Faktor Host Penjamu Ekologi Vektor

2.3.1 Faktor Host Penjamu

WHO 2005, virus dengue menginfeksi manusia dan beberapa spesies primata yang lebih rendah. Manusia merupakan reservoir utama virus di wilayah perkotaan. Penelitian yang dilakukan di Malaysia dan Afrika menunjukkan bahwa bangsa kera juga dapat terinfeksi dan kemungkinan merupakan penjamu reservoir walaupun signifikansi epidemiologi dan observasi tersebut tetap dibuktikan. Strain virus dengue dapat tumbuh dengan baik pada kultur jaringan insecta dan sel mamalia setelah diadaptasikan. 2.3.2 Faktor lingkungan Lingkungan adalah kondisi atau faktor yang berpengaruh yang bukan bagian dari agen maupun penjamu tetapi mampu menginfeksi agen penjamu. Lingkungan dalam penelitian ini meliputi lingkungan fisik curah hujan, kecepatan angin, kelembaban dan temperatursuhu udara. Kualitas dan kuantitas berbagai komponen lingkungan yang utamanya berperan sebagai faktor yang menentukan terjadinya atau tidak terjadinya transmisi agen ke host Soemirat, 2005. 2.4 Bionomik Vektor Bionomik adalah ilmu biologi yang menerangkan hubungan organisme dengan lingkungannya. Bionomik nyamuk meliputi perilaku bertelur, larva, pupa dan dewasa. Misalnya perilaku menggigit, tempat dan waktu kapan bertelur, perilaku perkawinan. Iklim dalam hal ini berperan besar dalam menentukan bionomik nyamuk Achmadi,2008. Universitas Sumatera Utara 1 Perilaku Makan Menurut Sutanto 2008, Ae. aegypti sangat antropofilik menghisap darah manusia, walaupun ia bisa makan dari hewan zoofilik. Menurut Achmadi 2011, nyamuk betina membutuhkan protein untuk memproduksi telur yang didapatkannya dari darah. Nyamuk tertarik pada host berdasarkan faktor- faktor yang berbeda. Semakin hangat suhu dan semakin tinggi kelembaban sekitar host ditambah dengan gerakan host dan perbedaan warna disekitar mereka akan lebih mempermudah nyamuk untuk mendekati host dan menghisap darahnya demi kelangsungan keturunannya. Sumber darah secara epidemiologis adalah penting karena beberapa mikroorganisme patogen dan parasit yang menyebabkan penyakit dihubungkan dengan host tertentu. Nyamuk yang mencari makan pada burung danatau host mamalia dan juga pada manusia disebut perilaku mencari makan oportunistik. Menurut Sutanto 2008, sebagai hewan nocturnal kebiasaan yang aktif pada malam hari nyamuk betina memiliki dua periode aktivitas menggigit, pertama di pagi hari diurnal selama beberapa jam setelah matahari terbit dan sore hari selama beberapa jam sebelum gelap. Ae. aegypti biasanya tidak menggigit di malam hari tetapi akan menggigit saat malam di kamar yang terang. Kebiasaan menggigit Ae. aegypti pada pagi hari hingga sore yaitu pukul 08.00 - 10.00 dan pukul 15.00 -17.00. Lebih banyak menggigit di dalam rumah daripada di luar rumah. Universitas Sumatera Utara 2 Perilaku Istirahat Ae. aegypti suka beristirahat di tempat yang gelap, lembap dan tersembunyi dalam rumah atau bangunan termasuk kamar tidur, kamar mandi, kamar kecil maupun di dapur Achmadi, 2008. Tempat istirahat nyamuk ada yang memilih di dalam rumah endofilik yaitu dinding rumah, adapula yang memilih di luar rumah eksofilik yaitu tanaman, kandang binatang, tempat- tempat dekat tanah atau tempat-tempat yang agak tinggi Sutanto, 2008. 3 Jarak Terbang Menurut Achmadi 2011, Nyamuk betina dari berbagai spesies dapat terbang tidak lebih dari 100 meter dari habitat larva, sementara yang lain bergerak dengan jarak 1-5 km, seperti Oc. Vigilax nyamuk yang umum ditemukan pada pesisir rawa asin dapat terbang melebihi 50 km, nyamuk Culex annulirostris dapat terbang 5-10 km. Sutanto 2008, Penyebaran nyamuk Ae. aegypti betina dewasa dipengaruhi oleh beberapa faktor termasuk ketersediaan tempat bertelur dan darah tetapi tampaknya terbatas sampai jarak 100 meter dari lokasi kemunculan. Nyamuk betina mempunyai jarak terbang lebih jauh daripada nyamuk jantan. 4 Lama Hidup Menurut Achmadi 2011, semakin tua nyamuk semakin penting dalam penyebaran penyakit. Nyamuk harus bertahan selama mungkin agar cukup bagi mikroorganisme yang dikandungnya cukup waktu untuk ditransmisikan. Ketika nyamuk ada kesempatan menggigit manusia atau hewan untuk kedua kali, maka transmisi akan terjadi. Masa inkubasi ini bervariasi tergantung dari Universitas Sumatera Utara mikroorganisme yang bersangkutan apakah parasit atau virus serta habitat nyamuk seperti suhu lingkungan. Lazimnya 1-2 minggu. Menurut WHO 2004 Nyamuk Ae. aegypti dewasa memiliki rerata lama hidup hanya 8 hari. Selama musim hujan saat masa bertahan hidup lebih panjang risiko penyebaran virus semakin besar. Menurut Sutanto 2008 umur nyamuk dewasa betina di alam bebas rerata 10 hari sedangkan di laboratorium mencapai dua bulan. 5 Kepadatan Musiman Sebagian besar spesies nyamuk menunjukkan pola kepadatan musiman dengan fluktuasi yang dihubungkan dengan kondisi meteorologi. Banyak spesies yang bersifat musiman dengan puncak kepadatan nyamuk dewasa pertengahan musim panas dan tidak ada pada musim dingin sedangkan di Negara tropis bisa bersifat aktif sepanjang tahun. Faktor terpenting yang menentukan kepadatan populasi nyamuk dewasa adalah produksi larva seperti keberadaan habitat air dan makanan larva. Suhu dan kelembaban juga menguntungkan pertahanan hidup nyamuk dewasa untuk menjadi padat Achmadi 2011. Nyamuk merupakan hewan berdarah dingin, proses metabolisme dan siklus hidupnya tergantung pada suhu lingkungan. Suhu rerata optimum untuk perkembangannya adalah 25-30 C dengan kelembaban rerata 60-80. Pertumbuhan nyamuk akan terhenti bila suhu kurang dari 10 C dan lebih dari 40 C. Toleransi terhadap suhu tergantung pada spesies nyamuk umumnya di atas 5-6 C batas dimana spesies secara normal dapat beradaptasi Universitas Sumatera Utara Depkes,2005. Tergantung dari iklim, beberapa nyamuk bereproduksi sepanjang tahun. Sebagian besar cenderung menghabiskan masa hidup pada kondisi yang berlawanan pada musim dingin atau selama musim kemarau dalam keadaan tidur atau istirahat Achmadi, 2011. Menurut Michael 2006 yang dikutip oleh Achmadi 2010 bahwa perubahan iklim menyebabkan perubahan curah hujan, suhu, kelembaban, arah udara sehingga berefek terhadap ekosistem daratan dan lautan serta berpengaruh terhadap kesehatan terutama terhadap perkembangbiakan vektor penyakit seperti nyamuk Aedes, malaria dan lainnya. Faktor perilaku dan partisipasi masyarakat yang masih kurang dalam kegiatan PSN serta faktor pertambahan jumlah penduduk dan faktor peningkatan mobilitas penduduk sejalan dengan semakin membaiknya transportasi menyebabkan penyebaran virus DBD semakin mudah dan semakin luas. 2.5 Nyamuk sebagai Vektor Saat nyamuk betina mencari mangsa untuk menghisap darah maka nyamuk tersebut dapat membawa dan mentransmisikanmenularkan mikroorganisme yang dapat menyebabkan penyakit. Spesies nyamuk yang menghisap darah secara berkalaoportunitik pada manusia akan lebih besar kemungkinannya menjadi vektor penular penyakit. Insecta tersebut harus dapat terinfeksi terlebih dahulu oleh mikroorganisme patogen dan kemudian hidup dalam waktu yang cukup lama untuk menularkannya Achmadi, 2011. Universitas Sumatera Utara

2.6 Faktor yang Memengaruhi Penularan Demam Berdarah Dengue