Unsur Iklim Iklim Lingkungan

penyebarandistribusi DBD. Menurut Achmadi 2008, akibat suhu global yang semakin panas maka mengakibatkan makin cepatnya perkembangbiakan nyamuk, pendeknya masa kematangan parasit dalam nyamuk, angka gigitan biting rate rerata juga meningkat dan meningkatnya kegiatan reproduksi nyamuk.

2.8.2 Unsur Iklim

Menurut Kartasapoetra 2008 unsur-unsur iklim adalah sebagai berikut : a. Curah hujan Merupakan salah satu bentuk presipitasi uap air yang berasal dari awan yang terdapat di atmosfer. Bentuk presipitasi lainnya adalah salju dan es. Agar terjadinya hujan diperlukan titik-titik kondensasi, amoniak, debu dan asam belerang. Curah hujan 1 mm artinya air hujan yang jatuh setelah 1 mm tidak mengalir, tidak meresap dan tidak menguap. Hari hujan artinya suatu hari dimana curah hujan kurang dari 0,5 mm per hari. Intensifikasi hujan artinya banyaknya curah hujan per satuan jangka waktu tertentu. Apabila intensitasnya besar berarti hujan lebat dapat mengakibatkan banjir Kartasapoetra, 2008. Indeks Curah Hujan ICH tidak secara langsung mempengaruhi perkembangbiakan nyamuk, tetapi berpengaruh terhadap curah hujan ideal. Curah hujan ideal artinya air hujan tidak sampai menimbulkan banjir dan air menggenang di suatu wadahmedia yang menjadi tempat perkembangbiakan nyamuk yang aman dan relatif masih bersih misalnya cekungan dipagar bambu, pepohonan, kaleng bekas, atap atau talang rumah. Tersedianya air dalam media menyebabkan telur nyamuk menetas dan setelah Universitas Sumatera Utara 10-12 hari akan berubah menjadi nyamuk Achmadi, 2010. Curah hujan merupakan salah satu variabel meteorologi yang dapat digunakan sebagai early warming “ pengendalian nyamuk. Curah hujan memiliki pengaruh yang lebih signifikan Prihatnolo,2009. Menurut Achmadi 2010 bahwa faktor yang mempengaruhi tingginya kejadian DBD di Kalimantan Timur 2005-2009 kemungkinan karena curah hujan yang tinggi sepanjang tahun dan adanya lingkungan biologi yang menyebabkan nyamuk lebih mudah berkembangbiak. Berdasarkan pengamatan terhadap ICH yang dihubungkan dengan kenaikan jumlah kasus DBD maka pada daerah dengan ICH tinggi perlu kewaspadaan sepanjang tahun sedangkan daerah yang terdapat musim kemarau maka kewaspadaan terhadap DBD dimulai saat masuk musim hujan. b. Kelembaban humiditas udara adalah banyaknya kadar uap air yang ada di udara. Besarnya kelembaban suatu daerah merupakan faktor yang dapat menstimulasi curah hujan. Di Indonesia kelembaban udara tertinggi dicapai pada musim hujan dan terendah pada musim kemarau. Besarnya kelembaban disuatu tempat pada musim erat hubungannya dengan perkembangan organisme Guslim, 2007. Kelembaban dan curah hujan merupakan faktor penting yang mempengaruhi penyebaran aktivitas dan perkembangan insecta. Pada kelembaban yang sesuai akan membuat insecta lebih tahan terhadap suhu ekstrim. Umumnya insecta lebih tahan terhadap kelebihan air bahkan beberapa insecta yang bukan insecta air dapat menyebar dengan cara hanyut Universitas Sumatera Utara bersama air. Akan tetapi kebanyakan air seperti banjir dan hujan deras yang terus menerus dapat berbahaya pada beberapa insecta. Kelembaban juga berpengaruh pada kemampuan bertelur dan pertumbuhan insecta Jumar, 2000. Kelembaban mempengaruhi usia nyamuk, masa kawin, penyebaran, kebiasaan makan dan kecepatan virus bereplikasi. Pada kelembaban tinggi umumnya nyamuk hidup lebih lama dan cepat menyebar. Oleh karena itu, nyamuk mempunyai kesempatan yang lebih besar untuk makan pada orang yang terinfeksi dan menularkan virusnya kepada orang lain Promprou, 2005 dalam Adriyani, 2012. Nyamuk dapat bertahan pada kelembaban 60-80 Rumbiak, 2006. c. Temperatursuhu udara adalah derajat panas atau dingin yang diukur berdasarkan skala tertentu dengan menggunakan thermometer. Satuan suhu yang biasa digunakan adalah derajat celcius sedangkan di Inggris dan beberapa negara lainnya dinyatakan dalam derajat Fahrenheit Kartasapoetra, 2008. Musim hujan dan musim kemarau memiliki pengaruh pada tingkat suhu lingkungan. Saat pergantian musim penghujan ke musim kemarau konsdisi suhu udara berkisar antara 23-31 C, ini merupakan range suhu yang optimum untuk perkembangbiakan nyamuk 24-28 C. Perubahan iklim yang ditandai dengan peningkatan suhu rerata dapat mempengaruhi perkembangbiakan nyamuk Ae.aegypti dengan memperpendek waktu yang diperlukan untuk berkembang dari fase telur menjadi nyamuk dewasa Daryono, 2004. Universitas Sumatera Utara Menurut Sintorini 2012 yang mengutip dari Gubler 2001 bahwa suhu lingkungan berpengaruh terhadap masa inkubasi ekstrinsik nyamuk. Masa inkubasi ekstrinsik nyamuk dipengaruhi oleh suhu lingkungan, kelembaban, tingkat veremia pada manusia dan galur virus. Peningkatan suhu akan mempersingkat masa inkubasi ekstrinsik dan meningkatkan transmisi. Suhu yang meningkat sampai 34 C akan mempengaruhi suhu air pada tempat perindukan nyamuk yang selanjutnya berpengaruh terhadap penetasan telur menjadi larva secara lebih cepat Chistophers, 1960 dalam Sintorini 2012. Suhu lingkungan dengan kelembaban yang tinggi di musim kemarau akan mempengaruhi bionomik nyamuk seperti perilaku menggigit, perilaku perkawinan, lama menetas telur nyamuk Achmadi, 2008. d. Kecepatan angin merupakan gerakan atau perpindahan massa udara dari satu tempat ke tempat lain secara horizontal. Massa udara adalah udara dalam ukuran yang sangat besar yang mempunyai sifat fisik temperatur dan kelembaban yang seragam dari arah yang horizontal Kartasapoetra, 2008. Angin berpengaruh terhadap jarak terbang nyamuk. Kecepatan angin kurang dari 8,5 kmjam tidak mempengaruhi aktivitas nyamuk dan aktivitas nyamuk akan terpengaruh oleh angin pada kecepatan mencapai 8,05 kmjam 2,2 mdetik atau lebih. Bila kecepatan angin 11-14 meterdetik atau 25-31 miljam atau 22-28 knots per jam akan menghambat penerbangan nyamuk Sitio, 2008. Menurut Andriani 2001 dalam Dini dkk 2010 yang menyimpulkan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara faktor iklim kecepatan angin dan Universitas Sumatera Utara angka insiden DBD selama tahun 1997-2000. Menurut Achmadi 2011, kecepatan arah angin, curah hujan dan suhu lingkungan harus diperhatikan karena bisa berperan dalam rangka perkembangbiakan nyamuk terutama nyamuk Aedes di perkotaan.

2.8.3 Iklim dan Kejadian Penyakit