Pengolahan CPO menjadi RBDPO

14. Tangki Timbun Tangki timbun berfungsi untuk menampung minyak produksi hasil olahan pabrik dan mempertahankan mutunya sebelum dikirim ke pembeli. Faktor – faktor yang harus diperhatikan pada Tangki Timbun storange tank : 1. Dicuci setiap 6 bulan 2. Temperatur tangki dijaga antara 40ºC – 50ºC. 3. Sebelum mengolahpengiriman dilakukan pengukuran sounding. 4. Setiap pagi sebelum mengolah, mengambil contoh minyak pada masing- masing tangki timbun bagian atas, tengah, dan bawah, sebanyak 200 ml untuk dianalisa kualitasnya. Kriteria mutu minyak yang terdapat di storange tank, yaitu : 1. Kadar ALB : 5 2. Kadar Air : ≤ 0,15 3. Kadar Kotoran : ≤ 0,02

2.4.4 Pengolahan CPO menjadi RBDPO

Refined, Bleached and Deodorized Palm Oil RBDPO adalah minyak sawit yang telah mengalami proses penyulingan untuk menghilangkan asam lemak bebas serta penjernihan untuk menghilangkan warna dan penghilangan bau. Proses pengolahan kelapa sawit menjadi minyak goreng sawit dimulai dari proses pengolahan tandan buah segar menjadi crude palm oil CPO. Setelah kelapa sawit berubah menjadi CPO, maka proses selanjutnya adalah mengolah CPO menjadi minyak goreng sawit. Secara garis besar proses Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara pengolahan CPO menjadi minyak goreng sawit, terdiri dari dua tahap yaitu tahap pemurnian refinery dan pemisahan fractionation. Tahap pemurnian terdiri dari penghilangan gum degumming. Pemucatan bleaching dan penghilangan bau deodorization. Tahap pemisahan terdiri dari proses pengkristalan crystalization dan pemisahan fraksi. Pada proses ini terjadi pemanasan CPO untuk mempermudah pemompaan CPO ke tangki berikutnya.. Hasil dari proses ini disebut DPO Degummed Palm Oil. DPO yang dihasilkan dari proses degumming dipompa menuju dryer dengan kondisi vakum. Setelah dari dryer, DPO dipompakan ke reaktor yang terlebih dahulu melewati static mixer kemudian turun ke slurry tank. Di dalam slurry tank, terjadi pemanasan lagi sampai temperatur 90-120°Cdan penambahan H 3 PO 4 dan CaCO 4 . Slurry Oil dari slurry tank akan mengalir turun bleacher. Dari bleacher minyak dialirkan dan dipompakan ke niagara filter untuk filtrasi. Hasil dari filtrasi ini adalah DBPO Degummed Bleached Palm Oil yang selanjutnya dialirkan ke intermediate tank tangki siwang untuk tahap deodorizing. DBPO yang berasal dari tangki siwang dialirkan menuju ke deaerator. Dari deaerator, DBPO dipompakan ke Spiral Heat Exchanger SHE. Dalam proses ini terjadi penambahan panas dengan temperatur 185-200°C. Dari SHE minyak dialirkan ke flash vessel turun ke packed column. Setelah dari packed column, minyak dialirkan menuju deodorize. Dalam proses ini terjadi penghilangan zat-zat yang dapat menimbulkan bau seperti keton dan aldehid dengan pemanasan pada temperatur 240-265°C. DBPO yang sudah hilang baunya dipompakan kembali ke SHE untuk mengalami pertukaran panas. Dalam hal ini minyak sudah dalam bentuk RBDPO Refined Bleached Palm Oil. RBDPO kemudian mengalami Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara pertukaran panas lagi dengan CPO pada PHE. Dari PHE, RBDPO dialirkan ke Plate Cooler Water PCW selanjutnya RBDPO difiltrasi. Kemudian di analisa di laboratorium, jika sesuai dengan spesifikasi maka RBDPO bisa dialirkan langsung ke tangki penampungan atau ke tangki kristalisasi sesuai dengan kualitasnya untuk diproses pada tahap fraksinasi. Produk akhir dari prestripper dan deodorizer yaitu RBDPO panas 250-280 C dipompakan melalui schmidt PHE untuk memindahkan panasnya ke BPO yang baru masuk. Kemudian RBDPO disaring melalui saringan pengendap lain untuk menghasilkan minyak yanglebih murni. Setelah itu RBDPO akan dialirkan melalui pendingin RBDPO dan PHE untuk memindahkan panasnya ke MKS yang masuk ke pretreatment.RBDPO kemudian dipompa ke tangki timbun dengan temperatur 50-80 C Pahan,2006. 2.5.Minyak dan Lemak Lemak dan minyak merupakan zat makanan yang penting untuk menjaga kesehatan tubuh manusia. Selain itu lemak dan minyak juga merupakan sumber energi yang lebih efektif dibandingkan dengan karbohidrat dan protein. Minyak dan lemak tidak berbeda dalam bentuk umum trigliseridanya, tetapi hanya berbeda dalam bentuk wujud. Pebedaan ini didasarkan pada perbedaan titik lelehnya. Pada suhu kamar lemak berwujud padat, sedangkan minyak berwujud cair. Titik leleh minyak dan lemak tergantung pada strukturnya, biasanya meningkat dan bertambahnya jumlah karbon. Banyaknya ikatan ganda dua karbon juga berpengaruh. Trigliserida yang kaya akan asam lemak tak jenuh, seperti asam oleat dan linoleat, biasanya berwujud minyak sedangkan trigliserida yang kaya akan lemak jenuh seperti asam stearat dan palmitat, biasanya adalah lemak. Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara Semua jenis lemak tersusun dari asam-asam lemak terikat oleh gliserol. Sifat dari lemak tergantung dari jenis asam lemak yang terikat dengan senyawa gliserol. Asam asam lemak yang berbeda disusun oleh jumlah atom karbon maupun hydrogen yang berbeda pula. Sebuah asam lemak dengan tiga titik tidak jenuh pada molekulnya bereaksi sangat rapi dengan hidrogen atau oksigen. Asam-asam lemak yang paling penting yang terjadi dialam , selama dengan panjang rantai dan nomor-nomor ikatan rangkap rantainya Lawson,1985. Atom karbon yang juga terikat oleh dua atom karbon lainya, membentuk rantai yang zigzag. Asam lemak dengan rantai karbon molekul yang lebih panjang rentan terhadap gaya tarik menarik intermolekul, dalam hal ini yaitu gaya Van der waals sehingga titik leburnya juga akan naik Tambun,2006.

2.5.1 Sifat Kimia Minyak Dan Lemak