Tabel 4.2. Penguanta linear 1024 tingkat data congestive heart failure Indeks
Bilangan Keterangan
Maks 1023
1022 1021
1020 1019
. .
. .
727 726
725 724
. .
3 2
1 Min
227 226,8325
226,4976 226,1626
225,8276 225,4927
. .
. .
127,6841 127,3491
127,0142 126,6792
. .
-114,828 -115,163
-115,498 -115,833
-116 q = 227--1161024
= 0,3349 Berdasarkan
persamaan 2.1 SNR = 20,3 dB
Berdasarkan persamaan 2.3 2.4
Program berhasil dengan benar melakukan pembulatan kuantisasi dengan proses yang sama seperti titik data pertama sampai ke titik data ke-1000. Karena kuantisasi
bernilai 10 bit, perbandingan sinyal kuantisasi yang terbentuk terhadap galaterror kuantisasi bernilai relatif besar. Untuk data normal sinus, SNR kuantisasi mencapai 13,3
dB perbandingan sinyal kuantisasi terhadap error kuantisasi = 21,3 kali. Sementara untuk data congestive heart failure, SNR kuantisasi mencapai 20,3 dB perbandingan sinyal
kuantisasi terhadap error kuantisasi = 106,96 kali.
4.2.3. Program Enkoding
Proses enkoding adalah mengubah satu per satu PAM sinyal terkuantisasi menjadi PCM 10 bit. Proses ini memanfaatkan fasilitas array dimensi dua pada C++. Dimensi
pertama baris digunakan sebagai representasi jumlah data PAM dan dimensi kedua kolom digunakan sebagai representasi jumlah bit.
Data EKG yang digunakan memiliki titik data sepanjang 1000 yang masing-masing titik datanya direpresentasikan menjadi PCM 10 bit, sehingga total bit yang ditransmisikan
berjumlah 10000 bit 1000 titik data x 10. Pengunaan titik data sebanyak 1000 ini
dimaksudkan untuk mencapai target BER sebesar 0,0001 1 bit salah dari 10000 bit yang dikirimkan. Penggunaan jumlah titik data kurang dari 1000 titik data tidak mampu
mencapai target BER dengan asumsi 1 titik data direpresentasikan oleh 10 bit PCM. Mekanisme perubahan PAM menjadi PCM adalah mencari hasil pembagian
modulo 2 dari indeks PAM. Proses pembagian modulo 2 dari indeks PAM akan dilakukan selama 10 kali 10 bit. Pembagian pertama akan menghasilkan nilai sisa yang ditempatkan
kolom pertama pada baris PAM ditempatkan. Pembagian kedua dan seterusnya sampai kesepuluh akan menghasilkan nilai sisa yang ditempatkan pada kolom kedua sampai
kesepuluh. LSB ditempatkan pada kolom pertama dan MSB ditempatkan pada kolom kesepuluh.
Sebagai contoh sampel, diketahui 5 data pertama indeks PAM data normal sinus adalah {200,203,192,190,195}. Gambar 4.9 dan Tabel 4.3 adalah hasil eksekusi program
enkoding untuk kelima data tersebut.
Gambar 4.9. Hasil eksekusi program enkoding 5 indeks pertama data NS
Diketahui 5 data pertama indeks PAM data congestive heart failure adalah {725,752,722,686,665}. Gambar 4.10 dan Tabel 4.4 adalah hasil eksekusi program
enkoding untuk kelima data tersebut.
Gambar 4.10. Hasil eksekusi program enkoding 5 indeks pertama data CHF
Tabel 4.3. Hasil eksekusi program enkoding 5 indeks pertama data NS
Data ke Amplitudo
Indeks 1 200
Indeks 2 203
Indeks 3 192
Indeks 4 190
Indeks 5 195
0 LSB 1
1 1
1 1
1 2
1 3
1 1
1 4
1 5
1 6
1 1
1 1
7 1
1 1
1 1
8 9 MSB
Secara teoritis, bilangan biner 10 bit dari bilangan desimal 200 adalah 0011001000, bilangan biner 10 bit dari bilangan desimal 203 adalah 0011001011,
bilangan biner 10 bit dari bilangan desimal 192 adalah 0011000000 , bilangan biner 10 bit dari bilangan desimal 190 adalah 0010111110, dan bilangan biner 10 bit dari bilangan
desimal 195 adalah 0011000011. Bilangan biner yang ditunjukkan pada tabel hasil eksekusi program menunjukkan hasil sudah sesuai dengan teori konversi bilangan desimal
menjadi bilangan biner. Tabel 4.4. Hasil eksekusi program enkoding 5 indeks pertama data CHF
Data ke Amplitudo
Indeks 1 725
Indeks 2 752
Indeks 3 722
Indeks 4 686
Indeks 5 665
0 LSB 1
1 1
1 1
2 1
1 3
1 1
4 1
1 1
1 5
1 1
6 1
1 1
7 1
1 1
1 1
8 9 MSB
1 1
1 1
1
Secara teoritis, bilangan biner 10 bit dari bilangan desimal 725 adalah 1011010101, bilangan biner 10 bit dari bilangan desimal 752 adalah 1011110000,
bilangan biner 10 bit dari bilangan desimal 722 adalah 1011010010, bilangan biner 10 bit dari bilangan desimal 686 adalah 1010101110, dan bilangan biner 10 bit dari bilangan
desimal 665 adalah 1010011001. Bilangan biner yang ditunjukkan pada tabel hasil eksekusi program menunjukkan program berhasil dan hasil sudah sesuai dengan teori
konversi bilangan desimal menjadi bilangan biner.
4.2.4. Program Enkoding LDPC