Gambar 8.38. Mesin Wibler Pada dasarnya mesin gunting melingkar seperti pada gambar 8.36
dan gambar 8.37. mempunyai sepesifikasi pemotongan yang sama. Kapasitas pemotongan pada mesin gunting ini lebih kecil
dibandingkan dengan proses pemotongan dengan mesin potong melingkar.
8.7. Pemotongan Dengan Mesin Potong Profil
Untuk menghasilkan bentuk-bentuk profil yang diinginkan pada komponen-komponen yang terbuat dari bahan pelat dibutuhkan mesin
yang mampu untuk pemotongan bentuk yang tidak teratur. Salah satu mesin potong profil yang sering digunakan adalah mesin Wibler.
Proses pemotongan dengan mesin potong Wibler ini dilakukan dengan menggunakan profil atau mal yang diinginkan. Profil atau mal ini dibuat
sesuai dengan bentuk profil benda kerja yang di rencanakan, sehingga mesin potong wadkin ini sangat efektif apabila di gunakan untuk
pemotongan-pemotongan pelat yang jumlahnya cukup banyak. Mata pisau mesin wadkin ini bergerak turun naik untuk memotong pelat.
Pelat diletakkan di atas mal profil dan digerakkan mengikuti garis pemotongan yang didukung oleh pengarah sesuai bentuk profil benda
kerja yang dipotong. Proses pemotongan pelat-pelat yang relatif tebal dengan bentuk profil
yang rumit biasanya dingunakan sistem pemotongan las asitelin oksigen tekanan tinggi atau dengan sistem pemotongan las busur
udara.
Di unduh dari : Bukupaket.com
Mesin Potong Vertikal mempunyai prinsip pemotongan secara vertikal Keunggulan mesin potong vertikal ini adalah dapat melakukan proses
pemotongan profil. Profil yang dipotong dengan mesin ini dapat diatur sesuai dengan bentuk profil yang diinginkan.
8.8. Pemotongan dengan Gerinda
Gambar 8.40. Mesin Gerinda Potong
Gambar 8.39. Mesin Potong Vertikal
Di unduh dari : Bukupaket.com
Pemotongan dengan gerinda potong ini menggunakan batu gerinda sebagai alat potong. Proses kerja pemotongan dilakukan dengan
menjepit material pada ragum mesin gerinda. Selanjutnya batu gerinda dengan putaran tinggi digesekan ke material. Kapasitas
pemotongan yang dapat dilakukan pada mesin gerinda ini hanya terbatas pada pemotongan profil-profil. Profil-profil ini diantaranya
pipa, pelat strip, besi siku, pipa stalbush dan sebagainya.
8.9. Pemotongan dengan Gas ¾ Pemotongan dengan Oxy-Assitelin
Cara-cara pemotongan baja yang banyak digunakan dewasa ini dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 8.3. Klasifikasi cara pemotongan
Cara pemotongan Jenis pemotongan
Pemotongan gas Pemotongan gas oksigen
Pemotongan serbuk Pemotongan sembur api
Pemotongan las busur listrik Pemotongan busur karbon
Pemotongan busur logam Pemotongan busur plasma
Pemotongan busur udara
HarsonoToshie, 1981 Diantara cara-cara tersebut yang paling sering dipakai adalah
pemotongan dengan gas oksigen. Pemotogan ini terjadi karena adanya reaksi antara oksigen dan baja. Pada permulaan
pemotongan, baja dipanaskan lebih dahulu dengan api oxi-asstelin sampai mencapai suhu antara 800-900
C. Kemudian gas oksigen tekanan tinggi atau gas pemotong lainnya disemburkan ke bagian
yang dipanaskan tersebut dan terjadilah proses pembakaran yang membentuk oksida besi. Karena titik cair oksida besi lebih rendah
dari baja, maka oksida tersebut mencair dan terhembus oleh gas pemotong. Dengan ini terjadilah pemotongan.
Proses pembakaran yang tejadi selama pemotongan diperkirakan mengikuti reaksi sebagai berikut:
Reaksi di atas menunjukkan bahwa selama pemotongan dihasilkan panas, sehingga proses pemotongan ini dapat
berlangsung dengan hanya menyemburkan oksigen saja. Tetapi Fe + ½ O
2
FeO + 64,0 Kcal 2 Fe + 1 ½ O
2
Fe
2
O
2
+ 190,7 Kcal 3 Fe + 2O
2
Fe
3
O
4
+ 266,9 Kcal
Di unduh dari : Bukupaket.com
dalam praktek bahwa pemanasan masih tetap digunakan. Cara kerja pemotongan ini adalah gas oksigen bertekanan tinggi atau
gas pemotong disemburkan melalui lubang tengah sedangkan gas oksi assitelin untuk pemanas dialirkan melalui lubang-lubang kecil
yang mengelilinginya. Hasil pemotongan ini dinyatakan baik bila memenuhi syarat
sebagai berikut: 1. Alur potong harus cukup kecil
2. Permukaan potong harus halus 3. Terak harus mudah terkelupas
4. Sisa atas pemotongan membulat
Mengenai kualitas potong ini Asosiasi Las Jepang dalam standar no. WES-2801 telah menentukan kriteria untuk kualitas permukaan
hasil pemotongan dengan gas. Untuk memenuhi kriteria tersebut kualitas dari gas oksigen dan api pemanas, karakteristik alat yang
digunakan dan kondisi pemotongan harus diatur dengan teliti. Alat potong ini biasanya dikelompokkan dalam jenis-jenis tekanan
rendah dan tekanan sedang. pelaksanaan dibagi dalam pe- laksanaan dengan tangan dan pelaksanaan otomatik di mana alat
potong diletakkan pada kereta yang digerakkan dengan motor.
Gambar 8.41. Penampang garis potong pada pemotongan oksigen. HarsonoToshie, 1981
Gambar 8.42. Brander Potong Las Asetilen
Di unduh dari : Bukupaket.com
Pada gambar 8.36. merupakan proses pemotongan dengan gas oksigen bertekanan. Istilah lain proses pemotongan ini dikenal
juga sebagai pemotongan dengan gas Oxy-Acetylene tekanan tinggi. Perkembangan pemotongan juga mengalami kemajuan
dengan digunakannya juga gas LPG sebagai bahan untuk proses pemotongan dengan oksigen. Dengan menggunakan
peralatan yang sama proses pemotongan yang menggunakan gas LPG ini dapat dilakukan. Biaya operasional pemotongan
dengan gas Oksigen dan LPG ini menjadi lebih murah,sebab harga LPG di pasaran jauh lebih murah dibandingkan dengan
harga gas asitilen. Gas LPG pada proses pemotongan ini hanya digunakan sebagai
pemanas awal dari bahan pelat yang akan dipotong. Setelah pelat bahan dasar mengalami pemanasan di atas temperatur
rekristalisasi maka pada saat pencapaian temperatur tersebut di semburkanlah gas oksigen. Hasil penyemburan ini memberikan
reaksi antara oksigen dan besi, dimana titik lebur disekitar daerah pemanasan menjadi lebih kecil dari bahan dasar yang
tidak terpengaruh oleh pemanasan. Teknik dan Prosedur Pemotongan mengikuti langkah-langkah
berikut: x Buat tanda pada benda kerja yang akan dipotong
x Pilih Tip Brander potong sesuai dengan tebal pelat x Atur tekanan gas asitelin dan oksigen sesuai dengan tebal
pelat dan No.Tip Brander potong Gambar 8.43. Proses Pemotongan dengan Asetilen
Di unduh dari : Bukupaket.com
x Buka saluran pada gas oksigen dan asitilen. x Nyalakan busur api dengan membuka terlebih dahulu katup
asitelin. Dan diikuti dengan membuka katup oksigen secara perlahan sampai membentuk nyala api netral.
x Panaskan benda dengan mendekatkan nyala api ke benda kerja, Jarak busur nyala api ke permukaan benda kerja
berkisar 2 – 4 mm. x Setelah terlihat benda kerja mengalami pemanasan
mendekati titik lebur atau dapat dilihat dari warna merah kekuningan, maka bukalah katup oksigen, sambil
menggerakannya ke arah jalur yang sudah ditandai sebelumnya.
x Usahakan jarak nyala api dan kecepatan pemotongan konstan.
¾ Pemotongan dengan Las Busur Plasma
Pemotongan dengan menggunakan las busur plasma ini mempunyai kelebihan dari proses pemotongan lainnya.
Keuntungan pemotongan dengan las busur plasma ini dapat memotong bahan-bahan logam khusus seperti stainless steel,
alumanium alloy dan sebagainya.
Gambar 8.44. Pemotongan las busur Plasma
Di unduh dari : Bukupaket.com
8.10. Pemotongan Dengan Tenaga Laser