d. Bagi sekelompok golongan agamawan, clubbing dianggap sebagai
kegiatan maksiat yang dilarang karena bertentangan dengan ajaran agama yang dianutnya Perdana, 2004.
D. Motivasi Dugem Remaja Party Goers di Yogyakarta.
Kaum remaja bisa diandaikan sebagai kelompok usia yang berada di simpang jalan yang penuh dengan pertentangan. Remaja masa kini cenderung
menghadapi banyak tuntutan dan harapan, demikian juga bahaya dan godaan, yang tampaknya lebih banyak dan kompleks. Pada masa remaja ini, mereka
berusaha mencari dan bersosialisasi di lingkungan luar rumah. Sikap seperti itu merupakan salah satu bentuk ekspresi masa transisi itu, yaitu masa peralihan dari
anggota keluarga ke anggota masyarakat. Karena setting sosial yang dihadapinya jauh lebih kaya warna dan dinamika, maka wajar saja bila mereka mendapatkan
pengetahuan baru yang bisa saja bersifat konstruktif atau positif maupun bersifat destruktif atau negatif.
Satu fenomena paling besar dan universal yang melanda kaum remaja kita, utamanya di wilayah perkotaan, adalah gaya hidup dugem alias dunia gemerlap.
Istilah ini sangat dikenal di kalangan remaja dan mereka yang menggandrungi pesta dan hiburan malam. Hal-hal yang berkaitan dan berhubungan dengan dugem
mungkin sering dipersepsikan sebagai hal yang negatif oleh sebagian orang- orang.
Meskipun dugem sering dipersepsikan sebagai hal yang negatif, namun pada kenyataannya tempat-tempat dugem di Yogyakarta tetap ramai pengunjung,
terutama kalangan remaja. Seolah-olah para remaja party goers tidak terbebani dengan status mereka sebagai pelajar. Banyak remaja yang akhirnya memilih
untuk pergi mengunjungi tempat-tempat dugem karena takut dianggap sebagai anak yang tidak “gaul”, ketinggalan zaman, cupu, tidak setia kawan, bahkan ada
yang merasa takut dikucilkan oleh teman-temannya jika tidak mengikuti aktivitas dugem atau clubbing. Hal tersebut dianggap lebih penting dibandingkan bahaya-
bahaya yang mungkin mengancam kaum remaja. Remaja memang tidak bisa dilepaskan dari kehidupan berkomunitas dan
beraktivitas. Mereka paling senang nongkrong bersama kelompok dan teman- teman sebayanya di mana tempat dugem atau clubbing menjadi salah satu
pilihannya. Perilaku behavior dugem atau clubbing akan timbul atau tumbuh pada diri seorang remaja, apabila dalam diri seorang remaja tersebut digerakkan
atau diarahkan oleh suatu motivasi, dimana proses motivasi dalam diri seorang remaja tersebut merupakan hasil interaksi antara motif yang juga disebut need
kebutuhan dan aspek-aspek yang dimiliki oleh remaja tersebut yang meliputi aspek fisik, aspek kognitif dan aspek sosio-emosional.
Motivasi seseorang dalam melakukan aktivitas dugem timbul karena adanya suatu kebutuhan, dan motivasi tersebut mengarah pada pencapaian tujuan yang
dapat memenuhi atau memuaskan kebutuhan itu. Motivasi dapat diartikan sebagai kekuatan energi penggerak seseorang yang dapat menimbulkan tingkat
persistensi dan entusiasmenya dalam melaksanakan suatu kegiatan, baik yang bersumber dari dalam diri individu itu sendiri motivasi intrinsik maupun dari
luar individu motivasi ekstrinsik. Seseorang yang mempunyai motivasi berarti ia telah memperoleh kekuatan untuk mencapai kesuksesan dan keberhasilan dalam
kehidupan. Perkembangan seseorang ketika remaja dipengaruhi oleh aspek fisik, aspek
kognitif, dan sosio emosional. Perkembangan fisik meliputi tinggi dan berat badan, pertumbuhan kerangka tubuh, fungsi reproduktif dan perubahan
hormonal. Perkembangan kognitif pada remaja merupakan kekuatan berpikir yang sedang berkembang pada remaja sehingga membuka cakrawala pemikiran
dan sosial yang baru. Remaja mulai memikirkan secara lebih luas mengenai karakteristik ideal, kualitas yang ingin dimilikinya sendiri atau yang diinginkan
ada pada orang lain. Pemikiran semacam itu sering kali membuat remaja membandingkan dirinya dengan orang lain, berkaitan dengan patokan ideal
tersebut. Perkembangan sosio-emosional pada banyak remaja, bagaimana mereka dipandang oleh teman sebaya merupakan aspek yang terpenting dalam kehidupan
mereka. Beberapa remaja akan melakukan apapun, agar dapat dimasukkan sebagai anggota.
Aspek dalam perkembangan seorang remaja mempengaruhi bagaimana remaja tersebut berperilaku dalam kehidupannya sehari-hari. Seorang remaja
ketika berperilaku, mereka tidak hanya dipengaruhi oleh aspek-aspek perkembangan yang ada namun didorong pula karena adanya motivasi dalam diri
setiap remaja ataupun adanya motivasi dari luar diri remaja tersebut. Dalam hal ini tiap-tiap remaja memiliki motivasi yang berbeda dalam memutuskan untuk
mengikuti aktivitas dugem dan dengan adanya motivasi tersebutlah, peneliti dapat mengetahui mengapa mereka memilih mengikuti aktivitas dugem.
33
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang mengadakan deskripsi untuk memberi gambaran yang
lebih jelas mengenai situasi-situasi sosial yang sedang terjadi secara faktual apa adanya Nasution, 2004. Data diperoleh secara kualitatif, yang menghasilkan dan
mengolah data yang sifatnya deskriptif seperti transkripsi wawancara, catatan lapangan, gambar, foto, rekaman video, dan lain-lain Poerwandari, 1998.
Penelitian ini tidak memanipulasi setting penelitian, melainkan melakukan studi pada suatu fenomena dimana fenomena itu ada, dalam konteks alamiah.
Penelitian ini tidak bertujuan untuk menguji hipotesis tertentu, tetapi hanya untuk mendeskripsikan informasi yang diperoleh sesuai dengan variable yang ingin
diungkap secara alamiah apa adanya.
B. Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah remaja party goers yang ada di kota Yogyakarta. Subjek dalam penelitian ini adalah remaja yang tergolong dalam
remaja akhir dan berstatus mahasiswa, berusia sekitar 19 tahun hingga 24 tahun yang memiliki kegemaran clubbing yang cukup tinggi, berkisar antara 2 sampai 5