170
Selain dugem?? Ya paling ngobrol.. nongkrong bareng, ngopi, jalan bareng, makan.. ya gitu deh mbak.. selayaknya orang berteman aja sih.. tapi
paling sering emang pergi ke tempat dugem sih mbak.. kadang diajakin gitu sama temen-temen jadi pasti berangkatlah..
3. Kesimpulan motivasi dugem subjek Ln
Berdasarkan data analisis yang didapatkan, padatnya jadwal kuliah subjek membuat subjek merasa penat dengan aktivitas perkuliahan yang dijalaninya
setiap hari dan aktivitas dugem dijadikan sarana sebagai tempat untuk refreshing. Subjek juga mengaku merasa lebih bisa percaya diri ketika di
tempat dugem, karena subjek dapat memaksimalkan penampilannya, selain itu ketika di tempat dugem, subjek merasa nyaman karena dapat bertemu
dengan orang-orang baru yang memiliki kesamaan hobi dengan subjek, yaitu sama-sama menyukai dugem.
Subjek juga mengaku selain keinginan untuk refershing, subjek juga sering mendapat ajakan dari teman-temannya untuk pergi melakukan
aktivitas dugem dan subjek selalu mengikuti ajakan teman-temannya dan selalu pergi bersama dengan teman-temannya.
D. Hasil penelitian subjek 2-Bm
1. Gambaran umum subjek 2-Bm
Subjek adalah seorang mahasiswa yang sedang menyelesaikan kuliah S1 jurusan Management di salah satu Perguruan Tinggi Negeri di Yogyakarta.
Secara fisik, subjek memiliki penampilan dengan perawakan tubuh yang PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
tinggi dan gemuk, kulit hitam, dan rambut cepak. Meskipun subjek memiliki tubuh yang gemuk, namun rasa percaya diri subjek sangat tinggi. Subjek
juga termasuk cowok yang sering memperhatikan penampilannya. Hal ini terlihat dandanan subjek yang sangat rapi ketika penulis bekali-kali menemui
subjek untuk mewawancarai subjek. Subjek saat ini tinggal di kos-kosan yang tempatnya tidak jauh dari
kampus subjek. Subjek tinggal sendiri di kamar dengan ukuran yang cukup luas dan fasilitas yang lengkap, terdapat enam belas kamar, dan enam kamar
mandi dan hampir semua yang menempati kos-kosan tersebut adalah mahasiswa. Kos subjek termasuk kos yang tidak memiliki jam malam dan
terkesan bebas, sehingga anak-anak kos dan subjek bebas untuk pulang dan pergi kapanpun. Namun demikian masyarakat di sekitar kos subjek memiliki
rasa toleransi yang tinggi terhadap anak-anak kos dimana subjek tinggal. Bahkan terlihat hampir semua masyarakat yang tinggal di sekitar kos subjek
mengenal subjek cukup baik. Menurut pengakuannya, subjek biasa dugem sampai pagi bersama
teman-teman yang merasa sudah satu komunitas. Aktivitas dugem biasa subjek lakukan yaitu tiga hingga empat kali dalam seminggu di sebuah café
atupun diskotik terkenal di kota Yogyakarta. Namun subjek mengaku lebih menyukai diskotik dibandingkan dengan café, hal ini dikarenakan subjek
tidak terlalu menyukai café karena adanya pertunjukan live band. Namun demikian tidak menjadikan subjek untuk tidak sama sekali mengunjungi
café, subjek tetap sering pergi ke café meskipun tidak terlalu lama di dalam. Aktivitas dugem yang biasa subjek lakukan selalu dibarengi dengan minum
alkohol dan merokok. Kebiasaan minum alkohol ini merupakan budaya bagi leluhur subjek karena kakek subjek berasal dari Bali dan biasa minum arak
untuk menjaga kesehatannya. Sehingga subjek sudah cukup terbiasa dengan minuman alkohol di rumahnya namun untuk kepentingan kesehatan.
Subjek memiliki afiliasi yang cukup besar kepada kelompoknya hingga merasa memiliki komunitas tesendiri dan bebas keluar masuk ke dalam
diskotek ketika bersama-sama dengan komunitasnya tersebut. Untuk membeli minuman subjek biasa patungan bersama teman-teman, namun
apabila memiliki uang lebih subjek mampu membeli minuman tersebut dengan uangnya sendiri. Hal ini sesuai dengan pengamatan peneliti terhadap
aktivitas dugem subjek yang dilakukan di diskotik Embassy. Diskotik Embassy hanya meyuguhkan hiburan berupa musik-musik dance yang
dimainkan oleh DJ Disk Jockey dan diiringi para penari seksi. Subjek terlihat ketika masuk ke dalam, subjek tidak mengeluarkan uang karena
subjek bersama dengan seorang DJ yang malam itu menjadi bintang tamu di diskotik tersebut dan bersama lima orang temannya. Ketika berada di dalam,
subjek langsung memesan satu buah botol minuman alkohol. Subjek terlihat sering mengobrol bersama teman-temannya sambil merokok dan meminum
minuman alkohol yang dipesannya. Subjek juga terlihat sering membagikan satu gelas minuman alkohol kepada teman-temannya.
Dalam kehidupan keluarganya subjek memiliki keluarga yang utuh, artinya masih ada ayah ibu dan saudara-saudara lain yang sama-sama
memberikan perhatian kepada subjek. Hubungan kekeluargaan diantara mereka dapat terjalin dengan baik begitu juga komunikasi yang terjadi
diantara mereka yang membuat hubungan dapat terjalin dengan baik pula. Apabila subjek membutuhkan sesuatu, subjek lebih sering menghubungi
ibunya karena merasa bahwa ibu subjek mampu mengerti dan memahami subjek. Dan ibu subjek segera memberikan respon ketika subjek meminta
sesuatu kepada ibunya. Keadaan ekonomi subjek bisa dibilang cukup berlebih, karena kedua
orang tua subjek memiliki pendapatan yang cukup besar dan mampu menghidupi keluarga mereka dan saat ini orang tua subjek tinggal di
perumahan elit di daerah asalnya. Uang saku bulanan subjek tidak pernah terlambat, dan selalu ada apabila subjek butuhkan. Jika kehabisan uang,
subjek dengan mudah akan mendapatkan kiriman lagi dari ibunya. Subjek saat ini belajar menjadi pengusaha dan memiliki usaha sendiri yaitu
membuka toko komputer. Aktivitas dugem subjek diketahui oleh kedua orang tuanya dan subjek
tidak merasa takut karena subjek merasa tidak berbuat salah karena tidak mengkonsumsi narkoba, hingga membuat subjek merasa bersih dan tidak
berbuat salah kepada kedua orangtuanya. Subjek merasa nyaman tinggal di kos yang sekarang subjek tempati karena tempatnya bersih, nyaman, tidak
terlalu banyak anak, tidak bising, dan lengkap segala fasilitasnya. Subjek selain itu juga merasa lebih bebas karena jauh dari pengawasan orangtua dan
tidak ada batasan jam malam di kos yang subjek tempati.
2. Analisis data subjek 2-Bm