Program Modulasi Program Transmisi

[1 1 1 1 1 1] x ⎣ ⎢ ⎢ ⎢ ⎢ ⎢ ⎢ ⎢ ⎡ 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 ⎦ ⎥ ⎥ ⎥ ⎥ ⎥ ⎥ ⎥ ⎤ = [ 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1]

4.2.5. Program Modulasi

Prinsip dari proses modulasi adalah membuat untaian sinyal analog yang mewakili suatu bit 0 atau 1 . Sinyal pemodulasi yang akan dibangun adalah sinyal BPSK. Perbedaan sinyal yang mewakili bit 0 dan 1 adalah beda fase sebesar 180 o . Perbedaan fase 180 o ini diimplementasikan dengan cara apabila bit = 0, maka amplitudo sinyal adalah bernilai negatif seperti ditunjukkan pada Gambar 4.13. Sebaliknya, apabila bit = 1, maka amplitudo sinyal adalah bernilai positif seperti ditunjukkan pada Gambar 4.14. Gambar 4.13. Sinyal BPSK representasi bit 0 Gambar 4.14. Sinyal BPSK representasi bit 1 Amplitudo sinyal pemodulasi PCM non LDPC untuk 4 data pertama 40 bit normal sinus ditunjukkan pada Gambar 4.15, sedangkan amplitudo sinyal pemodulasi PCM LDPC untuk 2 data pertama 40 bit ditunjukkan pada Gambar 4.16. Gambar 4.15. Hasil simulasi pembangkitan amplitudo sinyal pemodulasi PCM non LDPC NS Gambar 4.16. Hasil simulasi pembangkitan amplitudo sinyal pemodulasi PCM LDPC NS Amplitudo sinyal pemodulasi PCM non LDPC untuk 4 data pertama 40 bit congestive heart failure ditunjukkan pada Gambar 4.17, sedangkan amplitudo sinyal pemodulasi PCM LDPC untuk 2 data pertama 40 bit ditunjukkan pada Gambar 4.18. Gambar 4.17. Hasil simulasi pembangkitan amplitudo sinyal pemodulasi PCM non LDPC CHF Gambar 4.18. Hasil simulasi pembangkitan amplitudo sinyal pemodulasi PCM LDPC CHF Program berhasil membangkitkan sinyal BPSK sepanjang 3 periode untuk mewakili bit 0 dan bit 1. Program juga berhasil membangkitkan amplitudo sinyal pemodulasi dengan amplitudo positif untuk mewakili bit 1 dan amplitudo negatif untuk mewakili bit 0.

4.2.6. Program Transmisi

Prinsip dari proses transmisi adalah menjumlahkan sinyal BSPK yang mewakili setiap bit PCM dengan noise AWGN additive white Gaussian noise sehingga sinyal BPSK tersebut menjadi berderau. Noise AWGN adalah noise yang memiliki pola kemunculan yang terdistribusi Gaussian dan memiliki spectrum yang flat. Disebut sebagai white noise karena memiliki densitas daya spektral yang konstan memiliki daya yang sama untuk setiap frekuensi. Karena keterbatasan fungsi dalam program C++ dalam membuat urutan nilai acak, penulis menggunakan fungsi dalam program Matlab sebagai generator noise AWGN Dengan asumsi bahwa densitas daya noise adalah 1 W, maka varians dari noise tersebut harus bernilai 12. Program Matlab untuk mendapatkan hal tersebut ditunjukkan pada Gambar 4.19 dan grafik plot noise AWGN ditunjukkan pada Gambar 4.20. Gambar 4.19. Program generator noise AWGN Gambar 4.20. Grafik plot noise AWGN Matlab Data noise AWGN dari program Matlab kemudian diambil dan disimpan dalam matriks dimensi 1 pada program C++. Proses perhitungan standar deviasi, varians, dan rata-rata serta visualisasi pada grafik seperti pada Gambar 4.21 dilakukan menggunakan program C++. Gambar 4.21. Grafik plot noise AWGN C++ Pada proses transmisi BPSK, hal yang harus diperhatikan adalah energi dari setiap bit. Energi bit memiliki energi yang sama untuk semua frekuensi white noise. Energi bit ini akan mempengaruhi nilai SNR perbandingan energi bit terhadap densitas daya noise. Pada program simulasi ini, nilai energi bit diasumsikan dapat diubah-ubah dengan cara di- input masukan oleh user seperti ditunjukkan pada Gambar 4.22. Nilai masukan energi bit daya real akan digunakan untuk menghitung amplitudo sinyal BPSK yang ditransmisikan dan digunakan juga untuk menghitung SNR transmisi. Gambar 4.22. Kotak input energi bit dan informasi proses transmisi Seperti tampak pada Gambar 4.22, apabila energi bit bernilai 0,01 W, perbandingan sinyal BSPK setelah transmisi hijau dan sinyal BPSK sebelum transmisi merah seperti ditunjukkan pada Gambar 4.23. Gambar 4.23. Perbandingan sinyal BPSK sebelum dan sesudah transmisi, Eb = 0,01 W Apabila energi bit ditingkatkan menjadi 5 W, perbandingan sinyal BSPK setelah transmisi hijau dan sinyal BPSK sebelum transmisi merah seperti ditunjukkan pada Gambar 4.24. Gambar 4.24. Perbandingan sinyal BPSK sebelum dan sesudah transmisi, Eb = 5 W Semakin besar besar energi bit daya sinyal, semakin besar amplitudo BPSK sehingga SNR transmisi meningkat yang menyebabkan kesalahan bit berkurang seperti ditunjukkan pada Tabel 4.5 dan 4.6. Program berhasil menunjukkan pengaruh masukan Eb terhadap sinyal BPSK yang ditransmisikan.

4.2.7. Program Demodulasi