10.2. Sifat Logam Pada Temperatur Tinggi
Pengerjaan panas mempunyai beberapa keuntungan diantaranya : x Pada temperatur tinggi logam bersifat lunak dan ulet, sehingga
gaya pembentukan yang dibutuhkan menjadi relatif lebih kecil. x Deformasi yang dapat diberikan dari pemanasan ini adalah relatif
lebih besar. x Terjadinya perbaikan struktur mikro pada logam yang dideformasi
pada temperatur tinggi. Pemberian struktur mikrro ini terjadi pada pemanasan benda kerja
sebelum proses deformasi serta pada saat dideformasi. Seperti diketahui bahwa benda coran mempunyai berbagai kelemahan atau
kekurangan. Selama proses pembekuan kemungkinan besar terjadi segregasi, yaitu tidak homogennya komposisi kimia. Segregasi balok
ini dapat berupa segregasi mikro maupun segregasi blok. Selanjutnya pada benda coran biasanya terdapat struktur pilar columbar
structure yang bersifat rapuh. Inklusi yang mengelompok dan relatif besar ukurannya sering pula dijumpai pada benda coran. Selain itu
banyak pula dijumpai cacat rongga. Segregasi dapat berkurang dengan adanya pemanasan. Pada
temperatur tinggi peristiwa difusi akan mudah berlangsung, sehingga efeknya akan lebih menghomogenkan komposisi kimia. Proses
pemanasan untuk mengurangi segregasi ini dinamai proses homofenisasi. Pada waktu deformasi panas, struktur pilar akan
berubah menjadi butir yang equiaxial dan halus. Inklusi yang mengelompok akan terpecah dan tersebar .
Cacat rongga akan menutup dan mengatur sebagai akibat deformasi pada temperatur tinggi khususnya bila dikenai tegangan tekan.
Peristiwa penyatuan ini adalah mirip dengan proses las tempa forging welding. Kesemuanya ini akan memperbaiki sifat-sifat mekanik
logam. Benda coran, misalnya baja cor dalam bentuk ingot ataupun billet akan menjadi lebih baik sifatnya bila telah dibentuk dengan
pengerjaan panas. Misalnya menjadi baja profil melalui proses pengerolan panas.
10.3 Mekanisme Pelunakan Pada Pengerjaan Panas.
Pada pengerjaan panas, suatu kenyataan yang mudah diamati adalah bahwa logam akan bersifat lunak. Selanjutnya pada kondisi ini logam
dapat dibentuk dengan deformasi yang relatif besar tanpa menjadi mengalami keretakan. Kondisi ini dapat dijelaskan oleh adanya
peristiwa pelunakan. Deformasi pada temperatur tinggi didefinisikan secara lebih tegas
sebagai pembentukan yang dilakukan di atas temperatur rekristalisasi
Di unduh dari : Bukupaket.com
logam yang diproses. Dengan patokan bahwa temperatur rekristalisasi adalah sekitar 0,4 – 0,5 kali titik cair dalam K, maka
batas antara pengerjaan panas dan pengerjaan dingin menjadi jelas. Temperatur rekristalisasi baja adalah sekitar 500 – 723
C, tembaga 250 – 400
C, dst. Timah putih Sn yang dideformasi pada temperatur kamar sudah berarti diproses dengan pengerjaan panas, meskipun
tidak panas pemanasan. Surdia Kenji,1984 Proses ini dapat dijelaskan bahwa temperatur kamar yang 25
C untuk timah putih sudah di atas temperatur rekristalisasinya, yaitu : T
rek
= 0,5 x 253 + 273 K = 263 K = -10
C. Disisi lain, proses deformasi terhadap wolfram pada temperatur 1000
C masih dikatakan proses pengerjaan dingin.Ilustrasi tersebut jelaslah bahwa batas bawah
temperatur pengerjaan panas adalah temperatur rekristalisasi. Deformasi di atas temperatur rekristalisasi akan disertai oleh peristiwa
pelunakan, yaitu terdiri dari mekanisme recovery, rekristalisasi termasuk pertumbuhan butir. Besarnya pelunakan dari masing-
masing mekanisme tersebut tergantung pada jenis logamnya, temperatur pengerjaan, serta kecepatan proses deformasi atau laju
regangannya. Logam yang dideformasi pada temperatur tinggi akan mengalami
rekristalisasi selama proses deformasi dan setelah proses deformasi. Hal ini masing-masing dinamai rekristalisasi dinamis dan rekristalisasi
statis. Istilah rekristalisasi statis dipakai untuk yang terjadinya setelah proses deformasi dan kata dinamis dipakai untuk yang terjadi selama
berlangsungnya proses deformasi. Hal ini terjadi pada logam-logam yang mempunyai energi salah
tumpuk stacking fault energy yang kecil, misalnya tembaga. Fenomena ini secara skematis diungkapkan pada. pada logam energi
yang tumpuknya kecil, mekanisme recovery hanya sedikit peranannya dalam pelunakan, sehingga energi pendorongnya akan cukup besar,
sehingga terjadi rekristalisasi. Logam yang tinggi energi salah tumpuknya, misalnya aluminium,
meskipun dideformasi pada temperatur tinggi seringkali mempunyai strukktur butir memanjang yang tidak mengalami rekristalisasi.
Meskipun demikian, sifatnya lunak. Hal ini disebabkan oleh begitu besarnya peranan pelunakan oleh mekanisme recovery, khususnya
recovery dinamis, sehingga energi pendorongnya rendah, dan tidak cukup untuk mendorong terjadinya rekristalisai dinamis. Struktur mikro
penampang memanjang suatu batang aluminium yang diektrusi menunjukkan butir-butir yang memanjang di dalam. Pada bagian
permukaan nampak butir-butir mengalami rekristalisasi, dalam hal ini rekristalisasi statis.
Di unduh dari : Bukupaket.com
Batas atas temperartur pengerjaan panas adalah sekitar 50 -100 C di
bawah titik cairnya. Biasanya proses pengerjaan panas dilakukan secara berurutan, misalnya proses pengerolan panas dan diproses
tempa yang bertahap. Maka perlu diusahakan agar tahap terakhirnya masih berada di atas temperatur rekristalisasi. Bahkan temperatur
tahap pengerjaan panas yang terakhir ini sebaiknya tidak terlalu jauh dari temperatur rekristalisasi. Maksudnya adalah untuk mendapatkan
produk dengan butir yang halus yang lebih kuat dan lebih ulet. Uraian mengenai mekanisme pelunakan pada deformasi panas
tersebut di atas telah menjelaskan mengapa pada temperatur tinggi mengapa logam bersifat lunak dan tetap lunak meskipun dideformasi.
Inti penjelasan adalah tidak adanya pengerjaan regangan, serta bahkan terjadinya peristiwa pelunakan yang harus terus menerus
selama proses deformasi panas.
10.4 Tempa Menempa merupakan salah satu proses pembentukan yang dilakukan
pada benda kerja dalam kondisi panas. Panas yang dimaksukan adalah sebelum dilakukan proses pembentukan benda logam
dipanaskan terlebih dahulu sampai mencapai tempratur tempa yang diinginkan. Tempratur tempa yang diharapkan pada proses ini
berkisar di atas daerah temperatur rekristalisasi bahan logam yang akan di tempa. Baja mempunyai temperatur rekristalisasi berkisar 723
º C. Pemanasan yang dilakukan pada benda kerja bertujuan untuk merobahan kekerasan logam menjadi bersifat lebih lunak . Sifat lunak
dari benda kerja ini memudahkan untuk pembentukan. Baja yang mengalami proses pemanasan akan memberikan sifat lunak dan tidak
mudah pecah apabila dilakukan pembentukan. Proses penempaan bahan logam ini dilakukan dengan menggunakan peralatan
pengeprespukul dan penahan atau landasananvil. Benda kerja diletakkan diantara landasan dan pemukul. Proses pemukulan dapat
dilakukan dengan palu tempa secara manual atau juga dapat dilakukan dengan mesin pemukul hammer sistem hidrolik atau
dengan menggunakan pemukul mekanik dengan motor listrik. Prinsip dasar menempa secara mekanika mempunyai komponen
pembentukan pengepresan atau tekan, peregangan atau tarik, dan pemotongangeser. Penerapan proses penempaan di industri
biasanya digunakan untuk pembuatan komponen yang menggunakan bahan baku pejal dengan bentuk profil kombinasi. Bahan dasar untuk
proses penempaan ini selain berbentuk pejal juga mempunyai tingkat kekerasan bahan yang relatif lebih keras. Kerasnya bahan ini menjadi
lebih sulit untuk dikerjakan dengan proses yang lain. Logam yang mengalami proses pemanasan akan meningkatkan keliatan bahan hal
ini dapat diketahui dari proses uji impact tumbukan dengan
Di unduh dari : Bukupaket.com
memvariasikan temperatur sepecimen pengujian. Hasil pengujian impact ini memperlihatkan bahwa nilai impact sangat dipengaruhi oleh
temperatur bahan saat pengujian. Semangkin rendah temperatur bahan logam menunjukkan bahwa semangkin tinggi tingkat kegetasan
bahan tersebut dan nilai impactnya menjadi lebih kecil. Penempaan yang sering dilakukan pada industri rumah tangga di
daerah umumnya dilakukan untuk proses pembuatan alat-alat pertanian seperti parang, cangkul, sabit, bajak, kampak dan
sebagainya. Proses penempaan untuk pembuatan alat-alat pertanian ini diikuti dengan proses Quenching atau pendinginan cepat lihat
gambar 9.1. Proses quenching ini bertujuan untuk memberikan kekerasan permukaan benda pada daerah yang didinginkan cepat.
Hal ini diaplikasikan untuk pengerasan permukaan mata parang, mata cangkul, mata sabit, dimana bagian alat-alat yang tajam ini menjadi
lebih keras. Bagian yang tajam akan memberikan permukaan yang keras dan bagian alat yang belakang berbentuk tebal dan tidak
diquenching, sehingga alat-alat pertanian yang dihasilkan memiliki sifat kombinasi keras dan liat sesuai dengan kebutuhan petani.
Gambar 10.1 Grafik Kecepatan Pendinginan Hubungan Suhu dengan waktu Pendinginan
Surdia Kenji,1984 Pada gambar grafik 10.1 di atas memperlihatkan bahwa apabila
benda dipanaskan sampai mencapai temperatur tempa dan dilakukan pendinginan cepat maka struktur mikro bahan logam yang didinginkan
cepat ini membentuk bainit. Bainit ini menyebabkan benda menjadi lebih keras.
Peralatan utama yang diperlukan dalam proses penempaan ini diantaranya:
Di unduh dari : Bukupaket.com
10.4.1. Dapur pemanas