Semua jenis lemak tersusun dari asam-asam lemak terikat oleh gliserol. Sifat dari lemak  tergantung  dari  jenis  asam  lemak  yang  terikat  dengan  senyawa  gliserol.
Asam  asam  lemak  yang  berbeda  disusun  oleh  jumlah  atom  karbon  maupun hydrogen yang  berbeda  pula. Sebuah  asam  lemak  dengan  tiga  titik  tidak  jenuh
pada molekulnya bereaksi sangat rapi dengan hidrogen atau oksigen. Asam-asam lemak yang paling penting yang terjadi dialam , selama dengan panjang rantai dan
nomor-nomor ikatan rangkap rantainya Lawson,1985. Atom  karbon  yang  juga  terikat  oleh  dua  atom  karbon  lainya, membentuk  rantai
yang  zigzag. Asam  lemak  dengan  rantai  karbon  molekul  yang  lebih  panjang rentan  terhadap  gaya  tarik  menarik  intermolekul, dalam  hal ini  yaitu  gaya  Van
der waals sehingga titik leburnya juga akan naik Tambun,2006.
2.5.1 Sifat Kimia Minyak Dan Lemak
Pada  umumnya  asam  lemak  jenuh  dari  minyak  mempunyai  rantai  lurus monokarboksilat  dengan  jumlah  atom  yang  genap  reaksi  yang  penting  pada
minyak dan lemak adalah reaksi hidrolisa, oksidasi dan hidrogenasi. Dalam  reaksi  hidrolisa, minyak  atau  lemak  akan diubah  menjadi  asam-
asam  lemak  bebas  dan  gliserol.  Reaksi  hidrolisa  yang  dapat  menyebabkan kerusakan minyak dan lemak terjadi karena terdapatnya sejumlah air dalm minyak
dan  lemak  tersebut.reaksi  ini  akan  menyebabkan  ketengikan  hidrolisa  yang menghasilkan flavor dan bau tengik pada minyak tersebut.
Proses  penyabunan  ini  banyak  dipergunakan  dalam  industri.  Lemak  dan ketel,pertama-tama  dipanasi  dengan  pipa  uap  dan  ditambahkan  alkali  NaOH,
sehingga  terjadi  reaksi  penyabunan, sabun  yang  terbentuk  dapat  diambil  dari
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
lapisan  teratas  pada  larutan  yang  merupakan  campuran  dari  larutan  alkali,sabun dan  gliserol.  Dari  larutan  ini  didapat  dihasilkan  gliserol  yang  murni  melalui
penyulingan. Proses  Oksidasi  dapat  berlangsung  bila  terjadi  kontak  antar  sejumlah
oksigen dengan  minyak  atau  lemak.  Terjadinya  reaksi  oksidasi  ini  akan mengakibatkan  bau  tengik  pada  minyak  dan  lemak.  Oksidasi  biasanya  dimulai
dengan  pembentukan  peroksida  dan  hidroperoksida.  Tingkat  selanjutnya  ialah terurainya  asam-asam  lemak  disertai  dengan  koversi  hidroperoksida  menjadi
aldehid dan keton serta asam-asam lemak bebas. Rancidity terbentuk oleh aldehid bikan  oleh  peroksida. Jadi  kenaikan peroksida  value  PV hanya  indikator  dan
peringatan bahwa minyak sebentar lagi akan berbau tengik. Proses Hidrogenasi  sebagai  suatu  proses  industri bertujuan  untuk
menjenuhkan ikatan dari rangkap dari rantai karbon asam lemak pada minyak atau lemak.Reaksi hidrogenasi ini dilakukan dengan menggunakan hidrogen murni dan
ditambahkan  serbuk  nikel  sebagai  katalisator.  Setelah  proses  hidrogenasi selesai,minyak  didinginkan  dan  katalisator  dipisahkan  dengan  cara  penyaringan.
Hasilnya  adalah  minyak  yang  bersifat  plastis  atau  keras, tergantung  pada  derajat kejenuhan.
Reaksi  pada  proses  hidogenasi  terjadi  pada  permukaan katalis  yang mengakibatkan  reaksi  antara  molekul-molekul  minyak  dengan  gas  hidrogen.
Hidrogen  akan  diikat  oleh  asam  lemak  yang  tidak  jenuh  yaitu  pada  ikatan tangkap,membentuk  radikal  kompleks  antara  hydrogen,nikel  dan  asam  lemak
jenuh.Setelah  terjadi  penguraian  nikel  dan  radikel  bebas  asam  lemak, akan
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
dihasilakan suatu tingkat kejenuhan yang lebih tinggi. Radikal asam lemak dapat terus bereaksi denga hydrogen, membentuk asam lemak yang jenuh.
Nikel  merupakan  katalis  yang  sering  diguanakan  dalam  proses hidrogenasi,sedangkan
palladium, platina
dan copper  chromite
jarang dipergunakan. Hal ini disebabkan nikel lebih ekonomis dan lebih efisien dari pada
logam lain.
Untuk keperlukan
minyak makan,
sebelum dilakukan
hidrogenasi,minyak  harus  bebas  dari  sabun, kering dan  mempunyai  kandungan asam lemak serta kandungan fosfosida yang rendah ketaren,2005.
2.5.2 Trigliserida