rendah dan level tinggi. Efek adalah perubahan respon yang disebabkan variasi tingkat dari faktor. Efek faktor atau interaksi merupakan rata-rata respon pada
level tinggi dikurangi rata-rata respon pada level rendah. Respon merupakan sifat atau hasil percobaan yang diamati. Respon yang diukur harus dikuantitatifkan
Bolton, 1990. Persamaan umum dari desain faktorial adalah sebagai berikut :
Y = b + b
1
X
A
+ b
2
X
B
+ b
12
X
A
X
B
dimana : Y = respon hasil atau sifat yang diamati
X
A,
X
B
= level bagian A dan B b
= rata-rata dari semua percobaan b
1
, b
2
, b
12
= koefisien dapat dihitung dari hasil percobaan Pada desain faktorial dua level dan dua faktor diperlukan empat
percobaan yaitu 1 A dan B masing-masing pada level rendah, a A pada level tinggi dan B pada level rendah, b A pada level rendah dan B pada level tinggi,
dan ab A dan B masing-masing pada level tinggi. Selain faktor dominan yang berpengaruh yang dapat diketahui dari metode ini, dapat juga diketahui komposisi
optimum melalui contour plot super imposed pada level yang diteliti Bolton, 1990.
P. Landasan Teori
Secara tradisional, minyak kelapa sering digunakan untuk melembabkan kulit. Virgin Coconut Oil merupakan minyak kelapa murni yang mempunyai
berbagai keunggulan dibanding dengan minyak kelapa biasa. Virgin Coconut Oil 25
mempunyai kandungan asam lemak jenuh rantai sedang dalam kadar tinggi 92, salah satunya adalah asam laurat 43-53. Asam laurat C
12
mempunyai ukuran molekul yang dapat dengan mudah mempenetrasi lapisan stratum corneum
dan bersifat seperti sebum alami kulit sehingga dapat memberikan efek moisturizer
yang lebih efektif. Dalam
penelitian ini, Virgin Coconut Oil akan diformulasikan dalam
sediaan lotion yang merupakan emulsi minyak dalam air dengan pertimbangan kenyamanan pemakai. Sistem emulsi ini menggunakan komposisi emulsifying
agent polysorbate 80 – cetyl alcohol. Komposisi emulsifying agent ini diharapkan
akan menurunkan tegangan antar muka minyak – air sehingga memberikan sistem emulsi yang memenuhi kriteria. Komposisi emulsifying agent akan menentukan
sifat fisik dan stabilitas dari lotion. Stabilitas sistem emulsi yang terbentuk dapat dicapai dengan adanya cetyl alcohol dan polysorbate 80 yang diprediksi dapat
membentuk stable interfacial complex condensed film. Lapisan ini bersifat fleksibel, viscous, koheren, dan tidak mudah pecah selama molekul – molekulnya
tertata dengan efisien satu dengan yang lainnya. Untuk mendapatkan formula yang optimum dilihat dari sifat fisik dan
stabilitas lotion dapat dilakukan dengan metode desain faktorial. Dengan metode ini efek tiap – tiap faktor maupun interaksi keduanya dapat teridentifiksi dan
dapat ditentukan faktor mana yang paling mempengaruhi sifat fisik, dan stabilitas lotion.
Q. Hipotesis
Diduga ada efek yang dominan dari komposisi polysorbate 80 dan cetyl alcohol sebagai emulsifying agent dalam menentukan sifat fisik dan stabilitas
lotion Virgin Coconut Oil. 27
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Rancangan dan Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan rancangan eksperimental murni menggunakan desain faktorial dan bersifat eksploratif, yaitu mencari formula lotion Virgin
Coconut Oil yang optimal yang dapat berfungsi sebagai moisturizer, stabil dalam
penyimpanan dan dapat diterima masyarakat.
B. Variabel Penelitian
1. Variabel bebas : komposisi emulsifying agent polysorbate 80 dan cetyl
alcohol level tinggi dan level rendah.
2. Variabel tergantung : daya sebar, viskositas, pergeseran viskositas, dan
pemisahan fase lotion.
3. Variabel pengacau terkendali : lama dan kecepatan pencampuran, lama
penyimpanan lotion, kemasan lotion, posisi viscotester.
4. Variabel pengacau tidak terkendali : suhu ruangan, kelembapan udara
C. Definisi operasional
1. Virgin Coconut Oil adalah minyak kelapa murni yang mengandung asam laurat dalam kadar 43-53.
28