Asumsi dan Konsep Dasar

2.2.2. Asumsi dan Konsep Dasar

2.2.2.1. Asumsi Dasar

Ada beberapa asumsi dasar yang mendasari struktur akuntansi. Asumsi – asumsi tersebut menurut Baridwan 2004:8 adalah : 1 Kesatuan Usaha Khusus Di dalam konsep ini, perusahaan dipandang sebagai suatu unit usaha yang berdiri sendiri, terpisah dari pemiliknya. Atau dengan kata lain perusahaan dianggap sebagai “unit akuntansi” yang terpisah dari pemiliknya atau dari kesatuan usaha yang lain. Dengan anggapan seperti ini maka transaksi – transaksi perusahaan dipisahkan dari transaksi – transaksi pemilik dan oleh karenanya maka semua pencatatan dan laporan dibuat untuk perusahaan tadi. 2 Kontinuitas Usaha Konsep ini menganggap bahwa suatu perusahaan itu akan hidup terus, dalam arti diharapkan tidak akan terjadi likuidasi di masa yang akan datang. Penekanan dari konsep ini adalah terhadap anggapan bahwa akan tersedia cukup waktu bagi suatu perusahaan untuk menyelesaikan usaha, kontrak – kontrak dan perjanjian – perjanjian. Oleh karena itu dibuat berbagai metode penilaian dan pengalokasian dalam akuntansi yang didasarkan pada konsep ini. 3 Penggunaan Unit Moneter dalam Pencatatan Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Beberapa transaksi yang terjadi dalam suatu perusahaan dapat dicatat dengan menggunakan ukuran unit fisik atau waktu, tetapi karena tidak semua transaksi itu bisa menggunakan ukuran unit fisik yang sama, sehingga akan menimbulkan kesulitan – kesulitan di dalam pencatatan dan penyusunan laporan keuangan. Untuk mengatasi masalah ini maka semua transaksi – transaksi yang terjadi akan dinyatakan di dalam catatan dalam bentuk unit moneter pada saat terjadinya transaksi itu. Unit moneter yang digunakan adalah mata uang dari negara di mana perusahaan itu berdiri. 4 Periode Waktu IAI 2002 menyatakan bahwa asumsi dasar dalam pencapaian tujuan laporan keuangan adalah dasar akrual dan kelangsungan usaha. Dasar akrual adalah pencatatan transaksi pada saat terjadinya dan dilaporkan dalam laporan keuangan pada periode yang bersangkutan, bukan pada saat kas diterima atau dikeluarkan.

2.2.2.2. Konsep Dasar

Konsep prinsip dasar yang mendasari penyusuan standar akuntansi menurut Baridwan 2004:10 adalah : 1 Prinsip Biaya Historis Prinsip ini menghendaki digunakannya harga perolehan dalam mencatat aktiva, utang, modal dan biaya. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 2 Prinsip Pengakuan Pendapatan Pendapatan adalah aliran masuk harta – harta aktiva yang timbul dari penyerahan barang atau jasa yang dilakukan oleh suatu unit usaha selama suatu periode tertentu. 3 Prinsip Mempertemukan Yang dimaksud dengan prinsip mempertemukan adalah mempertemukan biaya dengan pendapatan yang timbul karena biaya tersebut. Prinsip ini berguna untuk menentukan besarnya penghasilan bersih setiap periode. Karena biaya itu harus dipertemukan dengan pendapatannya maka pembebanan biaya sangat tergantung pada saat pengakuan pendapatan. Apabila pengakuan suatu pendapatan ditunda, maka pembebanan biayanya juga akan ditunda sampai saat diakuinya pendapatan. 4 Prinsip Konsistensi Agar laporan keuangan dapat dibandingkan dengan tahun – tahun sebelumnya, maka metode dan prosedur – prosedur yang digunakan dalam proses akuntansi harus diterapkan secara konsisten dari tahun ke tahun, sehingga bila terdapat perbedaan antara suatu pos dalam dua periode, dapat segera diketahui bahwa perbedaan itu bukan selisih akibat penggunaan metode yang berbeda. 5 Prinsip Pengungkapan Lengkap Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Yang dimaksud dengan prinsip pengungkapan lengkap full disclousure adalah menyajikan informasi yang lengkap dalam laporan keuangan. Karena informasi yang disajikan itu merupakan ringkasan dari transaksi – transaksi dalam satu periode dan juga saldo – saldo dari rekening – rekening tertentu, tidaklah mungkin untuk memasukkan semua informasi – informasi yang ada ke dalam laporan keuangan.

2.2.3. Sistem Informasi Akuntansi