Sistem rekam medis pusat kesehatan masyarakat berbasis web.

(1)

Setiap lembaga pelayanan kesehatan seperti Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) memiliki catatan mengenai pasien-pasiennya yang dikelola dengan baik dalam sebuah catatan/berkas kesehatan. Catatan/berkas tersebut memuat identitas pasien, riwayat kesehatan pasien, daftar penyakit yang pernah diderita pasien, diagnosis yang pernah dilakukan oleh tenaga medis, gejala-gejala penyakit yang pernah terjadi, alergi terhadap obat-obat tertentu dan masih banyak lagi. Catatan tersebut senantiasa tercatat/terekam dengan baik dan benar karena isi dari catatan tersebut sangatlah penting dan rahasia bahkan tidak semua orang berhak membaca dan mengetahui nantinya. Catatan kesehatan tersebut sering disebut dengan rekam medis.

Untuk memudahkan pengelolaan basis data dan demi keamanan datanya, maka penulis membangun sebuah sistem rekam medis pasien Puskesmas berbasis web yang akan menyimpan data rekam medis pasien Puskesmas. Sistem ini memiliki beberapa fasilitas bagi pengguna yang dapat digunakan untuk mendapatkan informasi tentang pasien. Dalam sistem ini terdapat tiga orang pengguna yang terdiri atas petugas medis, petugas non medis dan petugas Dinkes (Dinas Kesehatan). Fasilitas bagi petugas medis ialah memasukkan data medis pasien dan data resep. Petugas non medis mempunyai fasilitas untuk memasukkan data petugas medis, data pasien, data obat dan mencetak kartu pasien bagi pasien baru. Petugas non medis dalam sistem ini dapat disebut sebagai administrator. Sedangkan petugas Dinkes hanya mempunyai fasilitas melihat laporan dan kemudian mencetaknya.

Sistem rekam medis ini dibangun dengan menggunakan bahasa pemrograman PHP (Hypertext Preprocessor) untuk penulisan script web dan MySQL (My Structured Query Language) sebagai pengelola basis datanya. Sedangkan untuk jaringan komputernya, sistem komputer yang digunakan ialah sistem client/server.

Sistem rekam medis ini telah dievaluasi oleh 15 responden yang terdiri atas petugas medis, petugas non medis dan petugas Dinkes. Hasil evaluasi menunjukkan bahwa menurut mayoritas respoden, sistem ini telah memenuhi kebutuhan pengguna dan dapat digunakan untuk menyimpan serta mencari informasi tentang data medis pasien pada suatu Puskesmas.


(2)

These archives conveying the patients’ identity, their medical histories, which include the disease they have, and the diagnosis performed by medical attendants, the symptoms they had had, the allergy to the certain medicines and many more. These archives are always well and correctly organized since their content are very important and confidential such that only certain people who has authorization to read and know the content. These archives are called medical records.

In order to facilitating the management as well as the security of these data, the writer built a web-based medical record system for Puskesmas. This system will store the patients’ medical record in the Puskesmas. The system has some facilities for users that can be used to access information of the patients. The user of this system are medical attendants, non-medical attendants, and health agency officer. The facilities for medical attendants are data entry for medical and prescription data. The non-medical attendants have facilities to entry the data of medical attendants, patients, as well as medications, and to print patient card for new patients. In this case, the non-medical attendant is the administrator. In addition, the health agency officers have facilities to retrieve the information and to generate various reports.

This medical record system was built using PHP (Hypertext Preprocessor) for web script writing and MySQL (My Structured Query Language) as the database management system. This system implements client/server system.

The medical records system has been evaluated by 15 respondents that consists of medical attendants, non-medical attendants, and health agency officers. The result of the evaluation shows that, the system fulfills users need to store and search information of patients and their medical records in Puskesmas.


(3)

PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT

BERBASIS WEB

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Sains

Program Studi Ilmu Komputer

Oleh :

Citra Nurwidanastasia NIM : 033124020

PROGRAM STUDI ILMU KOMPUTER

JURUSAN MATEMATIKA

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2008


(4)

A Thesis

Presented as Partial Fulfillment of the Requirements to Obtain Sarjana Sains (S.Si) Degree

Computer Science Study Program

By :

Citra Nurwidanastasia NIM : 033124020

COMPUTER SCIENCE STUDY PROGRAM

MATHEMATICS DEPARTMENT

FACULTY OF SCIENCE AND TECHNOLOGY

SANATA DHARMA UNIVERSITY

YOGYAKARTA

2008


(5)

(6)

(7)

Tuhan tak pernah berdusta Dia slalu pegang janjiNya Bagi orang percaya mujizat nyata...

Terkadang kita merasa tak ada jalan terbuka Tak ada lagi waktu terlambat sudah

Dia mengerti...Dia peduli... Persoalan yang sedang terjadi...

(diatas adalah penggalan lagu yang selama ini slalu memberi smangat aku dalam menegerjakan skripsi...)

“Jadikan setiap masalah kita sebagai batu loncatan buat

meraih prestasi baru”

Pertolonganku ialah dari Tuhan

yang menjadikan langit dan bumi

(Mazmur 121 : 2).

Ia membuat segala sesuatu indah

pada waktunya

(Pengkhotbah 3 : 11)

Kupersembahkan skripsi ini kepada :

Yang empunya kerajaan surga, Tuhan Yesus Kristus.

Papa dan Mama yang senantiasa memberikan kasih sayang dan dukungan doa.

Adekku yang selalu memberikan semangat kepadaku. “ Cleoku” yang slalu mendampingiku

terimakasih untuk pengertian,kesabaran, kasih, dan penguatan yang kau berikan padaku.


(8)

v

memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah

Yogyakarta, 9 Mei 2008 Penulis


(9)

(10)

baik dalam sebuah catatan/berkas kesehatan. Catatan/berkas tersebut memuat identitas pasien, riwayat kesehatan pasien, daftar penyakit yang pernah diderita pasien, diagnosis yang pernah dilakukan oleh tenaga medis, gejala-gejala penyakit yang pernah terjadi, alergi terhadap obat-obat tertentu dan masih banyak lagi. Catatan tersebut senantiasa tercatat/terekam dengan baik dan benar karena isi dari catatan tersebut sangatlah penting dan rahasia bahkan tidak semua orang berhak membaca dan mengetahui nantinya. Catatan kesehatan tersebut sering disebut dengan rekam medis.

Untuk memudahkan pengelolaan basis data dan demi keamanan datanya, maka penulis membangun sebuah sistem rekam medis pasien Puskesmas berbasis web yang akan menyimpan data rekam medis pasien Puskesmas. Sistem ini memiliki beberapa fasilitas bagi pengguna yang dapat digunakan untuk mendapatkan informasi tentang pasien. Dalam sistem ini terdapat tiga orang pengguna yang terdiri atas petugas medis, petugas non medis dan petugas Dinkes (Dinas Kesehatan). Fasilitas bagi petugas medis ialah memasukkan data medis pasien dan data resep. Petugas non medis mempunyai fasilitas untuk memasukkan data petugas medis, data pasien, data obat dan mencetak kartu pasien bagi pasien baru. Petugas non medis dalam sistem ini dapat disebut sebagai administrator. Sedangkan petugas Dinkes hanya mempunyai fasilitas melihat laporan dan kemudian mencetaknya.

Sistem rekam medis ini dibangun dengan menggunakan bahasa pemrograman PHP (Hypertext Preprocessor) untuk penulisan script web dan MySQL (My Structured Query Language) sebagai pengelola basis datanya. Sedangkan untuk jaringan komputernya, sistem komputer yang digunakan ialah sistem client/server.

Sistem rekam medis ini telah dievaluasi oleh 15 responden yang terdiri atas petugas medis, petugas non medis dan petugas Dinkes. Hasil evaluasi menunjukkan bahwa menurut mayoritas respoden, sistem ini telah memenuhi kebutuhan pengguna dan dapat digunakan untuk menyimpan serta mencari informasi tentang data medis pasien pada suatu Puskesmas.


(11)

Every health care institution including public health care centers (Puskesmas) have patient archives that are well managed in their medical papers. These archives conveying the patients’ identity, their medical histories, which include the disease they have, and the diagnosis performed by medical attendants, the symptoms they had had, the allergy to the certain medicines and many more. These archives are always well and correctly organized since their content are very important and confidential such that only certain people who has authorization to read and know the content. These archives are called medical records.

In order to facilitating the management as well as the security of these data, the writer built a web-based medical record system for Puskesmas. This system will store the patients’ medical record in the Puskesmas. The system has some facilities for users that can be used to access information of the patients. The user of this system are medical attendants, non-medical attendants, and health agency officer. The facilities for medical attendants are data entry for medical and prescription data. The non-medical attendants have facilities to entry the data of medical attendants, patients, as well as medications, and to print patient card for new patients. In this case, the non-medical attendant is the administrator. In addition, the health agency officers have facilities to retrieve the information and to generate various reports.

This medical record system was built using PHP (Hypertext Preprocessor) for web script writing and MySQL (My Structured Query Language) as the database management system. This system implements client/server system.

The medical records system has been evaluated by 15 respondents that consists of medical attendants, non-medical attendants, and health agency officers. The result of the evaluation shows that, the system fulfills users need to store and search information of patients and their medical records in Puskesmas.


(12)

ix

Puji syukur kepada Tuhan Yesus Kristus yang senantiasa melimpahkan hikmat kebijaksaan, kekuatan, kesabaran, kasih karunia dan berkatNya dalam kehidupan penulis baik dalam suka maupun duka, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Sistem Rekam Medis Pasien Pusat Kesehatan Masyarakat Berbasis Web” ini.

Dalam penulisan skripsi ini penulis menyadari banyak pihak yang telah memberikan sumbangan baik pikiran, waktu, tenaga, bimbingan dan dorongan pada penulis sehingga akhirnya tugas akhir ini dapat selesai. Oleh karena itu dengan segala kerendahan hati penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Ibu P.H. Prima Rosa, S.Si, M.Sc selaku dosen pembimbing I dan KaProDi Ilmu Komputer, atas kesabaran, bimbingan, waktu dan saran yang diberikan.

2. Bapak Erick Kurniawan S.Si, M.Kom selaku dosen pembimbing II, atas bimbingan dan arahan yang telah diberikan.

3. Ir. Gregorius Heliarko, S.J, S.S, B.S.T, M.Sc, M.A selaku Dekan Fakultas Sains dan Teknologi, beserta seluruh dosen yang telah membimbing penulis selama belajar di Sanata Dharma.

4. Ibu A. Rita Widiarti, S.Si.,M.Kom sebagai dosen penguji atas saran dan kritikan yang diberikan.

5. Bapak Iwan Binanto S.Si selaku dosen penguji atas saran dan kritikan yang diberikan.


(13)

x

yang sudah banyak membantu dalam hal birokrasi akademik.

7. Ibu dr. Kristin, SU dan segenap staff Puskesmas Salam atas bantuan dan kerjasamanya selama penulis melakukan observasi.

8. Bapak dr. Harda Nuryahwandana dan segenap staff Puskesmas Srumbung atas bantuan dan kerjasamanya selama penulis melakukan observasi.

9. Papa Mama tercinta dr. Harda Nuryahwandana dan Titik Widayati SPd serta adekku Prima Boti Nurwidaningrum atas dukungan moril, doa dan semangat yang tak henti-hentinya kepada penulis.

10. Bapak RB.Sukiyanta dan Ibu Yulita Titik sekeluarga atas dukungan doa dan semangat yang telah diberikan kepada penulis.

11. Frans (makasih semua bantuannya), Elis (makasih da mau nemenin bimbingan ke UKDW) dan Vica buat dukungan doanya, semua kecerewetan kalian yang itu semua mendorong penulis dalam menyelesaikan skripsi ini dan semua bantuan yang tidak dapat disebutkan satu persatu. Makasih angel-angelku!!

12. Mz Tommy, Mz Sakti, Mz Sunu dan Mz Dhani(ndutz) untuk dorongan semangat dan waktu yang telah diberikan untuk mendengarkan semua keluh kesahku selama ini.

13. Josephine, Siska, Tere, Wulan (thanks buat pinjeman bukunya), Teguh (Makasih buat PHP dan javascriptnya), Rina, Frengky, Theo, Iin, Toto dan semua anak IKOM’03 yang tidak dapat disebutkan satu persatu, ayo wisuda bareng-bareng.


(14)

xi

doanya. Jangan lelah melayani Tuhan ya!!!!

16. Temen-temen sesama bimbingan, Rey, Fery, Hendro, Mz Lilik, Sugik, Puguh “Panjul”(Thanks buat pinjeman bukunya), Bayu, Daniel, atas keceriaan saat menunggu waktu bimbingan.

17. Temen2 kost ”Palem”, Imel, Anie, Dimon, M’Reta, Aline, Aprin, Emma, Rini, Jesi, Tante, M’Siska, Anna, Tika (Thanks mo dengerin curhat2ku), Mita dan M’Erni atas kebersamaannya selama ini.

18. Dan semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, terima kasih telah membantu dalam menyelesaikan tugas akhir ini

Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan tugas akhir ini, oleh karena itu dengan segala kerendahan hati penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun guna penyempurnaan tugas akhir ini. Akhir kata besar harapan penulis semoga tugas akhir ini berguna bagi semua pihak.


(15)

xii

HALAMAN JUDUL... i

HALAMAN PERSETUJUAN ... ii

HALAMAN PENGESAHAN... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... v

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ... vi

ABSTRAK ... vii

ABSTRACT... viii

KATA PENGANTAR ... ix

DAFTAR ISI... xii

DAFTAR TABEL... xvii

DAFTAR GAMBAR ... xix

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Rumusan Masalah ... 3

1.3. Batasan Masalah ... 3

1.4. Tujuan Penulisan... 4

1.5. Manfaat Penulisan ... 5

1.6. Metodologi ... 6

1.7. Sistematika Penulisan ... 8

BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Konsep Dasar Sistem ... 9

2.1.1. Pengertian Sistem... 9

2.1.2. Elemen-elemen sistem... 9

2.2. Konsep Dasar Pengembangan Sistem... 12

2.3. Alat dan Teknik dalam Pengembangan Sistem... 14

2.4. Database, DBMS, dan Konsep Pengembangannya... 17


(16)

xiii

2.4.5. Model Hubungan Entitas (ER)... 20

2.4.6. Integritas Basis Data... 22

2.4.7. Structured Query Language(SQL)... 26

2.5. Internet... ... 26

2.5.1. Pengertian Internet ... 26

2.5.2. Protokol Internet... 26

2.5.3. World Wide Web (WWW)... 27

2.5.4. HyperText Transfer Protocol(HTTP)... 27

2.5.5. HyperText Markup Language(HTML)... 27

2.5.6. Uniform Resource Locator(URL)... 28

2.6. Konsep-konsep On-line... 28

2.6.1. Sistem Komputasi Terdistribusi... 29

2.6.2. Sistem Komputer Client / Server... 29

2.6.3. Aplikasi Berbasis Web... 30

2.7. HyperText Preprocessor(PHP) ... 31

2.7.1. Pengertian PHP ... 31

2.7.2. Konsep Kerja PHP... .... 31

2.7.3. Variabel PHP... 32

2.8. Sistem Rekam Medis ... 33

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1. Analisa Sistem... 34

3.2. Identifikasi Masalah ... 39

3.3. Analisa Kebutuhan ... 41

3.3.1. Penentuan Kebutuhan Sistem... 44

3.3.2. Pengumpulan Data ... 48

3.4. Analisa Kelayakan... ... 49


(17)

xv

3.5.4.4.3. Form Halaman Laporan Data Pasien ... 86

3.5.4.4.4. Form Halaman Laporan Data Penyakit... 86

3.5.4.5. Perancangan Form Ganti Password... 87

3.5.4.6. Perancangan Form Kesalahan... 87

BAB 4 IMPLEMENTASI PROGRAM 4.1. Lingkungan Implementasi ... 88

4.2. Implementasi Basis Data ... 89

4.3. Implementasi Antar Muka(Interface) ... 94

4.3.1. Antar Muka Homepage ... 94

4.3.2. Sisi Petugas Non Medis ... 95

4.3.2.1. Tampilan Form Login ... 95

4.3.2.2. Tampilan Form Halaman Utama... 96

4.3.2.3. Tampilan Form Tambah Data Petugas Medis... 96

4.3.2.4. Tampilan Form Tambah Data Pasien... 97

4.3.2.5. Tampilan Form Tambah Data Obat ... 98

4.3.2.6. Tampilan Form Ubah Data Petugas Medis ... 98

4.3.2.7. Tampilan Form Ubah Data Pasien ... 99

4.3.2.8. Tampilan Form Ubah Data Obat... 100

4.3.2.9. Tampilan Form Ganti Password... 100

4.3.3. Sisi Petugas Medis ... 101

4.3.3.1. Tampilan Form Login ... 101

4.3.3.2. Tampilan Form Halaman Utama... 102

4.3.3.3. Tampilan Form Tambah Data Medis Pasien... 103

4.3.4. Sisi Petugas Dinkes ... 104

4.3.4.1. Tampilan Form Login ... 104

4.3.4.2. Tampilan Form Halaman Utama... 105

4.3.4.3. Tampilan Halaman Laporan Data Pasien... 106

4.3.5. Implementasi Pesan... 106


(18)

xvi BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan ... 125 5.2. Saran ... 127 DAFTAR PUSTAKA ... 128 LAMPIRAN

I. KUESIONER


(19)

xiv

3.5.1.1. Diagram Konteks... 51

3.5.1.2. Diagram Arus Data(DFD) Level 1... 52

3.5.1.3. Diagram Arus Data(DFD) Level 2... 54

3.5.1.4. Kamus Data... 55

3.5.2. Desain Basis Data... 58

3.5.2.1. Diagram Relasi Entitas... 59

3.5.2.2. Mapping... 59

3.5.2.3. Normalisasi... 62

3.5.2.4. Integritas Basis Data... 63

3.5.3. Struktur Menu... 71

3.5.3.1. Sisi Petugas Non Medis... 71

3.5.3.2. Sisi Petugas Medis... 71

3.5.3.3. Sisi Petugas Dinkes... 72

3.5.4. Desain Antar Muka(User Interface)... 72

3.5.4.1. Perancangan Form Utama... 72

3.5.4.2. Perancangan Form Sisi Petugas Non Medis... 73

3.5.4.2.1. Form Login ... 73

3.5.4.2.2. Form Halaman Utama Petugas Non Medis... 74

3.5.4.2.3. Form Input Data Petugas Medis... 75

3.5.4.2.4. Form Input Data Pasien... 76

3.5.4.2.5. Form Cetak Kartu Pasien ... 78

3.5.4.2.6. Form Input Data Obat ... 78

3.5.4.3. Perancangan Form Sisi Petugas Medis... 79

3.5.4.3.1. Form Login ... 79

3.5.4.3.2. Form Halaman Utama Petugas Medis... 80

3.5.4.3.3. Form Input Data Medis Pasien ... 83

3.5.4.3.5. Form Input Data Resep Pasien... 84

3.5.4.4. Perancangan Form Sisi Petugas Dinkes... 84


(20)

Tabel 3.2. Tabel Pasien ... 60

Tabel 3.3. Tabel Mendiagnosa ... 60

Tabel 3.4. Tabel Resep... 60

Tabel 3.5. Tabel Obat... 61

Tabel 3.6. Tabel Mempunyai ... 61

Tabel 3.7. Tabel Puskesmas ... 61

Tabel 3.8. Tabel Petugas Non Medis ... 61

Tabel 3.9. Tabel Petugas Dinkes... 62

Tabel 3.10. Tabel Penyakit... 62

Tabel 3.11. Aturan Integritas untuk Entitas yang berelasi... 64

Tabel 3.12. Aturan Integritas untuk Entitas yang tidak berelasi... 64

Tabel 3.13. Aturan Domain Entitas Petugas Medis... 64

Tabel 3.14. Aturan Domain Entitas Pasien... 65

Tabel 3.15. Aturan Domain Entitas Mendiagnosa... 65

Tabel 3.16. Aturan Domain Entitas Resep... 65

Tabel 3.17. Aturan Domain Entitas Obat... 66

Tabel 3.18. Aturan Domain Entitas Mempunyai... 66

Tabel 3.19. Aturan Domain Entitas Puskesmas... 66

Tabel 3.20. Aturan Domain Entitas Petugas NonMedis... 66

Tabel 3.21. Aturan Domain Entitas Petugas Dinkes... 66

Tabel 3.22. Aturan Domain Entitas Penyakit... 67

Tabel 4.1. Implementasi Tabel Petugas Medis ... 89

Tabel 4.2. Implementasi Tabel Pasien ... 90

Tabel 4.3. Implementasi Tabel Mendiagnosa ... 91

Tabel 4.4. Implementasi Tabel Resep ... 91

Tabel 4.5. Implementasi Tabel Obat ... 92

Tabel 4.6. Implementasi Tabel Mempunyai ... 92

Tabel 4.7. Implementasi Tabel Puskesmas ... 93


(21)

xviii

Tabel 4.9. Implementasi Tabel Petugas Dinkes ... 94

Tabel 4.10. Tabel Pernyataan Kuesioner ... 117

Tabel 4.11. Hasil Perhitungan Kuesioner pernyataan no.1... 118

Tabel 4.12. Hasil Perhitungan Kuesioner pernyataan no.2... 119

Tabel 4.13. Hasil Perhitungan Kuesioner pernyataan no.3... 120

Tabel 4.14. Hasil Perhitungan Kuesioner pernyataan no.4... 121

Tabel 4.15. Hasil Perhitungan Kuesioner pernyataan no.5... 122

Tabel 4.16. Hasil Perhitungan Kuesioner pernyataan no.6... 123


(22)

xix

Gambar 2.2. Notasi DFD ... 15 Gambar 2.3. Simbol Program bagan alir(flowchart)... 15 Gambar 2.4. Actor... 16 Gambar 2.5. Use-case... 17 Gambar 2.6. Simbol-simbol yang digunakan dalam hubungan entitas... 21 Gambar 3.1. Package actor dan use case... 45 Gambar 3.2. Actor-actor dalam sistem rekam medis pasien puskesmas ... 45 Gambar 3.3. Pengelompokan use-case dalam beberapa package... 46 Gambar 3.4. Diagram use-case untuk petugas non medis ... 46 Gambar 3.5. Diagram use-case untuk petugas medis ... 47 Gambar 3.6. Diagram use-case untuk petugas Dinkes ... 47 Gambar 3.7. Diagram Konteks ... 51 Gambar 3.8. Diagram Arus Data(DFD) level 1 sisi petugas non medis... 52 Gambar 3.9. Diagram Arus Data(DFD) level 1 sisi petugas medis... 53 Gambar 3.10. Diagram Arus Data(DFD) level 1 sisi petugas Dinkes... 53 Gambar 3.11. DFD level 2 pengolahan data pasien sisi petugas non medis... 54 Gambar 3.12. DFD level 2 pengolahan data obat sisi petugas non medis ... 54 Gambar 3.13. DFD level 2 pengolahan data petugas medis sisi petugas non medis ... 55 Gambar 3.14. Diagram Relasi Entitas... 59 Gambar 3.15. Struktur menu sisi petugas non medis... 71 Gambar 3.16. Struktur menu sisi petugas medis... 71 Gambar 3.17. Struktur menu sisi petugas Dinkes ... 72 Gambar 3.18. Rancangan form utama (homepage) ... 73 Gambar 3.19. Rancangan form login sisi petugas non medis ... 74 Gambar 3.20. Rancangan form halaman utama sisi petugas non medis... 75 Gambar 3.21. Rancangan form tambah data petugas medis ... 76


(23)

xx

Gambar 3.23. Rancangan print preview kartu pasien ... 78 Gambar 3.24. Rancangan form input data obat... 79 Gambar 3.25. Rancangan form login sisi petugas medis ... 80 Gambar 3.26. Rancangan form halaman utama sisi petugas medis... 81 Gambar 3.27. Rancangan form daftar data pasien sisi petugas medis ... 82 Gambar 3.28. Rancangan form input data medis pasien... 83 Gambar 3.29. Rancangan form input data resep ... 84 Gambar 3.30. Rancangan form login sisi petugas Dinkes ... 85 Gambar 3.31. Rancangan form halaman utama petugas Dinkes ... 85 Gambar 3.32. Rancangan form halaman laporan data pasien... 86 Gambar 3.33. Rancangan form halaman laporan data penyakit ... 86 Gambar 3.34 Rancangan form halaman ganti password... 87 Gambar 3.35 Rancangan form pesan kesalahan... 87 Gambar 4.1. Tampilan antar muka untuk homepage... 94 Gambar 4.2. Tampilan form data login petugas non medis ... 95 Gambar 4.3. Tampilan form halaman utama petugas non medis... 96 Gambar 4.4. Tampilan form tambah data petugas medis... 96 Gambar 4.5. Tampilan form tambah data pasien ... 97 Gambar 4.6. Tampilan form tambah data obat ... 98 Gambar 4.7. Tampilan form ubah data petugas medis... 98 Gambar 4.8. Tampilan form ubah data pasien ... 99 Gambar 4.9. Tampilan form ubah data obat ... 100 Gambar 4.10. Tampilan form ganti password... 100 Gambar 4.11. Tampilan form data login petugas medis ... 101 Gambar 4.12. Tampilan halaman utama petugas medis ... 102 Gambar 4.13. Tampilan daftar data pasien ... 102 Gambar 4.14. Tampilan detail data pasien... 103 Gambar 4.15. Tampilan form tambah data medis pasien... 103 Gambar 4.16. Tampilan form data login petugas Dinkes ... 104


(24)

xxi

Gambar 4.20. Tampilan pesan kesalahan saat memasukkan username dan password... 107 Gambar 4.21. Tampilan pesan informasi pada saat gagal melakukan proses.. 107 Gambar 4.22. Diagram pie hasil perhitungan kuesioner pernyataan no.1 ... 118 Gambar 4.23. Diagram pie hasil perhitungan kuesioner pernyataan no.2 ... 119 Gambar 4.24. Diagram pie hasil perhitungan kuesioner pernyataan no.3 ... 120 Gambar 4.25. Diagram pie hasil perhitungan kuesioner pernyataan no.4 ... 121 Gambar 4.26. Diagram pie hasil perhitungan kuesioner pernyataan no.5 ... 122 Gambar 4.27. Diagram pie hasil perhitungan kuesioner pernyataan no.6 ... 123 Gambar 4.28. Diagram pie hasil perhitungan kuesioner pernyataan no.7 ... 124


(25)

1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perkembangan teknologi informasi yang pesat saat ini memberikan pengaruh besar di segala bidang. Informasi merupakan bagian yang sangat penting di dalam kehidupan di era globalisasi saat ini. Perkembangan teknologi tersebut, juga memberikan pengaruh pada lembaga pelayanan kesehatan di Indonesia.

Setiap lembaga pelayanan kesehatan seperti Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) tentu memiliki catatan mengenai pasien-pasiennya yang dikelola dengan baik dalam sistem rekam medis. Rekam medis ini merupakan bukti tertulis tentang catatan riwayat kesehatan pasien yang merupakan hasil dari proses pelayanan yang diberikan oleh dokter kepada pasiennya. Menurut Departemen Kesehatan RI Direktorat Jenderal Pelayanan Medis (1997), rekam medis diartikan sebagai ” keterangan baik yang tertulis maupun yang terekam tentang identitas, anamnesa, penentuan fisik laboratorium, diagnosa segala pelayanan dan tindakan medis yang diberikan kepada pasien, dan pengobatan”. Tujuan dari rekam medis itu sendiri adalah untuk menunjang tercapainya tertib administrasi dalam rangka upaya peningkatan pelayanan kesehatan di Puskesmas. Di Indonesia kebanyakan sistem rekam medis masih ditangani secara manual. Ada juga sistem rekam medis yang sudah terkomputerisasi sebagian.


(26)

Adapun kelemahan dari sistem rekam medis manual adalah : 1. Membutuhkan ruang yang besar dalam penyimpanan data.

2. Berkas rekam medis pasien sering berpindah tangan antara petugas medis satu dengan yang lain dan karena data tersebut berupa kertas jadi ada kemungkinan risiko hilang dan rusak sangat besar.

3. Jika pasien berobat ke Puskesmas lain, perlu diadakan pendataan ulang. 4. Data hanya dapat dipakai oleh Puskesmas yang bersangkutan pada satu saat

tertentu.

5. Dalam proses pembuatan laporan, sistem manual kurang menghasilkan laporan yang akurat dan efisien. Selain itu juga proses pengerjaan laporan juga lama karena harus di data satu per satu sehingga hal ini menghambat kinerja petugas Dinkes dalam mengetahui informasi laporan data-data penyakit yang berbahaya dan bahkan penyakit yang merupakan golongan Kejadian Luar Biasa(KLB).

Untuk mengatasi hal tersebut diatas, maka diperlukan sistem baru yang lebih baik dan mempunyai efisiensi yang tinggi yaitu sistem rekam medis on-line yang bisa diakses oleh lembaga kesehatan seperti Puskesmas. Dengan sistem rekam medis ini, Puskesmas dengan aturan tertentu dapat mengakses ke satu basis data yang berada di server. Puskesmas dapat menyimpan dan mengambil data dari basis data yang sama. Dengan demikian petugas medis dan petugas non medis Puskesmas yang mempunyai hak akses dapat mengakses data tersebut.

Adapun kelebihan sistem rekam medis on-line ini adalah :


(27)

komputer dari data-data yang sudah ada.

2. Data dapat diakses oleh beberapa pengguna yang memiliki wewenang secara bersamaan.

3. Data dapat diakses kapan saja.

4. Pihak pelayanan kesehatan menjadi mempunyai bukti tertulis atas segala tindakan pelayanan, perkembangan penyakit dan pengobatan.

Sistem rekam medis ini akan dibangun dengan menggunakan aplikasi web yang dirancang dengan antar muka (interface) yang bersifat user-friendly sehingga memungkinkan pengguna (petugas medis Puskesmas, petugas non medis Puskesmas dan petugas Dinkes) dengan jenis kebutuhan yang berbeda dapat mengakses data pasien dengan nyaman.

1.2 Rumusan Masalah

Masalah yang akan diangkat dalam tugas akhir ini adalah :

Bagaimana membangun sistem rekam medis pasien Puskesmas berbasis web agar pengguna (petugas medis Puskesmas, petugas non medis Puskesmas dan petugas Dinkes) dapat mengakses data rekam medis secara cepat, mudah dan nyaman?

1.3 Batasan Masalah

Rekam medis Puskesmas berbasis web yang akan dibahas dalam tugas akhir ini memiliki batasan yaitu :


(28)

1. Data pasien yang akan diolah dan dipakai disini adalah data pasien yang melakukan pemeriksaan di Puskesmas.

2. Yang berhak mengakses sistem ini hanyalah petugas medis, petugas non medis dan petugas Dinkes.

3. Puskesmas yang dapat mengakses sistem rekam medis ini hanyalah Puskesmas yang telah mendaftarkan diri dalam hal ini diwakili oleh petugas rekam medis Puskesmas ( petugas non medis ).

4. Implementasi database menggunakan PHP dan MySQL.

5. Setiap Puskesmas diwakili oleh dua orang petugas non medis Puskesmas. 6. Sistem rekam medis ini tidak menangani pencatatan stok obat, jadi data

obat yang ada hanya data obat yang digunakan di data medis pasien.

1.4 Tujuan Penulisan

Tujuan dari penulisan tugas akhir ini ialah membuat sistem rekam medis Puskesmas berbasis web yang nantinya diharapkan dapat memberikan manfaat seperti berikut :

™ Sistem rekam medis ini dapat membantu petugas medis Puskesmas dalam memberikan tindakan medis dan menentukan obat yang akan diberikan kepada pasien.

™ Sistem rekam medis ini diharapkan dapat membantu dalam pembuatan berbagai laporan.

™ Sistem rekam medis ini juga diharapkan dapat membantu dalam pencarian data riwayat kesehatan pasien dengan cepat dan mudah.


(29)

™ Sistem rekam medis ini diharapkan dapat membantu petugas Dinkes dalam mendapatkan informasi laporan data-data penyakit yang berbahaya dan bahkan penyakit yang merupakan Kejadian Luar Biasa(KLB).

1.5 Manfaat Penulisan Bagi Mahasiswa :

1. Menambah bekal ilmu pengetahuan yang sudah dimiliki sebelumnya. 2. Menambah pengalaman hidup sebagai bekal masa depan.

3. Belajar untuk memecahkan masalah dan mencari solusi dari berbagai masalah yang timbul.

4. Memperluas cakrawala berpikir. Bagi Universitas :

1. Terjalinnya hubungan baik antara pihak universitas dengan instansi yang bersangkutan.

2. Tercapainya Tri Dharma Perguruan Tinggi yaitu pengajaran, penelitian dan pengabdian.

3. Bahan evaluasi untuk menyesuaikan materi-materi kuliah dengan aplikasi nyata di lapangan.

Bagi Puskesmas:

1. Terjalinnya hubungan baik antara pihak Puskesmas dengan mahasiswa itu sendiri.


(30)

universitas.

3. Tidak menutup kemungkinan adanya saran dan kritik dari mahasiswa yang bersifat positif dan membangun.

1.6 Metodologi

Metodologi yang digunakan dalam pembuatan rekam medis Puskesmas berbasis web ini adalah metodologi waterfall (Pressmann,2002), yaitu sebagai berikut :

1. Identifikasi Masalah

Pada tahap ini yang dilakukan adalah mempelajari masalah yang dihadapi oleh sistem. Dengan melakukan observasi (pengamatan langsung maupun pengambilan sampel data) dan interview (melakukan tanya jawab/wawancara dengan calon pemakai sistem).

2. Penentuan Kebutuhan Sistem

Dari hasil observasi maupun wawancara yang telah dilakukan maka dapat ditentukan apa saja kebutuhan sistem untuk mengatasi masalah yang dihadapi. Selain itu juga dapat diketahui kekurangan yang ada pada sistem yang lama.

3. Analisa Sistem

Pada tahap ini yang dilakukan ialah mempelajari sistem yang sudah ada sebelumnya sebagai bahan dalam pembuatan sistem yang baru.


(31)

4. Desain Sistem

Pada tahap ini yang dilakukan ialah merancang sistem yang baru berdasarkan hasil analisa sistem dan penentuan kebutuhan yang telah dilakukan sebelumnya.

5. Implementasi Sistem

Tahap ini baru dapat dilakukan jika tahap-tahap sebelumnya sudah dilakukan karena pada tahap ini dilakukan perancangan sistem informasi yang dapat mendukung kinerja organisasi.

6. Pengujian dan Perawatan Sistem

Setelah sistem selesai melewati tahap implementasi maka tahap berikutnya sistem tersebut haruslah melewati tahap pengujian sistem secara keseluruhan untuk mengetahui masih ada atau tidaknya kesalahan pada sistem sebelum sistem tersebut diserahkan kepada pengguna. Selain itu setelah sistem tersebut jadi, sistem juga melewati tahap perawatan sistem. 7. Penerapan dan Evaluasi Sistem

a) Sistem diterapkan. b) Training user. c) Sistem dioperasikan.


(32)

1.7 Sistematika Penulisan

Sistematika penyusunan tugas akhir ini adalah sebagai berikut : Bab I Pendahuluan

Bab ini berisi tentang penjelasan dari latar belakang penulisan, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan, manfaat, metodologi dan sistematika penulisan.

Bab II Landasan Teori

Bab ini berisi uraian tentang landasan teori yang digunakan dalam merancang sistem informasi rekam medis Puskesmas berbasis web.

Bab III Analisa dan Perancangan Sistem

Bab ini berisi tentang penjelasan dari metodologi yang digunakan dan dilanjutkan dengan tahap-tahap pembangunan rekam medis berbasis web.

Bab IV Implementasi

Bab ini berisi penjelasan dari hasil implementasi berdasarkan analisa dan penilaian terhadap website yang dibangun, pemodelan, dan implementasinya ke dalam program menggunakan PHP dan MySQL. Bab V Kesimpulan dan Saran

Bab ini berisi tentang kesimpulan dan saran dari hasil analisis serta pembahasan masalah berdasarkan hasil yang didapat secara keseluruhan.


(33)

9

LANDASAN TEORI

2.1 Konsep Dasar Sistem 2.1.1 Pengertian Sistem

Menurut Fitz Gerald (1981) dalam Hartono (1989), sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau untuk menyelesaikan suatu sasaran tertentu. Mempelajari suatu sistem akan lebih mengena bila mengetahui terlebih dahulu apakah suatu sistem itu. Lebih lanjut pengertian tentang sistem pertama kali dapat diperoleh dari definisinya. Dengan demikian definisi ini akan mempunyai peranan yang penting didalam pendekatan untuk mempelajari suatu sistem.

Komponen-komponen atau subsistem-subsistem dalam suatu sistem tidak dapat berdiri lepas sendiri-sendiri. Komponen-kompenen atau subsistem-subsistem tersebut saling berinteraksi dan saling berhubungan membentuk satu kesatuan sehingga tujuan atau sasaran sistem tersebut dapat tercapai.

2.1.2 Elemen-elemen sistem

Suatu sistem mempunyai karakteristik atau sifat-sifat yang tertentu, antara lain sebagai berikut :


(34)

a. Komponen Sistem

Suatu sistem terdiri dari sejumlah komponen yang saling berinteraksi, yang artinya saling bekerja sama membentuk satu kesatuan. Komponen-komponen sistem atau elemen-elemen sistem dapat berupa suatu subsistem atau bagian-bagian dari sistem. Setiap subsistem mempunyai sifat-sifat dari sistem untuk menjalankan suatu fungsi tertentu dan mempengaruhi proses sistem secara keseluruhan.

b. Batas Sistem

Batas sistem (boundary) merupakan daerah yang membatasi antara suatu sistem dengan sistem yang lainnya atau dengan lingkungan luarnya serta menunjukan ruang lingkup (scope) dari sistem tersebut. Batas sistem ini memungkinkan suatu sistem dipandang sebagai satu kesatuan.

c. Lingkungan Luar Sistem

Lingkungan luar (environment) dari suatu sistem adalah apapun diluar batas dari sistem yang mempengaruhi operasi sistem. Lingkungan luar sistem dapat bersifat menguntungkan dan dapat juga bersifat merugikan sistem tersebut. Lingkungan luar yang menguntungkan merupakan energi dari sistem dan dengan demikian harus tetap dijaga dan dipelihara. Sedang lingkungan luar yang merugikan harus ditahan dan dikendalikan, karena jika tidak maka akan mengganggu kelangsungan hidup dari sistem.

d. Penghubung Sistem

Penghubung (interface) merupakan media penghubung antara satu subsistem dengan subsistem yang lainnya sehingga memungkinkan


(35)

sumber-sumber daya mengalir dari satu subsistem ke subsistem lainnya. Keluaran (output) dari satu subsistem akan menjadi masukan (input) untuk subsistem yang lainnya melalui penghubung tersebut. Dan dengan penghubung ini pula satu subsistem dapat berintegrasi dengan subsistem yang lainnya untuk membentuk satu kesatuan.

e. Masukan Sistem

Masukan (input) adalah energi yang dimasukkan ke dalam sistem. Masukan dapat berupa masukan perawatan (maintenance input) dan masukan sinyal (signal input). Maintenance input adalah energi yang dimasukkan supaya sistem tersebut dapat beroperasi. Signal input adalah energi yang diproses untuk didapatkan keluaran.

f. Keluaran Sistem

Keluaran (output) adalah hasil dari energi yang diolah dan diklasifikasikan menjadi keluaran yang berguna dan sisa pembuangan. Keluaran ini dapat merupakan masukan untuk subsistem yang lain atau kepada supra sistem.

g. Pengolah Sistem

Suatu sistem dapat mempunyai suatu bagian pengolah yang akan merubah masukan menjadi keluaran. Suatu sistem produksi akan mengolah masukan berupa bahan baku dan bahan-bahan yang lain menjadi keluaran berupa barang jadi.


(36)

h. Sasaran Sistem

Suatu sistem pasti mempunyai tujuan (goal) atau sasaran (objective). Jika suatu sistem tidak mempunyai sasaran, maka operasi sistem tidak akan ada gunanya. Sasaran dari sistem sangat menentukan sekali masukan yang dibutuhkan sistem dan keluaran yang akan dihasilkan sistem. Suatu sistem dikatakan berhasil apabila mengenai sasaran atau tujuannya.

2.2 Konsep Dasar Pengembangan Sistem

Didalam pengembangan sistem terdapat 5 tahapan yaitu : a. Studi Kelayakan

Pada tahap pertama ini yang dilakukan adalah mempelajari masalah yang dihadapi oleh sistem. Dengan melakukan observasi (pengamatan langsung maupun pengambilan sampel data) dan interview (melakukan tanya jawab/wawancara dengan calon pemakai sistem). Sehingga sebelum merancang sistem yang baru, sudah diketahui terlebih dahulu bagaimana sistem yang ada sebelumnya dan perancangan sistem yang baru dapat tepat sasaran.

b. Rencana Pendahuluan

Setelah mengetahui bagaimana sistem yang sudah ada maka tahap selanjutnya ialah perencanaan awal akan sistem yang akan dibangun nantinya. Langkah awal yang dapat dilakukan dengan menentukan kebutuhan sistem. Dari hasil observasi maupun interview dengan calon pemakai sistem dapat diketahui apa saja kebutuhan sistem untuk mengatasi


(37)

masalah yang dihadapi. Dan juga dapat diketahui kekurangan yang ada pada sistem yang lama agar pada sistem yang baru nantinya dapat terpenuhi semua kebutuhan sistem tadi.

c. Analisis Sistem

Tahap analisis sistem ini dapat didefinisikan sebagai penguraian dari sistem yang utuh ke dalam bagian-bagian komponennya dengan maksud untuk mengidentifikasikan dan mengevaluasi permasalahan-permasalahan, kesempatan-kesempatan, hambatan-hambatan yang terjadi dan kebutuhan-kebutuhan yang diharapkan sehingga dapat diusulkan perbaikan-perbaikannya pada sistem yang akan dibangun nantinya. Tahap analisis ini merupakan tahap yang kritis dan sangat penting, karena kesalahan didalam tahap ini akan menyebabkan juga kesalahan pada tahap selanjutnya.

d. Perancangan Sistem (Desain Sistem)

Tujuan dari desain sistem secara umum adalah untuk memberikan gambaran secara umum kepada pengguna tentang sistem yang baru. Desain secara umum mengidentifikasikan komponen-komponen sistem informasi yang akan didesain secara rinci. Dimana gambaran sistem yang baru ini dirancang berdasarkan hasil analisa sistem dan penentuan kebutuhan yang telah dilakukan sebelumnya.

e. Implementasi Sistem

Sistem telah melalui tahap analisis dan desain sistem secara terinci serta teknologi telah diseleksi dan dipilih. Tahap ini merupakan tahap


(38)

meletakkan sistem supaya siap untuk beroperasikan. Tahap implementasi sistem ini dapat terdiri dari langkah-langkah sebagai berikut :

• Menerapkan rencana implementasi.

• Melakukan kegiatan implementasi

• Tindak lanjut implementasi.

2.3 Alat dan Teknik dalam Pengembangan Sistem

Untuk setiap pengembangan sistem akan dibutuhkan alat bantu desain yang digunakan untuk membantu analisis dan perancangan sistem yang akan dikembangkan. Alat bantu tersebut biasanya berbentuk diagram atau grafik (Jogiyanto 1990). Alat bantu yang berbentuk grafik dapat diuraikan sebagai berikut :

a) HIPO Diagram

HIPO (Hierarchy plus Input-Proses-Output) adalah alat dokumentasi program, khususnya sebagai alat desain dan teknik dokumentasi dalam siklus pengembangan sistem. Diagram pada Gambar 2.1 menggambarkan hubungan dari fungsi-fungsi pada sistem secara berjenjang.

Gambar 2.1 HIPO Diagram 0.0

2.0 1.0


(39)

b) Data Flow Diagram (DFD)

DFD adalah diagram yang menggunakan notasi-notasi untuk menggambarkan arus dari data sistem. Notasi-notasi tersebut dapat dilihat pada Gambar 2.2 berikut:

: Gambar kesatuan luar.

: Gambar notasi proses

: Gambar arus data

: Gambar notasi penyimpanan.

Gambar 2.2 Notasi DFD c) Sistem Flowchart

Sistem flowchart merupakan alat bantu yang dapat digunakan untuk menggambarkan sistem secara pisikal. Simbol-simbol yang dapat digunakan dalam sistem flowchart, bisa dilihat pada gambar 2.3 berikut :

: Simbol masukan : Simbol awal/akhir kegiatan

: Simbol proses : Simbol keluaran

: Simbol keputusan : Simbol tampilan di layar


(40)

d) Use-case Diagram

Use-case diagram merupakan salah satu bentuk diagram grafis dari Unified Modeling Laguage(UML) yang menggambarkan secara grafis perilaku software aplikasi. UML sendiri adalah sebuah sistem arsitektur dengan sebuah bahasa untuk menentukan, visualisasi, mengkonstruksi, dan mendokumentasikan artifact yang terdapat dalam sistem software. Artifact ini merupakan sepotong informasi yang digunakan atau dihasilkan dalam suatu proses rekayasa software yang mana dapat berupa model, deskripsi, atau software. Sebuah use-case diagram mengandung :

™ Actor

Actor disini menggambarkan pengguna software aplikasi, yang mana nantinya akan membantu memberikan suatu gambaran jelas tentang apa yang harus dikerjakan software aplikasi. Sebuah actor mungkin seorang manusia, satu device hardware, atau sistem informasi lain. Actor dinotasikan seperti gambar di bawah ini :

Gambar 2.4 Actor

™ Use-case

Use-case ini menggambarkan perilaku software aplikasi, termasuk didalamnya interaksi antara actor dengan software aplikasi tersebut. Use-case dibuat berdasarkan keperluan actor. Setiap use-case diberi nama yang menyatakan hal apa yang akan dicapai dari hasil


(41)

interaksinya dengan actor. Sebuah use-case tidak dapat mencakup semua keperluan suatu software aplikasi, oleh sebab itu untuk mengatasinya sebuah koleksi dari beberapa use-case tadi diatur dan ditempatkan dalam berbagai paket use-case(use-case package). Secara grafis use-case dinotasikan sebagai berikut :

Gambar 2.5 Use-case

™ Interaksi antara actor dan use-case.

Dalam use-case model, hubungan interaksi antara actor dengan use-case digambarkan menggunakan association relationship yang memiliki stereotype “include”, “extend” dan “generalize relationship”. Hubungan include menggambarkan bahwa suatu use-case seluruhnya meliputi fungsionalitas dari use-case lainnya. Hubungan extend antar use-case berarti bahwa satu use-case merupakan tambahan fungsionalitas dari use-case yang lain jika kondisi atau syarat tertentu dipenuhi.

2.4 Database, DBMS dan Konsep Pengembangannya. 2.4.1 Pengertian Database

Database adalah sebuah kumpulan data yang saling berhubungan. Dimana data-data tersebut dapat disimpan dalam beberapa tempat dan data tersebut akan membuat sebuah buku alamat dari sebuah nama, alamat dan nomor telepon.


(42)

Manfaat dari adanya basis data atau database antara lain seperti : a) Meminimalkan duplikasi / pengulangan data. b) Konsistensi data.

c) Integrasi data.

d) Pendataan data secara bersama. e) Kemudahan pengembangan aplikasi.

f) Pengendalian keamanan, hak dan integritas yang sama. g) Aksesbilitas dan respons data.

h) Indepedensi Data.

i) Mengurangi biaya perawatan program.

2.4.2 Pengertian DBMS

Database Management System (DBMS) adalah sebuah kumpulan komponen untuk mendefinisikan, menyusun dan memanipulasi sebuah database.

2.4.3 Model Basis Data Relasional

Model basis data relasional ini merupakan model data yang merepresentasikan data dalam bentuk tabel atau relasi. Model basis data ini terdiri atas tiga komponen yaitu :

1.) Struktur Data (data structure)

Dalam struktur data ini data di susun dalam bentuk tabel (relasi).


(43)

2.) Manipulasi Data (data manipulation)

Manipulasi data ini merupakan operasi-operasi yang digunakan untuk memanipulasi data yang disimpan dalam tabel.

3.) Integritas Basis Data (data integrity)

Integritas basis data ini adalah fasilitas-fasilitas yang tercakup dalam aturan-aturan bisnis (business rules) yang menjaga integritas data saat data di manipulasi.

2.4.4 Normalisasi

Normalisasi merupakan proses pengubahan struktur data yang kompleks menjadi struktur data yang sederhana dan stabil. Normalisasi sebuah basis data dilakukan lewat beberapa langkah dimana tiap langkah manghasilkan suatu keadaan yang disebut normal.

Langkah-langkah tersebut adalah sebagai berikut: a. Bentuk normal pertama (1NF)

Pada langkah pertama ini relasi (tabel) berada dalam bentuk normal pertama jika relasi tersebut tidak memuat grup berulang. Jika masih memuat grup berulang, maka grup berulang tersebut harus dihilangkan sehingga diperoleh relasi 1NF.

b. Bentuk normal kedua (2NF)

Suatu relasi (tabel) berada dalam bentuk normal kedua (2NF) jika memenuhi :


(44)

2. Setiap atribut bukan kunci tergantung penuh pada kunci primernya. Jadi tidak ada ketergantungan parsial dalam relasi tersebut.

Ketergantungan fungsional sebagian/parsial (partial functional dependency) dalam suatu relasi terjadi jika satu atau lebih atribut bukan kunci tergantung hanya sebagian pada kunci primernya. Jika relasi masih memuat ketergantungan parsial, maka relasi tersebut harus dipecah menjadi beberapa relasi sesuai dengan ketergantungan parsial yang ditemukan.

c. Bentuk normal ketiga (3NF)

Suatu relasi (tabel) berada dalam bentuk normal ketiga (3NF) jika memenuhi :

1. Relasi tersebut sudah dalam bentuk 2NF. 2. Relasi tidak memuat ketergantungan transitif.

Ketergantungan transitif adalah ketergantungan fungsional antara dua atau lebih atribut bukan kunci dalam suatu relasi.

2.4.5 Model Hubungan Entitas (ER)

Model Hubungan Entitas (ER) adalah model yang termasuk dalam konsep perancangan (conceptual design), yang mampu menyediakan suatu gagasan yang menggambarkan kebutuhan data dari suatu aplikasi agar mudah dimengerti dan bebas dari kriteria dalam hal pengolahan dan pengorganisasian data pada suatu sistem. Gagasan ini didefinisikan dalam bentuk skema dan


(45)

simbol-simbol yang akan menjelaskan peristiwa yang terjadi menyangkut data dalam suatu sistem. Adapun simbol-simbol tersebut dapat dilihat pada gambar 2. 6 berikut. Simbol-simbol yang digunakan dalam Model Hubungan Entitas (ER) antara lain :

: Entitas : Atribut

: Relasi : Hubungan tunggal

: Menghubungkan simbol yang ada

Gambar 2.6 Simbol-simbol yang digunakan dalam hubungan entitas

Cardinality Ratio

a) One-to-one (satu lawan satu)

Satu entitas mempunyai hubungan atau relasi dengan satu entitas yang lain.

b) One-to-many (satu lawan banyak)

Satu entitas mempunyai hubungan atau relasi dengan beberapa entitas. c) Many-to-many (banyak lawan banyak)

Beberapa entitas mempunyai hubungan atau relasi dengan beberapa entitas.


(46)

Key dan Atribut Deskritiptif antara lain : a) Superkey

Kumpulan-kumpulan atribut dari suatu relasi yang unik. b) Candidate Key

Setiap relasi mempunyai lebih dari satu key dan masing-masing key tersebut disebut candidate key.

c) Primary Key

Merupakan candidate key yang digunakan untuk mengidentifikasikan tuple/record (baris) pada suatu relasi.

2.4.6 Integritas Basis Data

Integritas basis data adalah perubahan terhadap basis data oleh user yang berhak dan tidak menghasilkan ketidakkonsistenan dan kerusakan data(Rosa & Sri Hartati, 2006, Modul Basis Data 2). Untuk mengatur definisi dan modifikasi terhadap basis data sehingga menjamin integrasi dari basis data tersebut, maka dalam basis data dikenal istilah aturan integritas(integrity constraints).

Aturan integritas basis data tersebut ada 6 jenis antara lain yaitu : 1. Entity Integrity Constraints (aturan integritas entitas).

Aturan integritas entitas adalah aturan dimana di dalam setiap entitas dideklarasikan kunci primer (primary key) untuk menjamin tidak adanya baris-baris yang memiliki nilai yang sama dalam tabel(duplikat baris).


(47)

2. Domain Constraints (aturan domain).

Domain merupakan kumpulan tipe data dan jangkauan nilai yang diperbolehkan pada atribut sebuah relasi. Sedangkan aturan domain adalah aturan-aturan yang dirumuskan dalam definisi domain dimana definisi domain itu meliputi tipe data, panjang, format, jangkauan, nilai yang memungkinkan, keunikan dan kemungkinan data bernilai null. Tujuan dari adanya definisi domain ini adalah sistem dapat mengecek keakuratan data yang dimasukkan dalam database dan menguji kueri apakah perbandingan dalam kriteria yang dilakukan sudah sesuai.

3. Referential Integrity Constraints (aturan integritas referensial).

Aturan integritas referensial (referential integrity constraints) adalah aturan yang mengatur kebenaran referensi dari satu obyek ke obyek lain dalam basis data. Aturan ini akan menjamin bahwa setiap nilai dalam kolom kunci tamu dari tabel yang merujuk harus tepat sama dengan nilai dalam kolom kunci primer dari tabel yang dirujuk, atau jika tidak akan bernilai null.

Apabila terdapat perubahan dalam database maka dapat mengakibatkan pelanggaran terhadap aturan integritas referensial. Maka dari itu terdapat aturan untuk melakukan operasi insert, delete dan update yaitu sebagai berikut :

a. Insertion Rule

Jika dilakukan penyisipan baris terhadap sebuah tabel yang merujuk, maka harus terdapat nilai yang bersesuaian dalam tabel yang dirujuk.


(48)

b. Deletion Rule

Jika diberlakukan penghapusan baris terhadap sebuah tabel yang dirujuk dan memiliki nilai yang bersesuaian dengan tabel yang merujuk maka harus ada perlakuan tertentu untuk menjamin integritas tabel database tersebut. Perlakuan-perlakuan yang dapat dilakukan itu ada 3 macam yaitu :

™ Restrict

Tidak mengijinkan adanya penghapusan terhadap baris dalam tabel yang dirujuk.

™ Nullify

Mengeset nilai yang bersesuaian dari tabel yang merujuk menjadi null dan kemudian menghapus baris dalam tabel yang dirujuk.

™ Cascading deletion

Baris yang bersesuaian dalam tabel yang merujuk secara otomatis akan ikut terhapus.

c. Update Rule

Jika yang diupdate adalah kunci tamu pada tabel yang merujuk, maka perlakuannya seperti insertion rule.

Jika nilai yang diupdate pada tabel yang dirujuk memiliki nilai yang bersesuaian dengan tabel yang dirujuk maka perlakuannya sama seperti pada deletion rule.

4. Atribute-Based Constraints (aturan berbasis atribut) dan Tuple Based. Constraints (aturan berbasis tupel).


(49)

Aturan berbasis atribut adalah aturan yang menentukan bahwa pada saat dilakukan insert atau update, nilai suatu atribut tertentu harus memenuhi kondisi tertentu. Apabila syarat tidak dipenuhi, maka proses insert atau update akan ditolak dan tidak dilakukan oleh sistem.

Sedangkan aturan berbasis tuple adalah aturan yang menentukan bahwa pada saat dilakukan insert atau update, nilai beberapa atribut pada satu baris harus memenuhi kondisi tertentu. Jika tidak memenuhi syarat, maka proses insert atau update ditolak.

5. Assertions(pernyataan)

Assertions adalah sebuah aturan yang berlaku pada saat operasi insert/update/delete dan dapat melibatkan beberapa tabel yang bertujuan untuk membuat agar database tetap pada kondisi yang diinginkan.

6. Trigger (pemicu).

Trigger adalah aturan yang akan mengeksekusi perintah secara otomatis sebagai akibat sampingan dari proses modifikasi (insert/update/delete) dalam database.

Komponen operasi trigger antara lain :

Aturan user : statemen yang digunakan untuk menyatakan operasi trigger.

Event : operasi manipulasi(insert/delete/update) data yang memicu operasi.

Nama tabel : nama tabel yang diakses/dimodifikasi.


(50)

Aksi : tindakan yang dilakukan saat operasi dijalankan.

2.4.7 Structured Query Language (SQL)

SQL adalah bahasa untuk memanipulasi data relasional. Bahasa SQL bukan merupakan bahasa pemrograman tetapi sebuah data sublanguage atau bahasa pengakses data, sehingga perintah SQL dapat digunakan sebagai sebuah bahasa query atau digabungkan ke dalam program lain. Bahasa SQL juga mempunyai hubungan yang erat dengan aljabar relasional. SQL memiliki input atau lebih relasi dan menghasilkan relasi tunggal sebagai keluaran. Meskipun hasil SQL adalah sebuah bilangan, tetapi hasil tersebut tetap sebuah relasi yang memiliki satu baris dan satu kolom.

2.5 Internet

2.5.1 Pengertian Internet

Internet berasal dari kata interconnection networking yang mempunyai arti hubungan berbagai komputer dan berbagai tipe komputer yang membentuk suatu jaringan/sistem yang saling berinteraksi antara satu jaringan dengan jaringan lainnya dalam lingkup dunia.

2.5.2 Protokol Internet

Komunikasi jaringan komputer diatur dengan bahasa / software standar yang disebut dengan protokol yang memungkinkan beragam jaringan komputer dan jenis komputer yang ada untuk berkomunikasi. Protokol ini secara resmi


(51)

dikenal sebagai TCP/IP (Transmission Control Protocol / Internet Protocol) yang merupakan cara standar untuk mempaketkan dan menyelamatkan data komputer (sinyal dan elektronik) sehingga data tersebut dapat dikirim ke komputer yang lain (Sutarman, S.Kom, 2003).

2.5.3 World Wide Web (WWW)

WWW adalah sebuah bagian dari internet yang menggunakan teknologi hypertext yang sangat memberikan kemudahan dan kecepatan yang luar biasa dalam mencari informasi serta memberikan tampilan grafik yang sangat indah. WWW memfasilitasi berbagai jasa internet seperti electronik mail(e-mail), Telnet, FTP, gopher, dan lain-lain.

2.5.4 HyperText Transfer Protocol (HTTP)

HTTP merupakan protokol standar yang memungkinkan bermacam-macam komputer saling berkomunikasi dengan menggunakan bahasa HTML dan digunakan oleh Web server untuk bertukar dokumen HTML.

2.5.5 HyperText Markup Language (HTML)

HTML adalah format standar atau tata penulisan khusus yang digunakan dalam penyusunan dokumen web di world wide web (WWW) dengan tata penulisan hypertext. Semua tag-tag HTML bersifat dinamis artinya kode HTML tidak dapat dijadikan sebagai file Executable program. Hal ini


(52)

disebabkan HTML hanyalah sebuah bahasa Scripting yang dapat berjalan apabila dijalankan didalam browser (pengakses web).

HTML memiliki beberapa sintaks dasar yang hampir mirip dengan semua pemrograman baik yang berbasis web maupun visual. Kemiripan itu adalah bahwa semua struktur pemrograman harus ada sintaks yang menyatakan program itu dimulai dan diakhiri teks.

2.5.6 Uniform Resource Locator (URL)

URL adalah suatu sarana yang digunakan untuk menentukan lokasi informasi pada suatu web server. URL dapat diibaratkan suatu alamat, dimana alamat tersebut terdiri atas :

1. Protokol yang digunakan oleh suatu browser untuk mengambil informasi.

2. Nama computer (server) dimana informasi tersebut berada. 3. Jalur / path serta nama file dari suatu informasi.

Format umum dari URL adalah sebagai berikut :

Protokol_transfer : // nama_host / path / nama_file

2.6 Konsep-konsep On-line

Secara umum istilah on-line dapat diartikan sebagai kegiatan yang selalu ada tanpa berhubungan secara langsung dengan objek. Dalam hal ini sistem komputer telah dapat melaksanakannya dalam banyak bidang kehidupan sekarang ini yaitu dengan terkoneksinya jaringan komputer ke media internet.


(53)

2.6.1 Sistem Komputasi Terdistribusi

Dalam pembuatan sebuah sistem, desain basis data dimaksudkan untuk mengidentifikasikan kebutuhan akan file-file dari basis data yang diperlukan oleh suatu sistem. Desain basis data terdistribusi dibuat dengan maksud untuk mengidentifikasi isi atau struktur dari tiap-tiap file yang telah diidentifikasikan dalam desain secara umumnya.

Elemen basis data dari file-file basis data harus memiliki elemen-elemen untuk menyimpan hasil masukan (input) yang masuk. Maka dari itu struktur dari suatu file tergantung dari arus masukan dan keluaran dari file.

2.6.2 Sistem Komputer Client / Server

Client adalah sebuah komputer yang berhubungan langsung dengan pengguna dan terhubung dengan komputer lain yang memproses permintaan pengguna yang dikenal sebagai server. Prinsip kerja dari client / server ini adalah client melakukan permintaan untuk suatu informasi atau mengirim sebuah perintah ke suatu aplikasi server. Aplikasi server akan menerima permintaan dari client, kemudian memproses berdasarkan permintaan tersebut, lalu server akan merespon permintaan tersebut ke client sebagai suatu hasil dari pemrosesan yang sudah dilakukan. Sehingga tugas dari server adalah melakukan listen untuk suatu koneksi, sedangkan client mencoba membuat koneksi ke server. Setelah koneksi terbentuk, hubungan pertukaran data antara client dan server diwakili dengan suatu aliran input dan output, (Budi Susanto, 2003).


(54)

Mekanisme keamanan data yang ditetapkan pada sistem client / server sangat tinggi, menyebabkan aplikasi client tidak dapat membuka file-file data secara langsung, dalam hal ini client cukup melakukan login dan jika nama user serta password yang dimasukkan benar maka kemudian aplikasi server akan memberikan service untuk membuka basis data yang berada di server sesuai dengan permintaan dari pengguna, service yang diberikan juga masih ditentukan oleh hak akses (access granted) yang dimiliki oleh pengguna tersebut.

Dalam sistem multi user untuk dapat menampilkan suatu data dari basis data tertentu yang terdapat dalam suatu tabel maka keseluruhan data dari tabel tersebut harus diambil(download) dari komputer server ke workstation, kemudian data tersebut diproses untuk kemudian ditampilkan. Sistem client / server dapat dikatakan sebagai solusi terbaik untuk mendapatkan aplikasi basis data yang handal dalam hal sekuritas data dan tingkat kekeliruan serta mampu mengurangi kepadatan jalur lalu lintas yang dilewati oleh suatu jaringan.

2.6.3 Aplikasi Berbasis Web

Pada aplikasi berbasis web beban kerja pada komputer client dibuat sekecil mungkin, sedangkan proses akan banyak dilakukan di server. Hal ini disebabkan karena web browser hanya menyediakan antar muka bagi client sedangkan bagian lain dari aplikasi diletakkan di server. Lapisan antarmuka web berinteraksi dengan web server untuk berkomunikasi dengan client. Antar muka web dapat dianggap sebagai paket antara logika bisnis (bisnis logic) dengan HTML yang dikirim ke browser client.


(55)

2.7 Hypertext Preprocessor (PHP) 2.7.1 Pengertian PHP

PHP adalah sebuah bahasa pemrograman yang berbentuk scripting, sistem kerja dari program ini adalah sebagai interpreter bukan sebagai compiler. Bahasa compiler adalah bahasa yang akan mengubah script-script program ke dalam source code yang nantinya akan membentuk sebuah program yang berstatus sebagai program EXE yang dapat dieksekusi tanpa adanya bantuan program pembuatnya. Sedangkan bahasa interpreter adalah bahasa yang mana script mentahnya tidak harus diubah kedalam bentuk source code, sehingga saat program dijalankan kode dasar secara langsung akan dijalankan selain itu juga program pembuat juga harus selalu tersedia dan berjalan saat program diaktifkan.

2.7.2 Konsep kerja PHP

PHP memiliki beberapa aturan penulisan, diantaranya bagaimana memulai program PHP dan mengakhiri program PHP. Untuk memulai program PHP, dapat memulainya dengan mengenal sebuah tag pengenal PHP yang digunakan untuk menuliskan kode PHP. Tag tersebut yaitu :

<?php

sedangkan untuk mengakhiri kode program yang ada, program dapat ditutup dengan tanda :


(56)

2.7.3 Variabel PHP

Dalam pemrograman PHP pembentukan variabel tidak sesulit seperti yang ada di dalam bahasa pemrograman lain, karena pembentukan variabel disini dapat dibuat dengan menggunakan tanda String($)sebagai pendeklarasian awal. Dengan menggunakan tanda $ maka karakter yang ada setelahnya akan dikenali oleh program sebagai bentuk variabel. Variabel-variabel yang ada antara lain :

a) Variabel Biasa

Secara standar bentuk penulisan variabel adalah dengan menggunakan tanda string yang kemudian diikuti oleh isi dari variabel tersebut atau nama variabelnya. Dari variabel tersebut dapat dibaca berulang-ulang kali dalam satu halaman web.

b) Variabel dalam sebuah kalang atau kelompok

Bentuk dari variabel ini biasanya digunakan untuk mendeklarasikan data apabila menggunakan fungsi dalam PHP, isi dari data yang ada pada variabel tersebut tidak dapat ditampilkan apabila tidak melakukan pemanggilan fungsi yang mendeklarasikan variabel tersebut.

c) Variabel antar halaman

Bentuk dari varibel ini biasanya digunakan untuk menghantarkan data yang ada dari setiap variabel ke dalam halaman lain, bentuk-bentuk variabel ini biasanya berasal dari hasil data semacam form data seperti


(57)

formulir pendaftaran ataupun yang berhubungan dengan formulir lainnya.

2.8 Sistem Rekam Medis

Setiap lembaga pelayanan kesehatan seperti Puskesmas tentu memiliki catatan mengenai pasien-pasiennya yang dikelola dengan baik dalam sebuah catatan/berkas kesehatan. Catatan/berkas tersebut memuat identitas pasien, riwayat kesehatan pasien, daftar penyakit yang pernah diderita pasien, diagnosis yang pernah dilakukan oleh tenaga medis, gejala-gejala penyakit yang pernah terjadi, alergi terhadap obat-obat tertentu dan masih banyak lagi. Catatan tersebut senantiasa tercatat / terekam dengan baik dan benar karena isi dari catatan tersebut sangatlah penting dan bersifat rahasia bahkan tidak semua orang berhak membaca dan mengetahui nantinya. Catatan kesehatan tersebut sering disebut dengan rekam medis.

Menurut Departemen Kesehatan RI Direktorat Jenderal Pelayanan Medis (1997), rekam medis diartikan sebagai ” keterangan baik yang tertulis maupun yang terekam tentang identitas, anamnesa, penentuan fisik laboratorium, diagnosa segala pelayanan dan tindakan medis yang diberikan kepada pasien, dan pengobatan”. Tujuan dari rekam medis itu sendiri adalah untuk menunjang tercapainya tertib administrasi dalam rangka upaya peningkatan pelayanan kesehatan di Puskesmas serta memudahkan dan mempercepat tindakan medis yang harus dilakukan setelah dilakukan pemeriksaan.


(58)

34 3.1 Analisa Sistem

Perkembangan teknologi menjadi semakin pesat dan sudah merambah ke berbagai bidang di dunia ini. Tidak hanya pada bidang teknologi saja. Dengan menggunakan teknologi yang semakin canggih, hal ini juga mempengaruhi pada informasi yang diperoleh maupun dihasilkan. Baik buruknya suatu informasi yang dihasilkan akan sangat mempengaruhi dalam perkembangan informasi itu sendiri maupun dalam pengambilan keputusan untuk memperoleh hasil yang lebih baik di masa mendatang. Informasi yang aktual, cepat dan akurat sangat dibutuhkan oleh siapa saja untuk meningkatkan kuantitas dan kualitas dari kemampuan yang dimilikinya.

Perkembangan teknologi yang ada misalnya pada teknologi komputer. Kemajuan teknologi komputer yang berfungsi sebagai pendukung pemrosesan data dan informasi telah menjadi kebutuhan pada setiap perusahaan dan instansi pemerintah maupun bukan pemerintah. Kemajuan teknologi ini dapat diterapkan pada berbagai bidang, dalam hal ini akan dibahas penerapannya pada bidang jasa khususnya jasa pelayanan kesehatan masyarakat, yaitu pengolahan data medik pada sebuah Puskesmas.

Puskesmas merupakan sebuah instansi kesehatan yang memberikan jasa pelayanan pengobatan kepada masyarakat. Setiap hari banyak pasien yang menggunakan jasa pelayanan kesehatan di Puskesmas. Data pasien yang


(59)

ada dari hari ke hari semakin bertambah. Berdasarkan pengamatan dan wawancara yang dilakukan oleh penulis di Puskesmas Srumbung dan Puskesmas Salam, data pasien terbanyak biasa terjadi pada hari Senin dan Selasa. Pengolahan data pasien yang ada masih dilakukan secara manual yaitu dengan pengarsipan berdasarkan nama desa dari mana pasien tersebut berasal. Hal tersebut sangat tidak efisien dan tidak efektif, selain itu banyak sekali resiko yang dapat ditimbulkan seperti kesalahan penulisan data, rusaknya data, hilangnya data mungkin karena dipinjam dan masih banyak lagi. Untuk menangani masalah pengolahan data pasien, salah satu cara yang dapat digunakan adalah dengan membuat suatu sistem yang dapat mempermudah dalam pengolahan data dan memberikan atau menyajikan informasi secara cepat dan mudah. Sistem tersebut adalah sistem rekam medis. Sistem ini terutama ditujukan bagi para petugas medis yang harus segera mengambil keputusan dari pemeriksaan yang telah dilakukannya dan petugas non medis yang diberikan tanggungjawab untuk memasukkan data pasien serta bertanggungjawab atas kelancaran pengolahan data pasien.

Manfaat lain dari sistem rekam medis selain mempermudah pengolahan data pasien suatu Puskesmas juga bermanfaat bagi pasien antar Puskesmas. Misalnya seorang pasien memeriksakan dirinya ke Puskesmas Srumbung, setelah menikah dengan orang yang berasal dari kecamatan Salam dan tinggal di daerah itu, maka saat dia sakit, dia akan memeriksakan dirinya ke Puskesmas terdekat. Dalam hal ini yang terdekat ialah Puskesmas Salam. Pada saat pemeriksaan berlangsung, jika petugas medis yang memeriksa ingin


(60)

mengetahui riwayat kesehatan pasien tersebut maka dapat menggunakan sistem rekam medis ini dengan melihat data medis pasien di Puskesmas Srumbung. Selain itu untuk mempermudah pengolahan data dan pencarian data medis pasien, sistem rekam medis ini juga bermanfaat dalam pembuatan laporan-laporan per wilayah. Laporan-laporan-laporan tersebut nantinya dapat digunakan untuk pengambilan suatu keputusan, seperti penentuan suatu penyakit merupakan KLB atau tidak, seberapa besar prosentase yang ada untuk wabah penyakit yang timbul dalam suatu wilayah, mengetahui ada tidaknya kasus flu burung maupun demam berdarah di wilayah tersebut dan masih banyak lagi.

Sistem rekam medis pasien Puskesmas yang akan dibangun ini berupa suatu aplikasi berbasis web yang memungkinkan petugas non medis dengan aturan tertentu dapat mengakses data ke satu basis data yang berada di server.

Dalam merancang sistem rekam medis ini penulis mempelajari pelaksanaan sistem rekam medis pada suatu Puskesmas yang sampai saat ini masih manual sebagai sarana untuk mengetahui proses-proses yang berhubungan dengan rekam medis Puskesmas dan mengetahui data-data medis yang dicatat dan kebutuhan penggunanya beserta jaringannya seperti PusTu atau Puskesmas Pembantu, Lansia atau Lanjut Usia, UKS (Usaha Kesehatan Sekolah), dan UKGS (Usaha Kesehatan Gigi Sekolah).

Suatu Puskesmas dibagi menjadi beberapa unit bagian yang saling berhubungan antara satu dengan yang lainnya. Bagian-bagian tersebut antara lain unit KIA (Kesehatan Ibu dan Anak), unit Gigi, unit KB(Keluarga Berencana), unit Gizi, unit Sanitasi dan unit Umum.


(61)

Dari bagian-bagian yang telah disebutkan diatas bagian rekam medis pasien Puskesmas masuk menjadi satu dengan unit Umum jadi tidak berdiri sendiri. Bagian rekam medis ini bertugas untuk merekam semua data pasien dari mulai proses pendaftaran sampai proses pelayanan medis yang diterima pasien serta mengolah data pasien seperti membuat laporan-laporan. Unit rekam medis ini sangat penting keberadaannya karena data-data yang ada berhubungan dengan kelangsungan hidup seorang pasien.

Dalam sistem rekam medis pasien Puskesmas berbasis web ini yang akan dikembangkan adalah dalam proses pendaftaran, proses pelayanan pasien, proses perekaman data dan juga pembuatan laporan.

Secara umum sistem rekam medis pasien Puskesmas di Indonesia ini, sebenarnya sudah ada, hanya saja pengolahan data yang ada sebagian masih manual. Bahkan pada proses pencatatan data sosial pasien pun masih manual. Apabila seseorang memeriksakan dirinya ke Puskesmas maka langkah pertama yang dilakukan ialah mendaftarkan diri. Setelah petugas administrasi mencatat identitas pasien tersebut, maka pasien akan mendapat kartu pendaftaran dan kartu periksa. Kemudian kartu periksa ini diserahkan kepada dokter atau petugas medis yang memeriksa. Dari pemeriksaan yang telah dilakukan maka dokter atau petugas medis akan mencatat diagnosa, rencana tindakan, pelaksanaan tindakan, dan gejala yang ada pada kartu periksa, lalu pasien juga akan memperoleh resep dari dokter atau petugas medis tersebut. Kemudian pasien membawa kartu periksa dan resep tersebut ke loket obat untuk


(62)

mengambil obat. Sedangkan kartu periksa ini nantinya akan dikumpulkan dalam suatu arsip berdasarkan asal desa oleh seorang petugas Puskesmas.

Di dalam proses pemasukan data belum terdapat adanya proses validasi termasuk pemasukan data sosial pasien sehingga data yang dihasilkan tidak akurat dan keamanan data kurang terjamin. Validasi data disini kurang terjamin karena dengan sistem manual ini tidak dapat diketahui siapa yang memasukkan data sehingga sulit mencari siapa yang bertanggung jawab apabila terjadi kesalahan memasukkan data karena banyak orang mempunyai kewenangan untuk memasukkan data dan tidak terdapat password untuk membedakan orang yang satu dengan yang lainnya.

Di dalam pelayanan rekam medis yang berjalan sekarang semua tugas dilakukan oleh petugas non medis dan pengguna lain yang berhubungan dengan medis pasien dapat menggunakan sistem yang berhubungan dengan unit rekam medis karena dilakukan secara manual yaitu dengan menggunakan berkas. Sedangkan untuk pembuatan laporan-laporan juga masih manual, yaitu dengan melakukan rekapitulasi ulang dari berkas-berkas yang ada dan hal ini membutuhkan waktu yang sangat lama. Proses penyelesaian laporan yang seperti ini sangat tidak efisien dan sangat merugikan. Karena informasi laporan-laporan tersebut sangat dibutuhkan secepatnya oleh petugas Dinkes guna pengambilan tindakan selanjutnya. Misal terdapat penyakit yang ternyata merupakan KLB, hal tersebut tidak dapat segera terdeteksi dan diambil tindakan selanjutnya karena data laporan belum masuk ke petugas Dinkes..


(63)

3.2 Identifikasi Masalah

Sistem rekam medis yang telah dijelaskan di atas memiliki kelemahan, antara lain:

1. Kurang efektif karena tidak dapat memenuhi kebutuhan pengguna akan informasi yang dibutuhkannya dengan cepat.

2. Dari segi keamanan data kurang terjamin, karena tidak ada validasi data sehingga terdapat kemungkinan adanya penulisan data yang salah.

3. Petugas non medis tidak dapat mengirim satu-satu data rekam medis secara rutin pada saat diminta mendadak. Untuk itu bagian-bagian lain seperti unit KIA, unit Gigi, unit KB, unit Gizi, unit Sanitasi dan unit Umum. yang memerlukan (untuk keperluan darurat) harus mengirim petugasnya dalam hal ini petugas non rekam medis untuk mengambil sendiri ke bagian rekam medis.

4. Apabila terdapat data yang sama maka harus dilakukan penulisan berulang kali sehingga tidak efisien.

5. Dari sisi ekonomi membutuhkan banyak biaya karena berkas-berkas yang dibutuhkan akan banyak, sebanyak jumlah pasien yang ada. Misalnya seorang pasien memeriksakan dirinya pada bulan Juni karena sakit batuk, namun sebelumnya pada bulan Maret dia pernah sakit gatal-gatal dan memeriksakan diri ke Puskesmas yang sama. Jika perekaman data masih manual maka identitas pasien harus


(64)

dicari satu persatu dari semua berkas yang ada dan jika tidak diketemukan maka harus dicatat ulang.

6. Pelayanan yang dilakukan tidak dapat berlangsung cepat.

7. Jika harus dilakukan pengambilan keputusan untuk tindakan medis selanjutnya, tidak dapat diputuskan dengan cepat karena informasi riwayat kesehatan pasien sebelumnya tidak dapat diperoleh dengan cepat.

Sedangkan kelemahan sistem rekam medis yang belum on-line antara lain : 1. Data rekam medis yang ada tidak dapat diakses dari luar Puskesmas

sehingga memperlambat penanganan pasien di luar Puskesmas tertentu.

2. Berkas rekam medis selalu dipindah dari satu tempat ke tempat yang lain jika terdapat keperluan darurat sehingga besar kemungkinan berkas tersebut rusak bahkan hilang.

3. Sistem ini hanya dapat digunakan oleh petugas non medis dan tidak dapat digunakan secara langsung oleh petugas lain seperti dokter atau petugas medis yang lain.

4. Integritas data kurang terjamin apabila terdapat perubahan data.

Berkas data rekam medis hanya dapat dipakai oleh satu pengguna pada saat yang bersamaan. Sehingga jika ada pengguna lain yang membutuhkan berkas tersebut harus menunggu. Sedangkan dari sisi petugas Dinkes jika mereka membutuhkan data laporan dari Puskesmas tersebut, harus menunggu hingga petugas non medis(petugas non medis) Puskesmas tersebut selesai


(65)

memasukkan semua data berkas rekam medis dalam komputer. Sehingga pengambilan keputusan pun tidak dapat dilakukan dengan cepat.

3.3 Analisa Kebutuhan

Tahap ini dilakukan untuk menentukan apa saja yang menjadi kebutuhan sistem dan data-data yang diperlukan pada pembuatan sistem yang baru nantinya.

Bagian rekam medis Puskesmas setiap harinya akan melayani data pasien yang semakin besar karena setiap hari dapat dipastikan jumlah pasien akan bertambah, selain itu unit rekam medis Puskesmas juga dituntut untuk lebih cepat dan akurat dalam menyajikan dan menyampaikan berbagai informasi sehingga dapat memberikan pelayanan medis yang lebih baik dan berkualitas.

Secara umum sistem rekam medis yang akan dikembangkan ini melibatkan tiga entitas yaitu petugas non medis, petugas medis dan petugas Dinkes dalam sistem ini berstatus sebagai admin yang bertanggung jawab penuh atas sistem ini. Petugas non medis itu sendiri mempunyai tugas untuk memasukkan data selain data pemeriksaan dokter atau data medis pasien.

Proses yang terjadi dalam sistem rekam medis pasien Puskesmas ini dibagi atas tiga sisi yaitu :

1. Proses pada sisi petugas non medis sebagai administrator 2. Proses pada sisi petugas medis untuk dokter dan bidan.


(66)

tiap Puskesmas.

Dari sisi petugas non medis proses yang terjadi adalah sebagai berikut :

1. Login, petugas non medis masuk pada menu login dan harus mengisi data nama dan password. Jika terdapat kesalahan dalam memasukkan nama ataupun password maka akan muncul kotak dialog pesan kesalahan namun jika benar dalam memasukkan nama dan password maka petugas non medis dapat melanjutkan pada proses selanjutnya.

2. Memasukkan data (input data), petugas non medis dapat melakukan proses masukan data yaitu memasukkan data sosial pasien atau data identitas diri pasien, data petugas medis dan data obat.

3. Menampilkan data (view data), petugas non medis mempunyai fasilitas untuk menampilkan data yaitu data sosial pasien (identitas pasien), data petugas medis, data obat dan data login untuk petugas non medis.

4. Edit Data, petugas non medis mempunyai fasilitas untuk mengubah data dengan menu edit data. Adapun data-data yang berhak diubah oleh petugas non medis hanyalah data sosial pasien atau data identitas pasien, data petugas medis dan data obat.

5. Cetak kartu pasien, bagi seorang pasien yang baru pertama kali melakukan pemeriksaan di suatu Puskesmas dirinya harus membuat kartu pasien. Dan kartu tersebut akan diberikan kepada pasien setelah pasien mendaftarkan diri untuk periksa.

6. Edit Password, seorang petugas non medis pada sistem ini data identitas mereka diasumsikan telah dimasukkan sebelumnya walaupun proses


(67)

tersebut memang tidak ditunjukkan. Akan tetapi petugas non medis ini dapat mengubah password yang telah ada.

Dari sisi petugas medis proses yang terjadi antara lain :

1. Login, petugas medis masuk pada menu login dan harus memasukkan nama dan password dengan benar. Jika terdapat kesalahan dalam memasukkan username dan password maka akan muncul kotak dialog pesan kesalahan, tetapi apabila nama dan password yang dimasukkan benar maka dokter dapat melanjutkan pada proses selanjutnya.

2. Memasukkan data (input data). Dalam sistem ini petugas medis dapat melakukan masukan data yaitu data medis pasien dan data resep. Data medis pasien merupakan catatan hasil pemeriksaan yang telah petugas medis lakukan kepada pasien. Dan data ini nantinya akan terus bertambah sesuai riwayat kesehatan pasien. Sedangkan untuk data diri petugas medis itu sendiri dimasukkan oleh petugas non medis.

3. Menampilkan data (view data), petugas medis mempunyai fasilitas untuk menampilkan data seperti data sosial pasien, data medis pasien dan data identitas miliknya sendiri.

4. Edit Password. Walaupun seorang petugas medis mempunyai hak untuk memasukkan data medis seorang pasien, namun data tersebut tidak diperbolehkan untuk diubah karena data-data tersebut akan menjadi catatan perjalanan riwayat kesehatan seorang pasien. Untuk mengubah data petugas medis hanya dapat mengubah password yang dimilikinya. Sedangkan untuk


(68)

mengubah data diri yang lain dilakukan oleh petugas non medis yang diberikan hak untuk memasukkan data diri petugas medis.

Dari sisi petugas DINKES proses yang terjadi antara lain :

1. Login, petugas DINKES untuk masuk pada sistem rekam medis haruslah memasukkan username dan password dengan benar. Jika terdapat kesalahan dalam memasukkan username dan password maka akan muncul kotak dialog pesan kesalahan, tapi apabila nama dan password yang dimasukkan benar maka petugas tersebut dapat melanjutkan pada proses selanjutnya.

2. Menampilkan laporan, petugas DINKES mempunyai fasilitas ini untuk menampilkan laporan-laporan yang berasal dari tiap-tiap Puskesmas.

3. Cetak laporan, dari data-data medis yang ada dapat ditarik suatu kesimpulan dan dapat diketahui penyakit yang banyak muncul dari tiap-tiap Puskesmas. Kesimpulan dan prosentase data-data tersebut tersusun dalam sebuah laporan yang dapat dicetak untuk kepentingan kearsipan dengan menggunakan fasilitas ini.

4. Edit Password. Seperti halnya petugas medis diatas, petugas Dinkes pun juga dapat mengubah password yang dimilikinya.

3.3.1 Penentuan Kebutuhan Sistem

Penentuan kebutuhan yang diperoleh akan digunakan untuk mengetahui apa saja yang menjadi kebutuhan pengguna selama menggunakan


(69)

sistem yang lama, sehingga sistem yang akan dibuat nanti akan sesuai dengan keinginan pengguna dan bermanfaat bagi kelancaran pengolahan data.

Package(Paket)

Menurut A. Suhendar S.Si dan Hariman Gunadi S.Si.,MT (2002), Package(Paket) adalah mekanisme pengelompokan yang digunakan untuk menandakan pengelompokan elemen-elemen model.

Package(Paket) pada sistem rekam medis pasien Puskesmas

Actors Use Cases

Gambar 3.1 Package actor dan use case

Actor-actor yang terdapat dalam sistem rekam medis dikelompokkan dalam satu buah package(paket) yaitu paket actor. Adapun penggambaran actor tersebut ditunjukkan oleh gambar 3.2 berikut ini.

Pegawai Puskesmas

Petugas Medis Petugas Non

Medis

Petugas Di nkes


(70)

Sedangkan untuk pengelompokan use case-use case yang ada ditunjukkan oleh gambar 3.3 berikut.

Sistem untuk Petugas Medis

Sistem untuk Petugas Non Medis

Sistem untuk Petugas Dinkes

Gambar 3.3 Pengelompokan use case dalam beberapa package Di bawah ini akan dijelaskan diagram-diagram use case dari tiap-tiap package use case yang ada.

Use Case - Use Case untuk Sistem Petugas Non Medis

<extends> <extends> <depends on> <depends on> <depends on> <extends> <depends on> <depends on> <extends>

Input Data Obat

Input Data Petugas Medis

<extends> <extends>

Ganti password petugas non medis

Edit data obat

Edit data petugas medis

<depends on>

Daftar pasien

LOGIN

Petugas Non Medis (f rom Actors)

Edit data pasien

Cetak kartu pasien Input Data Pasien

Search data pasien


(1)

Tabel 4.16 Hasil perhitungan kuesioner pernyataan no.6

Frekuensi Total(%)

Sangat Setuju (SS) 6 40 %

Setuju (S) 9 60 %

Tidak Setuju (TS) 0 0 %

Sangat Tidak Setuju (STS) 0 0 %

Prosentase Pendapat Pengguna untuk pernyataan no.6

40%

60%

0% 0%

Sangat Setuju (SS) Setuju (S) Tidak Setuju (TS) Sangat Tidak Setuju (STS)

Gambar 4.27 Diagram pie hasil perhitungan kuesioner pernyataan no.6 Kesimpulan :

Informasi yang di tampilkan pada tiap form jelas dan lengkap. Bahasa yang digunakan pun mudah dimengerti oleh petugas medis. Sehingga seorang petugas medis merasa puas menggunakansistem ini karena informasi yang dicari maupun yang belum diketahui dapat diperoleh melalui sistem ini.


(2)

7. Tanggapan atas pernyataan no.7 Pernyataan :

“Sistem ini user friendly (kemudahan penggunaan sistem).”

Tabel 4.17 Hasil perhitungan kuesioner pernyataan no.7

Frekuensi Total(%)

Sangat Setuju (SS) 6 40 %

Setuju (S) 8 53.33 %

Tidak Setuju (TS) 1 6.67 %

Sangat Tidak Setuju (STS) 0 0 %

Prosentase Pendapat Pengguna untuk pernyataan no.7

40%

53%

7% 0%

Sangat Setuju (SS) Setuju (S) Tidak Setuju (TS) Sangat Tidak Setuju (STS)

Gambar 4.28 Diagram pie hasil perhitungan kuesioner pernyataan no.7 Kesimpulan :

Sistem ini user friendly (kemudahan penggunaan sistem). Sekalipun belum begitu mengenal tentang dunia komputer namun untuk menggunakan sistem ini tidak sulit untuk digunakan dan dipelajari.


(3)

125

5.1 KESIMPULAN

Berdasarkan analisis yang telah dilakukan serta hasil pengujian terhadap program, maka sistem rekam medis pasien puskesmas berbasis web ini secara umum dapat disimpulkan bahwa :

1. Sistem rekam medis pasien puskesmas berbasis web ini telah berhasil dibangun dengan sistem komputer client/server dan menggunakan software PHP serta MySQL. Selain itu sistem rekam medis ini mampu menangani masalah penggunaan data secara serempak/bersamaan oleh beberapa komputer.

2. Dalam sistem rekam medis berbasis web ini terdapat tiga orang pengguna yaitu petugas non medis, petugas medis dan petugas Dinkes. Petugas non medis dalam sistem ini mempunyai hak akses untuk memasukkan data petugas medis, data pasien dan data obat serta mencetak kartu pasien. Petugas medis bertugas untuk memasukkan data medis pasien dan data resep. Sedangkan petugas Dinkes hanya dapat melihat laporan dan kemudian mencetaknya.

3. Sistem rekam medis pasien puskesmas berbasis web ini telah di ujicobakan pada 15 responden yang terdiri dari atas 6 orang mewakili petugas medis, 4 orang dari petugas non medis dan 5 orang dari petugas


(4)

Dinkes. Dari ujicoba yang dilakukan memberikan hasil sesuai dengan kebutuhan pengguna yaitu sebagai berikut :

a. Fasilitas yang ada pada sistem ini lengkap dan membantu petugas medis.

b. Fungsi-fungsi yang ada sudah memenuhi kebutuhan pengguna. c. Pemilihan warna yang di gunakan dalam aplikasi sistem rekam

medis ini lembut sehingga tidak membuat mata sakit dan cepat lelah. Sedangkan untuk desain pada aplikasi ini sudah tepat dan tidak begitu rumit dalam penggunaannya.

d. Pemilihan bentuk dan tata letak tombol tidak mengganggu pengguna dalam memakai sistem ini, walaupun banyak tombol yang ada dalam sistem rekam medis ini.

e. Pemilihan jenis huruf menarik dan tepat digunakan pada sistem ini. Dengan menggunakan jenis huruf yang digunakan sekarang membuat sistem ini semakin nyaman digunakan.

f. Informasi yang ditampilkan pada tiap form jelas dan lengkap. Bahasa yang digunakan pun mudah dimengerti oleh petugas medis, sehingga petugas medis merasa puas menggunakan sistem ini karena informasi yang dicari maupun yang belum diketahui dapat diperoleh melalui sistem ini.

g. Sistem ini ramah pengguna. Sekalipun belum begitu mengenal tentang dunia komputer namun untuk menggunakan sistem ini tidak sulit.


(5)

5.2 SARAN

Untuk kemajuan dunia kesehatan dan dengan seiring semakin bertambah pesatnya dunia teknologi saat ini maka sistem rekam medis pasien puskesmas berbasis web ini diharapkan agar :

1. Mampu diakses oleh puskesmas-puskesmas dengan jaringan yang lebih luas.

2. Mampu diakses oleh petugas medis dengan mobile technology seperti HP (Handphone), PDA dan sebagainya.


(6)

128

Azis, Farid, M. (2001). Pemrograman PHP4 bagi Web Programmer. Jakarta : Elex Media Komputindo.

Bismoko, J & Supratiknya, A. (1996). Pedoman Penulisan Skripsi. Yogyakarta : Universitas Sanata Dharma

Departemen Kesehatan RI . (1997). Pedoman Pengelolaan Rekam Medis Rumah Sakit Di Indonesia. Revisi I . Yogyakarta.

Fathansyah. Basis Data, Bandung: Informatika

Mc Fadden, Fred R.& Jeffrey A. Hoffer., Modern Database Management, California : Benjamin/Cummings Publishing Company,Inc. 1994. p.146-153. & p.263-265

Pressman, Roger S. (2002). Rekayasa Perangkat Lunak Pendekatan Praktisi (Buku Satu). Yogyakarta : Andi Offset.

Purwanto, Yudhi. (2001). Pemrograman Web dengan PHP (Cetakan kedua). Jakarta : Elex Media Komputindo.

Sobari, Bambang. (1998). Pengelolaan Sistem Rekam Medis. Gombong : Bapelkes.

Suhendar, A & Gunadi, Hariman (2002, Desember). Visual Modeling Menggunakan UML dan Rational Rose. Bandung : Informatika