maka semakin meningkat kejadian Demam Berdarah Dengue. Nilai koefisien determinan 0,413 artinya hanya 41,3 variasi temperatur udara yang dapat
menjelaskan kejadian Demam Berdarah Dengue di kecamatan Medan Barat.
4.3.2. Hubungan Iklim Curah Hujan, Temperatur Udara, Kelembaban
Udara, Kecepatan Angin dengan Kejadian Demam Berdarah Dengue
DBD Kecamatan Medan Perjuangan per tahun 2010-2012
Analisis bivariat dilakukan untuk mencari hubungan variabel independen terhadap variabel dependen. Pengujian ini menggunakan uji korelasi dan uji regresi
linier.
Tabel 4.2. Hasil Analisis Hubungan Iklim Curah hujan, Temperatur Udara,
Kelembaban Udara dan Kecepatan Angin dengan Kejadian Demam Berdarah
Dengue di Kecamatan Medan Perjuangan Tahun 2010-2012
Variabel r
R
2
Persamaan Garis P
value Curah hujan
0,028 0,001
Y = 6,796-0,002 curah hujan 0,871
Temperatur udara 0,415
0,172 Y = 105,354-3,620 temperatur
0,012
Kelembaban udara 0,442
0,195 Y = -101,671+1,299 kelembaban 0,007
Kecepatan Angin 0,027
0,001 Y = 6,976-0,539 kec.angin
0,875 Berdasarkan tabel diatas didapatkan tidak ada hubungan curah hujan dengan
Demam Berdarah Dengue dengan nilai p0,05 p=0,871. Ada hubungan temperatur udara dengan Demam Berdarah Dengue dengan nilai p0,05 p=0,012. Ada
hubungan kelembaban udara dengan Demam Berdarah Dengue dengan nilai p0,05 p=0,007. Dan tidak ada hubungan kecepatan angin dengan Demam Berdarah
Dengue dengan nilai p0,05 p=0,875.
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan tabel 4.2 diatas didapatkan p value = 0,871 lebih besar dari α =
0,05, maka dapat dikatakan bahwa curah hujan tidak ada hubungan dengan kejadian Demam Berdarah Dengue. Hubungan antara curah hujan dengan kejadian Demam
Berdarah Dengue menunjukkan hubungan yang lemah r =0,028 dan berpola positif artinya semakin tinggi curah hujan maka semakin tinggi kejadian Demam Berdarah
Dengue. Nilai koefisien determinan 0,001 artinya hanya 10 variasi curah hujan yang dapat menjelaskan kejadian Demam Berdarah Dengue.
Temperatur udara didapatkan p value = 0,012 lebih besar dari α = 0,05, maka
dapat dikatakan bahwa temperatur udara tidak ada hubungan dengan kejadian Demam Berdarah Dengue. Hubungan antara temperatur udara dengan kejadian
Demam Berdarah Dengue menunjukkan hubungan yang sedang r =0,415 dan berpola positif artinya semakin tinggi temperatur udara maka semakin tinggi kejadian
Demam Berdarah Dengue. Nilai koefisien determinan 0,172 artinya hanya 17,2 variasi temperatur udara yang dapat menjelaskan kejadian Demam Berdarah Dengue.
Kelembaban udara didapatkan p value = 0,007 lebih kecil dari α = 0,05, maka
dapat dikatakan bahwa kelembaban udara ada hubungan dengan kejadian Demam Berdarah Dengue. Hubungan antara kelembaban udara dengan kejadian Demam
Berdarah Dengue menunjukkan hubungan yang sedang r = 0,442 dan berpola positif artinya semakin tinggi kelembaban udara maka semakin tinggi kejadian Demam
Berdarah Dengue. Nilai koefisien determinan 0,195 artinya hanya 19,5 variasi kelembaban udara yang dapat menjelaskan kejadian Demam Berdarah Dengue.
Universitas Sumatera Utara
Kecepatan angin didapatkan p value = 0,875 lebih besar dari α = 0,05, maka
dapat dikatakan bahwa kecepatan angin tidak ada hubungan dengan kejadian Demam Berdarah Dengue. Hubungan antara kecepatan angin dengan kejadian Demam
Berdarah Dengue menunjukkan hubungan yang lemah r = 0,027 dan berpola positif artinya semakin tinggi kecepatan angin maka semakin tinggi kejadian Demam
Berdarah Dengue. Nilai koefisien determinan 0,001 artinya hanya 10 variasi kecepatan angin yang dapat menjelaskan kejadian Demam Berdarah Dengue.
4.3.2.2. Hubungan Temperatur Udara dengan Kejadian Demam Berdarah Dengue DBD di Kecamatan Medan Perjuangan Tahun 2010-2012
Hubungan temperatur udara dengan kejadian Demam Berdarah Dengue di Kecamatan Medan Perjuangan Tahun 2010-2012 dapat dilihat pada grafik 4.14
berikut ini :
Grafik 4.14. Gambaran Temperatur Udara dan Kasus Demam Berdarah Dengue di Kecamatan Medan Perjuangan Tahun 2010-2012
Berdasarkan tabel 4.2 diatas didapatkan p value = 0,012 lebih kecil dari α =
0,05, maka dapat dikatakan bahwa temperatur udara ada hubungan dengan kejadian
Universitas Sumatera Utara
Demam Berdarah Dengue. Dari grafik 4.14 diketahui hubungan antara temperatur udara dengan kejadian Demam Berdarah Dengue menunjukkan hubungan yang
sedang r =0,415 dan berpola positif artinya semakin tinggi temperatur udara maka semakin tinggi kejadian Demam Berdarah Dengue. Nilai koefisien determinan 0,172
artinya hanya 17,2 variasi temperatur udara yang dapat menjelaskan kejadian Demam Berdarah Dengue di Kecamatan Medan Perjuangan.
4.3.2.3. Hubungan Kelembaban Udara dengan Kejadian Demam Berdarah Dengue DBD di Kecamatan Medan Perjuangan Tahun 2010-2012
Hubungan kelembaban udara dengan kejadian Demam Berdarah Dengue di Kecamatan Medan Perjuangan Tahun 2010-2012 dapat dilihat pada grafik 4.15
berikut ini :
Grafik 4.15. Gambaran Kelembaban Udara dan Kasus Demam Berdarah Dengue di Kecamatan Medan Perjuangan Tahun 2010-2012
Berdasarkan tabel 4.2 diatas didapatkan p value = 0,007 lebih kecil dari α =
0,05, maka dapat dikatakan bahwa kelembaban udara ada hubungan dengan kejadian Demam Berdarah Dengue. Dari grafik 4.15 diketahui hubungan antara kelembaban
Universitas Sumatera Utara
udara dengan kejadian Demam Berdarah Dengue menunjukkan hubungan yang sedang r =0,442 dan berpola positif artinya semakin tinggi kelembaban udara maka
semakin meningkat kejadian Demam Berdarah Dengue. Nilai koefisien determinan 0,195 artinya hanya 19,5 variasi kelembaban udara yang dapat menjelaskan
kejadian Demam Berdarah Dengue.
4.3.3. Hubungan Iklim Curah Hujan, Temperatur Udara, Kelembaban