Analisis Regresi Linier Berganda Uji Normalitas Uji Asumsi Klasik

48

3.4 Teknik Analisis dan Uji Hipotesis

3.4.1 Analisis Regresi Linier Berganda

Untuk menganalisis data yang diperoleh agar dapat ditarik suatu kesimpulan, maka digunakan metode analisis regresi linier berganda, untuk melihat pengaruh tiga variabel bebas terhadap satu variabel terikat, dengan bentuk persamaannya adalah sebagai berikut: Y = a + b 1 X 1 + b 2 X 2 + b 3 X 3 + e…….. Dimana: Y = laba usaha a = konstanta X 1 = perputaran kas X 2 = perputaran piutang X 3 = perputaran persediaan b 1 , b 2 , b 3 = koefisien regresi e = variabel pengganggu

3.4.2 Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah suatu data mengikuti sebaran normal atau tidak. Untuk mengetahui apakah data tersebut mengikuti sebaran normal dapat dilakukan dengan berbagai metode diantaranya adalah Somarsono,2004:40: 49  Uji Normalitas – Metode Kolmogorov Smirnov Pedoman dalam mengambil keputusan apakah sebuah distribusi data mengikuti distribusi normal adalah: - Jika nilai signifikan nilai probabilitasnya lebih kecil dari 5, maka distribusi tidak normal. - Jika nilai signifikan nilai probabilitasnya lebih besar dari 5, maka distribusi adalah normal.

3.4.3 Uji Asumsi Klasik

Syarat suatu persamaan regresi adalah harus BLUE Best Linier Unbiased Estimator. Untuk menghasilkan keputusan yang BLUE, maka harus dipenuhi diantaranya tiga asumsi dasar yang tidak boleh dilanggar oleh regresi linier berganda yaitu tidak boleh adanya multikolinieritas, heteroskedastitas, dan autokorelasi. Apabila salah satu dari ketiga asumsi dasar tersebut dilanggar maka persamaan regresi yang diperoleh tidak lagi BLUE, sehingga pengambilan keputusan melalui uji F dan uji t menjadi bias. 1. Multikolonieritas Multicollinearity Multikolonieritas merupakan suatu keadaan dimana satu atau lebih variabel independen terdapat korelasi atau hubungan dengan variabel independen lainnya. Dengan kata lain, satu atau 50 lebih variabelnya merupakan suatu fungsi linier dari variabel independen yang lain. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel bebas. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolinearitas dalam melihat nilai VIF Variance Inflation Factor dengan rumus sebagai berikut: VIF = Tolerance 1 VIF menyatakan tingkat “Pembengkakan” varians, apabila nilai VIF lebih besar dari 10, hal ini berarti terdapat adanya gejala multikolonearitas pada persamaan regresi linier. 2. Heteroskedastitas Heteroscedasticity Heteroskedastitas artinya varians varibel-variabel independen tidak konstan berbeda untuk setiap nilai tertentu variabel independen. Uji heteroskedastitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi tidak terjadi ketidaksamaam varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan lainnya. Diagnosis adanya heteroskedastitas secara kuantitatif dalam suatu regresi dapat dilakukan dengan melakukan pengujian korelasi Rank Spearman. Apabila koefisien korelasi Rank Spaerman untuk seluruh variabel bebas terhadap residual lebih kecil dari 0,05 51 maka dapat dirumuskan bahwa dalam persamaan regresi terdapat heteroskedastitas. 3. Autokorelasi Autokorelasi dapat didefinisikan sebagai dua observasi yang diurutkan berdasarkan urut waktu Date Time Series atau data yang diambil dari waktu tertentu Gujarati,2003:201. Jadi dalam model regresi linier diasumsikan tidak dapat gejala autokorelasi. Artinya residual Y observasi- Y prediksi pada waktu ke-t e t . Identifikasi ada atau tidaknya gejala autokorelasi dapat dites dengan menghitung nilai Durbin Watson. Berdasarkan jumlah sampel dan jumlah variable independent menentukan nilai d L dan d U berdasarkan tabel Durbin Watson. Langkah selanjutnya adalah menarik kesimpulan: Tabel 2 : Tabel Durbin Watson Nilai d Kesimpulan 0 d d L Ada korelasi positif d L ≤ d ≤ d L Tidak ada kesimpulan d U d 4-d L Tidak ada auto korelasi 4-d U ≤ d ≤ 4-d L Tidak ada kesimpulan 4-d L d 4 Ada korelasi negatif Sumber : Gujarati 2003:201 52

3.4.4 Uji Hipotesis