Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

1

BAB I PENDAHULUAN

Pada bab I ini, peneliti menguraikan latar belakang masalah, batasan masalah, rumusan masalah, pemecahan masalah, batasan pengertian, tujuan penelitian, dan manfaat penelitian.

1.1 Latar Belakang Masalah

Ilmu Pengetahuan Sosial IPS merupakan salah satu mata pelajaran pokok yang diajarkan di Sekolah Dasar SD. Hal ini tertulis dalam pasal 37 UU Sisdiknas bahwa mata pelajaran IPS merupakan muatan wajib yang harus ada dalam kurikulum pendidikan dasar dan menengah Sapriya, 2009:79. Solihatin dan Raharjo 2008:15 menjelaskan bahwa tujuan dari pendidikan IPS adalah untuk mendidik dan memberi bekal kemampuan dasar kepada siswa untuk mengembangkan diri sesuai dengan bakat, minat, kemampuan dan lingkungannya, serta berbagai bekal bagi siswa untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Berkaitan dengan adanya tujuan pendidikan IPS tersebut, Kosasih dalam Solihatin dan Raharjo 2008:15 mengungkapkan bahwa kemampuan dan keterampilan guru dalam memilih dan menggunakan berbagai model, metode, dan strategi pembelajaran senantiasa terus ditingkatkan, agar pembelajaran pendidikan IPS benar-benar mampu mengkondisikan upaya pembekalan kemampuan dan keterampilan dasar bagi siswa. Pada pengamatan langsung di kelas V SD Pangudi Luhur Sedayu yang dilakukan pada Kamis 17 Januari 2013 saat kegiatan pembelajaran IPS berkaitan dengan materi menghargai jasa dan peranan tokoh perjuangan dalam mempersiapkan kemerdekaan Indonesia, siswa-siswi memiliki minat belajar yang rendah. Pengamatan dilakukan dengan mengisi lembar pengamatan minat belajar dengan hasil sebagai berikut 59 siswa terlihat senang terhadap mata pelajaran IPS, 56 siswa terlihat memiliki perhatian dalam belajar IPS, 54 siswa terlihat memiliki kemauan dalam mengembangkan penguasaan terhadap materi IPS, dan 49 terlihat memiliki keterlibatan dalam belajar IPS. Peneliti juga melakukan wawancara pada Jumat 18 Januari 2013 dengan Ibu Maria Korpriati, S.Pd.SD selaku wali kelas sekaligus guru yang mengajar mata pelajaran IPS kelas V SD Pangudi Luhur Sedayu. Melalui wawancara terbuka, peneliti ingin mendapatkan informasi mengenai keadaan siswa kelas V dan bagaimana usaha-usaha yang telah dilakukan guru pada saat kegiatan pembelajaran IPS. Guru menjelaskan bahwa pada awal semester, banyak siswa kelas V yang kurang aktif. Hal tersebut sangat berbeda dengan keadaan siswa kelas V tahun ajaran sebelumnya. Selama pertengahan semester ini, sudah ada peningkatan walaupun belum semuanya aktif dalam kegiatan pembelajaran di kelas. Ibu guru kelas V yang akrab dipanggil Ibu Atik ini juga mengungkapkan bahwa materi IPS pada semester dua ini termasuk sulit, karena berkaitan dengan pelajaran Sejarah dan siswa beranggapan bahwa materinya penuh dengan hafalan semua. Berkaitan dengan usaha yang dilakukan, selama ini guru mengajar materi IPS dengan membuat keadaan kelas menjadi tidak tegang. Masalah yang dikeluhkan guru berkaitan dengan cara mempertahankan minat belajar siswa. Ibu Atik juga mengungkapkan bahwa berdasarkan pengalaman mengajar tahun-tahun sebelumnya yaitu pada materi yang berkaitan dengan tokoh-tokoh kemerdekaan Indonesia sangat lamban untuk dipelajari. Hal ini terlihat dari nilai ulangan IPS pada tahun ajaran 20112012 dengan materu yang sama yaitu, dari 28 siswa terdapat 18 64 nilai siswa yang masih dibawah KKM. Berdasarkan hasil pengamatan dan didukung wawacara dengan guru kelas V, peneliti tertarik untuk menerapkan model pembelajaran inovatif dalam pembelajaran IPS di SD Pangudi Luhur Sedayu. Penerapan model pembelajaran inovatif ini diharapkan dapat meningkatkan minat belajar siswa. Dengan adanya minat belajar siswa dalam proses pembelajaran, maka akan berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa. Sugiyanto 2009:3 mengungkapkan bahwa ada banyak model atau strategi pembelajaran yang dikembangkan oleh para ahli dalam usaha mengoptimalkan hasil belajar siswa. Diantaranya adalah model pembelajaran Kontekstual, model pembelajaran Kooperatif, model pembelajaran Quantum, model pembelajaran Terpadu, dan model pembelajaran Berbasis Masalah PBL. Dari beberapa model pembelajaran tersebut, model pembelajaran kooperatif atau yang sering disebut Cooperative Learning memiliki makna adanya kerja sama di dalam pembelajaran. Namun tidak hanya kerja sama yang tidak terstruktur, melainkan adanya struktur kerja sama yang teratur dalam kelompok. Hal ini dikemukakan oleh Lie dalam Sugiyanto 2009:56 bahwa pembelajaran kooperatif tidak sama dengan sekedar belajar dalam kelompok. Ada unsur-unsur dasar pembelajaran Cooperative Learning yang membedakannya dengan pembagian kelompok yang dilakukan asal-asalan. Dalam hal ini sebagian besar aktivitas pembelajaran berpusat pada siswa, yakni mempelajari materi pelajaran, berdiskusi untuk memecahkan masalah tugas. Menurut Slavin dalam Rismiati dan Susento 2007:228, ada lima macam pembelajaran kooperatif yaitu, Student Teams Achievement Division STAD, Teams Games Tournament TGT, Learning Together, Group Investigation, dan Jigsaw.Mengetahui keadaan siswa kelas V tidak semuanya memiliki minat belajar yang baik, maka peneliti memilih teknik Jigsaw dan secara khusus memilih teknik Jigsaw tipeII. Peneliti memilih teknik ini, sebab Jigsaw memiliki ciri kerja sama dalam kelompok untuk mencapai satu tujuan dimana setiap individu memiliki peran masing-masing. Pemilihan siswa didasarkan atas kemampuan kognitif yang berbeda- beda sehingga siswa yang berkemampuan rendah dan yang kurang aktif akan dipicu untuk terlibat aktif. Apalagi Jigsaw II langkah-langkahnya lebih kompleks dari Jigsaw I. Melalui pembelajaran ini siswa akan saling melakukan kerja sama. Hal tersebut dikemukan oleh Rusman 2011:217 bahwa siswa-siswi akan bekerja sama untuk menyelesaikan tugas kooperatifnya dalam: a belajar dan menjadi ahli dalam subtopik bagiannya; b merencanakan bagaimana mengajarkan subtopik bagiannya kepada anggota kelompoknya semula. Berdasarkan latar belakang yang diuraikan di atas, maka peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian tindakan kelas dengan judul: “Peningkatan Minat Belajar dan Prestasi Belajar IPS Siswa kelas V SD Pangudi Luhur Sedayu melalui Penerapan Model Kooperatif Teknik Jigsaw II ”.

1.2 Batasan Masalah