Analisa Sistem ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM
mengetahui riwayat kesehatan pasien tersebut maka dapat menggunakan sistem rekam medis ini dengan melihat data medis pasien di Puskesmas Srumbung.
Selain itu untuk mempermudah pengolahan data dan pencarian data medis pasien, sistem rekam medis ini juga bermanfaat dalam pembuatan laporan-
laporan per wilayah. Laporan-laporan tersebut nantinya dapat digunakan untuk pengambilan suatu keputusan, seperti penentuan suatu penyakit merupakan
KLB atau tidak, seberapa besar prosentase yang ada untuk wabah penyakit yang timbul dalam suatu wilayah, mengetahui ada tidaknya kasus flu burung
maupun demam berdarah di wilayah tersebut dan masih banyak lagi. Sistem rekam medis pasien Puskesmas yang akan dibangun ini berupa
suatu aplikasi berbasis web yang memungkinkan petugas non medis dengan aturan tertentu dapat mengakses data ke satu basis data yang berada di server.
Dalam merancang sistem rekam medis ini penulis mempelajari pelaksanaan sistem rekam medis pada suatu Puskesmas yang sampai saat ini
masih manual sebagai sarana untuk mengetahui proses-proses yang berhubungan dengan rekam medis Puskesmas dan mengetahui data-data medis
yang dicatat dan kebutuhan penggunanya beserta jaringannya seperti PusTu atau Puskesmas Pembantu, Lansia atau Lanjut Usia, UKS Usaha Kesehatan
Sekolah, dan UKGS Usaha Kesehatan Gigi Sekolah. Suatu Puskesmas dibagi menjadi beberapa unit bagian yang saling
berhubungan antara satu dengan yang lainnya. Bagian-bagian tersebut antara lain unit KIA Kesehatan Ibu dan Anak, unit Gigi, unit KBKeluarga
Berencana, unit Gizi, unit Sanitasi dan unit Umum.
Dari bagian-bagian yang telah disebutkan diatas bagian rekam medis pasien Puskesmas masuk menjadi satu dengan unit Umum jadi tidak berdiri
sendiri. Bagian rekam medis ini bertugas untuk merekam semua data pasien dari mulai proses pendaftaran sampai proses pelayanan medis yang diterima
pasien serta mengolah data pasien seperti membuat laporan-laporan. Unit rekam medis ini sangat penting keberadaannya karena data-data yang ada
berhubungan dengan kelangsungan hidup seorang pasien. Dalam sistem rekam medis pasien Puskesmas berbasis web ini yang
akan dikembangkan adalah dalam proses pendaftaran, proses pelayanan pasien, proses perekaman data dan juga pembuatan laporan.
Secara umum sistem rekam medis pasien Puskesmas di Indonesia ini, sebenarnya sudah ada, hanya saja pengolahan data yang ada sebagian masih
manual. Bahkan pada proses pencatatan data sosial pasien pun masih manual. Apabila seseorang memeriksakan dirinya ke Puskesmas maka langkah pertama
yang dilakukan ialah mendaftarkan diri. Setelah petugas administrasi mencatat identitas pasien tersebut, maka pasien akan mendapat kartu pendaftaran dan
kartu periksa. Kemudian kartu periksa ini diserahkan kepada dokter atau petugas medis yang memeriksa. Dari pemeriksaan yang telah dilakukan maka
dokter atau petugas medis akan mencatat diagnosa, rencana tindakan, pelaksanaan tindakan, dan gejala yang ada pada kartu periksa, lalu pasien juga
akan memperoleh resep dari dokter atau petugas medis tersebut. Kemudian pasien membawa kartu periksa dan resep tersebut ke loket obat untuk
mengambil obat. Sedangkan kartu periksa ini nantinya akan dikumpulkan dalam suatu arsip berdasarkan asal desa oleh seorang petugas Puskesmas.
Di dalam proses pemasukan data belum terdapat adanya proses validasi termasuk pemasukan data sosial pasien sehingga data yang dihasilkan tidak
akurat dan keamanan data kurang terjamin. Validasi data disini kurang terjamin karena dengan sistem manual ini tidak dapat diketahui siapa yang memasukkan
data sehingga sulit mencari siapa yang bertanggung jawab apabila terjadi kesalahan memasukkan data karena banyak orang mempunyai kewenangan
untuk memasukkan data dan tidak terdapat password untuk membedakan orang yang satu dengan yang lainnya.
Di dalam pelayanan rekam medis yang berjalan sekarang semua tugas dilakukan oleh petugas non medis dan pengguna lain yang berhubungan dengan
medis pasien dapat menggunakan sistem yang berhubungan dengan unit rekam medis karena dilakukan secara manual yaitu dengan menggunakan berkas.
Sedangkan untuk pembuatan laporan-laporan juga masih manual, yaitu dengan melakukan rekapitulasi ulang dari berkas-berkas yang ada dan hal ini
membutuhkan waktu yang sangat lama. Proses penyelesaian laporan yang seperti ini sangat tidak efisien dan sangat merugikan. Karena informasi laporan-
laporan tersebut sangat dibutuhkan secepatnya oleh petugas Dinkes guna pengambilan tindakan selanjutnya. Misal terdapat penyakit yang ternyata
merupakan KLB, hal tersebut tidak dapat segera terdeteksi dan diambil tindakan selanjutnya karena data laporan belum masuk ke petugas Dinkes..