Kondisi Kecemasan Indikator Kecemasan.

Selain itu Rathus dan Nevid 1991 juga mengemukakan 4 bentuk dari kecemasan yaitu : a. Fisik yaitu tangan gemetar, telapak tangan berkeringat, mulut terasa kering, sulit bernapas, banyak berkeringat, jantung berdebar-debar dan suara bergetar. b. Afeksi yaitu perasaan takut, gelisah, khawatir, cemas, perasaan sangat tegang dan mudah marah. c. Kognitif yaitu sulit berkonsentrasi, mudah bingung, tidak teraturnya gagasan yang ingin disampaikan dan bahasa yang digunakan menjadi tidak teratur. d. Perilaku reaksi menghindar dan menutup diri dari situasi sosial, tidak percaya diri, tergantung pada orang lain, gugup dan sulit berbicara dengan lancar. Supratiknya 1995 juga mengutarakan beberapa indikator kecemasan, yaitu : a. Senantiasa diliputi ketegangan, rasa was-was, dan keresahan yang bersifat tidak menentu diffuse uneasiness. b. Terlalu peka mudah tersinggung dalam pergaulan, dan sering merasa tidak mampu, minder, depresi serba sedih. c. Sulit berkonsentasi dan mengambil keputusan, serba takut salah. d. Rasa tegang menjadikan yang bersangkutan selalu bersikap tegang- lamban, bereaksi secara berlebihan terhadap rangsangan yang datang secara tiba-tiba atau yang tidak diharapkan, dan selalu melakukan geraka-gerakan neurotik tertentu, seperti mematah-matahkan buku jari, mendehem. e. Sering mengeluh bahwa ototnya tegang, khususnya pada leher dan sekitar bagian atas bahu, mengalami diare ringan yang kronik, sering buang air kecil, dan menderita gangguan tidur berupa insomnia dan mimpi buruk. f. Mengeluarkan banyak keringat dan telapak tangannya sering basah. g. Sering berdebar-debar dan tekanan darahnya tinggi. h. Sering mengalami gangguan pernafasan dan berdebar-debar tanpa sebab yang jelas. i. Sering mengalami “ anxiety attacks “ atau tiba-tiba cemas tanpa ada sebab pemicunya yang jelas. Gejala-gejalanya dapat berupa berdebar- debar, sulit bernafas, berkeringat, pingsan, badan terasa dingin, terkencing-kencing, atau sakit perut. Sedangkan Darajat 1996 membedakan indikator kecemasan sebagai berikut : a. Fisik berupa ujung jari yang terasa dingin, pencernaan yang tidak teratur, detak jantung cepat, keringat bercucuran, gangguan pencernaan, nafsu makan hilang, kepala pusing dan sesak nafas. b. Mental berupa perasaan takut merasa selalu ada bahaya, tidak bisa memusatkan perhatian, merasa tidak percaya diri, rendah diri, tidak tenang dan ingin lari dari kenyataan hidup. Dari beberapa pendapat para ahli dapat disimpulkan bahwa indikator kecemasan dapat dikelompokkan menjadi tiga, yaitu : a. Psikologis, yaitu reaksi kecemasan yang berkaitan dengan perasaan dan pikiran yang dialami individu. Hal ini meliputi kesulitan untuk berkonsentrasi, mudah bingung, tidak teraturnya gagasan yang ingin disampaikan dan bahasa yang digunakan menjadi tidak teratur, kesulitan dalam membuat keputusan, tegang, was-was, menjadi sangat sensitifmudah tersinggung, kehilangan semangatmudah putus asa, minder, perasaan gelisah dan khawatir pada sesuatu yang tidak jelas atau bahaya yang akan menimpa. b. Perilaku, yaitu reaksi kecemasan yang berkaitan dengan perilaku yang muncul saat individu mengalami kecemasan. Hal ini meliputi gemetar, menggerakkan anggota tubuh secara tidak beraturan, berjalan tergesa- gesa, menggigit bibir, menggigit jari, mematah-matahkan buku jari, memukul-mukulkan jari, gugup, sering berdehem, menghindari masalah, dan melarikan diri dari masalah. c. Fisiologis, yaitu reaksi kecemasan yang berhubungan dengan reaksi tubuh individu. Hal ini meliputi sesak nafas, mulut kering, tangan dan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI kaki dinginbasah, sering buang air kecil, jantung berdebar-debar, keringat berlebihan, ketegangan otot, menderita gangguan tidur seperti insomnia dan mimpi buruk mengalami gangguan perut, tergantung pada orang lain, kepala pusing, nafsu makan hilang.

5. Faktor-faktor Penyebab Kecemasan

Menurut Kresch Qrutch dalam Hartanti Dwijanti, 1997 timbulnya kecemasan disebabkan karena kurangnya pengalaman dalam menghadapi berbagai kemungkinan yang membuat individu kurang siap menghadapi situasi baru. Sumber-sumber kecemasan terdiri dari dua faktor, yaitu : a. Faktor Internal Kecemasan berasal dari dalam individu, misalnya perasaan tidak mampu, tidak percaya diri, perasaan bersalah, rendah diri. Faktor internal ini umumnya sangat dipengaruhi oleh pikiran-pikiran negatif dan tidak rasional. Menurut Beck dalam Krismi, 2002 hal ini disebut sebagai bias kognitif yaitu suatu proses kognitif yang dapat mengarahkan seseorang yang berpikir logis menjadi merasa cemas terhadap suatu hal yang kabur. b. Faktor Eksternal Kecemasan berasal dari luar individu, dapat berupa penolakan sosial, kritikan dari orang lain, beban tugas atau kerja yang berlebihan, maupun hal-hal lain yang dianggap mengancam.

D. KECEMASAN MAHASISWA TINGKAT AWAL AKPER BETHESDA

SAAT MENGHADAPI TUGAS KEPERAWATAN Tugas utama dari perawat adalah memberikan pelayanan kesehatan kepada orang yang berada dalam keadaan lemah secara fisik maupun mental. Saat memberikan pelayanan tersebut perawat harus mempunyai cukup ketrampilan dan sikap yang profesional, dimana perawat merupakan tenaga profesional dalam bekerja tidak terlepas dari empat esensi profesionalisme yaitu kompetensi, standard etik yang tinggi, pengetahuan yang memadai dan kasih sayang. Priharjo, 1995 Pengetahuan dan ketrampilan tugas keperawatan sebelumnya diberikan melalui pendidikan dan pelatihan. Saat menjalani masa pendidikan, mahasiswa Akper telah dipersiapkan untuk melakukan tugas-tugasnya sebagai perawat dimulai sejak tingkat awal. Mata kuliah praktek, teori, maupun fasilitas pendukung pendidikan lainnya mengkondisikan para mahasiswa untuk dapat merasakan tugas sebagai perawat yang sesungguhnya. Para mahasiswa Akper mengetahui bahwa dalam menjalankan tugas keperawatan itu mempunyai tanggung jawab dan merupakan tugas yang berat juga sulit PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI terutama menyangkut jiwa pasien. Adanya tuntutan untuk menjadi perawat profesional secara tidak langsung dapat menjadi suatu beban, sehingga dapat menimbulkan kecemasan dan keragu-raguan dalam diri mahasiswa Akper Bethesda. Didukung pula dengan adanya ketidakpastian mengenai situasi yang menyertai tugas tersebut dan sejauh mana tantangan serta kesulitan yang dapat dihadapi, karena mereka belum pernah dan belum terbiasa melakukan praktek tugas keperawatan. Mereka hanya mengetahui dan memperoleh pembekalan teori yang masih dasar dan sedikit tetapi sudah harus mempraktekkan tugas-tugas keperawatan yang pertama kali dalam situasi yang sebenarnya sebagai perawat di rumah sakit, hal inilah yang menimbulkan kecemasan pada mahasiswa Akper. Permasalahan yang timbul pada mahasiswa Akper yang menjalani praktek pertama kalinya melakukan tugas-tugas keperawatan dipengaruhi baik dari faktor internal maupun eksternal. Permasalahan yang timbul pada faktor internal misalnya mereka kurang percaya diri, takut salah dan merasa tidak mampu melakukan tugas-tugasnya. Mereka sangat dipengaruhi oleh pikiran- pikiran negatif dan tidak rasional yang dibuat dirinya sendiri. Permasalahan yang timbul karena faktor eksternal, misalnya mereka takut dimarahi oleh perawat yang sudah senior karena telah melakukan kesalahan, pasien yang terlalu rewel atau dikritik oleh keluarga pasien ketika merawat pasien, tugas- tugas yang harus mereka selesaikan sangat banyak. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI