7.1.1. Proses Pengerjaan Sambungan
Proses pengerjaan sambungan yang dimaksud adalah bagaimana pengerjaan konstruksi sambungan itu dilakukan
seperti: sambungan untuk konstruksi tangki dari bahan pelat lembaran. Untuk menentukan sambungan yang cocok dengan
kondisi tangki ini ada beberapa alternatif persyaratan. Persyaratan yang paling utama adalah tangki ini tidak boleh
bocor. Tangki harus tahan terhadap tekanan. Proses penyambungannya hanya dapat dilakukan dari sisi luar dan
sebagainya. Jika dipilih sambungan baut dan mur kurang sesuai, sebab sambungan ini kecenderungan untuk bocor besar
terjadi. Sambungan lipat akan sulit dilakukan sebab tangki yang dikerjakan cukup besar dan bahannya juga cukup tebal,
sehingga akan sulit untuk dilakukan pelipatan. Persyaratan yang paling sesuai untuk kondisi tangki ini adalah sambungan las.
Sambungan las mempunyai tingkat kerapatan yang baik serta mempunyai kekuatan sambungan yang memadai. Di samping itu
segi operasional pengerjaan sambungan konstruksi las lebih sederhana dan relatif murah, maka yang paling mendekati
sesuai untuk konstruksi tangki ini adalah sambungan las.
7.1.2. Kekuatan Sambungan
Contoh pertimbangan penggunaan sambungan ini adalah pembuatan tangki. Dengan persyaratan seperti pada uraian di
atas, maka pemilihan metoda penyambungan yang cocok untuk tangki jika ditinjau dari sisi kekuatannnya adalah sambungan las.
Sambungan las ini mempunyai tingkat efisiensi kekuatan sambungan yang relatif lebih baik jika dibandingkan dengan
sambungan yang lainnya.
7.1.3. Kerapatan Sambungan
Tangki biasanya digunakan untuk tempat penyimpanan cairan maka pemilihan sambungan yang tahan terhadap kebocoran ini
diantaranya adalah sambungan las. Kriteria sambungan las ini merupakan pencairan kedua bagian bahan logam yang akan
disambung ditambah dengan bahan tambah untuk mengisi celah sambungan. Pencairan bahan dasar dan bahan tambah ini
menjadikan sambungan las lebih rapat dan tahan terhadap kebocoran.
7.1.4. Penggunaan Konstruksi Sambungan
Penggunaan dimana konstruksi sambungan las itu akan digunakan juga merupakan pertimbangan yang tidak dapat
diabaikan apalagi jika konstruksi tersebut bersentuhan dengan bahan makanan. Kemungkinan lain jika konstruksi sambungan
Di unduh dari : Bukupaket.com
tersebut digunakan untuk penyimpanan bahan kimia yang sangat mudah bereaksi dengan bahan logam.
Untuk konstruksi tangki yang digunakan sebagai bahan tempat penyaluran minyak, maka sambungan las masih sesuai dengan
penggunaan konstruksi tangki ini.
7.1.5. Faktor Ekonomis
Faktor ekonomis yang dimaksud dalam pemilihan untuk konstruksi sambungan ini adalah dipertimbangkan berdasarkan
biaya ke-seluruhan dari setiap proses penyambungan. Biaya ini sejalan dengan ketersediaan bahan-bahan, mesin yang
digunakan juga transportasi dimana konstruksi tersebut akan di instal. Besar kecilnya konstruksi sambungan dan volume kerja
sambungan juga menjadi bahan pertimbangan secara keseluruhan
Contoh pemilihan metoda yang tepat untuk suatu konstruksi sambumgam dapat dilihat pada perakitan file cabinet. Metoda
perakitan file cabinet yang digunakan adalah metoda penyambungan dengan las titik. Pertimbangan pemilihan ini
mengingat proses penyambungan dengan las titik ini sedehana, mempunyai kekuatan sambungan yang baik dan hasil
penyambungannya tidak menimbulkan cacat pada plat. Metoda-metoda penyambungan yang umum digunakan untuk
kostruksi sambungan plat-plat tipis ini diantaranya : 1. Metoda penyambungan dengan lipatan
2. Metoda penyambumgan dengan keling 3. Metoda penyambungan dengan solder
4. Metoda penyanmbungan dengan las titik 5. Metoda las busur
6. Metoda las oksi-asetilen 7. Metoda penyambungan baut dan mur
Masing-masing metoda penyambungan ini mempunyai proses pengerjaan yang berbeda-beda.
7.2. Sambungan lipat
Sambungan pelat dengan lipatan ini sangat baik digunakan untuk konstruksi sambungan pelat yang berbentuk lurus dan melingkar.
Ketebalan pelat yang baik disambung berkisar di bawah 1 satu mm, sebab untuk penyambungan pelat yang mempunyai ketebalan di atas
1 mm akan menyulitkan untuk proses pelipatannya.
Di unduh dari : Bukupaket.com
Proses penyambungan pelat dengan metoda pelipatan ini dapat dilakukan secara manual di atas landasan-landasan pelat dan mesin-
mesin pelipat.
7.2.1. Jenis-Jenis Sambungan Lipat
Gambar 7.1. Jenis-jenis sambungan pada pelat Meyer,1975
Jenis-jenis sambungan pelat ini diantaranya:
x Sambungan berimpit lap seam
x Sambungan berimpit dengan solder soldered seam
x Sambungan lipat grooved seam
Di unduh dari : Bukupaket.com
x Sambungan bilah cap strip seam
x Sambungan tegak standing seam
x Sambungan alas luar lap bottom seam
x Sambungan alas dalam insert bottom seam
x Sambungan alas tunggal sigle bottom seam
x Sambungan alas ganda double bottom seam
x Sambungan sudut ganda corner double seam
x Sambungan siku elbow seam
x Sambungan siku timbal balik reversible elbow seam
x Sambungan sudut tepi flange dovetail seam
Gambar 7.2. Langkah-langkah pengerjaan sambungan alas ganda x
Pelat ditekuk menjadi siku x
Pelat ditekuk kembali dengan jarak tekuk setebal pelat x
Sambungkan pelat tegak dengan pelat alas x
Kedua pelat bersamaan ditekuk
Gambar 7.3 Sambungan berimpit
Di unduh dari : Bukupaket.com
Proses pengerjaan sambungan berimpit ini dilakukan dengan tahapan berikut:
x Tekuk kedua sisi pelat yang akan disambung sampai membentuk seperti lipatan
x Sambungkan kedua pelat menjadi rapat
x Kuatkan sambungan dengan alat pembentuk sambungan
Gambar 7.4. Penguatan sambungan berimpit Meyer,1975
Sambungan sudut Proses pengerjaan sambungan sudut :
x Tekuk kedua sisi pelat yang akan disambung atau seperti pada
proses penyambungan lipat yang sudah diberi penguatan dengan bar
x Setelah sambungan terbentuk tekuk bagian yang berlebih pada sisi atas pelat lihat gambar 7.5
x Rapikan dan ratakan pemukulan pada sambungan pelat yang terbentuk.
Gambar 7.5. Sambungan sudut alas
Di unduh dari : Bukupaket.com
Sambungan untuk bodi
Proses pengerjaan sambungan bodi atau kotak saluran segiempat: x Tekuk keempat sisi saluran dari kedua saluran yang akan
disambungkan x Buat bilah sambungan sesuai dengan panjang dan besarnya
lipatan yang direncanakan. x Rapatkan kedua saluran dan sorong dari tepi bilah yang sudah
terbentuk sampai sambungan saluran tersebut tertutup. x
Lakukan penyambungan untuk sisi-sisi pelat yang lainnya. x Setelah terbentuk sambungan lakukan pemukulan penguatan
sambungan sampai merata.
Gambar 7.6. Sambungan bilah
Sambungan untuk tutup melengkung.
Sambungan lengkung pada prinsipnya hampir sama dengan sambungan siku. Tetapi yang menjadi kendala biasanya pada proses
penekukan bidang lengkungan. Pemukulan bidang lengkung ini sebaiknya dilakukan secara bertahap.
Gambar 7.7. Sambungan Tutup melengkung Meyer,1975
Di unduh dari : Bukupaket.com
Sambungan alas silinder
Gambar 7.8. Langkah pembentukan sambungan alas silinder Lyman, 1968
7.2.2. Proses Pengerjaan Sambungan Lipat