11
BAB II LANDASAN TEORI
Bab ini berisi uraian mengenai kekerasan, pacaran, kekerasan dalam pacaran, bentuk kekerasan dalam pacaran, remaja dan bimbingan prribadi sosial.
A. Kekerasan
John Galtung Warsana, 1992 mengatakan, kekerasan atau dalam prinsip dasar hukum publik dan privat Romawi merupakan sebuah ekspresi, baik yang
dilakukan secara fisik ataupun secara verbal yang mencerminkan pada tindakan agresi dan penyerangan pada kebebasan atau martabat seseorang yang dapat
dilakukan oleh perorangan atau sekelompok orang, umumnya berkaitan dengan kewenangannya. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Ketiga, 2002,
kekerasan adalah perihal atau sifat keras,paksaan, perbuatan seseorang atau sekelompok orang yang menyebabkan cedera ataumatinya orang lain.
Menurut WHO 1999, kekerasan adalah penggunaan kekuatan fisik dan kekuasaan, ancaman atau tindakan terhadap diri sendiri, perorangan atau
sekelompok orang atau masyarakat yang mengakibatkan atau kemungkinan besar mengakibatkan memar atau trauma atau perampasan hak. Kekerasan dapat pula
berupa pelanggaran penyiksaan, pemerkosaan, pemukulan, dll. dimaksudkan untuk menyebabkan penderitaan atau sakit pada orang lain, dan hingga batas
tertentu kepada binatang dan harta-benda. Istilah kekerasan juga berkonotasi kecenderungan agresif untuk melakukan perilaku yang merusak.
11
12
Berdasarkan uraian di atas dapat diperoleh kesimpulan bahwa kekerasan adalah tindakan yang bersifat, berciri keras, paksaan yang dilakukan kepada
seseorang atau kelompok orang yang menyebabkan cedera atau matinya orang lain atau menyebabkan kerusakan fisik, psikis atau barang orang lain.
B. Pacaran
1. Pengertian pacaran
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Ketiga, 2002:807, pacar adalah kekasih atau teman lawan jenis yang tetap dan mempunyai hubungan
berdasarkan cinta-kasih. Berpacaran adalah bercintaan; berkasih-kasihan dengan sang pacar. Memacari adalah mengencani; menjadikan dia sebagai pacar;
mengencani. Sementara kencan, sendiri menurut kamus tersebut adalah berjanji untuk saling bertemu di suatu tempat dengan waktu yang telah ditetapkan
bersama.
Menurut Cate dan Llyod dalam Dinastuti, 2008 pacaran atau courtship adalah semua hal yang meliputi hubungan berpacaran dating relationship, baik
yang mengarah ke perkawinan maupun yang putus sebelum perkawinan terjadi. Adimassana 2001 mengungkapkan bahwa pacaran mengandung pengertian
bahwa pemuda dan pemudi mulai memproses hubungan mereka untuk serius melihat atau menjajagi dan memikirkan kemungkinan mereka dapat menikah.
Baron Byrne dalam Satria, 2011 menyebutkan ada beberapa karakteristik dari
13
hubungan pacaran, yaitu perilaku yang saling bergantung satu dan lainnya, interaksi yang berulang, kedekatan emosionaal, dan kebutuhan untuk saling
mengisi. Hubungan ini terdiri dari orang-orang yang kita sukai, seseorang yang kita sukai, cintai, hubungan yang romantis dan hubungan seksual. Salah satu
kerakteristik dari pacaran yaitu adanya kedekatan atau keintiman secara fisik physical intimacy. Keintiman intimacy tersebut meliputi berbagai tingkah laku
tertentu, seperti berpegangan tangan, berciuman, dan berbagai interaksi perilaku seksual lainnya.
Pacaran merupakan proses perkenalan antara dua insan manusia yang biasanya berada dalam rangkaian tahap pencarian kecocokan menuju kehidupan
berkeluarga yang dikenal dengan pernikahan. Aktivitas berpacaran memiliki variasi dalam pelaksanaannya dan sangat dipengaruhi oleh tradisi individu-
individu dalam masyarakat. Dimulai dari proses pendekatan, pengenalan pribadi, hingga akhirnya menjalani hubungan afeksi yang ekslusif.
Berdasarkan uraian di atas dapat diperoleh kesimpulan bahwa pacaran adalah suatu proses hubungan antara dua orang insan manusia laki-laki dan
perempuan yang mempunyai komitmen untuk berinteraksi sosial dan melakukan aktivitas bersama-sama dengan maksud menuju hubungan yang lebih berkualitas
pertunangan atau pernikahan.
14
2. Fungsi Pacaran bagi Remaja
Beberapa fungsi berpacaran adalah sebagai berikut dalam Rice: 2005:
a. Rekreasi
Salah satu
fungsi utama
berpacaran adalah
untuk kesenangan.Pacaran memberikan hiburan yang merupakan bentuk dari
rekreasi dan sumber kesenangan.
b. Persahabatan tanpa adanya tanggung jawab pernikahan
Persahabatan dengan orang lain merupakan motif kuat dalam berpacaran.
Keinginan untuk
memiliki hubungan
pertemanan, mendapatkan dukungan, kasih sayang dan cinta dari orang lain merupakan
bagian normal dalam perkembangan menuju kedewasaan
c. Sumber status keberhasilan
Remaja yang berasal dari kelas sosial ekonomi atas lebih sering berpacaran dibandingkan dengan mereka yang berasal dari kelas sosial
ekonomi bawah dan beberapa remaja menggunakan hubungan berpacaran sebagai bagian untuk mendapatkan, membuktikan ataupun
mempertahankan status. Saat ini hal tersebut bukan merupakan motif utama dari berpacaran.
15
d. Sosialisasi
Berpacaran merupakan tujuan dari perkembangan keppribadian dan sosial. Hal ini merupakan pembelajaran untuk mengetahui,
memahami, dan bergaul baik dengan berbagai tipe individu yang berbeda. Melalui berpacaran, remaja belajar untuk bekerjasama,
memperhatikan, bertanggung jawab, mempelajari beberapa kemampuan sosial, dan masalah etika serta mempelajari teknik untuk berinteraksi
dengan orang lain.
e. Pengalaman seksual atau kepuasan
Penelitian telah menunjukkan bahwa berpacaran telah menjadi lebih dari sekedar orientasi seks karna telah banyak remaja yang
melakukan hubungan seksual. Apakah berpacaran digunakan untuk melakukan seks atau seks berkembang pada masa berpacaran tergantung
sikap, perasaan, motif, dan nilai yang dianut oleh remaja itu sendiri
f. Pemilihan pasangan
Apakah hal ini merupakan motif yang disadari atau tidak, pemilihan pasangan akan terjadi juga terutama dikalangan remaja yang
sudah memiliki pengalaman berpacaran sebelumnya. Semakin lama sesorang berpacaran, kecenderungan mereka utuk terlalu mengidolakan
satu sama lain akan semakin berkurang dan akan semakin besar kesempatan mereka untuk mengenal satu sama lain. Berpacaran juga
16
memberikan kesempatan bagi dua orang untuk menjadi pasangan.jika mereka memilki persamaan dalam suatu peranan, memiliki minat dan
karakter kepribadian yang sama, mereka akan mengembangkan hubungan yang harmonis apabila dibandingkan dengan mereka yang tidak memiliki
persamaan dalam hal fisik, karakteristik psikologis dan sosial.
3. Tahapan Pacaran
Menuru Priyani 2010, Relasi antara pria dan wanita mempunyai berbagai tahap, mulai dari tahap yang paling awal sampai palling dekat dan
dalam dan akhirya ke arah ke yang istimewa. Tahap-tahap relasi pria dan wanita sangat terkait dengan perkembangan jiwa seseorang. Tahap tahapnya
adalah sebagai berikut :
a. Kekaguman tergila-gila pada lawan jenis
Pada tahap ini seseorang merasa sangat tertarik bahkan tergila-gila pada seseorang yang belawanan jenis. Orang yang dikagumi bisa orang yang
tidak dikenalnya. Keksarkan ciraguman terhadap seseorang tersebut biasanya hanya berdai-ciri fisik atau penampilannya, bukan karena keena
kepribadiannya.
b. Cinta monyet
Tahap ini ditandai munculnya perasaan suka pada seseorang yang sangat kuat, yang terjadi secara tiba-tiba, tanpa adanya alasan yang masuk
17
akal. Kadang perasaan itu muncul pada pandangan pertama. Cinta monyet bisa tertuju pada seseorang yangg dikenalnya, dan tidak didasari oleh
pengenalan akan pribadi orang itu. Perasaan jatuh cinta dalam tahap ini, diikuti dengan perasaan yang sangat menggelora dan berimbas pada aktivitas
lainnya, tetapi tidak berlangsung lama, segera akan berpindah ke orang lain, dan seterusnya sampai berulang berkali-kali.
c. Kencan
Tahap ini biasanya adalah peningkatan dari tahap cinta monyet, yang terjadi pada dua orang yang salig jatuh cinta, yang sudah disertai
ketertarikan pada perilaku tertentu dari pasangan, dan disertai keinginan untuk mengobrolbersama-sama dalam waktu tertentu, tetapi belum ada
komitmen. Pada tahap kencan bisa terjadi perasaan tertarik menghilang karena ada hal tertentu yang tidak disukai. Apabila perasaan tertarik itu
hilang, maka relasi kembali sebagai pertemanan biasa.
d. Pacaran
Diawal dengan peristiwa “menembak” yang ditanggapi oleh orang yang ditembak, lalu ada komitmen untuk “jalan bareng”. Pada saat ini
biasanya mulai sedikit demi sedikit, tampil apa adanya karena terlalu lelah untuk perpura-pura terus. Pada saat ini biasanya belum melibatkan
kedua orang tua. Tahap pacaran biasanya merupakan hasil seleksi setelah melaukukan kencan dengan beberapa orang.
18
e. Pacaran serius
Pada tahap ini, biasanya sudah ada pembicaraan “masa depan”, orang tua sudah dikenalkan.
f. Perkawinan
Tahap dimana sudah ada ikatan formal sebagai suami istri. Peningkatan dari satu tahap ke tahap berikutnya dalam relasi antara pria
dan wanita adalah sesuatu yang akan terjadi dan mengalir secara alamiah, dan perlu dikelola dan disikapi secara bijak agar semakin mendewasakan
pribadi seseorang.
C. Kekerasan dalam Pacaran Dating Violence 1.
Pengertian Kekerasan dalam Pacaran
Riani 2012 mengatakan kekerasan dalam pacaran adalah segala bentuk tindakan yang mempunyai unsur kekerasan yang meliputi kekerasan secara fisik,
seksual, atau psikologis yang terjadi dalam sebuah hubungan pacaran, baik yang dilakukan di depan umum maupun dalam kehidupan pribadi. Menurut Cate dan
Llyod dalam Dinastuti, 2008 pacaran atau courtship adalah semua hal yang meliputi hubungan berpacaran dating relationship, baik yang mengarah ke
perkawinan maupun yang putus sebelum perkawinan terjadi. Dari pengertian di atas, dapat dipahami bahwa kekerasan dalam berpacaran adalah semua perilaku
19
yang bermaksud menyakiti pasangan dalam sebuah hubungan secara fisik dan verbal sehingga merugikan orang lain.
Wekerle dan Wolfe dalam Furlong :2005 memberikan definisi kekerasan dalam pacaran sebagai semua tindakan yang bermaksud untuk mengontrol atau
mendominasi pasangannya secara fisik, seksual atau emosional yang menyebabkan terjadinya luka.
Berdasarkan uraian di atas dapat diperoleh kesimpulan bahwa Dating violence adalah tindakan atau ancaman yang dilakukan secara sengaja baik
melalui perilaku, perkataan maupun mimik wajah yang dilakukan salah satu pihak kepada pihak lain dalam hubungan pacaran. Perilaku ini ditujukan untuk
memperoleh dan mempertahankan kekuatan atau kekuasaan dan kontrol atas pasangannya dalam hubungan pacaran.
D. Bentuk Kekerasan dalam Pacaran Dating Violence