Peramalan Permintaan HASIL DAN PEMBAHASAN

Dari tabel biaya transportasi di atas dapat diketahui total biaya transportasi meliputi biaya bahan baker, biaya retribusi, biaya konsumsi dan biaya tenaga kerja selama 1 periode untuk pendistribusian rute awal dari rute A, B, C, D dengan total biaya transportasi yaitu Rp. 25.339.605,- Total biaya masing-masing rute biaya retribusi, biaya bahan bakar, biaya tenaga kerja dan hasil perhitungan jarak total dapat dilihat pada Lampiran G .

4.5. Peramalan Permintaan

Langkah pertama untuk mendapatkan hasil peramalan dengan menggunakan metode kuantitatif time series adalah membuat diagram pencar atau menggambarkan historis permintaan dalam bentuk grafik x – y. Diagram Pencar ini berguna untuk Ru te Distributor Kode Distribu To r Biaya bahan bakar Rp Biaya tenaga kerja setiap kali pengiriman Rp Biaya retribusi Rp Biaya Konsumsi Rp Total Biaya Transportasi Masing – masing Distributor A P – D3 – D5– P 2.829.060 3.600.000 480.000 360.000 7.269.060 B P – D2 – D1– P 1.153.845 3.600.000 480.000 360.000 5.593.845 C P – D7 – D6 – P 960.120 3.600.000 240.000 360.000 5.160.120 D P – D4– P 2.876.580 3.600.000 480.000 360.000 7.316.580 Total Biaya Transportasi Rute baru setelah dengn metode savings matrix 25.339.605 Tabel 4.8 Biaya Transportasi Rute Baru Setelah Dilakukan Saving Matrix Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. mengetahui pola data tersebut apakah mengandung unsur horisontal. musiman. siklus. atau trend . Berdasarkan data pada Lampiran B maka Diagram Pencar Data Permintaan bulan Oktober 2010 sampai Desember 2010 Distributor Kota Gresik dapat dilihat pada gambar 4.1 Data Perm intaan Gresik 50 100 150 200 250 300 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Gambar 4. 1. Diagram Pencar Data Permintaan Distributor Kota Gresik Dari gambar di atas dapat dilihat bahwa pola data untuk PG Candi Baru Sidoarjo adalah pola EratikRandom. Untuk diagram pencar data permintaan Distributor lain dapat dilihat pada Lampiran B. Metode peramalan yang sesuai adalah metode Moving Average, Simple Average dan Double Exponential Smoothing DES. Peramalan data permintaan menggunakan program WinQSB. Dari hasil peramalan permintaan dengan menggunakan WinQSB akan didapatkan nilai Mean Square Error MSE . Hasil Mean Square Error MSE dapat dilihat pada Tabel 4.10 berikut Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Tabel 4.10 Perbandingan Tingkat Kesalahan MSE Tiap Metode Distributor Double Exponential Smoothing Moving Average Simple Average Gresik 775.371 527.2727 669.6653 Surabaya 440.0624 709.0909 404.7627 Lamongan 446.1828 409.0909 368.3857 Bojonegoro 824.7574 727.2727 679.1075 Tuban 1052.351 572.7273 872.9967 Pasuruan 786.9559 504.5454 524.7195 Pandaan 146.2998 218.1818 151.8334 Sumber : Pengolahan Data Lampiran C Hasil Pengolahan data pada tabel 4.17 dapat di lihat pada lampiran C. Dari tabel diatas kemudian dicari metode yang mempunyai nilai kesalahan MSE terkecil pada setiap kota untuk menentukan jumlah permintan yang akan diramalkan diperiode mendatang. Seperti distributor Gresik, Tuban, Pasuruan dengan metode Moving Average, distributor Surabaya, Bojonegoro, Lamongan dengan Metode Simple Average Sedangkan Double Exponential Smothing Hanya distributor Pandaan saja. Setelah mencari nilai MSE terkecil dari metode peramalan permintaan tersebut dilakukan uji MRC, hal ini dilakukan untuk mengetahui apakah data permintaan terkontrol atau tidak berdasarkan metode peramalan yang digunakan Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Tabel 4.11 Output Moving Range Kota Gresik Bulan Minggu Yt Yt Yt-Yt MR Oktober 2010 1 260 2 270 260 -10 10 3 240 270 -30 40 4 250 240 10 20 Nopember 2010 1 210 250 -40 50 2 210 210 40 3 210 210 4 250 210 40 40 Desember 2010 1 270 250 20 20 2 260 270 -10 30 3 270 260 10 4 240 270 -30 40 Jumlah 330 26.36 A 46.74 BA 70.12 B 23.37 BB -70.12 C -B -23.37 -A -46.74 Gambar 4. 2. Diagram MRC Data Permintaan Distributor Kota Gresik Berdasarkan gambar 4.2. dapat diketahui bahwa semua data terdapat didalam batas kontrol atas dan batas kontrol bawah, sehingga metode Moving Average dapat Moving Range Chart Kota Gresik -80 -60 -40 -20 20 40 60 80 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Yt-Yt BA BB A -A B -B Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. digunakan untuk meramalkan permintaan distributor gresik, sedangkan untuk perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran D. Dari hasil peramalan permintaan periode mendatang, Sehingga didapat rata - rata permintaan gula setiap minggunya untuk Bulan Januari 2011 – Juni 2011 dapat dilihat dari tabel diatas 4.11 . Untuk hasil ramalan dapat dilihat pada lampiran C Dari Tabel 4.11 didapat Rata - rata permintaaan untuk bulan Januari 2011 sampai Juni 2011, sebagai berikut : Distributor minggu Gresik Kw Surabaya Kw Lamongan Kw Bojoneg oro Kw Tuban Kw Pasuruan Kw Pandaan Kw 1 240 458.3 347.7 653.3 320 340 277.83 2 240 458.3 347.7 653.3 320 340 277.83 3 240 458.3 347.7 653.3 320 340 277.83 4 240 458.3 347.7 653.3 320 340 277.83 5 240 458.3 347.7 653.3 320 340 277.83 6 240 458.3 347.7 653.3 320 340 277.83 7 240 458.3 347.7 653.3 320 340 277.83 8 240 458.3 347.7 653.3 320 340 277.83 9 240 458.3 347.7 653.3 320 340 277.83 10 240 458.3 347.7 653.3 320 340 277.83 11 240 458.3 347.7 653.3 320 340 277.83 12 240 458.3 347.7 653.3 320 340 277.83 13 240 458.3 347.7 653.3 320 340 277.83 14 240 458.3 347.7 653.3 320 340 277.83 15 240 458.3 347.7 653.3 320 340 277.83 16 240 458.3 347.7 653.3 320 340 277.83 17 240 458.3 347.7 653.3 320 340 277.83 18 240 458.3 347.7 653.3 320 340 277.83 19 240 458.3 347.7 653.3 320 340 277.83 20 240 458.3 347.7 653.3 320 340 277.83 21 240 458.3 347.7 653.3 320 340 277.83 22 240 458.3 347.7 653.3 320 340 277.83 23 240 458.3 347.7 653.3 320 340 277.83 24 240 458.3 347.7 653.3 320 340 277.83 Tabel 4.12 Hasil Peramalan Permintaan Tiap Distributor Bulan Januari 2011 – Juni 2011 Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Table 4.13 Besarnya Rata - rata permintaaan Perbulan Tiap Distributor Untuk bulan Januari 2011 – Juni 2011. Perhitungan Rata – rata permintaan gula per minggu Kota satu - ke kota yang lain dapat dilihat pada Lampiran H . 4.6.Rute Baru Berdasarkan Peramalan Permintaan Berdasarkan peramalan permintaan bulan januari 2011 – juni 2011 untuk permintaan dari tiap Distributor dialokasikan pada rute baru penerapan metode Savings Matrix , karena metode savings matrix memberikan penghematan jarak tempuh maupun biaya transportasi, sehingga besarnya permintaan dari tiap Distributor langsung dialokasikan pada rute ba ru. Dengan besarnya Rata - rata permintaaan untuk tiap-tiap rute sebagai berikut : Distributor Rata - rata permintaaan kuintal Gersik 240 Surabaya 458 Lamongan 346 Bojonegoro 653 Tuban 320 Pasuruanbangil 340 Pandaan 277 Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Tabel 4.13. Matrik Penghemahatan dalam satuan kilometer RUTE D1 D2 D3 D4 D5 D6 D7 D1 1 D2 2 53.47 D3 3 68.64 43.56 D4 4 54.73 33.81 95.81 D5 5 14.52 41.66 108.9 171.39 D6 6 4.13 27.22 0.87 0.94 29.7 D7 7 1.16 4.29 2.86 6.6 17.98 • Iterasi 1 : Dari Savings Matrix, diperoleh jarak tertinggi Pada tabel 4.13 yaitu sebesar 171.39 = S D4-D5 dengan mengkombinasikan rute untuk Distributor 4 dan Distributor 5 dalam satu rute, yaitu rute A, Selanjutnya dilakukan pengecekan apakah pengkombinasian tersebut layak dilakukan atau tidak, layak dilakukan jika total rata - rata kurang dari kapasitas Truk gandeng. Kapasitas untuk rute A = Rata – rata permintaan Distributor 4 + Rata - rata permintaaan Distributor 5. = 653 kuintal + 320 kuintal = 973 kuintal Kapasitas rute A = 973 Kuintal berarti tidak layak karena melebihi kapasitas armada maka alokasi pada rute A dinyatakan tidak layak maka di cari jarak tertinggi selanjutnya yaitu 108.9 = SD 3 ,D 5 Kapasitas untuk rute A = Rata - rata permintaaan Distributor 3 + Rata - rata permintaaan Distributor 5. = 346 kuintal + 320 kuintal = 666 kuintal Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Kapasitas rute A = 666 Kuintal berarti layak dilakukan, karena kendaraan sudah memenuhi kapasitas maka Distributor 3, Distributor 5 Ditetapkan pada rute A. Penghematan tertinggi selanjutnya yaitu 95.81 D3-D4 , 68.64 D1-D3 , tetapi sudah teralokasi semua pada rute A . Iterasi 2 : Jarak tertinggi selanjutnya dapat dilihat pada tabel 4.13 yaitu 54.73 = SD 1 ,D 4 dengan mengkombinasikan rute untuk Distributor 1 dan Distributor 4 dalam satu rute, yaitu rute B Selanjutnya dilakukan pengecekan apakah pengkombinasian tersebut layak dilakukan atau tidak, layak dilakukan jika total Rata - rata permintaaan kurang dari kapasitas. Kapasitas untuk rute B = Rata – rata permintaan Distributor 1 + Rata - rata permintaaan Distributor 4. = 240 kuintal + 653 kuintal = 893 kuintal Kapasitas rute B = 893 Kuintal berarti tidak layak karena melebihi kapasitas maka alokasi pada rute B dinyatakan masih tidak layak maka di cari jarak tertinggi selanjutnya yaitu 53.47 = S D 1 ,D 2 kapasitas untuk rute B = Rata - rata permintaaan Distributor 2 + Rata - rata permintaaan Distributor 1 = 458 kuintal + 240 kuintal = 698 kuintal Kapasitas rute B = 698 Kuintal berarti layak dilakukan, karena kendaraan sudah memenuhi kapasitas maka Distributor 2, Distributor 1 Ditetapkan pada rute B. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. jarak tertinggi selanjutnya yaitu 43.56 D2-D3 , 41.66 D2-D5 , 33.81 D2-D4 ,tetapi sudah teralokasi semua pada rute B. • Iterasi 3 : jarak tertinggi selanjutnya yaitu 29.6 D5-D6 dan 27.22 D2-D6 , tetapi karena distributor 5 dan distributor 2 sudah masuk rute A dan rute B bila ditambahkan ke dalam rute C, maka akan melebihi kapasitas truk, dan dinyatakan tidak layak. Maka di cari nilai jarak tertinggi selanjutnya yaitu 17.98 = S D7-D6 dengan mengkombinasikan rute untuk Distributor 7 dan Distributor 6 dalam satu rute, yaitu rute B, Selanjutnya dilakukan pengecekan apakah pengkombinasian tersebut layak dilakukan atau tidak, layak dilakukan jika total Rata - rata permintaaan kurang dari kapasitas. Kapasitas untuk rute C = Rata - rata permintaaan Distributor 7 + Rata - rata permintaaan Distributor 6 = 277 kuintal + 340 kuintal = 617 kuintal jarak rute C = 617 Kuintal berarti layak dilakukan, karena kendaraan sudah memenuhi kapasitas maka Distributor 6, Distributor 7 Ditetapkan pada rute C. penghematan tertinggi selanjutnya yaitu 14.52D1-D5, 6.6 D5-D7 , 4.29 D3-D7 , 4.13 D1-D6 , 1.16 D1-D7 , 0.87 D3-D6 , 0 D2-D7 , tetapi sudah teralokasi semua pada rute A, B, C. maka di cari jarak tertinggi selanjutnya yaitu 2.86 D4-D7 dan 0.94 D4-D6 , tetapi karena distributor 7 dan distributor 6 sudah masuk rute C, sehingga D4 bila ditambahkan ke dalam rute C maka akan melebihi kapasitas truk, dan dinyatakan tidak layak Sehingga D4 dialokasikan pada rute baru Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. yaitu rute D kemudian dihitung beban pada rute D dengan menambahkan rata-rata permintaan D4 pada beban rute D: kapasitas untuk rute D = rata-rata permintaan D4 Kapasitas rute D = 653 Kuintal layak dilakukan , karena sudah smelebehi kapasitas maka D4 Ditetapkan pa rute D4.

4.7 Rute Distribusi Gula Berdasarkan Jarak Terpendek dari Peramalan

Dokumen yang terkait

PERENCANAAN RUTE DISTRIBUSI PRODUK OLIE DRUM UNTUK MEMINIMALKAN BIAYA TRANSPORTASI DENGAN METODE SAVINGS MATRIX DI PT KAMADJAJA LOGISTICS SURABAYA.

5 13 139

PENENTUAN JALUR DISTRIBUSI DAN PENJADWALAN DISTRIBUSI UNTUK MEMINIMALKAN BIAYA TRANSPORTASI DENGAN METODE SAVINGS MATRIX DI PT. CAHAYA SEJAHTERA SENTOSA BLITAR.

0 8 201

PERENCANAAN RUTE DISTRIBUSI TRIPLEK/PLYWOOD KE GUDANG DENGAN MENGGUNAKAN METODE SAVINGS MATRIX UNTUK MEMINIMALKAN BIAYA TRANSPORTASI DI CV. ARIA DUTA PANEL SURABAYA.

1 10 120

PERENCANAAN RUTE DISTRIBUSI VCD PEMBELAJARAN KE GUDANG DENGAN MENGGUNAKAN METODE SAVINGS MATRIX UNTUK MEMINIMALKAN BIAYA TRANSPORTASI DI CV. SURYA MEDIA PERDANA SURABAYA.

3 2 117

PERENCANAAN RUTE DISTRIBUSI VCD PEMBELAJARAN KE GUDANG DENGAN MENGGUNAKAN METODE SAVINGS MATRIX UNTUK MEMINIMALKAN BIAYA TRANSPORTASI DI CV. SURYA MEDIA PERDANA SURABAYA.

2 5 119

Penentuan Rute Distribusi Sirup Untuk Meminimalkan Biaya Transportasi

1 1 6

PERENCANAAN RUTE DISTRIBUSI VCD PEMBELAJARAN KE GUDANG DENGAN MENGGUNAKAN METODE SAVINGS MATRIX UNTUK MEMINIMALKAN BIAYA TRANSPORTASI DI CV. SURYA MEDIA PERDANA SURABAYA

0 1 18

PERENCANAAN RUTE DISTRIBUSI VCD PEMBELAJARAN KE GUDANG DENGAN MENGGUNAKAN METODE SAVINGS MATRIX UNTUK MEMINIMALKAN BIAYA TRANSPORTASI DI CV. SURYA MEDIA PERDANA SURABAYA

0 1 16

PERENCANAAN RUTE DISTRIBUSI PRODUK OLIE DRUM UNTUK MEMINIMALKAN BIAYA TRANSPORTASI DENGAN METODE SAVINGS MATRIX DI PT KAMADJAJA LOGISTICS SURABAYA

0 0 20

PENENTUAN RUTE DISTRIBUSI PRODUK KE KONSUMEN UNTUK MEMINIMALKAN BIAYA TRANSPORTASI DENGAN METODE SAVINGS MATRIX DI PG CANDI BARU SIDOARJO

0 1 12