• Untuk Rute B dipilih yaitu P–D2–D1–P memberikan jarak tempuh yaitu 85.47
km ,dengan kapasitas yang diangkut sebesar 704 Kuintal. •
Untuk Rute C yaitu P–D7–D6–P memberikan jarak tempuh yaitu 71.12 km, dengan kapasitas yang diangkut sebesar 606 Kuintal.
• Untuk Rute D yaitu P–D4–P memberikan jarak tempuh yaitu 213.08 km,
dengan kapasitas yang diangkut sebesar 654 Kuintal.
4.4. Biaya Transportasi Berdasarkan Rute Baru
Sesudah penerapan metode Savings Matrix, maka didapatkan biaya transportasi rute baru yaitu:
Pada rute A jarak Pabrik ke Distributor 3 kota Lamongan ke distributor 5 P - D3 - D5 - P , maka dapat di hitung jarak pada rute A dengan rumus Yaitu :
- Rute A = P – D3 – D5– P = 55.44 + 50.33 + 103.79= 209.56 km
Setelah di ketahui jarak pada rute A dapat di ketahui biaya bahan bakar pendistribusian gula pada rute A P - D3 - D5 - P untuk 1 periode dengan 12 kali
pengiriman setiap minggu. - Total biaya bahan bakar :
Rumus : Biaya bahan bakar : jarak x kapasitas bensin x biaya bensin Liter
- Biaya bahan bakar rute A = 209.56 km x 1 liter 4 km x Rp 4.500,-
= Rp 235.755,- per minggu
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Untuk biaya bahan bakar 1 periode = biaya bahan bakar per minggu x 12 minggu = Rp 235.755,- x 12 minggu
= Rp 2.829.060,- per periode
- biaya Tenaga kerja :
alat angkut = TRUCK GANDENG Upah Supir untuk satu rute
= jumlah supir x upah supir = 1 orang x Rp 200.000,- = Rp 200.000,- setiap kali pengiriman
Untuk upah supir satu periode = Upah per minggu x 12 minggu = Rp 200.000,- x 12 minggu
= Rp 2.400.000,- per periode Upah kernet untuk satu rute = jumlah kernet x upah kernet
1 orang x Rp 100.000,- = Rp 100.000,- per minggu Untuk upah kernet satu tahun = Upah kernet per minggu x 12 minggu
= Rp .100.000,- x 12 minggu = Rp. 1.200.000,- per periode
Jadi total biaya tenaga kerja selama satu periode = Upah supir per periode + Upah kernet per periode
= Rp 2.400.000,- + Rp 1.400.000,- = Rp 3.600.000,- per periode
- Total biaya konsumsi :
Dimana : tiap rute = 2 tenaga kerja
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Sehingga biaya konsumsi per minggu = banyaknya tenaga kerja x biaya konsumsi
=2 tenaga kerja x Rp 15.000,- = Rp 30.000,- per minggu
Jadi total biaya konsumsi selama satu periode = biaya konsumsi setiap kali pengiriman x 12 kali pengiriman
= Rp. 30.000 x 12 = Rp. 360.000,- per periode
- Total biaya retribusi :
Biaya retribusi = Rp 40.000,- per rute Jadi biaya total retribusi selama 1 periode
= Biaya retribusi per minggu x 12 minggu = Rp 40.000,- x 12 minggu = Rp 480.000,- per periode
v Total biaya transportasi pada periode awal perusahaan.
= Total biaya bahan bakar + Total biaya Tenaga kerja + Total Biaya konsumsi + Total biaya retribusi
= Rp 2.829.060,- per periode + Rp 3.600.000,- per periode + Rp 360.000,- per periode + Rp 480.000,- per periode
= Rp 7.269.060,- per periode. Sesudah penerapan metode Savings Matrix pada tabel 4.8, maka didapatkan
rute baru yaitu:
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Dari tabel biaya transportasi di atas dapat diketahui total biaya transportasi meliputi biaya bahan baker, biaya retribusi, biaya konsumsi dan biaya tenaga kerja
selama 1 periode untuk pendistribusian rute awal dari rute A, B, C, D dengan total biaya transportasi yaitu Rp. 25.339.605,-
Total biaya masing-masing rute biaya retribusi, biaya bahan bakar, biaya tenaga kerja dan hasil perhitungan jarak total dapat dilihat pada Lampiran G .
4.5. Peramalan Permintaan