c. percobaan pencucian Hanya emulsi MA dapat mudah dicuci dengan air dari tangan atau
barang. Penghilangan suatu emulsi AM menurut pengalaman sering menunjukkan kesulitan yang berarti Voigt, 1994.
d. percobaan cincin Satu tetes emulsi yang diuji diberikan pada kertas saring, maka emulsi
MA setelah waktu singkat menunjukkan sebuah cincin air di sekeliling tetesan Voigt, 1994.
e. pengukuran daya hantar Penandaan dari jenis emulsi yang benar – benar terjamin dapat
berlangsung melalui pengujian daya hantar. Dua kawat yang dihubungkan dengan sebuah batere lampu senter dicelupkan ke dalam contoh emulsi, maka akan
berlangsung suatu ayunan hanya pada emulsi MA yang terdapat pada sisipan miliampere. Semata – mata air sebagai fase luar yang memungkinkan suatu aliran
listrik. Untuk ini jejak elektrolit yang diperlukan terkandung dalam setiap air. Pada emulsi AM fase luar berfungsi sebagai isolator, sehingga suatu ayunan yang
jelas pada ampermeter terhenti Voigt, 1994.
D. Emulsifying Agent
Emulsifying agent adalah surfaktan yang mengurangi tegangan antar
muka antara minyak dan air, meminimalkan energi permukaan dari droplet yang terbentuk Allen, 2002.
Emulsifying agent bekerja dengan membentuk film atau lapisan di
sekeliling butir – butir tetesan yang terdispersi dan film ini berfungsi agar mencegah terjadinya koalesen dan terpisahnya cairan dispersAnief, 2003.
E. Sistem HLB Hydrophile - Lipophile Balance
Sistem HLB
Hydrophile - Lipophile Balance adalah suatu nilai polaritas dari surfakan Kim, 2005. Nilai HLB menerangkan keseimbangan
hidrofil – lipofil, yang diberikan dari ukuran dan kuatnya gugus lipofil dan gugus hidrofil. Atas dasar efisiensi sistem HLB dibuat pada skala 1 – 20. Semakin
lipofil suatu surfaktan, semakin rendah nilai HLB Voigt, 1994.
T abel I I . Klasif ikasi sur f akt an ber dasar kan nilai HLB
HLB Penggunaan
1 - 3 Antifoaming agent
3 – 6 WO emulsifying agent
7 – 9 Wetting agent
8 – 16 OW emulsifying agent
13 – 15 Detergents
15 - 18 Solubilizing agent
Kim, 2005
HLB Dispersibilitas di air
1 - 4 Tidak
3 – 6 Jelek
6 - 8 Dispersi seperti susu yang bersifat tidak stabil
8 –
10 Dispersi
seperti susu
bersifat stabil
10 – 13 Dispersi translucent
13 - Larutan jernih
Kim, 2005. 12
F. Stabilitas Emulsi
Stabilitas sebuah emulsi adalah sifat emulsi untuk mempertahankan distribusi halus dan teratur dari fase terdispersi yang terjadi dalam jangka waktu
yang panjang Voigt, 1994. Umumnya, suatu emulsi dianggap tidak stabil secara fisik jika:
1. fase dalam atau fase terdispersi pada pendiaman cenderung untuk membentuk agregat dari bulatan – bulatan dengan cepat.
2. jika agregat dari bulatan naik ke permukaan atau turun ke dasar emulsi tersebut akan membentuk suatu lapisan pekat dari fase dalam.
3. jika semuasebagian dari cairan fase dalam tidak teremulsikan dan membentuk suatu lapisan yang berbeda pada permukaanpada dasar emulsi yang merupakan
hasil dari bergabungnya bulatan – bulatan fase dalam. Ansel, 1990.
Metode evaluasi stabilitas emulsi antara lain: 1. pemisahan fase
Stabilitas fisik emulsi dapat diketahui dengan pemeriksaan tingkat creaming
atau coalecense yang terjadi dalam periode waktu tertentu. Caranya dengan membandingkan volume terjadinya creaming atau bagian yang
memisah dari suatu emulsi dengan volume totalnya Aulton, 1988. 2. analisis ukuran partikel
Jika diameter rata – rata partikel bertambah dalam waktu tertentu, diasumsikan terjadi coalescence. Hal tersebut membandingkan rata – rata laju
terjadinya coalescence untuk bermacam – macam formula emulsi.
Pemeriksaan secara mikroskopikmenghitung partikel secara elektronik seperti dengan coulter counter atau pengukuran laser difraksi suatu emulsi dalam
waktu penyimpanan banyak dilakukan Aulton, 1988. 3. perubahan viskositas dan sifat alir
Perbedaan ukuran partikelperpindahan gerakan bahan pengemulsi yang berlebih selama periode waktu tertentu dapat diketahui dengan perubahan
viskositas nyata supaya perbandingan stabilitas relatif dari produknya hampir sama sehubungan dengan kecepatan pembentukan creaming Aulton, 1988.
G. Kulit