4.2. Rute Distribusi Gula Berdasarkan Permintaan Dan Kapasitas Armada yang Dimiliki
Dalam penentuan rute menggunakan metode Savings Matrix langkah awal yang harus dilakukan yaitu menentukan matriks jarak. Matriks jarak menyatakan jarak diantara
tiap pasang lokasi yang akan dikunjungi. Perhitungan matriks jarak dilakukan dari satu Distributor ke Distributor yang lainnya.
Jarak dari satu Distributor ke Distributor untuk selanjutnya dapat dilihat pada lampiran E Sehingga diperoleh matriks jarak seperti pada tabel 4.4.
Dari distributor satu ke distributor lainnya matriks jarak pada tabel 4.4 maka dapat di gunakan untuk menghitung penghematan jarak.
Berdasarkan tabel 4.4 maka dapat di hitung jarak dari masing – masing
distributor dengan rumus :
S x,y = Dist P,x + Dist P,y – Dist x,y Sebagai contoh penghematan dari pabrik ke distributor kota Gresik dan dari Gresik ke
distributor ke kota – kota lain. Gresik – Surabaya P - D
1
- D
2
- P adalah : S D
1
, D
2
= Dist P,D
1
+ Dist P, D
2
- Dist D
1
, D
2
= 30,36 + 38,94 – 16,83 = 53,47 km Dengan menggunakan rumus tersebut maka dapat diketahui jarak untuk
masing-masing Distributor dapat di ketahui sebagai berikut : perhitungan Penghematan untuk masing-masing Distributor lainnya dapat dilihat pada
lampiran F
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Tabel 4.6 Matriks Penghematan Dalam Satuan Kilometer Km
Dari tabel di atas dapat digunakan untuk mencari rute berdasarkan permintaan masing – masing distributor dengan armada dengan melihat pertemuan baris dan kolom
dari angka yang tertinggi yaitu 171.39.
Dari angka tersebut dapat dilakukan suatu iterasi untuk mengetahui layak atau tidak penggabungan rute pendistribusian gula berdasarkan kapasitas armada.
•
Iterasi 1 : Dari Savings Matrix, diperoleh jarak tertinggi dari tabel 4.6 sebesar 171.39 = S
D4-D5 dengan mengkombinasikan rute untuk Distributor 4 dan Distributor 5 dalam satu rute, yaitu rute A, Selanjutnya dilakukan pengecekan apakah
pengkombinasian tersebut layak dilakukan atau tidak, layak dilakukan jika total Rata - rata kurang dari kapasitas armada.
Kapasitas untuk rute A = Rata – rata permintaan Distributor 4 + Rata - rata permintaaan distributor 5.
= 654 kuintal + 293kuintal = 947 kuintal
RUTE D1
D2 D3
D4 D5
D6 D7
D1 1
D2 2
53.47
D3 3
68.64 43.56 D4
4 54.73 33.81 95.81
D5 5
14.52 41.66 108.9 171.39
D6 6
4.13 27.22
0.87 0.94
29.7
D7 7
1.16 4.29
2.86 6.6
17.98
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Kapasitas rute A = 947 Kuintal berarti tidak layak, karena melebihi kapasitas armada maka alokasi pada rute A dinyatakan tidak layak maka di cari
jarak tertinggi selanjutnya yaitu 108.9 = SD
3
,D
5
Kapasitas untuk rute A = Rata – rata permintaan Distributor 3 + Rata - rata permintaaan Distributor 5.
= 347 kuintal + 293 kuintal = 640 kuintal
Kapasitas rute A = 640 Kuintal berarti layak dilakukan, karena
kendaraan sudah memenuhi kapasitas maka Distributor 3, Distributor 5 Ditetapkan
pada rute A. Hasil iterasi dapat dilihat pada table 4.8 lampiran J.
penghematan tertinggi selanjutnya yaitu 95.81 D3-D4 , 68.64 D1-D3 , tetapi sudah teralokasi semua pada rute A D3 – D5 dan sudah memenuhi
kapasitas, maka tidak perlu di lakukan iterasi. •
Iterasi 2 : Jarak tertinggi selanjutnya dapat dilihat dari tabel 4.6 yaitu 54.73 = SD
1
,D
4
dengan
mengkombinasikan rute untuk Distributor 1 dan Distributor 4 dalam satu rute, yaitu rute B Selanjutnya dilakukan pengecekan apakah pengkombinasian tersebut layak
dilakukan atau tidak, layak dilakukan jika total Rata - rata permintaaan kurang dari kapasitas.
Kapasitas untuk rute B = Rata – rata permintaan Distributor 1 + Rata - rata permintaaan Distributor 4.
= 245 kuintal + 654 kuintal = 899 kuintal
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Kapasitas rute B = 899 Kuintal berarti tidak layak, Karena malebihi
kapasitas armada maka alokasi pada rute B dinyatakan masih tidak layak sehingga di cari penghematan tertinggi selanjutnya yaitu 53.47 = SD
1
,D
2
Kapasitas untuk rute B= Rata – rata permintaan Distributor 1 + Rata - rata permintaaan Distributor 2.
= 245 kuintal + 459 kuintal = 704 kuintal Kapasitas rute B = 704 Kuintal berarti layak dilakukan, karena kendaraan
sudah memenuhi kapasitas maka Distributor 1, Distributor 2, Ditetapkan pada rute
B. Hasil iterasi dapat dilihat pada tabel 4.9 lampiran J.
penghematan tertinggi selanjutnya yang terdapat pada tabel 4.6 diatas yaitu 43.56 D2-D3 , 41.66 D2-D5 , 33.81 D2-D4 , tetapi sudah teralokasi semua
pada rute B maka tidak perlu dilakukan iterasi lagi. •
Iterasi 3 :
Jarak tertinggi selanjutnya setelah 33.81 D2-D4 , pada tabel 4.6 yaitu 29.6 D5-D6 dan 27.22 D2-D6 , tetapi karena distributor 5 dan distributor 2 sudah masuk rute A
dan rute B bila ditambahkan ke dalam rute C, maka akan melebihi kapasitas truk, dan
dinyatakan tidak layak. Maka di cari nilai jarak tertinggi selanjutnya yaitu 17.98 =
D6-D7 dengan mengkombinasikan rute untuk Distributor 6 dan Distributor 7 dalam satu rute, yaitu rute C, Selanjutnya dilakukan pengecekan apakah pengkombinasian
tersebut layak dilakukan atau tidak, layak dilakukan jika total rata - rata permintaaan kurang dari kapasitas.
kapasitas untuk rute C = Rata - rata permintaaan Distributor 6 + Rata - rata permintaaan Distributor 7.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
= 330 kuintal + 276 kuintal = 606 kuintal kapasitas rute C = 606 Kuintal berarti layak dilakukan, karena kendaraan
sudah memenuhi kapasitas maka Distributor 6, Distributor 7 Ditetapkan pada rute C.
Hasil iterasi dapat dilihat pada table 4.10 lampiran J.
penghematan tertinggi selanjutnya yaitu 14.52 D1-D5, 6.6 D5-D7 , 4.29 D3-D7 , 4.13 D1-D6 , 1.16 D1-D7 , 0.87 D3-D6 , 0 D2-D7 , tetapi sudah
teralokasi semua pada rute A, B, C. maka di cari penghematan tertinggi selanjutnya yaitu 2.86 D4-D7 dan 0.94 D4-D6 , tetapi karena distributor 7 dan distributor 6
sudah masuk rute C, sehingga D4 bila ditambahkan ke dalam rute C, maka akan
melebihi kapasitas truk, dan dinyatakan tidak layak. Sehingga D4 dialokasikan pada
rute baru yaitu rute D kemudian dihitung kapasitas pada rute D dengan membandingkan rata-rata permintaan D4 pada kapasitas rute D:
Kapasitas untuk rute D = rata-rata permintaan D4
Kapasitas rute D = 654 kuintal berarti layak dilakukan, karena kendaraan sudah memenuhi kapasitas maka Distributor 4 Ditetapkan pada rute D.
4.3. Rute Distribusi Gula Berdasarkan Jarak Terpendek Dari iterasi di atas kemudian diperoleh empat 4 rute yaitu : rute A : {D3-
D5}, rute B : { D1-D2}, rute C : { D6-D7 }, rute D : { D4
}, dengan prosedur nearest insert dapat diperoleh jarak distributor yang terdekat dari pabrik dari setiap
rute.
a. Untuk Rute A { D3-D5}