Kelemahan Usaha Kecil dan Menengah Pengetahuan Mengenai Pencatatan Keuangan

Usaha Kecil adalah entitas yang memiliki kriteria sebagai berikut : 1 kekayaan bersih lebih dari Rp 50.000.000,00 lima puluh juta rupiah sampai dengan paling banyak Rp 500.000.000,00 lima ratus juta rupiah tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; dan 2 memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp 300.000.000,00 tiga ratus juta rupiah sampai dengan paling banyak Rp 2.500.000.000,00 dua milyar lima ratus juta rupiah. Sementara itu, yang disebut dengan Usaha Menengah adalah entitas usaha yang memiliki kriteria sebagai berikut : 1 kekayaan bersih lebih dari Rp 500.000.000,00 lima ratus juta rupiah sampai dengan paling banyak Rp 10.000.000.000,00 sepuluh milyar rupiah tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; dan 2 memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp2.500.000.000,00 dua milyar lima ratus juta rupiah sampai dengan paling banyak Rp 50.000.000.000,00 lima puluh milyar rupiah.

2.3.2. Kelemahan Usaha Kecil dan Menengah

Marbun 1986: 35 menyatakan kelemahan usaha kecil sebagai berikut: 1 Tidak atau jarang mempunyai perencanaan tertulis. 2 Tidak berorientasi ke masa depan, melainkan kepada hari kemarin atau hari ini. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 3 Tidak memiliki pendidikan yang relevan. 4 Tanpa pembukuan yang teratur dan tanpa neraca rugi laba. 5 Tidak mempunyai atau tidak mengadakan analisis pasar “up to date” atau tepat waktu dan mutakhir. 6 Kurang spesialisasi atau difersifikasi berencana. 7 Jarang mengadakan pembaharuan inovasi. 8 Tidak ada atau jarang terjadi pengkaderan. 9 Cepat puas. 10 Keluarga sentris. 11 Kurang percaya pada ilmu modern.

2.3.3. Peluang Usaha Kecil dan Menengah

Marbun 1986: 44, menyatakan bahwa peluang usaha kecil yang masih bisa diraih antara lain : 1 Belajar ilmu manajemen sederhana. 2 Meminta jasa konsultan manajemen. 3 Meminta jasa keluarga kenalan yang pintar. 4 Kembali ke bangku belajar. 5 Mengalihkan bidang usaha.

2.4. Pengertian Produk

Produk dalam arti yang lebih luas mencakup segala sesuatu yang dapat diberikan kepada seseorang guna memuaskan kebutuhan atau keinginan. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Produk juga dapat berarti hasil yang berupa barang ataupun jasa. Barang merupakan benda yang nyata, dapat dilihat dan dirasakan. Sedangkan jasa hanya dapat dirasakan tanpa dilihat, seperti jasa dokter, advokat dan lain sebagainya. Hal ini sesuai dengan definisi yang dikemukakan oleh Buchari Alma 2004 : 139 yang menyatakan bahwa produk adalah seperangkat atribut baik berwujud, maupun tidak berwujud, termasuk didalamnya masalah warna, harga, nama baik pabrik, nama baik toko yang menjual dan pelayanan pabrik serta pelayanan pengecer, yang diterima oleh pembeli guna memuaskan keinginan. Jadi produk bukan hanya berbentuk sesuatu yang berwujud saja, akan tetapi sesuatu yang tidak berwujud seperti pelayanan jasa, semuanya untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan konsumen. Pengertian diatas menekankan bahwa produk merupakan hasil terakhir dari suatu proses produksi, atau produk tersebut merupakan alat pemuas kebutuhan manusia. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 34

BAB III METODE PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Penelitian ini bertujuan mengungkapkan makna penerapan pencatatan keuangan bagi pelaku Usaha Kecil Menengah UKM, dengan pendekatan ini peneliti berada dalam posisi tidak bisa mengontrol obyek penelitian. Penelitian memerlukan interaksi antara peneliti dengan obyek penelitian yang bersifat interaktif untuk memahami realitas obyek. Menurut Sugiyono 2010: 8 metode penelitian kualitatif sering disebut metode naturalistik karena penelitiannya dilakukan dengan kondisi yang alamiah natural setting. Sedangkan menurut Bogdan dan Taylor yang dikutip oleh Moleong 2000: 3 mendefinisikan metode kualitatif sebagai prosedur penelitian yang dapat menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati, pendekatan ini diarahkan pada latar dan individu tersebut secara holistik utuh. Jadi dalam hal ini tidak boleh mengisolasikan individu atau organisasi ke dalam variabel atau hipotesis, tetapi perlu memandangnya sebagai bagian dari suatu keutuhan. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian sendiri sebagai alat untuk mencapai suatu kesimpulan. Seperti yang telah dijelaskan diatas, kekuatan pendekatan ini bukan pada “objektivitas” hasil studi diperoleh, namun lebih ke pengenalan secara mendalam atas fenomena yang diteliti.

3.2. Ketertarikan Penelitian

Alasan penulis untuk meneliti tentang permasalahan ini adalah pengalaman yang dialami sendiri oleh peneliti sehari-hari, yaitu melihat pada saat ini semakin berkembangan unit usaha kecil menengah di daerah penulis khususnya usaha mebelfurniture. Berbicara mengenai menjalankan suatu usaha tentu banyak aspek yang terlibat didalamnya, misalnya aspek pemasaran, sumber daya manusia, keuangan dan sebagainya. Dalam penelitian ini akan membahas aspek keuangan, yaitu sejauhmana penerapan pencatatan akuntansinya yang mampu memberikan informasi keuangan bagi pemilik sekaligus pelaku UKM tersebut. Masalah pegelolaan keuangan dari pelaku usaha terganjal pada sumber daya manusia perihal pengetahuan mereka mengenai akuntansi, ilmu akuntansi dianggap sebagai suatu yang merepotkan dan tidak penting. Kondisi terakhir ini menimbulkan pertanyaan di dalam penulis, yaitu bagaimana jenis transaksi yang terjadi didalam usaha tersebut? bagaimana pula cara pemilik usaha melakukan kegiatan pencatatan akuntansinya ? Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Dengan penelitian ini penulis berharap dapat mengetahui apa saja transaksi yang ada pada usaha tersebut dan implementasinya.

3.3. Lokasi Penelitian

UD. Indah Furniture terletak di jalan Jombok 177, Jatirogo Tuban.

3.4. Instrumen Penelitian

Informasi tentang pencatatan keuangan pada UKM sangat dibutuhkan peneliti untuk menunjang dan akan digali sebagai instrumen. Dalam penelitian kualitatif yang menjadi instrumen atau alat penelitian adalah peneliti itu sendiri, oleh karena itu peneliti sebagai instrumen juga harus “divalidasi” seberapa jauh peneliti kualitatif siap melakukan penelitian selanjutnya untuk terjun ke lapangan. Validasi terhadap peneliti sebagai instrumen meliputi validasi terhadap pemahaman metode kualitatif, penguasaan wawasan terhadap bidang yang diteliti, kesiapan peneliti untuk masuk objek penelitian, baik secara akademik maupun logistiknya. Sugiono, 2010: 222

3.5. Sampel Sumber Data

Teknik pengambilan sample menggunakan teknik Non – probabilitas. Menurut Sumarsono 2004 : 51 dalam penarikan sample secara non – probabilitas penentuan ukuran sample didasarkan pada pertimbangan atau Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. penilaian yang sifatnya subyektif dan tidak berdasar teori probabilitas, sehinnga setiap anggota populasi tidak mempunyai peluang yang sama untuk dipilih menjadi anggota sample. Pemilihan sumber data yaitu UKM yang akan dijadikan objek penelitian berasal dari landasan UU No. 20 tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah. Lantas peneliti menentukan bidang usaha furniture yang dijadikan objek disekitar Jl. Jombok 177, Tuban. Mengapa peneliti memutuskan untuk meneliti UD. Indah Furniture, dikarenakan sama dengan tujuan penelitian, yaitu: 1. Untuk mengetahui dan menganalisis pemahaman pencatatan keuangan pada pelaku UKM. 2. Untuk mengetahui dan menganalisis penerapan pencatatan keuangan pada pelaku UKM. Gambar 3: Tampak Depan UD. Indah Furniture Sumber: Dokumentasi Penelitian Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

3.6. Penentuan Informan

Jumlah informan ditentukan dengan menggunakan teknik snowball sampling . Menurut Sumarsono 2004: 52 snowball sampling adalah teknik penarikan sample yang pada awalnya responden dipilih secara random dengan menggunakan metode non-probabilitas yang selanjutnya responden yang telah terpilih tersebut diminta untuk memberikan informasi mengenai responden- responden lainnya sehingga diperoleh tambahan responden. Informan dari pihak UKM ini adalah Ir. H. Eka Soejoed sebagai pelaku UKM yang bertindak sebagai pemilik dan pelaksana usaha mebel UD. Indah Furniture. Dan ibu Chrisna yang bertugas untuk mencatat keuangan. Total jumlah informan yang digunakan sementara dalam penelitian ini sejumlah dua orang dan kemungkinan akan berkembang seiring dengan informasi yang berkembang pula.

3.7. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang dilakukan meliputi studi lapangan yang terdiri dari wawancara, observasi, dan dokumentasi. Kemudian studi kepustakaan. Teknik pertama yang digunakan adalah wawancara mendalam terhadap para informan. Dengan teknik wawancara mendalam, bisa digali apa yang tersembunyi disanubari seseorang, apakah yang menyangkut masa Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. lampau, masa kini, maupun masa depan dan harapan serta cita – cita visi misi para pelaku UKM terhadap kemajuan usaha mereka sendiri. Dari teknik ini akan diketahui bagaimana proses sistem pencatatan laporan keuangan pada UKM. Dalam menggunakan teknik wawancara ini, keberhasilan dalam mendapatkan data atau informasi dari objek yang diteliti sangat bergantung pada kemampuan peneliti dalam melakukan wawancara. Untuk itu peneliti sebagai instrument dituntut bagaimana membuat responden lebih terbuka dan leluasa dalam memberikan informasi atau data, untuk mengemukakan pengetahuan dan pengalamannya terutama yang berkaitan dengan informasi sebagai jawaban terhadap permasalahan penelitian, sehingga cara melakukan wawancara mirip dengan kalau kita sedang melakukan pembicaraan dengan lawan bicara kita. Teknik kedua merupakan observasi terhadap tindakan dalam penerapan sistem akuntansi. Kegiatan observasi meliputi pencatatan secara sistematik dari penyusun anggaran, penerimaan pendapatan, pelaksanaan belanja, pembukuan dan perhitungan, dan pelaporan. Kegiatan observasi tersebut tidak hanya dilakukan terhadap kenyataan – kenyataan yang terlihat, tetapi juga terhadap yang terdengar oleh peneliti Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. sebagai peneliti sebagai aktivitas observasi ketika para responden atau informan melakukan kegiatan ini. 1. Studi Lapangan Yaitu penelitian yang dilakukan secara langsung pada para pelaku usaha UKM umtuk memperoleh data primer dan informasi yang dibutuhkan. Adapun kegiatan yang dilakukan yang sudah dijelaskan adalah : a. Wawancara Wawancara jenis ini tidak dilaksanakan dengan struktur ketat, tetapi dengan pertanyaan yang semakin memfokus pada permasalahan sehingga informasi yang dikumpulkan cukup mendalam terutama yang berkenaan dengan penerapan sistem penerapan akuntansi pada UKM, usaha yang bergerak dalam bidang pembuatan pilar bangunan. Teknik wawancara ini diakukan dengan semua informan yang ada pada khususnya kepada bapak Eka sebagai pemilik dan pelaksana UD. Indah Furniture. Dan ibu Chrisna yang bertugas untuk mencatat keuangan. b. Observasi Observasi dilaksanakan oleh peneliti dengan cara observasi partisipan yang merupakan salah satu bentuk cara mencari data utama atau informasi untuk mengamati berbagai kegiatan penerapan pencatatan laporan keuangan pada UKM meubel. c. Dokumentasi Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Teknik dokumentasi merupakan sarana pembantu peneliti dalam mengumpulkan data atau informasi dengan cara melihat dan membaca mengenai cara bapak Eka mencatat dan mengolah data keuangan perusahaan beliau selain itu merekam aktivitas usaha meubel. Media yang digunakan adalah foto. 2. Studi Kepustakaan library research Yaitu mencari dan mengumpulkan bahan yang berhubungan dengan masalah yang diteliti untuk memperoleh data sekunder dengan cara membaca, mempelajari dan mendalami literature – literature yang berhubungan dengan masalah yang dibahas dalam skripsi ini.

3.8. Analisis Data

Analisis data dalam penelitian kualitatif, dilakukan pada saat pengumpulan data berlangsung dan setelah sampai pengumpulan data dalam periode tertentu. Pada saat wawancara, peneliti sudah melakukan analisis terhadap jawaban yang diwawancarai. Bila jawaban yang diwawancarai setelah dianalisis terasa belum memuaskan, maka peneliti akan melanjutkan pertanyaan lagi, sampai tahap tertentu, diperoleh data yang dianggap kredibel. Dikutip dari Sugiono 2010: 246-253, mengemukakan bahwa aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara terus-menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh. Aktivitas dalam analisis data: 1. Data Reduction Reduksi Data Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Data yang diperoleh dari lapangan jumlahnya cukup banyak, untuk itu perlu dicatat secara teliti dan rinci. Reduksi data ini berasal dari data mentah hasil rekaman, catatan lapangan sampai reduksi data yang telah dipilah-pilah oleh penulis untuk melihat gambaran pola masalah. 2. Data Display Penyajian Data Setelah reduksi data, maka langkah selanjutnya adalah menampilkan data. Dalam hal ini Miles and Huberman 1984 menyatakan yang paling sering digunakan untuk penyajian data dalam penelitian kualitatif adalah teks yang bersifat naratif. 3. Conclusion Drawing Verification Langkah ketiga dalam analisis data kualitatif menurut Miles and Huberman adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi. Rencananya, kesimpulan dibuat dengan melalui tahap-tahap analisis data sehingga mencapai saran dari peneliti yang berasal dari fakta lapangan.

3.9. Keabsahan Data

Setiap penelitian memerlukan standar untuk melihat derajat kepercayaan atas kebenaran dari hasil penelitian. Dalam penelitian kualitatif standar yang dikutip dari Sugiyono 2010: 270-277, tersebut dengan keabsahan data adalah : 1. Derajat Kepercayaan credibility a. Perpanjangan pengamatan Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Perpanjangan pengamatan berarti peneliti kembali ke lapangan, melakukan pengamatan wawancara lagi dengan sumber data yang pernah ditemui maupun yang baru. Diharapkan perpanjangan pengamatan ini berarti hubungan peneliti dengan nara sumber akan semakin terbentuk, semakin akrab, semakin terbuka, saling mempercayai sehingga tidak ada informasi yang disembunyikan lagi. Bila telah terbentuk kepercayaan, maka telah terjadi kewajaran dalam penelitian. Dalam perpanjangan pengamatan untuk menguji kredibilitas data penelitian ini, sebaiknya difokuskan pada pengujian terhadap data yang diperoleh, apakah data yang diperoleh itu setelah dicek kembali ke lapangan data sudah benar berarti kredibel, maka waktu perpanjangan pengamatan dapat diakhiri. b. Meningkatkan Ketekunan Meningkatkan ketekunan berarti melakukan pengamatan secara lebih cermat dan berkesinambungan. Dengan cara tersebut maka kepastian data dan urutan peristiwa akan dapat direka secara pasti dan sistematis. Dalam peningkatan ketekunan peneliti dapat melakukan pengecekan kembali apakah data yang telah ditemukan itu salah atau tidak. c. Triangulasi Triangulasi dilakukan untuk mengecek data dari sumber dengan berbagai cara dan berbagai waktu. Dengan demikian terdapat Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. triangulasi sumber, triangulasi pengumpulan data, dokumen dan waktu. 2. Pengujian Transferability Seperti telah dikemukakan bahwa, transferability ini merupakan validitas eksternal dalam penelitian kualitatif. Validitas eksternal menunjukkan derajat ketetapan atau dapat diterapkannya hasil penelitian ke populasi dimana sampel tersebut diambil. Nilai transfer ini berkenaan dengan pertanyaan, hingga mana hasil penelitian dapat digunakan dalam situasi lain. Maka hasil penelitian tentang perencanaan dan pengelolaan keuangan keluarga dapat dipahami, sehingga dapat memutuskan dapat atau tidaknya untuk mengaplikasikan hasil penelitian tersebut di tempat lain. 3. Pengujian Dependability Uji dependability dilakukan dengan melakukan audit terhadap keseluruhan proses penelitian. Sering terjadi peneliti tidak melakukan penelitian ke lapangan, tetapi bisa memberikan data. Peneliti seperti ini perlu diuji dependabilitynya. Kalau proses penelitian tidak dilakukan tapi datanya ada. Untuk itu pengujian dependability dilakukan dengan cara melakukan audit terhadap keseluruhan proses penelitian. 4. Pengujian Konfirmability Uji konfirmability hampir sama dengan uji dependability, sehingga pengujian dapat dilakukan secara bersamaan. Menguji konfirmability Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. maka menguji hasil penelitian, dikaitkan dengan proses yang dilakukan. Bila penelitian merupakan fungsi dari proses penelitian dilakukan, maka penelitian tersebut telah memenuhi standar konfirmability. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 48

BAB IV HASIL PENELITIAN

4.1. Deskripsi Obyek Penelitian

4.1.1. Sejarah Perusahaan

Perusahaan furniture “Indah” didirikan sejak tahun 1980. Adapun yang mendirikan adalah Alm. Ibu Soejoed dan sekarang diteruskan oleh putranya yaitu Ir. H. Eka Soejoed, yang juga sebagai pimpinan perusahaan. Pada awal berdirinya perusahaan ini sebenarnya tidak langsung memproduksi bermacam-macam jenis meubel, melainkan memproduksi hanya beberapa macam saja, yaitu meja kursi makan dan almari. Dari tahun ketahun aktivitas perusahaan semakin bertambah maju, dalam waktu yang relatif singkat perusahaan telah menjalani perkembangan pesat. Dan sampai sekarang perusahaan ini mulai bermacam-macam jenis meuble dengan karyawan sebanyak 40 orang. Pada akhirnya prusahaan ini memperoleh ijin usaha dengan ijin surat No. 104kpB-26PDMVII87. NPWP. 6339.955.4.50. Adapun lokasi perusahaan ini terletak dijalan Jombok 177 Jatirogo Tuban. Pemilihan lokasi perusahaan adalah salah satu faktor yang penting dalam mendirikan perusahaan. Oleh karena itu faktor pemilihan lokasi perlu diperhatikan dan di dasarkan pada pertimbangan-pertimbangan yang matang. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Sebab tepat atau tidaknya pemilihan lokasi perusahaan akan memberikan pengaruh yang cukup besar terhadap perkembangan perusahaan ini sendiri. Demikian pula dengan perusahaan furniture “Indah” didalam penentuan lokasi perusahaan telah didasarkan atas pertimbangan- pertimbangan sebagai berikut: a. Faktor Primer 1. Bahan Baku Bahan baku merupakan faktor utama didalam proses produksi, oleh karena itu akan menguntungkan bila suatu perusahaan dapat didirikan dekat bahan yang diperlukan. Mengenai bahan baku atau bahan penolong, perusahaan ini tidak mengalami kesulitan, karena pada dasarnya daerah sekitar wilayah Tuban, bahan kayu jati mudah didapat. 2. Tenaga Kerja Tenaga kerja merupakan salah satu faktor yang menjamin kelancaran proses produksi. Bagi perusahaan meubel ini dalam hal pemenuhan tenaga kerja tidak mengalami kesulitan, karena daerah sekitarnya banyak sekali tenaga kasar dengan upah yang relatif rendah. 3. Transportasi Transportasi merupakan yang juga harus diperhitungkan dalam penentuan lokasi perusahaan karena transportasi yang baik akan menjamin Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. kelancaran pengangkutan bahan ke perusahaan dan pengangkutan barang jadi ke pasar maupun kepemesanan. Melihat lokasi perusahaan furniture “Indah” terletak dipinggir jalan raya, sehingga memudahkan pengangkutan, apalagi perusahaan juga memiliki 5 lima buah kendaraan, yaitu 3 buah truck dan 2 pick up untuk memperlancar kegiatan transportasi. 4. Energi Pada perusahaan furniture “Indah” ini sebagian peralatan yang digunakan dalam proses produksi digerakkan melalui tenaga listrik yang diperoleh dari generator. b. Faktor Sekunder 1. Lingkungan Perusahaan ini sudah tepat dalam hal memilih lokasi karena jika dilihat dari lingkungannya perusahaan terletak agak jauh dari rumah-rumah penduduk sehingga aktivitas pabrik tidak menganggu masyarakat disekitarnya. 2. Ekspansi Di dalam penjualan, perusahaan furniture “Indah” ini semakin meningkat oleh karena itu membutuhkan tempat yang makin luas pula. Perusahaan furniture “Indah” didalam menjalankan aktivitasnya masih memungkinkan diadakan perluasan tempat. Karena tanah disekitar perusahaan cukup luas yang belum terpakai. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 51

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN

5.1. Pemahaman Pencatatan Keuangan Pada Indah Furniture

5.1.1. Pentingnya Pencatatan Bagi Indah Furniture Informasi akuntansi mempunyai pengaruh sangat penting dalam pencapaian keberhasilan usaha, termasuk bagi usaha kecil Megginson et al., 2000 dalam Pinasti 2007. Informasi akuntansi yang berupa laporan keuangan dapat menjadi modal dasar bagi UKM untuk pengambilan keputusan- keputusan dalam pengelolaan usaha kecil, antara lain keputusan pengembangan pasar, penetapan harga dan lain-lain. Dalam hubungannya dengan pemerintah dan kreditur bank, penyediaan informasi akuntansi juga diperlukan. Kewajiban penyelenggaraan pencatatan akuntansi yang baik bagi hasil usaha kecil sebenarnya telah tersirat dalam undang-undang usaha kecil no.9 tahun 1995 dan dalam undang-undang perpajakan Pinasti, 2007: 322. Kewajiban penyelenggaraan akuntansi bagi usaha kecil sebenarnya tersirat dalam Undang-undang tentang usaha kecil, mikro dan menengah pada Bab VI pasal 19 No 20 tahun 2008. Pengembangan dalam bidang sumber daya manusia sebagaimana dimaksud dalam pasal 16 ayat 1 huruf c dilakukan dengan cara: a. Memasyarakatkan dan membudayakan kewirausahaan; Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. b. Meningkatkan ketrampilan teknis dan manajerial; dan c. Membentuk dan mengembangkan lembaga pendidikan dan pelatihan untuk melakukan pendidikan, pelatihan, penyuluhan, motivasi dan kreativitas bisnis dan penciptaan wirausaha baru. Untuk menganalisis pemahaman pencatatan keuangan pada UD. Indah Furniture maka peneliti melakukan wawancara dengan informan kunci bapak Eka dalam hal ini sebagai pemilik sekaligus sebagai pengelola. Adapun pertanyaanya yang diajukan terkait dengan seberapa pentingkah pencatatan keuangan bagi usaha anda, berikut pemaparannya: “Sebenarnya pencatatan keuangan itu kan formal saja. Itu masuk dalam perencanaan. Yang penting ada uang yang masuk.” Bapak Eka Ada pemahaman yang salah secara mendasar mengenai konsep pencatatan keuangan. Bapak Eka hanya memandang bahwa pencatatan yang dilakukan hanya berupa pencatatan untuk perencanaan. Untuk itu peneliti melakukan wawancara kembali, dengan wawancara yang sama karena peneliti merasa jawaban bapak Eka belum sesuai dengan list question yang pertama: “Sebenarnya menurut saya pencatatan itu nomer tiga. Yang penting ada order masuk, coba kalo pencatatannya rapi tapi tidak ada order masuk, itu kan percuma. Kalo banyak order yang masuk pasti kan untung.” Bapak Eka Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Berdasarkan wawancara dengan bapak Eka pencatatan keuangan itu merupakan sesuatu hal yang formal dan penting, namun yang lebih penting lagi bila usahanya mendapatkan order dari pelanggan. Informan selanjutnya yaitu istrinya yang membantu dalam melakukan pencatatan keuangan dan masih dengan pertanyaan yang sama, berikut pemaparannya: “Ya, kalau masalah pencatatan keuangan juga penting bagi saya, sebab biar tahu keluar masuknya uang dan juga order-order yang masuk khusus dalam 1 bulan.” Ibu Chrisna Masih tidak dianggap penting pencatatan akuntansi oleh pelaku UKM merupakan fenomena yang terjadi secara umum, tetapi patut diingat bahwa salah satu permasalahan nyata juga sering ditemui akibat tidak adanya pencatatan keuangan oleh pelaku UKM, tepatnya ketika berhubungan dengan lembaga keuangan dalam rangka usaha mendapatkan kredit bank. Sangat disayangkan sekali, kredit ditolak hanya karena usaha tersebut tidak memiliki pencatatan keuangan dan pembukuan yang jelas.

5.1.2. Pengetahuan Mengenai Pencatatan Keuangan

Ilmu merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari proses hidup umat manusia. Sekolah adalah media formal yang disediakan pemerintah dengan tujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa, seperti yang diamanatkan oleh Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. UUD 1945. Dewasa ini pendidikan dan ilmu tidak hanya diperoleh melalui proses pendidikan formal. Seperti terungkap dalam hasil wawancara: “Ya itu alamiah,,,saya pikir dalam arti alamiah dari bekal-bekal. Karena sedikit banyak kita juga ada basic-basic ilmiah atau dasar-dasar ilmiah istri saya juga dari ekonomi juga. Ya…walaupun itu mungkin sifatnya pembukuan sederhana waktu kita sekolah dulu itu kan cukup membekali namun bekal itu kan tidak cukup teori saja adapun terjadi demikian juga dikombinasi tuntutan atau kondisi perusahaan.” Bapak Eka Dan berikut hasil pemaparan dari istri, yang sama pernyataannya yaitu darimana anda mengetahui cara pencatatan keuangan tersebut: “Dulu memang basic saya ada di ekonomi, sehingga pada saat ini saya bisa menerapkan ilmu-ilmu saya, yang saya peroleh sewaktu di bangku kuliah.” Ibu Chrisna Dalam hasil wawancara yang diperoleh penulis, dari bapak Eka beserta dengan istrinya. Bapak Eka pemilik meubel Indah Furniture berlatar belakang dari perkuliahan Unbraw Universitas Brawijaya jurusan arsitektur sedangkan istrinya dari jurusan manajemen, sehingga penulis menyimpulkan masih tepat apabila didalam perusahaannya dikelola sendiri. Berdasarkan hasil pemahaman pencatatan keuangan oleh informan selaku pemilik dan pengelola UD Indah Furniture, dapat ditarik kesimpulan Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. bahwa pencatatan keuangan penting untuk keberlangsungan usahanya, namun laporan keuangan yang sesuai dengan SAK ETAB belum ada. Hal ini sama dengan pendapat yang menyatakan bahwa didalam akuntabilitas usaha yaitu tidak dapat dipungkiri, pencatatan keuangan memegang peranan penting bagi dunia usaha yang dinamis karena laporan keuangan yang dapat dipertanggungjawabkan accountability mutlak diperlukan. Usaha yang pada awalnya tergolong kecil tidak menutup kemungkinan akan menjadi besar disaat mendatang, salah satu cara yang ditempuh adalah pengajuan kredit kepada bank namun sering kali proposal yang diajukan tidak memenuhi persyaratan dari pihak bank www.depkominfo.go.id . Berdasarkan pemaparan diatas jelas bahwa permasalahan yang dihadapi usaha kecil menengah adalah pada kelengkapan administrasi usahanya yaitu laporan keuangan. Dengan demikian peneliti selanjutnya ingin mengetahui sampai sejauh mana penerapan pencatatan keuangan pada UD Indah Fusniture.

5.2. Penerapan Pencatatan Keuangan Pada UD Indah Furniture

5.2.1. Penerapan Pencatatan Keuangan dalam Sistem Keuangan Pada Indah Furniture