27
Sebagi pusat multimedia, bangunan ini telah melakukan berbagai macam proses multimedia, mulai dari proses produksi sampai pada proses penyampaian
informasi yang dimaksud. Untuk itu dengan melihat dari teori yang dikemukakan oleh Daryanto 2005 bahwa pusat multimedia merupakan banyak media yang berada
di bawah kendali computer dan sebuah komputer dapat melakukan suatu manipulasi pada data text dan gambar yang diubah menjadi data multimedia sehingga menjadi
komputer yang berbasis Multimedia. Multimedia dalam hal ini sangat erat kaitannya dengan teknologi informasi yang digunakan untuk mengolah data, termasuk
memproses, mendapatkan, menyusun, menyimpan, memanipulasi data dalam berbagai cara untuk menghasilkan informasi yang berkualitas, yaitu informasi yang
relevan, akurat dan tepat waktu. Sebagi sebuah pusat informasi dan untuk mencapai tujuan tersebut, maka Multimedia Center, Hamburg, sudah cukup memperhatikan
fungsi dari pusat multimedia itu sendiri. Berikut merupakan fasilitas ruang pada Multimedia Center di Hamburg :
A. Fasilitas Studio Video
B. Fasilitas Studio Audio
C. Penyelesaian Lantai Studio
D. Penyelesaian Ketinggian Plafon
E. Pencahayaan Studio
F. Pengkondisian Udara dalam Studio
G. Fasilitas Administrasi dan Pengolahan Hasil
H. Studio Grafis dan Seni
2. Graha Wonokoyo
Gedung perkantoran yang terletak tepat di persimpangan jalan raya Darmo dan Taman Bungkul ini merupakan studi kasus bangunan fungsi
perdagangan yang bertema Green Architectur, didesain dengan prinsip hemat energi. Pemilik berharap desain hemat energi bisa menciptakan
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
28
efisiensi operasional bangunan dalam jangka panjang. Konsep hemat energy ini mengacu pada teori literature dari Priatman,
yang mengungkapkan bahwa Green architecture adalah arsitektur yang berwawasan lingkungan dan berlandaskan kepedulian tentang konservasi
lingkungan global alami dengan penekanan pada efisiensi energi energy- efficient, pola berkelanjutan sustainable dan pendekatan holistik holistic
approach Priatman, 2002.
Gambar 2.7. Graha Wonokoyo
Berikut ini merupakan pendekatan konsep arsitektur hijau yang dicapai dari bangunan ini.
1. Penyelesaian terhadap iklim
Kenyamanan pengguna, misalnya, benar-benar diperhatikan dengan menciptakan bukaan-bukaan yang tinggi. Masuknya cahaya matahari ke
dalam gedung membuat penerangan di siang hari tidak diperlukan. Begitu pula dengan udara luar yang dapat diakses pengguna melalui jendela-jendela
yang dapat dibuka.
2. Konektifitas terhadap komunitas lingkungan
Lokasi bangunan yang berada di daerah strategis juga memudahkan pengguna sekaligus orang umum untuk mencapai gedung dengan transportasi
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
29
publik. Bangunan-bangunan pelayanan publik dan komersial lain juga mudah dijangkau dari sini.
3. Efisiensi energi
Penghematan energi merupakan upaya yang menjadi prioritas dalam mewujudkan nilai keberlanjutan pada bangunan Graha Wonokoyo. Usaha
yang memberikan dampak signifikan adalah pengaplikasian teknologi penghawaan buatan yang dapat mengurangi konsumsi energi.
4. Efisiensi penggunaan air