4.2. LirikLagu “Andai Aku Gayus Tambunan” menurut Teori Tanda
Saussure
Saussure mendefinisikan bahwa bahasa sebagai suatu sistem tanda sign dan setiap tanda itu tersusun dari dua bagian yaitu signifier penanda dan
signified petanda. Signifier atau penanda adalah bunyi yang bermakna aspek
material, yakni apa yang dikatakan dan apa yang ditulis atau dibaca sedangkan petanda adalah gambaran mental, yakni pikiran atau konsep aspek mental dari
bahasa Kurniawan, 2001:30. Apabila penanda dan petanda ini digabungkan akan menghasilkan suatu konsep makna yang sebenarnya. Gabungan antara kedua
unsur tersebut menghasilkan suatu pemahaman yang dinamakan signification. Dengan kata lain signification adalah upaya untuk memberikan makna.
Dalam lirik lagu ”Andai Aku Gayus Tambunan”, ketiga bagian dari teori tanda saussure adalah sebagai berikut :
1. Signifiernya adalah seluruh lirik kata yang tertuang atau kata-kata yang ada
dalam lirik lagu tersebut. Baik kata-kata, kalimat tersebut tertuang mulai bait yang pertama sampai dengan bait yang terakhir.
2. Signifiednya adalah makna atau konsep yang ada dalam kata-kata yang
digunakan oleh penulis lagu tersebut, sehingga dapat diketahui pesan atau maksud yang ingin disampaikan oleh sang penulis lagu.
3. Significationnya adalah seperti yang dijelaskan sebelumnya adalah
penggabungan antara penanda dan petanda yang menghasilkan sebuah external reality of meaning
.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Melalui lirik dalam lagu “Andai Aku gayus Tambunan”, sang pencipta lagu yaitu Bona Paputungan berusaha mencurahkan perasaannya atas kejadian nyata
yang dialami oleh dirinya dan juga teman-teman sesama napi yang tidak punya apa-apa baik uang atau kekuasaaan, sehingga mereka harus rela menerima segala
perlakuan yang diberikan oleh penjara yang tentu saja kontras dengan perlakuan yang diberikan kepada para napi yang kaya dan memiliki kekuasaan. Lirik lagu
”Andai aku Gayus Tambunan” juga ingin merepresentasikan gambaran penegakan hukum di Indonesia yang masih lemah dan banyak dikendalikan oleh uang dan
kekuasaaan serta lemahnya mentalitas dari para aparat penegak hukumnya.
4.3. Penyajian dan Pemaknaan Data