9 LOU
87 75
55 78
√ 10
MAU 73
80 65
73 √
11 PAL
87 75
90 85
√ 12
PAS 40
70 60
50 √
13 RAD
100 85
80 93
√ 14
SEB 100
80 70
90 √
15 YUS
87 75
80 83
√ 16
IGN 47
65 70
55 √
17 YOS
80 90
80 82
√ 18
OKT 87
65 90
83 √
19 TES
80 75
70 77
√ 20
GAB 67
90 70
72 √
Jumlah 1620
1545 1480
1578 15
5 Nilai rata-rata
79 Persentase ketuntasan KKM=75
75 25
Berdasarkan tabel rekapitulasi data prestasi belajar siswa siklus I di atas, terdapat 15 siswa 75 mendapatkan nilai di atas KKM 75 dan
terdapat 5 siswa 25 mendapat nilai di bawah KKM 75. Dari perhitungan tersebut, didapat nilai rata-rata prestasi belajar siswa kelas V
adalah 79.
4.1.2.4 Refleksi
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan, peneliti bersama guru melakukan refleksi berkaitan dengan proses dan hasil kegiatan pembelajaran yang
terjadi pada siklus I pertemuan 1 dan pertemuan 2. a Proses Kegiatan Pembelajaran Menggunakan Model Kooperatif Teknik
Jigsaw II Dalam proses kegiatan pembelajaran siklus I menggunakan model
kooperatif teknik Jigsaw II terdapat beberapa kelebihan dan kekurangan. Pada tahap refleksi ini, peneliti menanyakan kelebihan dan kekurangan
selama proses pembelajaran pada guru dan siswa. Kelebihan dan kekurangan tersebut, diantaranya:
1. Kelebihan - Modul pembelajaran yang berkaitan dengan materi sangat membantu
dalam proses pembelajaran. Modul tersebut dapat melengkapi sumber belajar yang digunakan siswa sebagai pencarian informasi untuk
semakin memahami materi pembelajaran. Selama ini, siswa hanya memakai satu buku sumber dan satu buku latihan soal.
- Kartu clue yang digunakan dalam diskusi kelompok ahli sangat membantu siswa. Kartu clue ini digunakan sebagai kata kunci atau
pengingat mengenai hal-hal apa saja yang harus dipelajari oleh siswa berkaitan
dengan rangkaian
peristiwa dalam
perjuangan mempertahankan kemerdekaan Indonesia secara fisik.
- Siswa sangat senang dengan pemberian penghargaan untuk kelompok yang dapat bekerja sama dengan baik dan memiliki kemajuan pestasi
belajar. 2. Kekurangan
- Pada saat pengambilan dokumentasi selama kegiatan pembelajaran, peneliti meminta bantuan beberapa teman yakni 1 orang mengamati
minat siswa, 1 orang merekam, dan 1 orang mengambil foto-foto. Namun saat para observer sedang merekam ataupun memfoto siswa
selama kegiatan pembelajaran, terdapat siswa yang menutupi wajahnya dengan buku. Bahkan ada beberapa siswa lain yang justru berpose saat
kamera menghampiri siswa tersebut. Akibatnya, siswa menjadi tidak fokus terhadap pembelajarannya.
- Pada saat menyayikan lagu apersepsi, lagu “Ayo Belajar” dengan menggunakan nada lagu “Naik-naik ke Puncak Gunung” siswa banyak
yang salah nada. Sebab pada bagian lirik lagu “naik-naik ke puncak gunung, tinggi-tinggi
sekali” dinyanyikan dua kali dengan nada pengulangan yang sama. Begitu juga dengan “kiri kanan kulihat saja
banyak pohon cemara” dinyanyikan dua kali dengan nada pengulangan yang sama. Namun dalam lagu “Ayo Belajar” yang dibuat peneliti
tidak mengulang lirik yang sama seperti dengan lagu aslinya. Untuk itu siswa menjadi salah nada dalam menyanyikan.
- Pada saat guru melakukan tanya jawab dengan siswa, belum banyak siswa yang mengangkat tangan untuk mencoba menjawab. Siswa
banyak yang harus ditunjuk dan disebut namanya terlebih dahulu untuk menjawab. Bahkan masih ada beberapa siswa yang sudah ditunjuk,
namun tidak memberikan jawaban. - Pada saat mengerjakan soal LKS bersama anggota kelompok asal
kelompok buah, berdiskusi dengan kelompok ahli kelompok hewan banyak siswa yang mengobrol dengan teman lain dan tidak fokus
dengan tugas yang menjadi tanggung jawabnya. Hal ini menyebabkan molornya waktu dalam kegiatan pembelajaran.
- Pada saat akan melakukan presentasi, guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menjelaskan ke depan tanpa disuruh. Namun tidak
ada siswa yang mau dengan sendirinya mempresentasikan di depan kelas, yang mereka lakukan adalah saling menunjuk kelompok lain
untuk menyuruh maju terbih dahulu. b Hasil Kegiatan Pembelajaran Menggunakan Model Kooperatif Teknik Jigsaw
II Dari perencanaan awal, hasil siklus I yang mencakup minat belajar dan
prestasi belajar siswa akan dibandingkan dengan kondisi awal dan kriteria keberhasilan siklus I yang ditargetkan sebelumnya. Adapun perbandingan
tersebut dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 30. Perbandingan Hasil Siklus I dengan Kondisi Awal dan Target Keberhasilan Siklus I
No. Peubah
Indikator Kondisi
Awal Target
Akhir Siklus I
Hasil Siklus I
1. Minat
belajar siswa
Rata-rata seluruh minat belajar siswa
pengamatan dan kuesioner
61 71
73
2. Prestasi
belajar siswa
c Rata-rata nilai ulangan aspek
kognitif, aspek afektif, dan aspek
psikomotorik
d Persentase jumlah siswa yang mencapai
KKM 63
36 78
70 79
75
Berdasarkan tabel perbandingan tersebut di atas, terlihat dengan jelas bahwa hasil minat belajar siswa siklus I sudah ada peningkatan dari kondisi awal
dan telah melampaui target keberhasilan siklus I. Hasil minat belajar siswa dengan indikator rata-rata seluruh minat belajar siswa pengamatan dan kuesioner pada
kondisi awal yaitu 61. Melalui kegiatan pembelajaran siklus I menggunakan model kooperatif teknik Jigsaw II diharapkan dapat melampaui target yang
ditetapkan yaitu 71. Pada kenyataannya, rata-rata seluruh minat belajar siswa pengamatan dan kuesioner pada siklus II adalah 73.
Hasil prestasi belajar siswa siklus I sudah ada peningkatan dari kondisi awal dan telah melampaui target keberhasilan siklus I. Hasil prestasi belajar siswa
dengan indikator rata-rata nilai ulangan aspek kognitif, aspek afektif, dan aspek psikomotorik pada kondisi awal yaitu 63. Melalui kegiatan pembelajaran siklus I
menggunakan model kooperatif teknik Jigsaw II diharapkan dapat melampaui target yang ditetapkan yaitu 78. Pada kenyataannya, rata-rata nilai ulangan aspek
kognitif, aspek afektif, dan aspek psikomotorik pada siklus I adalah 79. Sedangkan untuk hasil prestasi belajar siswa dengan indikator persentase jumlah
siswa yang mencapai KKM pada kondisi awal yaitu 36. Melalui kegiatan pembelajaran siklus I menggunakan model kooperatif teknik Jigsaw II diharapkan
dapat melampaui target yang ditetapkan yaitu 70. Pada kenyataannya, persentase jumlah siswa yang mencapai KKM pada siklus I adalah 75.
Berdasarkan refleksi yang berkaitan dengan proses dan hasil kegiatan pembelajaran menggunakan model kooperatif teknik Jigsaw IIdapat disimpulkan
bahwa secara umum proses pembelajaran siklus I sudah meningkat dan sudah sesuai yang ditargetkan, walaupun masih terdapat beberapa kekurangan-
kekurangan. Sehubungan dengan bentuk penelitian yang dilakukan ini adalah by design maka peneliti berniat untuk melanjutkan penelitian dengan mengadakan
siklus II. Hal ini dengan alasan bahwa peningkatan minat belajar dan prestasi
belajar belum meningkat secara signifikan dan masih ada beberapa kekurangan- kekurangan yang terjadi dalam proses pembelajaran siklus I yang perlu diperbaiki.
Selain hal tersebut, peneliti masih ingin memantabkan proses pembelajaran menggunakan model kooperatif teknik Jigsaw II, apakah peningkatan minat
belajar dan prestasi belajar IPS pada materi “Menghargai perjuangan para tokoh dalam mempertahankan kemerdekaan” benar-benar karena dipengaruhi penerapan
model kooperatif teknik Jigsaw II atau karena faktor lain. Untuk itu, dalam kegiatan pembelajaran siklus II, materi pembelajaran yang akan dilakukan
berbeda dengan materi pembelajaran pada saat siklus I.
4.1.3 Siklus II 4.1.3.1 Perencanaan