10
2.2 Landasan Teori
2.2.1 Pengertian Manajemen Keuangan
Menurut Keown, dkk 1999:8 manajemen keuangan adalah bagaimana cara menciptakan dan menjaga nilai ekonomis atau
kesejahteraan. Konsekuensinya, semua pengambilan keputusan harus difokuskan pada penciptaan kesejahteraan.
Menurut Weston dan Copeland 1996:3 pengertian manajemen keuangan dapat dirumuskan oleh fungsi dan tanggung
jawab para manajer keuangan. Meskipun fungsi dan tanggung jawab manajer keuangan berbeda-beda di setiap organisasi, namun fungsi
pokok manajemen keuangan antara lain menyangkut keputusan tentang penanaman modal, pembiayaan kegiatan usaha, dan
pembagian deviden pada suatu perusahaan. Manajemen keuangan menurut Husnan 2004:3 merupakan
manajemen terhadap fungsi-fungsi keuangan. Fungsi keuangan ini memiliki berbagai kegiatan yang perlu dijalankan. Meskipun
mungkin kegiatan- kegiatan itu berbeda- beda antara satu perusahaan dengan perusahaan lainnya, tetapi sebenarnya kita bisa mengambil
fungsi pokoknya yang merupakan kegiatan utama dari seorang manajer. Dengan demikian fungsi pokok manajer keuangan adalah
menangani masalah penggunaan dana dan pembagian laba. Analisa
11 dan perencanaan keuangan berkaitan dengan pengawasan kondisi
keuangan perusahaan, melakukan evaluasi kenaikan atau penurunan kapasitas produksi dan menentukan berapa besarnya dana yang
dibutuhkan untuk membiayai kegiatan perusahaan. Analisis ini dilakukan berdasarkan neraca dan laporan laba –rugi perusahaan.
2.2.2 Pengertian Laporan Keuangan
Menurut Munawir 1997:5 pengertian laporan keuangan adalah sebagai berikut:
“Laporan keuangan adalah dua daftar yang disusun oleh akuntan pada akhir periode untuk satu perusahaan. Kedua daftar itu adalah
daftar neraca atau daftar posisi keuangan dan daftar pendapatan atau faktor rugi laba pada waktu akhir-akhir ini sudah menjadi kebiasaan
bagi perseroan untuk menambah daftar ketiga yaitu daftar surplus atau daftar laba yang tidak dibagikan laba ditahan “.
Jadi dapat disimpulkan bahwa laporan keuangan perusahaan adalah suatu bentuk pertanggungjawaban dari suatu perusahaan yang
terdiri dari neraca, laporan laba rugi dan laporan laba yang ditahan serta laporan sumber dan penggunaan dana.
Laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses akuntansi yang digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi antara
data keuangan atau aktivitas perusahaan.
12 Definisi laporan keuangan yang dikemukakan oleh Weston
dan Copeland 1996:17, yakni : Financial statements report the historial performance of a firm and provide a basis, along with
business and economic analysis for making projection and forecasts for the future. Artinya:laporan keuangan atau financial statement
biasanya dalam neraca dan perhitungan rugi-laba berisi informasi tentang prestasi perusahaan di masa lampau dan dapat memberikan
petunjuk untuk penetapan kebijakan di masa yang akan datang.
2.2.2.1 Jenis-jenis laporan keuangan
Jenis laporan keuangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1. Neraca
Munawir 1997:13, mendefinisikan neraca sebagai berikut :
“ Neraca adalah laporan yang sistematis tentang aktiva, hutang serta modal dari suatu perusahaan pada saat tertentu.
Jadi tujuan neraca adalah untuk menunjukan posisi keuangan suatu perusahaan pada suatu tanggal tertentu
biasanya pada waktu fiskal atau tahun kalender sehingga neraca sering disebut dengan balance sheet”.
2. Laporan rugi laba
Munawir 1997:26, menyatakan bahwa : “ laporan laba rugi merupakan suatu laporan yang sistematis tentang
13 penghasilan, biaya, rugi laba yang diperoleh suatu
perusahaan pada periode tertentu. Penyusunan laporan rugi laba di buat sedemikian rupa sehingga dapat memberikan
gambaran hasil- hasil yang dicapai perusahaan pada suatu periode tertentu.”
Dengan demikian, laporan laba rugi adalah suatu laporan yang menunjukan hasil usaha pendapatan-
pendapatan dan biaya- biaya dari suatu unit usaha selama periode akuntansi.
2.2.2.2 Tujuan laporan keuangan
Tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi apa yang menyangkut posisi keuangan, kinerja,
serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan
keputusan ekonomi.IAI, 1999:3 Laporan keuangan juga menunjukkan apa yang telah
dilakukan manajemen atas sumber daya yang dipercayakan kepadanya. Pemakai yang ingin menilai kinerja manajemen
agar mereka dapat membuat keputusan ekonomi. Keputusan ini misalnya mencakup tentang keputusan untuk menahan
ataupun menjual investasi mereka dalam perusahaan.
2.2.2.3 Manfaat laporan keuangan
14 Interpretasi atau analisis terhadap laopran finansial
suatu perusahaan akan sangat bermanfaat bagi penganalisa untuk dapat mengetahui keadaan dan perkembangan finansial
perusahaan yang bersangkutan. Dengan mengadakan analisis laporan keuangan dari perusahaannya, manajer juga akan
dapat mengetahui keadaan dan perkembangan finansial dari perusahaannya, dan akan dapat diketahui hasil- hasil
keuangan yang akan dicapai di waktu yang lalu dan waktu yang sedang berjalan. Dengan mangadakan analisis data
finansial dari tahun- tahun yang lalu dapat diketahui kelemahan- kelemahan dari perusahaannya serta hasil- hasil
yang dianggap cukup baik. Hasil analisis tersebut sangat penting artinya bagi
perbaikan penyusunan rencana yang akan dilakukan di waktu yang akan datang Riyanto, 1997:38. Selain manajemen,
para krediturpun berkepentingan terhadap laporan keuangan dari perusahaan yang telah atau akan menjadi debitur atau
nasabahnya. Sebelum mengambil keputusan untuk memberi atau menolak permintaan kredit dari suatu perusahaan maka
kreditur terlebih dahulu melakukan analisa terhadap laporan keuangan perusahaan tersebut untuk dapat mengukur
kemampuan perusahaan untuk membayar kembali hutang- hutang beserta beban hutangnya.
15
2.2.2.4 Pemakai Laporan Keuangan
Pemakai laporan keuangan meliputi investor sekarang dan investor potensial, karyawan, pemberi jaminan,
pemasok, dan kreditur usaha lainnya, pelanggan, pemerintah serta lembaga- lembaganya, dan masyarakat. IAI, 1999:2.
Pada Harahap 2008:7-9kegunaan laporan keuangan menurut:
1. Pemilik perusahaan
Bagi pemilik perusahaan, laporan keuangan dimaksudkan untuk :
Menilai prestasi atau hasil yang diperoleh
manajemen;
Mengetahui hasil deviden yang akan diterima;
Menilai posisi keuangan perusahaan dan pertumbuhannya;
Mengetahui nilai saham dan laba perlembar saham;
Sebagai dasar untuk memprediksi kondisi perusahaan
dimasa datang; 2.
Manajemen perusahaan
16 Bagi manajemen perusahaan, laporan keuangan ini
digunakan untuk:
Alat untuk mempertanggungjawabkan pengelolahan kepada pemilik;
Mengukur tingkat biaya dari setiap kegiatan operasi
perusahaan, divisi, bagian atau segmen;
Menilai hasil kerja individu yang memberi tugas dan tanggung jawab;
Menjadi bahan pertimbangan dalam menentukan
perlu tidaknya diambil kebijaksanaam baru;
Memenuhi ketentuan dalam UU, peraturan, AD Anggaran dasar, pasar modal, dan lembaga
regulator lainnya. 3.
Investor Bagi investor, laporan keuangan dimaksudkan untuk:
Menilai kondisi keuangan dan hasil usaha
perusahaan;
Manilai kemungkinan menanamkan dana dalam perusahaan;
Menilai kemungkinan melakukan divestasi menarik
investasi dari perusahaan;
Menjadi dasar memprediksi kondisi perusahaan dimasa datang atau menilai rate of return perusahaan
17 4.
Kreditur atau Banker Bagi kreditur, banker, ataupun supplier laporan keuangan
digunakan untuk :
Menilai kondisi keuangan dan hasil usaha perusahaan baik dalam jangka pendek maupun dalam jangka
panjang;
Menilai kualitas jaminan kredit investasi untuk menopang kredit yang akan diberikan ;
Melihat dan memprediksi prospek keuntungan yang
mungkin diperoleh dari perusahaan atau menilai rate of return perusahaan;
Menilai kemampuan likuiditas, solvabilitas,
rentabilitas perusahaan sebagai dasar dalam pertimbangan keputusan kredit;
Menilai sejauh mana perusahaan mengikuti perjanjian
kredit yang sudah disepakati; 5.
Pemerintah dan Regulator Bagi pemerintah atau regulator, laporan keuangan
dimaksudkan untuk:
Menghitung dan menetapkan jumlah pajak yang harus dibayar;
Sebagai dasar dalam penetapan-penetapan
kebijaksanaan baru;
18
Menilai apakah perusahaan memerlukan bantuan atau tindakan lain;
Menilai kepatuhan perusahaan terhadap aturan yang
ditetapkan;
Bagi lembaga pemerintah lainnya dapat digunakan sebagai bahan penyusunan data statistik.
6. Analisis, Akademis, Pusat Data Bisnis
Bagi para analisis, akademis, dan juga lembaga-lembaga pengumpulan data bisnis seperti PDBI, Moody’s,
Brunstreet, Standart Poor, Perfindo, laporan keuangan ini penting sebagai bahan atau sumber informasi primer
yang akan diolah sehingga menghasilkan informasi yang bermanfaat bagi analisis, ilmu pengetahuan, dan komoditi
informasi.
2.2.3 Pengertian Modal Kerja
2.2.3.1 Konsep Modal Kerja
Ada tiga konsep modal kerja atau definisi modal kerja yang dipergunakan, yaitu:
1. Konsep Kuantitatif
Konsep ini menitik beratkan pada kwantum yang diperlukan untuk mencukupi kebutuhan perusahaan
dalam membiayai operasinya yang bersifat rutin, atau
19 yang menunjukkan jumlah dana fund yang tersedia
untuk tujuan operasi jangka pendek. Dalam konsep ini menganggap bahwa modal kerja adalah jumlah aktifa
lancar Gross Working Capital. 2.
Konsep Kualitatif Konsep ini menitik beratkan pada kualitas modal kerja,
dalam konsep ini pengertian modal kerja adalah kelebihan aktiva lancar terhadap hutang jangka pendek
Net Working Capital , yaitu jumlah aktiva lancar yang berasal dari pinjaman jangka panjang maupun dari para
pemilik perusahaan. 3.
Konsep Fungsional Konsep ini menitik beratkan fungsi dari dana yang
dimiliki dalam rangka menghasilkan pendapatan dari usaha pokok perusahaan. Pada dasarnya dana-dana yang
dimiliki oleh suatu perusahaan seluruhnya akan digunakan untuk menghasilkan laba sesuai dengan usaha
pokok perusahaan, tetapi tidak semua dana digunakan untuk menghasilkan laba periode ini, ada sebagian dana
yang digunakan untuk memperoleh atau menghasilkan laba dimasa yang akan datang. Munawir,2000:116
2.2.3.2 Jenis-jenis Modal Kerja
20 Menurut W. B. Taylor dalam Riyanto 1997:52-53
Modal kerja dapat di golongkan menjadi beberapa jenis, yaitu:
a. Modal Kerja Permanen Permanent Working Capital
Yaitu modal kerja minimal yang harus tetap ada dalam perusahaan untuk dapat menjalankan operasinya atau
sejumlah modal kerja yang secara terus menerus diperlukan untuk kelancaran usaha. Modal kerja ini
dibedakan menjadi:
Modal kerja primer Primary Working Capital Yaitu, jumlah modal kerja minimum yang harus ada
untuk menjamin kontinuitas perusahaan dalam menjalankan usahanya
Modal Kerja Normal Normal Working Capital
Yaitu modal kerja yang diperlukan untuk menyelenggarakan luas produksi normal.
b. Modal Kerja Variabel Variable Working Capital
Modal kerja yang jumlahnya berubah-ubah sesuai dengan perubahan keadaan.
Modal kerja ini dibedakan menjadi:
Modal kerja musiman Seasonal Working Capital Yaitu modal kerja yang jumlahnya berubah-ubah
karena fluktuasi musim
21
Modal Kerja Siklus Cyclical Working Capital Yaitu modal kerja yang jumlahnya berubah-ubah
karena fluktuasi konjungtur
Modal Kerja Darurat Emergency Working Capital Yaitu modal kerja yang jumlahnya berubah-ubah
karena adanya keadaan darurat yang tidak diketahui sebelumnya.
2.2.4 Manajemen Modal Kerja
2.2.4.1 Unsur- Unsur Modal Kerja
Sesuai dengan konsep modal kerja yang kita bahas yaitu konsep kuantitatif maka modal kerja sama dengan
aktiva lancar. Jadi unsur- unsur modal kerja meliputi: a.
Kas Kas diperlukan oleh setiap perusahaan yang
sedang menjalankan operasinya dan juga dibutuhkan untuk investasi dalam aktiva tetap. Menurut Munawir
2002:14 mengemukakan definisi dari kas yaitu uang tunai yang dapat digunakan untuk membiayai kegiatan
operasional perusahaan. Dengan demikian kas yang cukup harus disediakan oleh perusahaan agar tidak
mengalami kesulitan dalam menjaga kontinuitas
22 usahanya dan kas yang cukup juga perlu untuk menilai
likuiditas suatu perusahaan.
b. Piutang
Menurut Munawir 2002:15 piutang adalah tagihan kepada pihak lain kepada pihak kreditur atau
langganan sebagai akibat adanya penjualan barang dagangan secara kredit. Piutang merupakan unsur yang
paling penting dalam neraca sebagian besar perusahaan. Prosedur yang wajar dan cara pengamanan yang cukup
terhadap piutang bukan saja untuk keberhasilan perusahaan tetapi juga untuk memelihara hubungan yang
memuaskan dengan para pelanggan. c.
Persediaan Persediaan adalah semua barang diperdagangkan
tetapi pada tanggal neraca, barang- barang tersebut masih terdapat di gudang atau belum laku terjual, termasuk juga
bahan baku. Menurut SAK 2009:14.2 persediaan adalah aktiva yang:
Tersedia untuk dijual dalam kegiatan usaha normal
Dalam proses produksi atau dalam perjalanan
23
Dalam bentuk bahan atau perlengkapan supplies untuk digunakan dalam proses produksi atau
pemberian jasa. Perusahaan industri umumnya mengenal tiga jenis
persediaan, yaitu persediaan bahan baku, barang dalam proses produksi, dan persediaan barang jadi. Sedangkan
perusahaan perdagangan hanya mengenal satu jenis persediaan yang mempunyai sifat perputaran yang sama
dan tidak mengalami proses yang lebih lanjut yang mengakibatkan pada perubahan bentuk, yang dikenal
dengan Merchandise Inventory persediaan barang dagang.
2.2.4.2 Manfaat Modal Kerja
Modal kerja sebaiknya tersedia dalam jumlah yang cukup agar memungkinkan perusahaan untuk beroperasi
secara ekonomis dan tidak mengalami kesulitan keuangan, misalnya dapat menutup kerugian- kerugian dan dapat
mengatasi keadaan krisis atau darurat tanpa membahayakan keadaan keuangan perusahaan.
Menurut Djarwanto 2004:89, manfaat lain dari tersedianya modal kerja yang cukup adalah:
24 1.
Melindungi perusahaan dari akibat buruk berupa turunya nilai aktiva lancar, misalnya nilai persediaan yang
menurun karena harganya merosot. 2.
Memungkinkan perusahaan untuk melunasi semua kewajiban- kewajiban jangka pendeknya tepat waktu.
3. Menjamin perusahaan untuk dapat membeli barang
dengan tunai sehingga dapat memetik keuntungan berupa potongan harga.
4. Menjamin perusahaan memiliki credit standing dan
dapat mengatasi peristiwa yang tidak dapat diduga sebelumnya seperti adanya kebakaran, pencurian, dan
lain sebagainya. 5.
Memungkinkan perusahaan untuk memiliki persediaan dalam jumlah yang cukup untuk melayani permintaan
konsumennya. 6.
Memungkinkan perusahaan untuk dapat memberikan syarat kredit yang lebih menguntungkan kepada para
pelanggan. 7.
Memungkinkan perusahaan untuk dapat beroperasi dengan lebih efisien karena tidak ada kesulitan dalam
memperoleh bahan baku, jasa, dan supplies yang dibutuhkan.
25 8.
Memungkinkan perusahaan untuk mampu bertahan dalam periode resesi atau depresi.
2.2.4.3 Faktor- faktor yang Mempengaruhi Modal Kerja
Untuk menentukan modal kerja yang dianggap cukup bagi suatu perusahaan bukanlah hal yang mudah, karena
modal kerja yang dibutuhkan suatu perusahaan tergantung atau dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu
Djarwanto,2004:91-92: a.
Sifat atau tipe dari perusahaan Modal kerja dari suatu perusahaan jasa berbeda dengan
perusahaan industri. Perusahaan jasa tidak memerlukan investasi yang besar dalam kas, karena kebutuhan uang
tunai untuk kegiatan operasinya dapat dipenuhi dari pengasilan atau penerimaan- penerimaan pada saat itu
juga, sedangkan untuk perusahaan industri yang cukup besar dalam aktiva lancar agar perusahaannya tidak
mengalami kesulitan dalam operasinya sehari- hari. b.
Waktu yang dibutuhkan untuk memproduksi atau memproleh barang dan ongkos produksi per unit atau
harga beli per unit barang itu Kebutuhan modal kerja suatu perusahaan berhubungan
langsung dengan waktu yang diperlukan untuk memperoleh barang yang akan diproduksi sampai barang
26 tersebut dijual. Semakin lama waktu yang dibutuhkan
untuk memproduksi atau memperoleh barang tersebut, maka semakin besar pula modal kerja yang dubutuhkan.
Disamping itu, harga pokok per satuan barang juga mempengaruhi besar kecilnya modal kerja yang
dibutuhkan. Semakin besar harga barang per satuan, maka semakin besar pula modal kerja yang dibutuhkan.
c. Syarat pembeli bahan atau barang dagangan
Syarat pembeli barang dagangan atau bahan dasar yang akan digunakan untuk memproduksi barang sangat
mempengaruhi jumlah modal kerja yang dibutuhkan oleh perusahaan yang bersangkutan. Jika syarat kredit yang
diterima pada waktu pembelian menguntungkan, maka semakin sedikit uang kas yang harus diinvestasikan dalam
persediaan barang dagangan , begitu juga sebaliknya bila pembayaran atas bahan atau bahan yang dibeli tersebut
harus dilakukan dalam jangka waktu yang pendek, maka uang kas yang diperlukan untuk membiayai persediaan
semakin besar pula. d.
Syarat penjualan Semakin lunak kredit jangka kredit lebih panjang yang
diberikan perusahaan kepada para pelanggan akan mengakibatkan semakin besarnya jumlah modal kerja
27 yang diinvestasikan dalam piutang dan untuk
memperkecil resiko adanya piutang yang tidak dapat tertagih, maka sebaiknya perusahaan memberikan
rangsangan berupa potongan tunai cash discount kepada para pembeli, karena dengan demikian pembeli akan
tertarik untuk segera membayar hutangnya dalam periode diskonto tersebut.
e. Tingkat perputaran
Tingkat perputaran persediaan menunjukkan berapa kali persediaan tersebut diganti. Semakin tinggi tingkat
perputarannya, maka jumlah modal kerja yang terinvestasikan dalam persediaan semakin rendah. Untuk
dapat mencapai tingkat perputaran yang tinggi, maka harus diadakan perencanaan dan pengawasan persediaan
secara teratur dan efisien, semakin cepat atau semakin tinggi tingkat perputaran akan memperkecil resiko
terhadap kerugian yang disebabkan karena penurunan selera konsumen, disamping itu akan menghemat ongkos
penyimpanan terhadap persediaan itu.
2.2.4.4 Metode Menentukan Kebutuhan Modal Kerja
Besarnya modal kerja baik yang bersifat permanen maupun variabel perlu ditentukan dengan baik agar efektif
dan efisien. Penggunaan modal kerja yang tidak
28 direncanakan dengan baik mengakibatkan modal kerja yang
ada tidak digunakan sesuai kebijakan yang ada. Menurut Martono dan Harjito 2002:77 untuk menentukan kebutuhan
modal kerja dapat digunakan dua metode,yaitu:
1. Metode keterkaitan dana
Untuk menentukan kebutuhan modal kerja dengan metode ini, ada dua faktor yang mempengaruhinya,yaitu:
a. Periode terikatnya modal kerja
Merupakan waktu yang diperlukan mulai dari kas yang ditanamkan pada komponen-komponen atau
elemen-elemen moda kerja sampai menjadi kas kembali. Periode ini meliputi waktu pembelian dan
penyimpanan bahan, lama proses produksi, lama barang disimpan di gudang dan lama penerimaan
piutang. b.
Pengeluaran kas setiap hari Merupakan jumlah pengeluaran kas setiap hari untuk
keperluan pembelian bahan baku, bahan penolong, upah karyawan dan biaya lainnya.
2. Metode perputaran modal kerja
Berdasarkan metode ini, maka besarnya kebutuhan modal kerja ditentukan oleh perputaran dan komponen-
29 komponen modal kerja yaitu perputaran kas, perputaran
piutang, perputaran persediaan.
2.2.4.5 Perputaran Modal Kerja
Menurut Riyanto 1997 : 55- 56, modal kerja selalu dalam keadaan operasi atau berputar dalam perusahaan
selama perusahaan yang bersangkutan dalam keadaan usaha. Periode perputaran modal kerja working capital turn over
period dimulai dari saat dimana kas diinvestasikan dalam komponen-komponen modal kerja sampai saat dimana
kembali lagi menjadi kas. Makin pendek periode tersebut berarti makin cepat
perputarannya atau makin tinggi tingkat perputarannya turn over rate-nya. Berapa lama periode perputaran modal kerja
adalah tergantung pada berapa lama periode perputaran dari masing-masing komponen dari modal kerja tersebut. Periode
perputaran barang dagangan adalah lebih pendek dari pada barang yang mengalami proses produksi.
2.2.5 Profitabilitas
Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba yang berhubungan dengan penjualan, total aktiva
maupun modal sendiri Sartono,2001:122. Profitabilitas merupakan perngukuran dari keseluruhan efektivitas dan kinerja perusahaan
30 yang pada akhirnya akan menunjukkan efisiensi dan produktifitas
perusahaan.
2.2.6 Penggunaan Rasio Sebagai Alat Analisis
Rasio profitabilitas
Rasio profitabilitas dibagi menjadi empat, yaitu: a.
Rasio Margin Laba Kotor Gross Profit Margin penjualan bersih-HPP
Penjualan bersih b.
Rasio Margin Laba Bersih Net Profit Margin Laba bersih setelah pajak
Penjualan bersih c.
Return On Assets ROA Laba bersih sebelum pajak
Total aktiva d.
Return On Invesment ROI Laba setelah Pajak
Total Aktiva e.
Return on Equity ROE Laba bersih setelah pajak
Ekuitas pemegang saham
31
Namun rasio yang digunakan dalam penelitian ini hanyalah salah satu dari ke empat rasio yang ada diatas yaitu
Return On Assets. Dengan membandingkan antara laba bersih setelah pajak dengan total aktiva yang ada.
Menurut Weston dan Copeland 1996:232 rasio profitabilitas adalah hasil akhir besih dari berbagai kebijakan dan
keputusan, rasio ini menggambarkan akhir tentang efektifitas manajemen perusahaan.
Rasio yang digunakan untuk menganalisa tingkat profitabilitas adalah Return On Assets ROA rasio ini
menunjukan tingkat pengembalian investasi atas pendapatan operasi dirumuskan dengan membagi laba bersih sebelum pajak
EBIT dibandingkan dengan total aktiva. Dan satuan yang digunakan untuk rasio ini adalah prosentase
ROA = EBIT X 100 Total Aktiva
2.2.7 Pengertian Kas