, yaitu shot gambar yang jika objeknya adalah
manusia, maka diukur dari bahu hingga sedikit ruang di atas kepala. Pengambilan gambar close-up menggambarkan dan
memberikan informasi kepada penonton tentang penguatan ekspresi dan dialog penting untuk lebih diperhatikan penonton.
4. Extreme Close-Up, menggambarkan secara details ekspresi