Peningkatan minat dan prestasi belajar PKn siswa kelas V SDN Kledokan dengan penerapan model kooperatif tipe Jigsaw II.

(1)

i

PENINGKATAN MINAT DAN PRESTASI BELAJAR PKN SISWA KELAS V SDN KLEDOKAN DENGAN PENERAPAN MODEL

KOOPERATIF TIPE JIGSAW II HALAMAN JUDUL

SKRIPSI

Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Disusun oleh: Aji Hernawan NIM: 091134139

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2013


(2)

ii

SKRIPSI

PENINGKATAN MINAT BELAJAR DAN PRESTASI BELAJAR PKN SISWA KELAS V SDN KLEDOKAN DENGAN PENERAPAN MODEL

KOOPERATIF TIPE JIGSAW II

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING

Oleh:

Aji Hernawan NIM: 091134139 Telah disetujui oleh: Pembimbingan I

Drs. YB Adimassana, MA. Tanggal: 12 Juni 2013

Pembimbing II


(3)

iii

SKRIPSI

PENINGKATAN MINAT DAN PRESTASI BELAJAR PKN SISWA KELAS V SDN KLEDOKAN DENGAN PENERAPAN MODEL

KOOPERATIF TIPE JIGSAW II

HALAMAN PENGESAHAN

Dipersiapkan dan ditulis oleh: Aji Hernawan

NIM: 091134139

Telah dipertahankan di depan Panitia Penguji Skripsi pada tanggal 18 Juli 2013

dan dinyatakan mematuhi syarat

Susunan Panitia Penguji

Nama Lengkap Tanda Tangan

Ketua : G. Ari Nugrahanta, SJ., S.S., BST., M.A. …

Sekertaris : E. Catur Rismiati, S.Pd., M.A.Ed.D. …

Anggota I : Drs. YB Adimassana, MA. …

Anggota II : Dra. Ign. Esti Sumarah, M.Hum. …

Anggota III : Drs. Paulus Wahana, M.Hum. …

Yogyakarta, 18 Juli 2013

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma


(4)

iv

Rohandi, Ph.D. PERSEMBAHAN

HALAMAN PERSEMBAHAN

Sebagai ungkapkan kasihku kepada:

 Allah SWT yang senantiasa memberikan berkah, rahmat serta taufik Nya kepada ku sehingga dapat menyelesaikan kuliahku di Univ. Sanata Dharma dengan lancar

 Ayah dan Ibuku tercinta yang selalu memberikan semangat dan nasihat yang sangat berguna bagi perjalanan hidupku serta do’a yang senantiasa mereka panjatkan untukku

 Adikku Erna dan Imam yang selalu memberikan semangat disaat jenuh serta dukungannya.


(5)

v

MOTTO

Tak usah hiraukan perkataan orang yang hanya akan

membuatmu ragu. Karena sesungguhnya mereka hanya takut kita akan melakukanya lebih baik dari pada mereka.

“Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum

hingga mereka mengubah diri mereka sendiri”

(Q.S. Ar-Ra’d:11)

“Allah tidak membebani seseorang itu melainkan sesuai dengan


(6)

vi

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 18 Juli 2013

Penulis

Aji Hernawan


(7)

vii

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:

Nama : Aji Hernawan

NIM : 091134139

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya berjudul: PENINGKATAN MINAT DAN PRESTASI BELAJAR PKN SISWA KELAS V SDN KLEDOKAN DENGAN PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE JIGSAW II.

Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk penggalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta Pada tanggal: 18 Juli 2013 Yang menyatakan,

Aji Hernawan


(8)

viii

Aji Hernawan. 2013. Peningkatan Minat dan Prestasi Belajar PKn Siswa Kelas V SDN Kledokan dengan Penerapan Model Kooperatif Tipe Jigsaw II. Program Studi Pendidikan Guru Sekolah dasar, Jurusan Ilmu Pendidikan, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) Bagaimana upaya peningkatan minat dan prestasi belajar PKn pada siswa kelas V SDN Kledokan semester genap Tahun Pelajaran 2012/2013 melalui penerapan metode pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw II? (2) Apakah penerapan metode pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw II dapat meningkatkan minat belajar PKn pada siswa kelas V SDN Kledokan semester genap Tahun Pelajaran 2012/2013? (3) Apakah penerapan metode pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw II dapat meningkatkan prestasi belajar PKn pada siswa kelas V SDN Kledokan semester genap Tahun Pelajaran 2012/2013?

Penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas yang mengacu pada model siklus yang dikemukakan oleh Kemmis dan Taggart. Satu siklus terdiri dari empat langkah, yaitu: Perencanaan (plan), Tindakan (act), Pengamatan (observe), dan Refleksi (reflect). Penelitian telah dilaksanakan dalam dua siklus. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas V SD Negeri Kledokan semester genap tahun Pelajaran 2012/2013 dengan jumlah 33 siswa. Metode pengumpulan data menggunakan pengamatan, kuesioner, dan tes. Data selanjutnya diolah berdasarkan teknik analisis data yang ditetapkan secara deskriptif kualitatif dan kuantitatif.

Hasil penelitian menunjukan: (1) Upaya peningkatan minat belajar PKn siswa kelas V SDN Kledokan melalui penerapan metode kooperatif tipe Jigsaw II dilakukan dengan langkah-langkah: (a) Pengumpulan data awal; (b) Siswa dijelaskan garis besar materi; (c) Pembagian kelompok asal dan kelompok ahli serta pembagian sub bab materi ahli; (d) Diskusi kelompok ahli; (e) Sharing di kelompok asal untuk mendapatkan keutuhan materi; (f) Presentasikan hasil diskusi di depan kelas (kelompok pleno); (g) Evaluasi di akhir pembelajaran; (h) Penghargaan kepada kelompok dengan berdasarkan peningkatan poin kemajuan kelompok. (2) Penerapan model kooperatif tipe Jigsaw II dapat meningkatkan minat belajar siswa kelas V SDN. Data menunjukan pada kondisi awal rata-rata minat siswa 60 (sedang), pada siklus I meningkat menjadi 74 (tinggi), pada siklus II meningkat menjadi 81 (tinggi). (3) Penerapan model kooperatif tipe Jigsaw II dapat meningkatkan prestasi belajar siswa kelas V SDN Kledokan. Data menunjukan pada kondisi awal rata-rata prestasi siswa 60 dan siswa yang mencapai KKM 25,9%, pada siklus I meningkat menjadi 74 dan siswa yang mencapai KKM 46,8%. Pada siklus II juga meningkat menjadi 78 dan siswa yang mencapai KKM sebanyak 67,7%.


(9)

ix

Aji Hernawan. 2013. Increasing Student’s Interest And Learning Achievement PKn In Grade V SDN Kledokan By Implementing Cooperative Model Type Jigsaw II. Teacher Education Program Elementary School, Department of Education, Faculty of Teacher Training and Education, University of Sanata Dharma.

This research aimed to know (1) How is the effort of raising the interest and the achievement of studying PKN to the students of grade five of SDN Kledokan in even semester of 2012/2013 period through cooperative learning of Jigsaw II type? (2) Could the methode of cooperative learning of Jigsaw II type raise the interest in studying PKn to the students of grade five of SDN Kledokan in even semester of 2012/2013 period? Could the methode of cooperative learning of Jigsaw II type encourage the achievement of studying PKn to the students of grade five of SDN Kledokan in even semester of 2012/2013 period?

This research employed Classroom Action Research concerning with cycle model proposed by Kemmis and Taggart. A cycle consists of four steps: plan, act, observation, and reflection. The research had been done in two cycles. The subject of this research was the students of grade five of SDN Kledokan in even semester of 2012/2013 period, the number of which was 33 students. This research employed observation, questionnaires, and test to gain the data. The further data was analyzed based on the data analysis technique considered as qualitative descriptive and quantitative.

The results showed that: (1) The effort of raising the interest in studying PKn to the students of grade five of SDN Kledokan in even semester of 2012/2013 period through cooperative methode of JigsawII type was done by: (a) Initial of data collection; (b) Students described about the main point of the materials; (c) Dividing the students in early groups and skilled groups then division of sub-material experts; (d) Disscussion the skilled groups; (e) Shared the sub-materials to the early groups to obtain whole materials; (f) Present the results of the discussion in class; (g) Evaluation at the end of the lesson; (h) Appreciation to the group by increased points with group progress. (2) The application of cooperative methode of Jigsaw II could encourage the interest in studying to the students of grade five of SDN Kledokan. The data analysis showed that in early condition 60 (average), in the cycle one (high level), in the cycle two 81 (high level). (3) The application of cooperative learning namely Jigsaw II could increase the achievement of studying to the students of grade five of SDN Kledokan. The data analysis showed that in early condition, the average of the achievement was 60 and the students reaching the KKM were 25.9 %, while in the cycle one, the average of achievement increased into 74 and the students achieving KKM were 46.8%. The increase of the achievement also happenned in cycle two: the average of achievement was 78 and the students achieving KKM were 67.7%.

Keywords: Interest in studying, achievement of studying, cooperative of Jigsaw II type.


(10)

x

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat, rahmat, dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi dengan judul “PENINGKATAN MINAT DAN PRESTASI BELAJAR PKN SISWA

KELAS V SDN KLEDOKAN DENGAN PENERAPAN MODEL

KOOPERATIF TIPE JIGSAW II”.

Adapun maksud penulisan skripsi ini adalah merupakan salah satu syarat yang harus dipenuhi untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD).

Peneliti menyadari dalam penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan pihak lain, maka pada kesempatan ini peneliti ingin menyampaikan terima kasih kepada

1. Bapak Rohandi, Ph. D., Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma.

2. Romo Gregorius Ari Nugrahanta. SJ.,S.S.,BST.,M.A., Kepala Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar.

3. Bapak Drs. YB. Adimassana, MA., Dosen Pembimbing I yang telah membimbing dan memotivasi dari awal sampai akhir penyusunan skripsi ini. 4. Ibu Dra, Ign. Esti Sumarah, M.Hum., Dosen Pembimbing II yang telah

memberikan banyak masukan untuk menyelesaikan penyusunan skripsi ini. 5. Bapak Drs. Paulus Wahana, M.Hum., Dosen Penguji yang telah menguji dan


(11)

xi

6. Para dosen dan staf PGSD

7. Ibu Sri Rahayu, S.Pd., kepala sekolah SD Negeri Kledokan

8. Ibu Heni Purwaningsih, S.Pd dan Bapak dan Ibu Guru SD Negeri Kledokan 9. Keluarga tercinta (Ayah, Ibu, Adek Erna, Adek Imam) atas do’a dan

dukunganya.

10. Teman-teman PGSD USD, “terima kasih untuk kebersamaanya selama ini”. 11. Semua pihak yang telah mendukung dan tidak bisa saya sebutkan satu

persatu.

Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan bagi Universitas Sanata Dharma.

Yogyakarta, 18 Juli 2013

Penulis


(12)

xii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

MOTTO ... v

LEMBAR PENYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ... vii

ABSTRAK ... viii

ABSTRACT ... ix

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR GAMBAR ... xv

DAFTAR TABEL ... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ... xviii

BAB IPENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Rumusan Masalah ... 5

1.3. Pemecahan Masalah ... 6

1.4. Tujuan Penelitian ... 6

1.5. Manfaat Penelitian ... 7

1.6. Batasan Operasional ... 8

BAB IIKAJIAN PUSTAKA ... 9

2.1. Kajian Teori ... 9

2.1.1. Minat ... 9

2.1.2. Belajar ... 12

2.1.3. Prestasi ... 19

2.1.4. Pembelajaran Kooperatif... 21

2.1.5. Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw II ... 23


(13)

xiii

2.1.7. Penerapan Tipe Jigsaw II pada Mata Pelajaran PKn ... 31

2.2. Penelitian-penelitian yang Relevan ... 32

2.3. Kerangka Berpikir ... 36

2.4. Hipotesis Tindakan ... 37

BAB III METODE PENELITIAN ... 39

3.1. Jenis Penelitian ... 39

3.2. Setting Penelitian ... 40

3.2.1. Tempat penelitian ... 40

3.2.2. Subjek penelitian ... 40

3.2.3. Objek penelitian ... 41

3.3. Rancangan Penelitian ... 41

3.3.1. Persiapan ... 42

3.3.2. Pelaksanaa Tindakan Tiap Siklus ... 43

3.4. Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian ... 59

3.4.1. Peubah (Variabel) Penelitian ... 59

3.4.2. Teknik Pengumpulan Data ... 60

3.4.3. Instrumen Penelitian ... 62

3.4.4. Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen ... 68

3.5. Teknik Analisis Data ... 78

3.6. Kriteria Keberhasilan ... 83

3.7. Jadwal Penelitian ... 84

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 85

4.1. Hasil Penelitian ... 85

4.1.1. Pra Siklus ... 85

4.1.2. Siklus I ... 89

4.1.3. Siklus II ... 102

4.2. Pembahasan ... 114

4.2.1. Minat Belajar Siswa ... 118

4.2.2. Prestasi Belajar Siswa ... 121

4.3. Keterbatasan Penelitian ... 126


(14)

xiv

5.1. Kesimpulan ... 128 5.2. Saran ... 129 DAFTAR REFERENSI ... 131


(15)

xv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Literature map penelitian-penelitian sebelumnya ... 36 Gambar 2. Langkah–langkah penelitian tindakan (Kemmis) ... 40 Gambar 3. Alur model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw II siklus I pertemuan 1. ... 46 Gambar 4. Alur model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw II siklus I pelaksanaan II. .. 48 Gambar 5. Alur model pembelajaran kooperatif Tipe Jigsaw II siklus II pertemuan 1. ... 54 Gambar 6. Alur model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw II siklus II pertemuan II. ... 56 Gambar 7. Grafik peningkatan skor rerata minat belajar siswa ... 121 Gambar 8. Grafik Peningkatan Nilai Rerata Prestasi Belajar ... 126 Gambar 9. Grafik Peningkatan Jumlah Siswa Yang Mencapai KKM ... 126


(16)

xvi

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Skor kemajuan ... 25

Tabel 2. Kriteria penghargaan kelompok ... 25

Tabel 3. Perbedaan model kooperatif tipe Jigsaw II dan Jigsaw I ... 29

Tabel 4. Pengumpulan data dan instrumennya ... 60

Tabel 5. Kisi-kisi lembar pengamatan minat ... 64

Tabel 6. Kisi-kisi instrumen kuesioner minat ... 65

Tabel 7. Kisi-kisi soal pilihan ganda siklus I dan siklus II sebelum uji coba ... 66

Tabel 8: kategori tingkat kesukaran soal ... 68

Tabel 9. Indikator afektif dan psikomotorik ... 68

Tabel 10. Hasil uji validitas soal siklus I ... 70

Tabel 11. Kisi-kisi soal evaluasi siklus I ... 71

Tabel 12. Hasil uji validitas soal siklus II ... 72

Tabel 13. Kisi-kisi soal evaluasi siklus II ... 74

Table 14. Lembar validasi perangkat pembelajaran ... 74

Tabel 15. Kriteria Penilaian Validasi Perangkat Pembelajaran ... 76

Tabel 16. Hasil validasi instrumen pembelajaran ... 76

Table 17. Kriteria koefisien reliabilitas... 77

Tabel 18. Hasil uji reliabilitas soal siklus i ... 78

Tabel 19. Hasil uji reliabilitas soal siklus II ... 78

Tabel 20. Pensekoran kuesioner minat ... 79

Tabel 21. Kategori tingkat minat siswa ... 81

Tabel 22. Indikator keberhasilan tiap siklus ... 83

Tabel 23. Jadwal rencana penelitian ... 84

Tabel 24. Jadwal pelaksanaan penelitian ... 85

Tabel 25. Kondisi awal minat belajar siswa ... 87

Tabel 26. Kondisi awal prestasi belajar siswa ... 88

Tabel 27. Capaian Minat belajar siswa siklus I ... 93

Tabel 28. Capaian Prestasi belajar siswa siklus I ... 95


(17)

xvii

Tabel 30. Peningkatan poin prestasi kelompok siklus I dalam proses Jigsaw II .. 98 Tabel 31. Capaian Minat belajar siswa siklus II ... 106 Tabel 32. Capaian Prestasi belajar siswa siklus II ... 108 Tabel 33. Peningkatan poin prestasi siswa siklus II dalam proses Jigsaw II ... 110 Tabel 34. Peningkatan poin prestasi kelompok siklus I dalam proses Jigsaw II 111 Tabel 35. Rekapitulasi data minat belajar siklus I dan II ... 118 Tabel 36. Rekapitulasi data prestasi belajar siklus I dan II ... 122 Tabel 37. Keberhasilan pelaksanaan penelitian ... 126


(18)

xviii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Silabus ... 136

Lampiran 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) siklus I ... 139

Lampiran 3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) siklus II ... 147

Lampiran 4. Ringkasan materi siklus I dan siklus II ... 154

Lampiran 5. Lembar Kerja Siswa (LKS) siklus I dan siklus II... 165

Lampiran 6. Hasil LKS dari kelompok ... 167

Lampiran 7. Rubrik penilaian prestasi belajar ... 170

Lampiran 8. Soal evaluasi siklus I dan siklus II ... 172

Lampiran 9. Tabel uji validitas soal siklus I ... 180

Lampiran 10. Hasil uji validitas soal siklus I dan siklus II menggunakan SPSS 182 Lampiran 11. Hasil uji reabilitas soal siklus I dan siklus II menggunakan SPSS184 Lampiran 12. Tingkat kesukaran soal ... 185

Lampiran 13. Lembar validasi perangkat pembelajaran ... 187

Lampiran 14. Hasil validasi perangkat pembelajaran siklus I ... 189

Lampiran 15. Kisi-kisi lembar Pengamatan ... 193

Lampiran 16. Rekapitulasi hasil pengamatan ... 194

Lampiran 17. Hasil pengamatan di kelas ... 197

Lampiran 18. Lembar kuesioner minat ... 199

Lampiran 19. Rekapitulasi kuesioner ... 202

Lampiran 20. Hasil kuesioner dari siswa ... 205

Lampiran 21. Data prestasi belajar siswa... 208

Lampiran 22. Hasil tes evaluasi siswa ... 210

Lampiran 23. Daftar nilai kelas V tahun 2011/2012 ... 214

Lampiran 24. Dokumentasi ... 215

Lampiran 25. Surat ijin melakukan penelitian ... 217

Lampiran 26. Surat keterangan telah melakukan penelitian ... 218


(19)

1

BAB I PENDAHULUAN

Di dalam bab ini, akan diuraikan pendahuluan yang berisi tentang latar belakang penelitian, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan batasan penelitian.

1.1. Latar Belakang

Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) ditujukan kepada peserta didik agar menjadi warga negara yang cinta tanah air dengan melaksanakan hak-hak dan kewajibanya sebagai warga negara dan bertegang teguh terhadap pancasila. Sesuai yang tertera dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP 2006:105) yang menyatakan bahwa,

“Mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan merupakan mata pelajaran yang memfokuskan pada pembentukan warganegara yang memahami dan mampu melaksanakan hak-hak dan kewajiban untuk menjadi warganegara Indonesia yang cerdas, terampil, dan berkarakter yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945”. Dari pernyataan di atas dapat dijelaskan bahwa terciptanya warganegara yang cerdas, terampil, dan berkarakter serta diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945 salah satunya dipengaruhi oleh pembelajaran PKn di sekolah, sehingga mata pelajaran PKn penting untuk diajarkan di sekolah. Keberhasilan pembelajaran PKn dapat terwujud jika guru dapat menyelengarakan pembelajaran secara optimal sehingga siswa dapat memahami materi dengan baik.

Keberhasilan proses pembelajaran erat kaitannya dengan prestasi belajar seperti yang dijelaskan oleh Winkel (2004:162) yang berpendapat


(20)

bahwa prestasi belajar merupakan bukti yang menunjukkan kemampuan atau keberhasilan seseorang yang melakukan proses belajar. Sedangkan prestasi belajar juga dipengaruhi oleh minat belajat, Mardapi (2008:191) yang menjelaskan bahwa minat merupakan faktor yang mempengaruhi prestasi belajar yang berasal dari dalam diri (faktor intern). Selain minat pendekatan belajar juga berpengaruh terhadap keberhasilan proses pembelajaran, seperti yang dikemukakan oleh Syah (2002:139) yang menyatakan bahwa “faktor pendekatan belajar juga berpengaruh terhadap taraf keberhasilan proses pembelajaran siswa tersebut”.

Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa minat dan pendekatan belajar merupakan faktor yang mempengaruhi tercapainya proses pembelajaran. Siswa yang memiliki minat belajar tinggi akan memperoleh prestasi belajar yang tinggi pula. Pemilihan pendekatan belajar yang tepat juga mempengaruhi keberhasilan proses pembelajaran. Kedua hal ini nantinya akan menentukan keberhasilan proses pembelajaran.

Berdasarkan hasil ulangan siswa kelas V SDN Kledokan tahun pelajaran 2011/2012 pada Kompetensi Dasar (KD) “4.1 mengenal bentuk

-bentuk keputusan bersama” menunjukkan adanya masalah dalam proses

pembelajaran. Hal ini dibuktikan dari 27 siswa terdapat 74 % (20 siswa) yang mendapatkan nilai dibawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) 75, dan hanya terdapat 26 % (7 siswa) yang dinyatakan tuntas. Nilai rerata kelas tersebut hanya 63 masih dibawah nilai KKM yaitu 75.


(21)

Hasil pengamatan yang dilakukan pada Selasa 8 Januari 2013 di kelas V mata pelajaran PKn yang diikuti 33 siswa, terlihat pembelajaran di kelas masih berpusat pada guru. Guru menyampaikan pelajaran dengan metode ceramah dan penugasan. Pada saat guru memberikan penjelasan terdapat 33% (11 siswa) yang duduk di bangku paling depan yang terlihat tenang sedangkan siswa yang lain terlihat sibuk berbicara dengan teman dan ada juga yang mengganggu teman. Hal ini menunjukkan bahwa perhatian/konsentrasi dalam belajar masih kurang. Saat guru memberikan tugas untuk dikerjakan di depan terdapat 18% (6 siswa) yang mau mengerjakanya sehingga guru harus menunjuk langsung siswa agar mau maju. Hal ini menunjukkan bahwa keterlibatan siswa dalam belajar masih sangat kecil. Dari penjelasan di atas menunjukkan bahwa sedikitnya terdapat dua indikator yang menunjukkan siswa tidak berminat mengikuti pelajaran. Indikator pertama adalah kurangnya perhatian/konsentrasi dalam belajar dan indikator kedua adalah kurangnya keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran.

Berdasarkan uraian di atas maka diperlukan penelitian tindakan kelas untuk menangani masalah tersebut. Tindakan ini dilakukan sebagai upaya untuk meningkatkan minat dan prestasi belajar siswa kelas V SDN Kledokan pada mata pelajaran PKn. Tindakan yang dapat dilakukan adalah dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif. Menurut Sugiyanto (2010:37) pembelajaran kooperatif (Cooperative Learning) adalah pendekatan pembelajaran yang berfokus pada penggunaan


(22)

kelompok kecil siswa untuk bekerjasama dalam memaksimalkan kondisi belajar untuk mencapai tujuan belajar. Pembelajaran kooperatif yang dirasa sesuai dengan masalah yang terjadi pada siswa kelas V SDN Kledokan adalah tipe Jigsaw II.

Peneliti memilih Jigsaw II karena tipe ini dianggap dapat meningkatkan prestasi belajar. Seperti yang dikemukakan Lie dalam Rusmawan (2010:218) yang berpendapat bahwa penerapan model kooperatif teknik Jigsaw II menunjukkan siswa memperoleh prestasi yang lebih baik selain itu siswa juga memiliki sikap yang lebih baik saat mengikuti proses pembelajaran. Selain dikarenakan dapat meningkatkan prestasi belajar siswa model kooperatif teknik Jigsaw II dirasa sesuai diterapkan pada pembelajaran PKn karena hasil belajar Pendidikan Kewarganegaraan yang tertera pada KTSP (2007:14) adalah penguasaan konsep dan nilai-nilai. Sejalan dengan Slavin (2005:237) yang menjelaskan bahwa Jigsaw II sangat sesuai untuk mata pelajaran ilmu sosial, literatur dan sebagian ilmu pengetahuan alam dan bidang-bidang lain yang tujuan pembelajaran lebih kepada penguasaan konsep.

Menurut Suprijono (2009:89) dalam tipe Jigsaw II, siswa dibagi dalam kelompok-kelompok, dan setiap anggota dikelompok mendapat tugas yang berlainan. Setelah setiap siswa dalam kelompok memperoleh tugas masing-masing dan berusaha menyelesaikannya, kemudian nantinya setiap anggota kelompok mempresentasikan tugas yang diperolehnya kepada seluruh anggota kelompok, sehingga nantinya akan tercipta satu


(23)

kesatuan materi yang utuh. Pada dasarnya Jigsaw II dan Jigsaw I hampir sama. Menurut Slavin (2005:237) yang membedakannya adalah pada Jigsaw II siswa memperoleh kesempatan belajar secara keseluruhan konsep sebelum belajar spesialisasinya untuk menjadi ahli. Hal ini untuk memperoleh gambaran menyeluruh dari konsep yang akan dibicarakan.

Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian tindakan kelas dengan judul. “Peningkatan Minat dan Prestasi Belajar PKn Siswa Kelas V SDN Kledokan Dengan Penerapan Model Kooperatif Tipe Jigsaw II”.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka penulis dapat merumuskan masalah sebagai berikut:

1.2.1 Bagaimana upaya peningkatan minat dan prestasi belajar PKn pada siswa kelas V SDN Kledokan semester genap Tahun Pelajaran 2012/2013 melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw II?

1.2.2 Apakah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw II dapat meningkatkan minat belajar PKn pada siswa kelas V SDN Kledokan semester genap Tahun Pelajaran 2012/2013?

1.2.3 Apakah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw II dapat meningkatkan prestasi belajar PKn pada siswa kelas V SDN Kledokan semester genap Tahun Pelajaran 2012/2013?


(24)

1.3. Pemecahan Masalah

Upaya pemecahan masalah peningkatan minat dan prestasi belajar PKn pada siswa kelas V SDN Kledokan semester genap Tahun Pelajaran 2012/2013 melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw II dilakukan dengan langkah-langkah:

1) Pengambilan data awal menggunakan nilai KD sebelumnya. 2) Siswa dijelaskan garis besar materi.

3) Pembagian kelompok asal dan kelompok ahli serta pembagian sub bab materi ahli.

4) Dilanjutkan dengan diskusi kelompok ahli.

5) Dilanjutkan dengan sharing di kelompok asal untuk mendapatkan keutuhan materi.

6) Presentasikan hasil diskusi di depan kelas (kelompok pleno). 7) Evaluasi di akhir pembelajaran.

8) Diberikan penghargaan kepada kelompok dengan berdasarkan peningkatan poin kemajuan kelompok.

8.1. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, dapat dikemukakan tujuan penelitian sebagai berikut:

1.3.1 Untuk melakukan perbaikan dan mengetahui bagaimana upaya peningkatan minat dan prestasi belajar PKn pada siswa kelas V SDN Kledokan semester genap Tahun Pelajaran 2012/2013 melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw II.


(25)

1.3.2 Untuk melakukan perbaikan dan mengetahui apakah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw II dapat meningkatkan minat belajar PKn pada siswa kelas V SDN Kledokan semester genap Tahun Pelajaran 2012/2013.

1.3.3 Untuk melakukan perbaikan dan mengetahui apakah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw II dapat meningkatkan prestasi belajar PKn pada siswa kelas V SDN Kledokan semester genap Tahun Pelajaran 2012/2013.

8.2. Manfaat Penelitian 1.4.1 Bagi Peneliti Lain

Bagi peneliti, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi refrensi dalam melakukan model penelitian tindakan kelas dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw II pada mata pelajaran PKn.

1.4.2 Bagi Guru Kelas

Bagi guru, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan inspirasi serta wawasan baru dalam memilih model pembelajaran untuk meningkatkan minat belajar dan prestasi siswa.

1.4.3 Bagi Sekolah

Bagi Sekolah, hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah referensi bacaan sebagai contoh pendekatan yang nantinya dapat memberi insipirasi dan memacu guru melakukan penelitian sama maupun penelitian yang lain.


(26)

8.3. Batasan Operasional

Beberapa pengertian istilah yang dipakai dalam konteks ini, sebagai berikut :

1.5.1 Belajar adalah proses usaha untuk menghasilkan perubahan tingkah laku berupa keterampilan, kebiasaan, sikap, pengetahuan, pemahaman, dan apresiasi yang berasal dari pengalaman dan bersifat menetap.

1.5.2 Prestasi belajar adalah suatu bukti atau hasil yang dicapai oleh seorang peserta didik dalam melakukan kegiatan belajar yang telah dicapai.

1.5.3 Minat belajar adalah dorongan dari dalam diri untuk merasa tertarik untuk mengikuti proses pembelajaran.

1.5.4 Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) adalah kegiatan pembelajaran yang bertujuan untuk mempersiapkan peserta didik menjadi warga negara yang memiliki komitmen yang kuat dan konsisten untuk mempertahankan Negara kesatuan republik Indonesia (NKRI).

1.5.5 Pembelajaran kooperatif adalah merupakan pembelajaran yang terstruktur, yang melibatkan setiap individu untuk bekerja dan bertanggung jawab dalam kelompok.

1.5.6 Jigsaw II merupakan salah satu tipe pembelajaran kooperatif. Dalam tipe ini, siswa dibagi dalam kelompok-kelompok, dan setiap anggota kelompok mendapat tugas yang berlainan. Kemudian setiap siswa dalam kelompok yang mendapat tugas sama dikumpulkan dalam satu kelompok lain yang disebut kelompok ahli untuk berdiskusi tentang materi yang mereka dapatkan untuk nantinya disampaikan pada kelompok masing-masing.


(27)

9

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

Pada bagian kajian pustaka ini dibahas beberapa teori penelitian terkait dengan penelitian. Kajian pustaka dibagi menjadi empat bagian yaitu kajian kajian teoti, penelitian yang relevan, kerangka berpikir dan hipotesis tindakan. Berikut ini adalah uraian dari kajian pustaka.

2.1. Kajian Teori 2.1.1. Minat

Syah (2002:136) menjelaskan bahwa “minat (interest) berarti

kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar

terhadap sesuatu”. Melengkapi pendapat Syah, Winkel (2004:212)

berpendapat bahwa minat adalah “kecenderungan subyek yang menetap, untuk merasa tertarik pada bidang studi atau pokok bahasan tertentu dan

merasa senang mempelajari materi itu”. Sependapat dengan Winkel,

Slameto (2010:180) menjelaskan bahwa minat adalah,

“Suatu rasa lebih suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau

aktivitas tanpa ada yang menyuruh. Minat pada dasarnya adalah penerimaan akan sesuatu hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu di luar diri. Semakin kuat atau dekat hubungan tersebut, semakin besar minat”.

Dari ketiga pendapat di atas dapat disimpulkan minat adalah dorongan dari dalam diri untuk merasa tertarik kepada sesuatu. Sesuatu yang dimaksud dalam hal ini salah satunya adalah ketertarikan kepada bidang studi (pelajaran). Ketertarikan tersebut ditandai dengan perasaan senang dari subjek untuk berkecimpung di dalam bidang studi tersebut.


(28)

Pada dasarnya minat merupakan penerimaan hubungan dari dalam diri dan luar diri. Semakin kuat dan dekat hubungan tersebut maka akan semakin besar pula minat yang timbul pada siswa.

2.1.1.1.Ciri-ciri Siswa Berminat Dalam Belajar

Siswa yang berminat dalam kegiatan pembelajaran memiliki beberapa ciri. Slameto (2010:180), berpendapat bahwa,

“Suatu minat dapat diekspresikan melalui suatu pernyataan yang menunjukkan bahwa siswa lebih menyukai suatu hal daripada hal lainnya, dapat pula dimanifestasikan melalui partisipasi dalam suatu aktivitas. Siswa yang memiliki minat terhadap subjek tertentu cenderung untuk memberikan perhatian yang lebih besar terhadap subjek tersebut”.

Melengkapi pendapat Slameto, Mardapi (2008:112), menjelaskan beberapa indikator siswa yang berminat antara lain: ada usaha untuk memahami, membaca buku yang berkaitan bidang studi, bertanya di kelas, bertanya kepada teman, bertanya kepada orang lain, dan mengerjakan soal dengan sungguh-sungguh.

Berdasarkan pendapat para ahli di atas peneliti dapat merumuskan beberapa indikator minat sebagai berikut:

a) Perasaan senang terhadap mata pelajaran b) Perhatian/konsentrasi dalam belajar

c) Kemauan mengembangkan kompetensi/penguasaan terhadap materi d) Keterlibatan siswa dalam pelajaran

Penelitian ini berfokus terhadap minat siswa dalam hal bidang studi/proses pembelajaran, oleh karena itu peneliti merumuskan indikator


(29)

menjadi empat karena keempat indikator tersebut sudah mengambarkan minat siswa dalam proses pembelajaran.

2.1.1.2.Peningkatkan Minat Siswa

Slameto (2010:180) cara paling efektif untuk membangkitkan

minat pada suatu subyek yang baru adalah “dengan menggunakan minat

-minat siswa yang telah ada”. Melengkapi pendapat Slameto, Tanner &

Tanner (1975) dalam Slameto (2010:181), menyarankan agar guru berusaha membentuk minat-minat yang baru dalam diri siswa, yaitu dengan menghubungkan suatu materi dengan materi yang lalu, dan memberikan gambaran mengenai kegunaan untuk masa depan.

Dari kedua pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa usaha untuk meningkatkan minat siswa dapat dilakukan dengan cara mempergunakan minat yang telah ada dalam diri siswa, kemudian dengan minat yang telah ada tersebut guru dapat menghubungkan dengan suatu hal yang baru. Cara tersebut dinilai paling efektif. Misalnya guru akan mengajarkan materi baru (materi B) kepada siswa. Sebelumnya guru sudah mengetahui bahwa siswa sangat berminat terhadap “materi A” maka guru dapat menghubungkan materi A tersebut dengan materi B. Hal ini bertujuan untuk membuat siswa juga tertarik terhadap materi baru (materi B) yang diajarkan. Dengan demikian siswa akan berminat untuk mempelajari materi B seperti saat mempelajari materi A.

Guru juga harus dapat memberikan kebebasan kepada siswa, hal ini juga dapat meningkatkan minat siswa dalam belajar. Seperti yang


(30)

dikemukakan Singer (1973:92), peran guru adalah memberikan ruang gerak kepada siswa, hal ini bertujuan untuk meningkatkan minat siswa, dalam hal ini siswa mendapatkan kesempatan untuk belajar secara mandiri, mendapatkan bimbingan, dan guru harus melibatkan siswa dalam pembelajaran.

2.1.1.3.Cara Mengukur Minat Siswa

Guru tidak dapat melihat apakah siswa tersebut berminat atau tidak berminat dalam belajar, hal ini dikarenakan guru tidak dapat mengetahui apa yang dirasakan siswa atau apa yang sedang dipikirkan siswa, namun guru dapat mengukurnya menggunakan beberapa indikator yang menunjukkan siswa tersebut berminat. Mengambil dari uraian pendapat para ahli mengenai minat dan sesuai ciri-ciri minat maka peneliti merumuskan cara mengukur minat belajar siswa. Indikator pengukuran minat dalam penelitian yang akan dilakukan adalah:

a) Perasaan senang terhadap mata pelajaran b) Perhatian/konsentrasi dalam belajar

c) Kemauan mengembangkan kompetensi/penguasaan terhadap materi d) Keterlibatan siswa dalam pelajaran

2.1.2. Belajar

Slameto (2010:2), menjelaskan bahwa belajar adalah “suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya


(31)

Heriyanto (2011:59), belajar adalah “perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman, dimana belajar merupakan akibat adanya interaksi antara stimulus (S) dengan respon (R)”. Sependapat dengan Slameto dan Suyono, Traves dalam Suprijono (2009:5) menyatakan belajar adalah proses menghasilkan penyesuaian tingkah laku. Menurut Skinner, seperti yang dikutip Barlow dalam Syah (2002:90) menjelaskan bahwa belajar adalah suatu proses adaptasi atau penyesuaian tingkah laku yang berlangsung secara progresif. Melengkapi beberapa pendapat di atas Morgan dalam Suprijono (2009:3) menjelaskan bahwa “Learning is any relatively permanent change in behavior that is a result of past experience”. Artinya belajar adalah perubahan prilaku yang bersifat permanen sebagai hasil dari pengalaman.

Dari beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa belajar merupakan usaha yang dilakukan untuk memperoleh perubahan tingkah laku yang baru yang akan didapatkan sebagai hasil dari adanya interaksi stimulus atau rangsangan yang diberikan. Perubahan tingkah laku dari hasil belajar akan berlangsung secara progresif dan permanen.

2.1.2.1.Ciri-ciri Belajar

Syah (2002:116) merangkum ciri-ciri perubahan khas yang menjadi karakteristik prilaku belajar yang terpenting sebagai berikut ini:

1) Perubahan intensional

Perubahan yang terjadi adalah berkat pengalaman dan praktik yang disadari dan disengaja bukan karena kebetulan.


(32)

Namun Anderson dalam Syah (2002:117) menjelaskan bahwa kesengajaan belajar itu tidak penting. Sebagai contoh kebiasaan bersopan santun merupakan perubahan tingkah laku belum tentu kita pelajari dengan sengaja dan disadari.

2) Perubahan positif dan aktif

Perubahan positif artinya perubahan yang baik, dan bermanfaat. Selain itu dapat dijelaskan bahwa perubahan yang terjadi merupakan penambahan atau hal yang baru. Perubahan aktif artinya perubahan itu tidak terjadi dengan sendirinya namun dari hasil usaha.

3) Perubahan efektif dan fungsional

Perubahan efektif artinya perubahan tersebut membawa pengaruh, makna, dan manfaat tertentu bagi siswa. Perubahan fungsional artinya perubahan tersebut menetap dan dapat dimanfaatkan setiap saat tidak bersifat sementara.

Sependapat dengan Syah, Slameto (2010:3) menjelaskan bahwa ada beberapa ciri-ciri yang menunjukkan bahwa terjadinya perubahan tingkah laku yang berasal dari hasil belajar. Adapun ciri-ciri tersebut antara lain:

1) Perubahan terjadi secara sadar.

Seseorang yang belajar akan menyadari perubahan yang terjadi pada dirinya sebagai hasil dari belajar. Misalnya ia mengetahui bahwa pengetahuannya bertambah. Sehingga


(33)

perubahan yang terjadi karena mabuk tidak dikatakan sebagai hasil belajar.

2) Perubahan dalam belajar bersifat kontinu dan fungsional.

Perubahan yang terjadi dari hasil belajar akan bersifat berkesinambungan, jadi perubahan yang terjadi akan menyebabkan perubahan berikutnya yang akan berguna saat belajar berikutnya dan kehidupan.

3) Perubahan dalam belajar bersifat positif dan aktif.

Perubahan itu tidak terjadi dengan sendirinya melainkan dari hasil usaha individu sendiri. Perubahan tersebut bersifat positif sehingga perubahan itu senantiasa bertambah dan menuju terhadap hal yang lebih baik.

4) Perubahan dalam belajar bukan bersifat sementara.

Perubahan tingkah laku yang terjadi dari hasil belajar akan bersifat menetap dan tidak akan hilang begitu saja.

5) Perubahan dalam belajar bertujuan dan terarah.

Perubahan tingkah laku yang terjadi dari hasil belajar terjadi karena adanya tujuan yang akan dicapai.

6) Perubahan mencakup seluruh aspek tingkah laku.

Perubahan yang terjadi dari hasil belajar merupakan perubahan dari keseluruhan tingkah laku. Perubahan tersebut mendorong terjadinya perubahan yang menyeluruh pada sikap, keterampilan, pengetahuan dan sebagainya.


(34)

Berdasarkan pendapat para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa ciri-ciri belajar antara lain:

1) Perubahan terjadi secara sadar.

2) Perubahan dalam belajar bersifat kontinu dan fungsional. 3) Perubahan dalam belajar bersifat positif dan aktif. 4) Perubahan dalam belajar bukan bersifat sementara. 5) Perubahan dalam belajar bertujuan dan terarah. 6) Perubahan mencakup seluruh aspek tingkah laku. 2.1.2.2.Jenis-jenis Belajar

Slameto (2010:5) menjelaskan bahwa terdapat beberapa jenis-jenis belajar antara lain sebagai berikut:

1) Belajar bagian (part learning, fractioned learning)

Belajar dengan cara memecah seluruh bagian materi menjadi beberapa bagian yang berdiri sendiri. Hal ini biasanya dilakukan untuk materi belajar yang luas.

2) Belajar dengan wawasan (learning by insight)

Menurut W. Kohler dalam Slameto (2010:5) menjelaskan bahwa wawasan berorientasi pada data yang bersifat tingkah laku (perkembangan yang lembut dalam menyelesaikan suatu persoalan dan kemudian secara tiba-tiba terjadi reorganisasi tingkah laku).


(35)

3) Belajar diskriminatif (discriminatif learning)

Dapat diartikan sebagai suatu usaha untuk memilih beberapa stimulus dan kemudian menjadikannya sebagai pedoman dalam bertingkah laku.

4) Belajar global/keseluruhan (global whole learning)

Merupakan lawan dari belajar bagian. Pada konsep ini pelajaran dipelajari secara keseluruhan dan berulang-ulang.

5) Belajar insidental (incidental learning)

Dalam pembelajaran insidental individu sama sekali tidak memiliki kemauan untuk belajar selain itu juga tidak ada instruksi yang diberikan kepada individu mengenai materi yang akan diujikan kelak. Konsep ini bertentangan dengan anggapan bahwa belajar selalu terarah oleh karena itu konsep ini masih menjadi bahan kajian oleh para ahli.

6) Belajar instrumenal (instrumenal learning)

Pembentukan tingkah laku dimana setiap terjadi reaksi-reaksi yang diperlihatkan oleh siswa akan diikuti dengan pemberian hadiah bila berhasil dan hukuman bila gagal.

7) Belajar intensional (intensional learning) Merupakan lawan dari belajar insidental. 8) Belajar laten (latent learning)

Perubahan yang terjadi dari hasil belajar tidak terjadi secara segera (laten).


(36)

9) Belajar mental (mental learning)

Perubahan tingkahlaku yang terjadi tidak nyata terlihat. Perubahan mental dapat terlihat pada tugas-tugas motoris.

10)Belajar produktif(productive learning)

Menurut R. Berguis dalam Slameto (2010:8) menjelaskan belajar produktif merupakan belajar dengan transfer yang maksimum. Belajar disebut produktif jika mampu mentransfer prinsip penyelesaian suatu persoalan dalam situasi ke situasi lain. 11)Belajar herbal (verbal learning)

Merupakan pembelajaran mengenai materi verbal dengan melalui latihan dan ingatan.

Berdasarkan jenis-jenis belajar di atas, model kooperatif tipe Jigsaw II termasuk ke dalam jenis belajar bagian (part learning) hal ini terlihat jelas pada saat pembagian sub bab materi ahli kepada siswa. Jigsaw II juga tergolong jenis belajar global/keseluruhan (global whole learning) hal ini ierlihat saat dilakukan diskusi kelompok asal untuk mempelajari satu kesatuan materi yang utuh. Pada akhir pembelajaran Jigsaw II dilakukan pengakuan kelompok, sehingga Jigsaw II juga tergolong belajar instrumental (instrumental learning) meskipun begitu pada Jigsaw II tidak terdapat hukuman apabila terjadi kegagalan.

2.1.2.3.Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar

Menurut Syah (2002:123) menjelaskan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi belajar siswa dapat dibedakan menjadi tiga macam:


(37)

1) Faktor Internal Siswa

Meliputi dua aspek yaitu aspek fisiologis yang lebih bersifat jasmani dan aspek psikologis yang bersifat rohaniah. Aspek psikologis meliputi inteligensi siswa, sikap siswa, bakat siswa, minat siswa, dan motivasi siswa.

2) Faktor Eksternal Siswa

Faktor eksternal siswa dapat dibedakan menjadi dua yakni lingkungan sosial dan lingkungan non sosial. Lingkungan sosial yang dimaksud adalah para guru, teman-teman sekelas dan para staf administrasi. Faktor lingkungan non sosial seperti gedung sekolah dan letaknya, alat-alat belajar dan lain sebagainya. Kedua hal tersebut juga mempengaruhi belajar.

3) Faktor Pendekatan Belajar

Pendekatan belajar merupakan segala cara atau strategi yang digunakan siswa dalam menunjang efektivitas dan efisiensi proses pembelajaran materi tertentu.

2.1.3. Prestasi

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008:1101) prestasi

adalah “hasil yang telah dicapai (yang telah dilakukan, dikerjakan, dsb)”.

Sependapat dengan KBBI, Arifin (1991:3) menyatakan prestasi adalah

“kemampuan, keterampilan, dan sikap seseorang dalam menyelesaikan


(38)

Dari dua penjelasan di atas maka dapat disimpulkan bahwa prestasi adalah pemerolehan kompetensi meliputi kemampuan, keterampilan serta sikap dari seseorang yang telah dicapai setelah melakukan suatu hal. 2.1.3.1.Prestasi Belajar

KBBI (2008:1101) prestasi belajar adalah “penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan melalui mata pelajaran, lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau nilai yang telah

diberikan oleh guru”. Ahmadi, A dan Widodo, S (1991:130): menyatakan

prestasi belajar adalah “hasil interaksi antara berbagai faktor yang mempengaruhinya baik dari dalam diri (faktor internal) maupun dari luar

(faktor eksternal) individu”. Melengkapi kedua penjelasan di atas, Winkel

(2004:162) yang menjelaskan bahwa prestasi belajar merupakan bukti yang menunjukkan kemampuan atau keberhasilan seseorang setelah melakukan proses belajar. Selanjutnya Tim Pengembang Ilmu pendidikan (2007:38) menjelaskan bahwa dalam penilaian hasil belajar seharusnya guru mengukur kemampuan siswa dalam semua ranah (kognitif, afektif, dan psikomotorik) dengan demikian akan diperoleh gambaran siswa yang sebenarnya.

Dari pendapat tersebut dapat dijelaskan bahwa prestasi belajar merupakan bukti yang menunjukkan penguasaan atas pengetahuan mata pelajaran tertentu sebagai hasil dari interaksi berbagai faktor yang mempengaruhinya. Faktor tersebut meliputi faktor internal yaitu faktor yang ada di dalam diri, dan faktor eksternal yaitu faktor yang ada dari luar


(39)

diri. Untuk mengukur prestasi belajar seharusnya guru mengukur kemampuan siswa dalam semua ranah (kognitif, afektif, dan psikomotorik).

2.1.4. Pembelajaran Kooperatif

Roger, dkk (1992) dalam Huda (2012:29) menjelaskan bahwa,

“Cooperative learning is group learning actifity organized in such a way yhat learning is based on the socially structured change of information between learners in group in which each learner is held accountable for his or her own learning and is motivated to

increase the learning of other”.

(pembelajaran kooperatif merupakan aktivitas pembelajaran kelompok yang diorganisir oleh suatu prinsip bahwa pembelajaran harus didasarkan pada perubahan informasi secara sosial di antara kelompok-kelompok pembelajar yang di dalamnya setiap pembelajar bertanggung jawab atas pembelajaranya sendiri dan didorong untuk meningkatkan pembelajaran anggota-anggota yang lain). Rusman (2011:204) Cooperative Learning adalah teknik pengelompokan yang di dalamnya siswa bekerja terarah pada tujuan bersama dalam kelompok kecil yang umumnya terdiri dari 4-5 orang. Sependapat dengan Rusman, Sugiyanto (2010:37) menyatakan pembelajaran kooperatif adalah pendekatan pembelajaran yang berfokus pada penggunaan kelompok kecil siswa untuk bekerjasama dalam memaksimalkan kondisi belajar untuk mencapai tujuan belajar.

Dari ketiga pendapat di atas dapat dijelaskan bahwa Cooperative Learning merupakan pendekaan pembelajaran dengan mengelompokkan siswa menjadi beberapa kelompok kecil. Setiap kelompok terdir dari 4-5


(40)

siswa. Hal ini bertujuan untuk memaksimalkan kondisi belajar dalam rangka mencapai tujuan belajar dengan cara bekerjasama. Dalam kelompok seluruh siswa mempunyai tujuan bersama yang nantinya akan dicapai bersama-sama dengan kata lain yaitu dengan cara bekerjasama. 2.1.4.1.Unsur-unsur Pembelajaran Kooperatif

Johnson & Johnson (1994), Sutton (1990) dalam Trianto (2010: 60-61), terdapat lima unsur penting dalam pembelajaran kooperatif, yaitu: saling ketergantungan yang positif antar siswa, interaksi antar siswa saling mengikat, tanggung jawab individual, keterampilan interpersonal dan kelompok kecil serta proses kelompok. Terkait dengan saling ketergantungan yang positif antar kelompok. Johnson & Johnson memaparkan seorang siswa tidak akan dapat mencapai kesuksesan secara individu tanpa kelompok. Dengan demikian siswa akan merasa dirinya adalah bagian dari kelompok dan kemudian akan bertanggung jawab terhadap kelompoknya.

Berdasarkan uraian di atas maka dapat dijelaskan bahwa unsur-unsur pembelajaran kooperatif antara lain:

1) Saling ketergantungan yang positif antar siswa. 2) Interaksi antar siswa saling mengikat.

3) Tanggung jawab individual.

4) Keterampilan interpersonal dan kelompok kecil. 5) Proses kelompok.


(41)

Menurut Johnson & Johnson (1994) dalam Huda (2012:46) berpendapat bahwa relasi pembelajaran kooperatif yang baik haruslah memiliki setidak-tidaknya sebagian besar dari kelima elemen dasar di atas. 2.1.4.2.Tujuan Pembelajaran Kooperatif

Johnson & Johnson (1994) dalam Trianto (2010:57) menyatakan bahwa tujuan pokok pembelajaran kooperatif adalah memaksimalkan belajar siswa untuk meningkatkan prestasi akademik dan pemahaman baik

secara individu maupun kelompok”. Melengkapi pendapat dari Johnson &

Johnson serta Trianto, Rusman (2011:210) berpendapat bahwa tujuan pembelajaran kooperatif adalah “untuk mengajarkan kepada siswa keterampilan bekerja sama dan kolaborasi”. Menurut Suprijono (2009:59) tujuan pembelajaran kooperatif adalah “membentuk suatu kelompok menjadi pribadi yang kuat”.

Dari ketiga pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan pembelajaran kooperatif adalah untuk meningkatkan keterampilan kepada siswa meliputi keterampilan akademik maupun keterampilan sosial (bekerjasama) menggunakan pembelajaran dalam kelompok.

2.1.5. Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw II

Lie dalam Rusman (2011:218) pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw II merupakan model belajar kooperatif dengan cara siswa belajar dalam kelompok kecil yang terdiri dari empat sampai enam orang dengan kelompok yang heterogen dan siswa bekerja sama saling ketergantungan positif dan bertanggung jawab secara mandiri. Sedikit berbeda dari


(42)

pendapat Lie, Trianto (2010:75) menyatakan tipe Jigsaw II dikembangkan oleh Slavin. Pada tipe II ini siswa memperoleh kesempatan belajar secara keseluruhan konsep sebelum ia belajar spesialisasinya untuk menjadi ahli. Hal ini untuk memperoleh gambaran menyeluruh dari konsep yang akan dibicarakan. Melengkapi pendapat Trianto, Egen. P dan Kauchak. D (2012:137) menjelaskan Jigsaw II “merupakan strategi pembelajaran di mana siswa individu menjadi pakar tentang sub bagian satu topik dan mengajarkan sub-bagian itu kepada orang lain”.

Berdasarkan ketiga pendapat di atas dapat dijelaskan bahwa pada tipe Jigsaw II siswa diberikan kesempatan belajar secara keseluruhan konsep sebelum ia belajar spesialisasinya untuk menjadi ahli. Hal ini bertujuan agar siswa dapat mengetahui keseluruhan materi yang akan dipelajarinya. Jadi setidaknya siswa sudah mengetahui garis besar materi yang dipelajari dalam kelompok. Setelah itu baru siswa akan mendalami bagian yang akan menjadi spesialisnya untuk dijelaskan kepada anggota kelompok asal.

Pada Jigsaw II diadakan penilaian secara kelompok tidak hanya penilaian secara individu seperti yang dilakukan pada Jigsaw I. Menurut Slavin (2005:14) menjelaskan bahwa di akhir Jigsaw II akan diadakan kuis atau penilaian yang lain, skor dari kuis ini akan digunakan untuk penghitungan skor kemajuan siswa. Skor kemajuan dari setiap siswa akan dikontribusikan kepada kelompok yang nantinya digunakan untuk menentukan (pengakuan kelompok) tim baik, tim sangat baik, dan tim


(43)

super. Berikut ini adalah acuan untuk menghitung skor kemajuan menurut Slavin (2005:159):

Tabel 1. Skor kemajuan

Skor Kuis Poin Kemajuan

Lebih dari 10 poin dibawah skor awal 5

10-1 poin dibawah skor awal 10

Sampai 10 poin di atas skor awal 20

Lebih dari 10 poin di atas skor awal 30

Kertas jawaban sempurna (terlepas dari skor awal) 30

Skor kemajuan setiap siswa dalam kelompok dijumlah dan dicari rata-ratanya. Berdasarkan rata-rata tersebut dapat diketahui skor kemajuan kelompok yang dapat digunakan untuk memberikan penghargaan pada setiap kelompok. Berikut ini adalah kriteria penghargaan kelompok menurut Rusman (2011:216):

Tabel 2. Kriteria penghargaan kelompok Kriteria (Rata-rata Tim) Penghargaan

0≤N≤5 -

6≤N≤15 Tim baik (Good Team)

16≤N≤20 Tim sangat baik (Great Team)

21≤N≤30 Tim super (Super Team)

Menurut Slavin (2005:160) kriteria untuk menentukan penghargaan kelompok bukanlah kriteria yang bersifat tetap, kita diperbolehkan untuk mengubah kriteria di atas. Pada penelitian ini peneliti memilih menggunakan kriteria penghargaan kelompok menurut Rusman.

2.1.5.1.Langkah-langkah Pembelajaran dengan Jigsaw II

Slavin, dalam Trianto (2010:75) memaparkan langkah-langkah untuk merencanakan kegiatan Jigsaw II, terdiri dari 6 langkah: orientasi,


(44)

pengelompokan, pembentukan dan pembinaan kelompok ahli, diskusi kelompok ahli di dalam grup asal, tes dan pengakuan kelompok.

Langkah pertama adalah orientasi. Dalam langkah ini siswa diperkenalkan mengenai bagaimana proses pembelajaran akan dilaksanakan selain itu pemberian kesempatan kepada siswa untuk belajar secara keseluruhan konsep (scan read) juga dilaksanakan pada langkah ini. Langkah yang kedua adalah pengelompokan, pengelompokan yang dimaksud adalah dengan membuat kelompok kecil terdiri dari 4-6 siswa setiap kelompok (kelompok asal). Kemudian dalam kelompok ini dilakukan pembagian materi yang jelas kepada setiap anggotanya.

Langkah ketiga dan keempat adalah pembentukan dan pembinaan kelompok ahli, siswa dari seluruh kelompok yang memperoleh materi yang sama dikumpulkan dan dibuat kelompok baru yang bernama kelompok ahli. Di dalam kelompok tersebut siswa yang memperoleh materi yang sama akan berdiskusi dan mendalami materi yang mereka peroleh.

Langkah kelima adalah diskusi kelompok ahli di dalam kelompok asal, kegiatan ini dilakukan agar seluruh siswa dalam kelompok asal memperoleh satu kesatuan materi secara utuh yang akan mereka dapatkan dari para ahli dalam kelompok tersebut. Hal tersebut dilakukan dengan cara presentasi atau setiap ahli menjelaskan materi yang mereka dapatkan di kelompok asal secara bergantian.


(45)

Langkah keenam adalah tes dan pengakuan kelompok, kegiatan ini dilakukan untuk mengukur sejauh mana pemahaman siswa dan sejauh mana keberhasilan proses pembelajaran tersebut.

2.1.5.2.Langkah-langkah Membuat Materi Jigsaw II

Slavin (2005:238) memaparkan langkah-langkah untuk membuat materi Jigsaw II sebagai berikut:

1) Pilihlah satu atau dua bab cerita yang mencakup materi untuk dua atau tiga hari. Jika materi tersebut akan dibaca siswa di kelas, materi yang dipilih harus tidak lebih dari 30 menit untuk dibaca.

2) Buatlah satu lembar ahli untuk tiap unit. Lembar ini sebagai petunjuk kepada siswa pada bagian mana siswa tersebut harus berkonsentrasi dalam membaca.

3) Buatlah kuis, tes berupa esai atau yang lainya untuk setiap unit. Isi kuis tersebut harus berisi minimal dua kali jumlah topik atau kelipatan topik tersebut agar jumlah soal seimbang disetiap topiknya. Misalnya membagi topik menjadi lima maka jumlah soal kuis adalah sepuluh, lima belas, dua puluh dan seterusnya.

4) Menggunakan skema diskusi, misalnya pada pembentukan kelompok heterogen pada kelompok asal dan pembagian kelompok ahli. Dalam pembagian kelompok ahli kita dapat menentukan secara acak dalam tiap kelompok atau dengan menentukan siswa mana yang akan masuk kelompok ahli mana.


(46)

2.1.5.3.Perbedaan Pembelajaran tipe Jigsaw II dengan pembelajaran tipe Jigsaw I

Jigsaw II dan Jigsaw I sebenarnya sama karena Jigsaw II merupakan sebuah adaptasi dari teknik Jigsaw I, namun ada beberapa aspek yang membedakannya. Trianto (2010:75) menjelaskan bahwa pada jigsaw II siswa diberi kesempatan untuk mempelajari konsep secara keseluruhan sebelum ia mempelajari apa yang akan menjadi keahliannya.

Hal yang membedakan antara Jigsaw II dan Jigsaw I adalah pada Jigsaw II diawali dengan memberi kesempatan kepada siswa untuk mempelajari konsep secara keseluruhan sehingga siswa sudah mengetahui keseluruhan materi yang akan dipelajari. Kegiatan ini bisa dilakukan dengan cara guru memberikan penjelasan garis besar materi yang akan dipelajari. Kemudian baru dilanjutkan dengan mempelajari sub bab materi yang akan di dalami pada kelompok ahli. Siswa yang sudah mengetahui garis besar materi maka akan lebih mudah dalam memahami dan menyatukan potongan bab materi yang akan mereka dapatkan saat berdiskusi dalam kelompok asal. Dalam Jigsaw I, siswa akan mendapatkan keseluruhan materi dari penjelasan dari teman kelompok asal. Hal ini sangat mengkhawatiran karena bisa saja siswa tersebut belum memahami materi dengan baik. Oleh karena itu pada Jigsaw II hal ini diatasi dengan cara siswa diberikan kesempatan untuk mendalami konsep secara keseluruhan.


(47)

Selain itu pada Jigsaw II terdapat kompetisi untuk memperoleh pengakuan kelompok. Slavin dalam Huda (2012:118) menjelaskan bahwa pada Jigswa II setiap kelompok “berkompetisi” untuk memperoleh penghargaan kelompok (group reward). Hal ini juga yang membedakan Jigsaw II dan Jigsaw I karena pada Jigsaw I siswa hanya berkompetisi untuk memperoleh nilai individu. Perbedaan Jigsaw II dan Jigsaw I dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 3. Perbedaan model kooperatif tipe Jigsaw II dan Jigsaw I No. Perbedaan Model Kooperatif

Tipe Jigsaw II Tipe Jigsaw I 1. Diawali dengan memberikan

kesempatan siswa untuk mempelajari konsep secara keseluruhan sebelum mendalami materi ahli.

Diawali dengan pembagian materi ahli kepada masing-masing siswa .

2. Berkompetisi untuk memperoleh penghargaan kelompok (group reward).

Berkompetisi untuk memperoleh nilai individu.

2.1.6. Hakikat Pendidikan Kewarganegaraan (PKn)

Dalam KTSP (2007:64) diterangkan bahwa mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan,

“merupakan mata pelajaran yang memfokuskan pada pembentukan warga negara yang memahami dan mampu melaksanakan hak-hak dan kewajibannya untuk menjadi warganegara indonesia yang cerdas, terampil, dan berkarakter yang diamanatkan oleh pancasila dan UUD 1945”.

Pendidikan kewarganegaraan fokus dalam membentuk warga negara cerdas, terampil dan berkarakter sehingga dengan demikian akan tercipta warganegara yang berkualitas dalam hal kecerdasan dan memiliki


(48)

keterampilan yang dapat digunakan untuk melaksanakan kewajiban sebagai warga negara. Selain tercipta warga negara yang cerdas dan terampil namun juga memiliki karakter yang kuat serta cinta tanah air. 2.1.6.1.Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan (PKn)

Di dalam KTSP (2007:64) juga dipaparkan tujuan dari pendidian kewarganegaraan yaitu: menciptakan siswa yang berpikir kritis dan rasional, berpartisipasi aktif dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, berkembang secara positif dan demokratis dan mampu berinteraksi dengan negara-negara lain. Sehubungan dengan berpartisipasi aktif dalam berkehidupan berbangsa dan bernegara diharapkan dengan pendidikan kewarganegaraan dapat menciptakan warga negara yang mempunyai kepedulian dan bela rasa yang tinggi terhadap negara Indonesia.

Sependapat dengan KTSP, Ismail, dkk (2009:4) menjelaskan bahwa “pendidikan kewarganegaraan dimaksudkan untuk membentuk peserta didik menjadi manusia yang memiliki rasa kebangsaan dan cinta

tanah air”. Dari kedua penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa

pendidikan PKn bertujuan untuk menciptakan warganegara yang cinta tanah air, memiliki bela rasa yang tinggi terhadap negara dan mau berpartisipasi aktif dalam kehidupan bernegara.

2.1.6.2.Ruang Lingkup Pendidikan Kewarganegaraan

Ruang lingkup pendidikan kewarganegaraan meliputi aspek-aspek sebagai berikut (KTSP, 2007:64):


(49)

b) Norma, hukum dan peraturan. c) Hak asasi manusia.

d) Kebutuhan warganegara. e) Konstitusi negara. f) Kekuasaan dan politik. g) Pancasila.

Ruang lingkup SK 4. Menghargai keputusan bersama dengan KD 4.1 Mengenal bentuk-bentuk keputusan bersama mencangkup aspek-aspek sebagai berikut; 1) kesatuan dan persatuan bangsa, 2) norma, hukum dan peraturan, dan 3) Pancasila.

2.1.7. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw II pada Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan

Salah satu hasil belajar mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan yang tercantum dalam KTSP (2007:14) adalah “penguasaan konsep dan nilai-nilai”. Selain itu pendidikan kewarganegaraan juga termasuk salah satu dari lingkup ilmu sosial.

Menurut Slavin (2005:237), Jigsaw II sangat sesuai untuk mata pelajaran ilmu sosial, literatur dan sebagian ilmu pengetahuan alam dan bidang-bidang lain yang tujuan pembelajaran lebih kepada penguasaan konsep.

Dari kedua pendapat di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa Jigsaw II cocok untuk diterapkan pada mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan karena hasil belajar pendidikan kewarganegaraan adalah


(50)

penguasaan konsep dan nilai-nilai sesuai dengan tujuan dari penerapan pembelajaran Jigsaw II yang juga tujuan pembelajaran lebih kepada penguasaan konsep. Selain itu pendidikan kewarganegaraan juga dapat digolongkan ke dalam lingkup ilmu sosial. Jigsaw II cocok diterapkan pada KD 4.1 Mengenal bentuk-bentuk keputusan bersama karena pada KD tersebut tujuan pembelajarannya lebih kepada penguasaan konsep dan nilai-nilai. Materi KD 4.1 merupakan materi deskripsi yang cukup panjang sehingga akan lebih mudah dipelajari apabila dilakukan pembelajaran dengan Jigsaw II karena nantinya materi yang panjang tesebut akan di bagi-bagi menjadi sub bab materi sehingga akan mempermudah siswa dalam mempelajarinya.

2.2. Penelitian-penelitian yang Relevan

Hasil penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1) Ambarwati (2012) melakukan penelitian dengan judul “Peningkatan Minat dan Prestasi Belajar menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Materi Sistem Pemerintahan pada Siswa Kelas

IV SD Kanisius Totongan Semester 2 Tahun Pelajaran 2011/2012”.

Hasil penelitian menunjukkan terjadi peningkatan minat dan prestasi belajar siswa. Hal ini dibuktikan dari skor rerata minat siswa pada kondisi awal 9,91 mengalami peningkatan pada siklus I menjadi 11,84 dan meningkat pada siklus II menjadi 14,34. Untuk prestasi belajar pada kondisi awal terdapat 30,43% siswa yang mencapai KKM dengan


(51)

nilai rerata kelas 60,65. Pada siklus I meningkat menjadi 86,95% dengan rerata kelas 71,73 dan mengalami peningkatan di akhir siklus II menjadi 91,30% siswa yang mencapai KKM dengan nilai rerata kelas 73,56.

2) Isnandar (2012) melakukan penelitian dengan judul “Peningkatan Minat dan Prestasi Belajar menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Jigsaw Materi Perjuangan dalam Mempertahankan Kemerdekaan Indonesia pada Siswa Kelas VB SD Karitas Ngangklik Yogyakarta Tahun Pelajaran 2011/2012. Hasil penelitian menunjukkan terjadi peningkatan minat dan prestasi belajar siswa di setap siklusnya. Skor awal minat belajar siswa adalah 37,87 (minat belajar sedang) pada siklus I meningkat menjadi 64,42 (minat belajar sedang) dan pada siklus II menjadi 76,50 (minat belajar tinggi). Prestasi belajar siswa meningkat dari kondisi awal hanya 29,3% yang tuntas, meningkat pada siklus I menjadi 62,5% dan menjadi 83,3% pada akhir siklus II.

3) Nastiti (2012) melakukan penelitian dengan judul “Peningkatan Minat dan Prestasi Belajar melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Materi Koperasi pada Siswa Kelas IV SD Kanisius Wirobrajan Semester 2 Tahun Pelajaran 2011/2012”. Hasil penelitian menunjukkan terjadi peningkatan minat dan prestasi belajar siswa. Hal tersebut dibuktikan dari hasil pengamatan minat kondisi awal 7,8 (kriteria minat rendah) naik di siklus I menjadi 11,48 (kriteria minat cukup) dan di akhir siklus II menjadi 13,5 (kriteria minat tinggi).


(52)

Prestasi belajar juga mengalami peningkatan dari kondisi awal hanya 48,6% siswa yang mencapai KKM, meningkat pad siklus I menjadi 79,31% dan 86,20% pada siklus II.

4) Setyawati (2010) melakukan penelitian dengan judul “Peningkatan Prestasi Belajar IPA Siswa Kelas IV dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penelitian penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Kondisi awal siswa hanya 13 atau 50 % siswa yang tuntas, setelah dilakukan siklus I sebanyan 13 siswa atau 61,53 % siswa yang mencapai ketuntasan. Sedangkan pada siklus II 20 siswa atau 76,9 % siswa yang mencapai ketuntasan.

5) Sulianto, Joko dkk (2012) melakukan penelitian dengan judul

“Peningkatan Hasil Belajar Melalui Pembelajaran Kooperatif Tipe

Jigsaw dalam Materi Bilangan Bulat Kelas IV Semester II SD Negeri Sumberejo I Kecamatan Mranggen Kabupaten Demak Tahun Ajaran 2011/2012”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan prestasi belajar siswa dengan penerapan pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw kelas IV semester II SD Negeri Sumberejo I tahun ajaran 2011/2012. Hasil penelitian menunjukan pada siklus I nilai terendah 10 dan tertinggi 100 dengan rata-rata 56,67. Siswa yang mencapai KKM sebanyak 36,7% (11 siswa) siswa yang tidak mencapai KKM 63,3% (19 siswa). Pada siklus II nilai terendah 50 dan tertinggi 100 dengan rata-rata 70. Siswa yang mencapai KKM sebanyak 63,3% (11 siswa)


(53)

siswa yang tidak mencapai KKM 36,7% (19 siswa). Pada siklus III nilai terendah 60 dan tertinggi 100 dengan rata-rata 78,33. Siswa yang mencapai KKM sebanyak 90% (27 siswa) siswa yang tidak mencapai KKM 10% (3 siswa). Dari data tersebut disimpulkan bahwa melalui pembelajaran Jigsaw dapat meningkatkan hasil belajar dan siswa dapat terlibat aktif dalam pembelajaran.

6) Widhiawatie dan Taat (2012) melakukan penelitian dengan judul

“Penerapan Pembelajaran Kooperatif Teknik Jigsaw Untuk

Meningkatkan Minat Belajar Siswa Mata Pelajaran Ips Kelas VIII C

SMP N 2 Ngaglik”. Hasil yang diperoleh dari hasil angket siklus I

64,7%, siklus II 66,4% dan siklus III 67,6%. Hasil obserfasi siklus I 58,3%, siklus II 75% dan siklus III 83,3%. Dapat disimpulkan bahwa pembelajaran kooperatif teknik jigsaw dikolaborasikan dengan presentasi secara acak dan memberikan gambaran-gambaran permasalahan dapat meningkatkan minat belajar siswa pada mata pelajaran IPS.


(54)

Gambar 1. Literature map penelitian-penelitian sebelumnya 2.3. Kerangka Berpikir

Kompetensi Dasar (KD) “4.1. mengenal bentuk-bentuk keputusan bersama” kelas V merupakan materi yang cukup sulit selain dikarenakan materi yang cukup banyak. Apabila pembelajaran materi ini dilakukan dengan model konvensional akan mematikan minat siswa. Siswa akan bosan dalam mengikuti pembelajaran sehingga akan berdampak pada kesulitan siswa dalam memahami materi tersebut, hal ini dibuktikan dengan banyaknya siswa yang tidak dapat mencapai KKM yaitu sebanyak 74% dari 27 siswa yang tidak tuntas (20 siswa tidak tuntas). Nilai rerata pada kelas tersebut 63 masih dibawah nilai KKM yaitu 75. Oleh karena itu

Sulianto dkk. (2012) peningkatan hasil belajar, mata pelajaran Matematika, menggunakan tipe

Jigsaw. Widhiawatie dan Wulandari (2012)

peningkatan minat belajar, mata pelajaran IPS, menggunakan tipe

Jigsaw.

Nastiti (2012) peningkatan minat dan prestasi belajar, mata pelajaran PKn,

menggunakan tipe Jigsaw.

Setyawati (2010) peningkatan prestasi belajar, mata pelajaran IPA,

menggunakan tipe Jigsaw, Isnandar (2012) peningkatan minat

dan prestasi belajar, mata pelajaran IPS, menggunakan

tipe Jigsaw.

Ambarwati (2012) peningkatan minat dan prestasi belajar, mata pelajaran

PKn, menggunakan tipe Jigsaw.

Yang perlu ditelitipeningkatan minat dan prestasi belajar, mata pelajaran PKn,

menggunakan model kooperatif tipe Jigsaw II


(55)

seharusnya guru dapat lebih kreatif serta dapat menumbuhkan keaktivan siswa dalam belajar.

Pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw II akan menyajikan proses pembelajaran yang menyenangkan dan dapat menumbuhkan minat siswa dalam proses belajar mengajar, karena materi yang banyak tersebut nantinya akan dibagikan kepada seluruh siswa dalam satu kelompok kecil (part learning). Setelah siswa mendalami materi yang diperolehnya masing-masing nantinya akan dipresentasikan kedalam kelompok sehingga dalam kelompok tersebut akan menjadi satu kesatuan materi yang utuh. Hal ini diharapkan akan membuat suasana pembelajaran akan lebih menyenangkan karena siswa tidak hanya mendengarkan guru yang ceramah dan juga dapat melatih tanggung jawab siswa terhadap materi yang diperolehnya.

Peneliti memilih pembelajaran tipe Jigsaw II ini dikarenakan peneliti ingin mencoba memberikan solusi terhadap kegiatan pembelajaran. Dengan pembelajaran yang dapat menimbulkan minat siswa diharapkan siswa semakin termotivasi dalam belajar, sehingga prestasi belajar siswa pun akan meningkat. Dengan menerapkan pembelajaran tipe Jigsaw II pada pembelajaran PKn, diharapkan minat dan prestasi belajar siswa SD N Kledokan kelas V akan meningkat.

2.4. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan kerangka pikir itulah peneliti merumuskan hipotesis tindakan sebagai berikut:


(56)

1) Upaya peningkatan minat dan prestasi belajar PKn pada siswa kelas V SDN Kledokan semester genap Tahun Pelajaran 2012/2013 melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw II dilakukan dengan langkah-langkah: (1) Pengambilan data awal menggunakan nilai KD sebelumnya; (2) Siswa dijelaskan garis besar materi; (3) Pembagian kelompok asal dan kelompok ahli serta pembagian sub bab materi ahli; (4) Dilanjutkan dengan diskusi kelompok ahli; (5) Dilanjutkan dengan sharing di kelompok asal untuk mendapatkan keutuhan materi; (6) Presentasikan hasil diskusi di depan kelas (kelompok pleno); (7) Evaluasi di akhir pembelajaran; (8) Diberikan penghargaan kepada kelompok dengan berdasarkan peningkatan poin kemajuan kelompok.

2) Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw II dapat meningkatkan minat belajar PKn pada siswa kelas V SDN Kledokan semester genap Tahun Pelajaran 2012/2013.

3) Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw II dapat meningkatkan prestasi belajar PKn pada siswa kelas V SDN Kledokan semester genap Tahun Pelajaran 2012/2013.


(57)

39

BAB III

METODE PENELITIAN

Pada bagian ini peneliti memaparkan tentang Jenis Penelitian, Setting Penelitian, Rencana Penelitian, Instrumen Penelitian, Validitas dan Reliabilitas Instrumen, Tipe Pengumpulan Data, Tipe Analisis Data, Indikator Keberhasilan, dan Jadwal Penelitian.

3.1. Jenis Penelitian

Penelitia ini adalah jenis penelitian tindakan kelas (PTK). Menurut Kasbolah penelitian tindakan kelas merupakan penelitian praktis yang bertujuan untuk memperbaiki atau meningkatkan mutu pembelajaran di dalam kelas, Kasbolah (2001:8). Penelitian ini dilaksanakan di dalam kelas dengan memberikan tindakan yang bertujuan untuk memperoleh jawaban dari permasalahan yang diangkat dan diharapkan dapat meningkatkan mutu pembelajaran.

Menurut Kemmis dan dan MC Taggart dalam Kusumah dan Dwitagama (2009:21) menjelaskan bahwa penelitian pada hakekatnya berupa perangkat-perangkat dan untaian-untaian dengan satu perangkat terdiri dari empat komponen, yaitu: perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi. Keempat komponen yang beruntaian tersebut dipandang sebagai satu siklus.


(58)

Gambar 2. Langkah–langkah penelitian tindakan (Kemmis) 3.2. Setting Penelitian

3.2.1. Tempat penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Kledokan Jl. Garuni III, Kledokan, Caturtunggal, Depok, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. 3.2.2. Subjek penelitian

Subjek dari penelitian ini adalah seluruh siswa kelas V SD Negeri Kledokan Jl. Garuni III, Kledokan, Caturtunggal, Depok, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta pada tahun pelajaran 2012/2013 dengan jumlah siswa 33 yang terdiri dari 17 siswa laki-laki dan 16 siswa perempuan.

1. Perencanaan

3. Pengamatan

4. Refleksi 2. Pelaksanaan

5. Perencanaan

7. Pengamatan 8. Refleksi

Siklus I


(59)

3.2.3. Objek penelitian

Objek penelitian ini adalah minat dan prestasi belajar PKn siswa di kelas V SD Negeri Kledokan dengan menggunakan pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw II.

Adapun Standar Kompetensinya (SK) adalah “4. Menghargai keputusan bersama”, dengan Kompetensi Dasar (KD) “4.1 Mengenal bentuk-bentuk keputusan bersama”.

3.3. Rancangan Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas dan permasalahan yang dihadapi berasal dari dalam pembelajaran di dalam kelas. Dalam penelitian ini terdiri dari dua siklus sesuai pendapat Suyitno (2005:3) yang menyatakan bahwa dalam penelitian tindakan kelas perlu ada siklus kegiatan sekurang-kurangnya dua siklus, dimana pada setiap siklus kegiatan pembelajaran dimulai dari perencanaan, pelaksanaan, pemantauan atau pengamatan, dan refleksi.

Data penelitian yang diperoleh berupa hasil tes ulangan siswa tahun lalu yang menunjukkan hasilnya kurang dari Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yakni 75, dari 27 siswa terdapat 74 % (20 siswa) yang mendapatkan nilai dibawah KKM 75, dan terdapat 26 % (7 siswa) yang dinyatakan tuntas dalam materi tersebut, sehingga akan dilakukan tindakan agar prestasi siswa dapat meningkat.


(60)

3.3.1. Persiapan

Dalam tahap persiapan peneliti pertama-tama mengurus perijinan pelaksanaan penelitian kepada Ibu Sri Rahayu, S.Pd selaku kepala sekolah SD Negeri Kledokan.

Setelah proses perijinan selesai dan disetujui oleh kepala sekolah peneliti melakukan pengamatan pada siswa kelas V untuk memperoleh gambaran mengenai kegiatan pembelajaran serta karakteristik siswanya. Pengamatan ini dilakukan dengan mengamati kegiatan siswa saat mengikuti kegiatan belajar mengajar di dalam kelas. Kegiatan pengamatan ini dilakukan selama 2x35 menit pada mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan. Selain pengamatan terhadap siswa peneliti juga melakukan wawancara dengan guru mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan dan sebagian siswa kelas V SD Negeri Kledokan.

Setelah dilakukan pengamatan serta wawancara dengan guru mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan dan sebagian siswa kelas V SDN Kledokan diperoleh permasalahan rendahnya minat siswa saat mengikuti mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan materi keputusan bersama serta banyaknya siswa yang memperoleh nilai di bawah KKM.

Langkah selanjutnya yang dilakukan oleh peneliti adalah mengidentifikasi masalah yang diperoleh dan menetapkan alternatif pemecahannya. Pertama peneliti mengkaji Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar serta materi pokok dari KD tersebut.


(61)

Peneliti mulai menulis instrumen penelitian dengan merumuskan permasalahan yang akan diangkat. Setelah rumusan masalah selesai di rumuskan peneliti merumuskan hipotesis awal mengenai permasalahan tersebut. Untuk persiapan pelaksanaan proses pembelajaran peneliti menyusun Rencana pelaksanaan Pembelajaran (RPP) beserta seluruh lampirannya yakni ringkasan materi, lembar kerja siswa, kuesioner minat yang akan digunakan untuk mengukur tingkatan minat siswa, dan soal evaluasi untuk mengukur peningkatan prestasi siswa.

3.3.2. Pelaksanaa Tindakan Tiap Siklus 3.3.2.1.Siklus I

1) Perencanaan

Tahap perencanaan tindakan peneliti berdiskusi dengan guru kelas untuk persiapan mengajar di kelas meliputi prosedur pelaksanaan pembelajaran yang akan dilakukan agar dapat sesuai dengan RPP yang telah dibuat sebelumnya. Peneliti juga menyiapkan bahan ajar yang digunakan meliputi ringkasan materi, lembar kerja, dan soal evaluasi. Untuk memudahkan pembagian kelompok peneliti juga menyiapkan kartu nama untuk setiap siswa dan membuat nama untuk setiap kelompok. Peneliti juga mempersiapkan instrumen penelitian yang akan digunakan untuk memperoleh data meliputi kuesioner minat yang akan digunakan untuk mengukur tingkatan minat siswa, dan soal evaluasi untuk mengukur peningkatan prestasi siswa.


(1)

Foto-foto pembelajaran siklus II

Apersepsi Membahas garis besar materi

Sirkulasi ke dalam kelompok ahli Pembagian materi dan LKS

Diskusi kelompok ahli Diskusi kelompok asal

Mengumpulkan LKS Tanya jawab sebelum tes evaluasi


(2)

(3)

(4)

Lampiran 26. Biodata

Nama : Aji Hernawan

NIM : 091134134

Tempat, Tanggal Lahir : Magelang, 10 Agustus 1991

Alamat : Jambean Rt:02 Rw:11, Rambeanak, Mungkid, Magelang, 56553

E-mail : awan160@gmail.com

Riwayat Pendidikan :

 1997-2003 : Sekolah Dasar MI Rambeanak I

 2003-2006 : Sekolah Menengah Pertama Muhammadiyah 1 Borobudur

 2006-2009 : Sekolah Menengah Atas Muhammadiyah 1 Muntilan

 2009-2013 : Universitas Sanata Dharma Program Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Riwayat Organisasi :

Prestasi :

 Juara III Lomba Inovasi Teknologi Mahasiswa Bidang Pendidikan Tingkat DIY Tahun 2012


(5)

viii ABSTRAK

Aji Hernawan. 2013. Peningkatan Minat dan Prestasi Belajar PKn Siswa Kelas V SDN Kledokan dengan Penerapan Model Kooperatif Tipe Jigsaw II. Program Studi Pendidikan Guru Sekolah dasar, Jurusan Ilmu Pendidikan, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) Bagaimana upaya peningkatan minat dan prestasi belajar PKn pada siswa kelas V SDN Kledokan semester genap Tahun Pelajaran 2012/2013 melalui penerapan metode pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw II? (2) Apakah penerapan metode pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw II dapat meningkatkan minat belajar PKn pada siswa kelas V SDN Kledokan semester genap Tahun Pelajaran 2012/2013? (3) Apakah penerapan metode pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw II dapat meningkatkan prestasi belajar PKn pada siswa kelas V SDN Kledokan semester genap Tahun Pelajaran 2012/2013?

Penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas yang mengacu pada model siklus yang dikemukakan oleh Kemmis dan Taggart. Satu siklus terdiri dari empat langkah, yaitu: Perencanaan (plan), Tindakan (act), Pengamatan (observe), dan Refleksi (reflect). Penelitian telah dilaksanakan dalam dua siklus. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas V SD Negeri Kledokan semester genap tahun Pelajaran 2012/2013 dengan jumlah 33 siswa. Metode pengumpulan data menggunakan pengamatan, kuesioner, dan tes. Data selanjutnya diolah berdasarkan teknik analisis data yang ditetapkan secara deskriptif kualitatif dan kuantitatif.

Hasil penelitian menunjukan: (1) Upaya peningkatan minat belajar PKn siswa kelas V SDN Kledokan melalui penerapan metode kooperatif tipe Jigsaw II

dilakukan dengan langkah-langkah: (a) Pengumpulan data awal; (b) Siswa dijelaskan garis besar materi; (c) Pembagian kelompok asal dan kelompok ahli serta pembagian sub bab materi ahli; (d) Diskusi kelompok ahli; (e) Sharing di kelompok asal untuk mendapatkan keutuhan materi; (f) Presentasikan hasil diskusi di depan kelas (kelompok pleno); (g) Evaluasi di akhir pembelajaran; (h) Penghargaan kepada kelompok dengan berdasarkan peningkatan poin kemajuan kelompok. (2) Penerapan model kooperatif tipe Jigsaw II dapat meningkatkan minat belajar siswa kelas V SDN. Data menunjukan pada kondisi awal rata-rata minat siswa 60 (sedang), pada siklus I meningkat menjadi 74 (tinggi), pada siklus II meningkat menjadi 81 (tinggi). (3) Penerapan model kooperatif tipe

Jigsaw II dapat meningkatkan prestasi belajar siswa kelas V SDN Kledokan. Data menunjukan pada kondisi awal rata-rata prestasi siswa 60 dan siswa yang mencapai KKM 25,9%, pada siklus I meningkat menjadi 74 dan siswa yang mencapai KKM 46,8%. Pada siklus II juga meningkat menjadi 78 dan siswa yang mencapai KKM sebanyak 67,7%.


(6)

ix ABSTRACT

Aji Hernawan. 2013. Increasing Student’s Interest And Learning Achievement PKn In Grade V SDN Kledokan By Implementing Cooperative Model Type Jigsaw II. Teacher Education Program Elementary School, Department of Education, Faculty of Teacher Training and Education, University of Sanata Dharma.

This research aimed to know (1) How is the effort of raising the interest and the achievement of studying PKN to the students of grade five of SDN Kledokan in even semester of 2012/2013 period through cooperative learning of

Jigsaw II type? (2) Could the methode of cooperative learning of Jigsaw II type raise the interest in studying PKn to the students of grade five of SDN Kledokan in even semester of 2012/2013 period? Could the methode of cooperative learning of Jigsaw II type encourage the achievement of studying PKn to the students of grade five of SDN Kledokan in even semester of 2012/2013 period?

This research employed Classroom Action Research concerning with cycle model proposed by Kemmis and Taggart. A cycle consists of four steps: plan, act, observation, and reflection. The research had been done in two cycles. The subject of this research was the students of grade five of SDN Kledokan in even semester of 2012/2013 period, the number of which was 33 students. This research employed observation, questionnaires, and test to gain the data. The further data was analyzed based on the data analysis technique considered as qualitative descriptive and quantitative.

The results showed that: (1) The effort of raising the interest in studying PKn to the students of grade five of SDN Kledokan in even semester of 2012/2013 period through cooperative methode of JigsawII type was done by: (a) Initial of data collection; (b) Students described about the main point of the materials; (c) Dividing the students in early groups and skilled groups then division of sub-material experts; (d) Disscussion the skilled groups; (e) Shared the sub-materials to the early groups to obtain whole materials; (f) Present the results of the discussion in class; (g) Evaluation at the end of the lesson; (h) Appreciation to the group by increased points with group progress. (2) The application of cooperative methode of Jigsaw II could encourage the interest in studying to the students of grade five of SDN Kledokan. The data analysis showed that in early condition 60 (average), in the cycle one (high level), in the cycle two 81 (high level). (3) The application of cooperative learning namely Jigsaw II could increase the achievement of studying to the students of grade five of SDN Kledokan. The data analysis showed that in early condition, the average of the achievement was 60 and the students reaching the KKM were 25.9 %, while in the cycle one, the average of achievement increased into 74 and the students achieving KKM were 46.8%. The increase of the achievement also happenned in cycle two: the average of achievement was 78 and the students achieving KKM were 67.7%.

Keywords: Interest in studying, achievement of studying, cooperative of