Gambaran umum Subjek 1-Ln

suguhan dari top model terkenal, dibandingkan dengan venue dengan segmentasi menengah ke bawah. Dalam penelitian ini, peneliti membatasi tempat dugem yang berupa kafe dan diskotik, yaitu tempat hiburan yang menyuguhkan hiburan berupa live music dan DJ disc jockey performance. Peneliti juga membatasi kafe dan diskotik dengan segmentasi venue menengah ke atas.

C. Hasil Penelitian Subjek 1-Ln

1. Gambaran umum Subjek 1-Ln

Subjek adalah seorang mahasiswi yang sedang menyelesaikan kuliah S1 di salah satu Perguruan Tinggi Swasta di Yogyakarta. Subjek memiliki penampilan yang menarik secara fisik dengan rambut pendek sebahu, kulit sawo matang, dan postur badan yang tinggi dan kurus. Subjek juga sangat memperhatikan penampilannya, ini terbukti dengan cara subjek berpakaian. Subjek lebih sering mengenakan pakaian yang casual yaitu kaos dan celana pendek, menurut subjek hal ini dikarenakan membuat dirinya merasa lebih nyaman dalam bergerak dan lebih terlihat santai. Subjek saat ini tinggal di daerah kos-kosan yang dikatakan cukup strategis tempatnya, karena tidak terlalu jauh dari pusat kota dan dari kampus subjek. Subjek tinggal sendiri di kamar dengan ukuran yang cukup luas dan fasilitas yang lengkap, terdapat sembilan kamar dan hampir semua yang menempati kos-kosan tersebut adalah mahasiswa. Kos subjek bisa PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI dikatakan memiliki aturan yang cukup ketat, karena tinggal bersama ibu kos. Aturan yang diberikan antara lain, adanya jam malam yaitu jam sepuluh malam, dan cowok dilarang masuk ke dalam kamar. Namun demikian subjek tetap merasa nyaman tinggal di kos-kosan tersebut dengan alasan tempatnya bersih, nyaman, tidak terlalu banyak anak, tidak bising, dan lengkap segala fasilitasnya. Menurut pengakuannya, subjek biasa dugem sampai pagi bersama teman-temannya. Aktivitas dugem biasa subjek lakukan setiap hari dalam seminggu, namun saat ini sedikit demi sedikit sudah mulai berkurang hingga dua sampai tiga kali saja dalam satu minggu. Aktivitas dugem yang biasa subjek lakukan dibarengi dengan minum alkohol dan merokok bersama teman-teman yang memiliki minat sama dengan subjek. Subjek memiliki afiliasi yang cukup besar kepada kelompoknya sehingga membuat subjek tidak mau mengutamakan egonya karena takut membuat teman-temanya marah dan menganggap subjek sombong. Menurut pengakuannya, hal ini yang membuat subjek sering meminum minuman beralkohol dan merokok dengan alasan supaya dapat menikmati aktivitas dugem yang subjek lakukan dan untuk memberikan tambahan energi ketika ber-dugem agar bisa lebih all out dan bebas mengekspresikan dirinya. Jika tidak mengkonsumsi alkohol dan rokok ketika berdugem, subjek mengaku mudah “bête” dan merasa tidak bisa nyaman untuk menikmati suasana dugem. Hal ini sangat terlihat ketika peneliti mencoba untuk mengamati subjek ketika sedang melakukan aktivitas dugem di Hugo’s Cafe. Subjek bersama dengan enam temannya memilih untuk memesan meja di area VIP, hal ini dikarenakan teman subjek akan memesan minuman alkohol dan merasa lebih nyaman ketika berada di area VIP. Sebelum minuman keluar, subjek hanya duduk saja sambil merokok, sementara teman-teman subjek lainnya berjoget-joget. Ketika minuman datang, subjek terlihat mulai antusias. Teman subjek memesan dua botol minuman beralkohol. Subjek langsung terlihat bersemangat untuk meracik minuman tersebut dan akhirnya meminumnya. Setelah subjek meminum kurang lebih tiga gelas, subjek terlihat cukup agresif untuk mengajak teman-temannya menari-nari dan subjek terlihat tidak mau untuk diam. Subjek sering meninggalkan teman-temannya untuk menemui teman- teman subjek yang lainnya. Dalam kehidupan sesungguhnya subjek memiliki keluarga yang utuh, artinya masih ada ayah ibu dan saudara-saudara lain yang sama-sama memberikan perhatian kepada subjek. Hubungan kekeluargaan diantara mereka dapat terjalin dengan baik begitu juga komunikasi yang terjadi diantara mereka yang membuat hubungan dapat terjalin dengan baik pula. Namun hubungan subjek dengan ayah dirasa kurang baik karena ayah sering pergi bekerja keluar kota hingga beberapa hari dan jarang berbincang- bincang langsung dengan subjek. Figur ayah di mata subjek sebagai orang yang galak, suka marah dan susah diajak berbicara. Apabila subjek membutuhkan sesuatu, subjek lebih sering menghubungi ibunya karena merasa bahwa ibu subjek mampu mengerti dan memahami subjek dan ibu subjek segera memberikan respon ketika subjek meminta sesuatu kepada ibunya. Keadaan ekonomi subjek bisa dibilang cukup berlebih, karena kedua orang tua subjek bekerja dan saat ini tinggal di perumahan elit di daerah asalnya. Uang saku bulanan subjek tidak pernah terlambat, dan selalu ada apabila subjek butuhkan. Bila kehabisan uang, subjek dengan mudah akan mendapatkan kiriman lagi dari ibunya. Aktivitas dugem subjek sering disembunyikan dari kedua orang tuanya karena subjek paham bahwa kedua orangtuanya pasti marah apabila ketahuan bila subjek suka keluar malam bahkan sampai pagi hari. Orangtua subjek mendidik dengan keras, terutama ayah subjek yang sering marah apabila subjek dan saudara yang lain membuat masalah di rumah maupun di luar rumah.

2. Analisis Data Subjek 1-Ln