memikat perhatian. Lirik lagu, dapat pula sebagai sarana untuk sosialisasi dan pelestarian terhadap sikap atau nilai.
Oleh karena itu, ketika sebuah lirik lagu mulai diaransir dan diperdengarkan kepada khalayak, juga mempunyai tanggung jawab yang besar
atas tersebar luasnya keyakinan, nilai-nilai , bahkan prasangka tertentu. Suatu lirik dapat menggambarkan realitas yang menggambarkan tentang penyimpangan-
penyimpangan yang terjadi di dalam pemerintahan sendiri.
2.1.5. Teori Semiotik
Semiotik adalah ilmu tanda, istilah tersebut berasal dari kata Yunani semeion
yang berarti “tanda”. Bidang kajian semiotik adalah mempelajari fungsi tanda dalam teks, yaitu bagaimana memahami sistem tanda yang ada dalam teks
yang berperan membimbing pembacanya agar bisa menangkap pesan yang terkandung di dalamnya. Komaruddin dalam Sobur 2001:106. Tanda terdapat
dimana-mana kata adalah tanda, demikain pula gerak isyarat, lampu lalu lintas, bendera dan sebagainya.
Pokok kajian Saussure tentang bahasa berbeda jauh dengan pendekatan filolog abad ke-19. Bukannya mengkaji linguistik secara historis berdasarkan
garis diakronik, yaitu kajian yang melihat perubahan pada bahasa dalam satu kurun waktu tertentu. Saussure justru mengembangkan linguistik sinkronik. Dia
mempresentasikan analisis bahasa secara umum, sebuah kajian tentang prasyarat keberadaan dari semua bahasa.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Saussure mendefinisikan tanda linguistik sebagai entitas dua sisi dyad, yaitu:
1. Penanda signifier
Penanda adalah aspekaterial dari sebauh tanda, sebagaimana kita menangkap bunyi saat orang berbicara. Bunyi ini muncul dari getaran pita
suara yang tentu saja bersifat material. Wilayah perhatian Saussure hanya meliputi tanda linguistik. Dalam hal ini dia mengikuti tradisi
teorisasi tanda-tanda konvensional.
2. Petanda signified
Sisi kedua dari tanda yaitu sisi yang diwakili secara material oleh penanda. Petanda merupakan konsep mental dari petanda tersebut.
Sign Composed of
signification Signifier
Signified external
reality of phisical
mental concept meaning
existance of the sign
Gb. 2.1.5. Diagram Semiotik Saussure Fiske dalam Sobur, 2002:125
Saussure menyebut signifier sebagai bunyi atau coretan bermakna konsep material, artinya apa yang dapat dikatakan ditulis atau dibaca.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Signified adalah gambaran mental. Yakni pikiran atau konsep aspek
mental dari bahasa. Hubungan antara keberadaan fisik tanda dan konsep mental tersebut dinamakan signification. Dengan kata lain signification
adalah upaya dalam memberikan makna terhadap dunia Fiske dalam Sobur, 2002:125 Tegasnya, Saussure meyakini bahwa proses komunikasi
melalui bahasa juga melibatkan pemindahan isi kepala: tanda-tanda membetuk kode sirkuit yang menghubungkan dua individu agar membuka
isi kepala masing-masing.
Selain itu Saussure juga meletakkan dasar perbedaan antara Langue dan Parole sebagai dua pendekatan linguistik. Sobur, 2002:111.
Langue adalah sistem pembendaan di antara tanda-tanda. Dapat dibayangkan sebagai sebuah lemari besar yang menyimpan semua
kemungkinan tanda yang dapat digunakan oleh semua masyarakat. Kita dapat mengambil tanda-tanda tersebut, satu demi satu, untuk
mengkonstruksikan sebuah parole ekspresi kebahasaan, wicara tertentu. Ciri dasar lain dari Langue adalah terdapat dua bentuk di dalam
hubungan dan perbedaan antara unsur-unsur bahasa berdasarkan kegiatan mental manusia. Di satu sisi, dalam satu wacana, kata-kata bersatu satu
demi suatu kesinambungan tertentu yang ditunjang oleh keluasa. Hubungan demikian disebut sintagma kumpulan tanda yang berurut
secara logis. Dalam suatu sintagma suatu istilah kehilangan valensinya karena istilah itu dipertentangkan dengan istilah lain yang mendahului dan
mengikutinya atau dengan keduanya. Di sisi lain, diluar wacana, kata-kata
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
yang memiliki kesamaan bersosiasi dalam ingatan yang membentuk kelompok-kelompok tempat berbagai hubungan berkuasa. Hubungan ini
disebut oleh Saussure sebagai hubungan asosiatif atau paradigmatik. Bahasa di mata Saussure tak ubahnya sebuah karya keutuhan karya musik.
Untuk memahamai sebuah simponi, kita harus memperhatikan keutuhan karya musik secara keseluruhan dan bukan kepada permainan individual
dari setiap pemain musik. Untuk memahami bahasa, kita harus melihatnya secara “sinkronis”, sebagai sebuah jaringan hubungan antara bunyi dan
makna. Lagu merupakan sebuah dominan pop dimana kita dapat dengan
mudah menemukan banyak contoh konkret tentang bagaimana kekuasaan budaya dijalankan. James Lull dalam Sobur, 2003:147 Sistem tanda
musik adalah oditif, namun untuk mencapai pendegarnya, pencipta musik mempersembahkan kreasinya dengan perantara pemain musik dalam
bentuk sistem tand aperantara tertulis, jadi visual. Untuk menganalisis musik diperlukan disiplin lain, sebut saja
misalnya ethnomusicology dan antropologi. Mantle Hood, seorang pelopor ethnomusicology dar USA memberikan definisi tentang ethnomusicology
sebagai studi musik dari segi sosial dan kebudayaannya. Sobur, 2003:148 Musik itu dipelajari melalui peraturan tertentu yang
dihubungkan dengan bentuk kesenian lainnya termasuk bahasa, agama dan falsafah.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
2.2. Kerangka Berpikir