Karakteristik Nyamuk Aedes aegypti Siklus Hidup Nyamuk

walaupun mereka merupakan vektor yang sangat baik untuk virus dengue, epidemi yang ditimbulkannya tidak separah yang diakibatkan oleh Ae. aegypti WHO, 2005.

2.2.1 Karakteristik Nyamuk Aedes aegypti

a. Sayap dan badannya belang-belang atau bergaris-garis putih, b. Berkembangbiak di air jernih yang tidak beralaskan tanah seperti bak mandi, WC, tempayan drum, barang-barang penampung air seperti kaleng, ban bekas, pot tanaman air, tempat minum burung dan lain-lain, c. Jarak terbang ± 100 meter, d. Nyamuk betina bersifat ‘multiple biters‘ menggigit beberapa orang karena sebelum nyamuk tersebut kenyang sudah berpindah tempat, e. Tahan dalam suhu panas dan kelembaban tinggi Widoyono, 2008. 2.2.2 Taksonomi dan Morfologi 2.2.2.1 Taksonomi Menurut Richard dan Davis 1977 dalam Soegijanto 2006, kedudukan nyamuk Ae. aegypti dalam klasifikasi animalia adalah sebagai berikut : Filum : Arthropoda Kelas : Insecta Bangsa : Diptera Suku : Culicidae Marga : Aedes Jenis : Ae. aegypti L. Universitas Sumatera Utara

2.2.2.2. Morfologi

1. Telur : berbentuk ellips atau oval memanjang, warna hitam, ukuran 0,5-0,8 mm, permukaan polygonal, tidak memiliki alat pelampung dan di letakkan satu persatu pada benda-benda yang terapung atau pada dinding bagian dalam tempat penampungan air yang berbatasan langsung dengan permukaan air. Seekor nyamuk betina meletakkan rata-rata 100 butir tiap kali bertelur Sutanto dkk, 2008. 2. Larva : tubuhnya memanjang tanpa kaki dengan bulu-bulu sederhana yang tersusun bilateral simetris. Larva ini dalam pertumbuhan dan perkembangannya mengalami empat kali pergantian kulit ecdysis dan larva yang terbentuk berturut-turut disebut larva instar I, II, III dan IV. Larva instar I tubuhnya sangat kecil, warna transparan, panjang 1-2 mm, duri-duri spinae pada thorax belum begitu jelas dan corong pernafasan belum menghitam. Larva instar II bertambah besar, ukuran 2,5-3,9 mm, duri dada belum jelas dan corong pernafasan sudah berwarna hitam. Larva instar IV telah lengkap struktur anatominya dan jelas tubuh dapat dibagi menjadi bagian kepala chepal, dada thorax dan perut abdomen Soegijanto, 2006. 3. Pupa : bentuknya bengkok dengan bagian kepala-dada chepalothorax lebih besar bila dibandingkan dengan bagian perutnya sehingga tampak seperti tanda baca “koma“. Pada bagian punggung dorsal dada terdapat alat bernafas seperti trompet. Pupa adalah masa istirahat atau periode tidak aktif pada semua insecta holometabola metamorphosis sempurna, tampak gerakannya lebih lincah bila Universitas Sumatera Utara dibandingkan dengan larva. Waktu istirahat pupa sejajar dengan bidang permukaan air. Menetas dalam 1-2 hari menjadi nyamuk. 4. Dewasaimago : tubuhnya tersusun dari tiga bagian yaitu kepala, dada dan perut. Terdapat tiga pasang tungkai pada toraks, terdapat sayap pada toraks 1-2 pasang atau tidak ada, memiliki sepasang antena, memiliki mata majemuk dan atau mata tunggal, respirasi melalui stigma atau spirakel, organ reproduksinya terdapat pada ujung abdomen, alat mulut terdiri atas satu pasang mandible rahang, satu pasang maksila, sebuah labrum bibir atas dan labiumbibir bawah Sembel, D.T.,2009. Alat mulut nyamuk betina tipe penusuk-penghisap pierching-sucking dan lebih menyukai manusia anthropophagus sedangkan nyamuk jantan bagian mulut lebih lemah sehingga tidak mampu menembus kulit manusia karena itu tergolong lebih menyukai cairan tumbuhan phytophagus Soegijanto, 2006. Pertumbuhan dari telur sampai menjadi dewasa memerlukan waktu sekitar 9 hari Sutanto, 2008.

2.2.3 Siklus Hidup Nyamuk

Menurut Achmadi 2011, pada dasarnya siklus hidup nyamuk berawal dari peletakan telur oleh nyamuk betina. Dari telur muncul fase kehidupan air yang masih belum matang disebut larva yang berkembang melalui empat tahap kemudian bertambah ukuran hingga mencapai pupa nyamuk dewasa membentuk diri sebagai betina atau jantan dan tahap nyamuk dewasa muncul dari pecahan dibelakang kulit pupa. Nyamuk dewasa makan, kawin dan nyamuk betina memproduksi telur untuk melengkapi siklus dan memulai generasi baru. Beberapa spesies nyamuk hanya satu Universitas Sumatera Utara generasi pertahun yang lainnya bisa mempunyai beberapa generasi selama musim dengan kondisi iklim yang menguntungkan. Mereka sangat bergantung pada iklim dari kondisi lingkungan lokal terutama suhu dan curah hujan. Menurut Wijaya 2010 pada awal dan akhir musim penghujan, setelah hujan turun akan timbul genangan-genangan kecil air seperti ban-ban bekas, kaleng bekas,vas bunga bekas, bak yang sudah tidak terpakai lagi. Genangan-genangan air biasanya dimanfaatkan oleh nyamuk Ae.aegypti betina untuk meletakkan telur- telurnya. Telur Ae.aegypti yang belum sempat menetas pada musim penghujan sanggup bertahan terhadap kekeringan pada musim panas selama beberapa bulan. Pada awal musim penghujan telur-telur ini akan digenangi air kemudian menetas menjadi larva yang mengakibatkan peningkatan kasus Demam Berdarah Dengue sering terjadi pada awal musim penghujan. Suhu dapat mempengaruhi tingkat perkembangan dan ketahanan hidup parasit dan vector nyamuk Zhuo et al, 2003. Suhu optimum dalam perkembangbiakan nyamuk berkisar 20-30 C. Pada suhu hangat periode larva sekitar 4-7 hari dan di daerah tropis periode kepompong pupa sekitar 1-3 hari Rozendal, 1997. Secara umum suhu yang lebih panas dengan kelembaban yang tinggi merupakan stimulus perluasan secara geografis dan musim bagi vector penyakit seperti insecta, tikus dan siput Wawolumayo dan Irianto, 2004. Berikut gambar siklus hidup nyamuk Ae. aegypti : Universitas Sumatera Utara Gambar 2.3. Siklus Hidup Nyamuk Ae. aegypti Soegijanto, 2006

2.2.4 Etiologi