Kepolisian Republik Indonesia harus dibedah total. Argumen bahwa lembaga itu sedang berbenah dan meminta publik untuk bersabar dimentahkan
kasus Gayus. Polisi, dalam kasus Gayus, ternyata mampu memisahkan siapa yang boleh dihukum dan siapa yang tidak boleh. Buktinya, pemberi suap kepada Gayus
tidak pernah diperiksa atau didengar kesaksiannya. Kalau kepolisian terus-menerus menampar wajah Indonesia dengan
perilaku manipulatif, ini bencana besar. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono harus mengambil langkah berani membenahi institusi kepolisian.
Kasus Gayus mempertegas bahwa naluri kepolisian telah lumpuh. Ibarat macan yang terlalu lama dipiara di kandang emas, dia kehilangan naluri
kebinatangannya. Perlu latihan serius agar harimau memperoleh kembali naluri membunuh.file:localhostG:BOBROKNYA20HUKUM20DI20INDONE
SIA18.htm
2.1.3. Lemahnya Penegakan Hukum Di Indonesia
Hasil survei Transparency International Indonesia TII menyebut kejaksaan sebagai lembaga terkorup kedua setelah DPR. Presiden SBY pun
menyadari betapa lemahnya penegakan hukum di Tanah Air. Presiden menyambut baik penelitian yang dilakukan Todung Mulya Lubis dkk. Presiden
sejak awal pemerintahan sudah menyadari lemahnya penegakan hukum di Indonesia, kata staf khusus presiden bidang hukum Sardan Marbun. Hal ini
disampaikan dia usai diskusi bertajuk Reformasi lembaga peradilan di Timebreak Cafe, Plaza Semanggi, Jakarta, Sabtu 332007. Namun saat ini
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
penegakan hukum selama SBY memerintah sudah lebih baik. Untuk reformasi peradilan, itu tergantung dari yudikatif, bukan eksekutif. Pemerintah tidak boleh
campur tangan, ujarnya. Sementara anggota Komisi III DPR Nursjahbani Katjasungkana menilai survei dari TII merupakan persepsi dari lembaga tersebut.
Praktek-praktek suap di peradilan saat ini masih ada dan dilakukan oleh semua perangkat peradilan, seperti panitera, hakim, dan jaksa. Saya pernah mendapat
laporan, ada seorang ibu yang membantu mengurus perceraian anaknya di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan. Untuk mengambil putusan saja, panitera minta
uang Rp 1 juta. Padahal ada angka resminya, tidak sampai segitu, ketusnya. Sedangkan anggota KY Zaenal Arifin berpendapat MA harus membuat survei
tandingan. Tujuannya untuk membuktikan peradilan bukan lembaga terkorup kedua. Tapi survei itu harus akurat dan mempunyai bukti. Selama tidak ada bukti
konkret, maka nantinya pengusutan oleh suatu badan yang berwenang tidak bisa dilakukan, katanya. Pada 9 Desember 2006, TII mempublikasikan hasil survei
indeks korupsi 2006. DPR menempati peringkat pertama, disusul kejaksaan, kemudian kepolisian.
http:www.detiknews.comread2007030319374574937310sby-sadari- lemahnya-penegakan-hukum-di-tanah-air
2.1.4. Lirik Lagu