Peningkatan minat dan prestasi belajar PKn melalui penerapan model kooperatif tipe JIGSAW II pada siswa kelas IVA SD Kanisius Ganjuran.

(1)

ABSTRAK

Widhi, Reno Nugrahaning. (2013).Peningkatan Minat dan Prestasi Belajar PKn Melalui Penerapan Model Kooperatif Tipe Jigsaw II pada Siswa Kelas IVA SD Kanisius Ganjuran.Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Universitas Sanata Dharma.

Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengetahui bagaimanakah penerapan model kooperatif tipe jigsaw II dalam upaya meningkatkan minat dan prestasi belajar siswa kelas IV A SD Kanisius Ganjuran (2) mengetahui apakah penerapan model kooperatif tipe jigsaw II dapat meningkatkan prestasi belajar siswa kelas IVA SD Kanisius Ganjuran (3) mengetahui apakah penerapan model kooperatif tipe jigsaw II dapat meningkatkan minat belajar siswa kelas IV A SD K Ganjuran.

Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas dengan siklus menurut Kurt Lewin yang terdiri dari 4 tahapan yaitu perencanaaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi.Penelitian diadakan pada bulan April hingga Mei 2013.Subyek penelitian ini adalah siswa kelas IVA yang berjumlah 22 siswa.Metode pengumpulan data menggunakan observasi, kuesioner, dan tes.Teknik pengumpulan data yang digunakan berupa tes, pengamatan, dan kuesioner.Data selanjutnya diolah berdasarkan teknik analisis data yang ditetapkan secara deskriptif kualitatif dan kuantitatif.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) Penerapan model kooperatif tipe

jigsawIIdalam upaya meningkatkan minat dan prestasi belajar belajar siswa kelas IVA SD Kanisius Ganjuran pada mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:(a) Orientasi umum, (b) Pengelompokan, (c) Diskusi, (d) Presentasi, (e) Tes, (f) Pengakuan kelompok.(2) Penerapan model kooperatif tipe jigsaw II pada siswa kelas IVA SD Kanisius Ganjuran pada mata pelajaran PKn dapat meningkatkan minat belajar. Hal tersebut terlihat dari nilai rata pada setiap siklus.Pada kondisi awal nilai rata-rata minat siswa 58.04.nilai rata-rata-rata-rata minat siswa pada siklus I yakni 66.48,sedangkan nilai rata-rata pada siklus II pada 77.70. (3) Penerapan model kooperatif tipe jigsaw II pada siswa kelas IVA SD Kanisius Ganjuran pada mata pelajaran PKn dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Peningkatan tersebut dilihat dari nilai rata-rata siswa pada kondisi awal yakni 63 dengan presentase jumlah siswa yang mencapai KKM sebesar 38,1%. Pada siklus I nilai rata-rata prestasi siswa 70.01 dengan persentase jumlah siswa yang mencapai KKM sebesar 68.18%, sedangkan pada siklus II nilai rata-rata prestasi siswa yakni 75.81 dengan persentase jumlah siswa yang mencapai KKM sebesar 81.82%.

Kata kunci: minat belajar, prestasi belajar, model kooperatif tipe jigsaw II, pendidikan kewarganegaraan


(2)

ABSTRACT

Widhi, Reno Nugrahaning. (2013). The Improvement of Citizen Interest and Achievement by Implementing of Cooperative Model Jigsaw Type II for IVA Grade of Kanisius Ganjuran.Elementary School Teacher Education Study Program, Sanata Dharma University.

This research aimed to (1) determine how the implementation effort cooperative model jigsaw type II to increase interest and achievement of IVA SD Kanisius Ganjuranelementary school (2) determine whether the application of cooperative learning modeljigsaw type II can improve student achievement grade IVA SD Kanisius Ganjuran (3) determine whether the application of cooperative learning model jigsaw type II could increase students interest in learning.

This research is a classroom action research model of Kurt Lewin which consists of 4 stages, those are planning, action, observation, and reflection. The research was conducted in April and May 2013. The subjects of research were 22 students of grade IVA. The data collection method used in this research were observation, questionnaires, and tests. The researcher employed some data collection techniques, such as tests, observations, and questionnaires. The data were then processed by the data analysis techniques set out in descriptive qualitative and quantitative.

The results showed that (1) the application of cooperative model jigsaw type II in an effort to increase interest and achievement IVA elementary grade student at Kanisius Ganjuran subjects Citizenship Education was carried out with action research. Steps in learning jigsaw type II were as follows: (a) general orientation, (b) Formation of a group, (c) discussion, (d) Presentation (e) Evaluation, (f) Recognition of the group. (2) The application of the type of jigsaw II cooperative model can increase student interest Kanisius Ganjuran elementary classroom IVA. It was seen from the average value in each cycle. At baseline value of 58.04 student interest. Average value of student interest in the first cycle was 66.48, while the average value of the second cycle was 77.70 (3) The implementation of cooperative model jigsaw type II in class IVA SD Kanisius Ganjuran on Civic education subjects could improve student achievement. The improvement was seen from the average of student achievement scores on the initial conditions of 63with student achievement percentage of students who achieve KKM was 38.1%,. In the first cycle, the average value was 70.01 with student achievement percentage of students who achieve KKM was 68.18%, while in the second cycle the average value of student achievement that is 75.81 with the percentage of students who achieved 81.82% KKM.

Keywords: students learning interest, academic achievement, cooperative model jigsaw type II, Citizenship Education.


(3)

i

PENINGKATAN MINAT DAN PRESTASI BELAJAR PKn MELALUI PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE JIGSAW II

PADA SISWA KELAS IVA SD KANISIUS GANJURAN SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh:

Disusun Oleh:

Reno Nugrahaning Widhi (091134069)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2013


(4)

(5)

(6)

HALAMAN PERSEMBAHAN

Dengan segenap hati yang paling dalam, karya ini kupersembahkan kepada:

 Tuhan Yesus Kristus yang selalu mempunyai rencana indah untuk setiap umat-NYA

 Kedua orang tuaku Bapak Rajiman Hadi dan Ibu Sukapti yang selalu memberikan semangat dan dukungan baik secara moral maupun material

 Sahabat-sahabatku: Maggie, Eka, Nana, Tyas, Shelly, dan Mb Yas yang selalu memberikan dukungan dan semangat yang luar biasa.


(7)

v MOTTO

Jangan takut untuk bermimpi

Jika kau menemukan rintangan, kau hanya perlu untuk melewati saja, maka rintangan itu akan berubah menjadi jembatan

Tak peduli jalan apa yang akan aku lalui, aku akan bertahan dan kalau aku ingin sukses pasti akan menemui banyak rintangan

Kritikan pedas memang menyakitkan dan bisa menurunkan semangat tapi lihatlah kritik itu untuk membangun diri kita agar menjadi lebik baik

Sembilan puluh persen dari semua orang yang gagal sebenarnya tidak kalah... mereka hanya menyerah (Paul J. Meyer)


(8)

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:

Nama : Reno Nugrahaning Widhi

Nomor Mahasiswa : 091134069

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan karya ilmiah saya kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma yang berjudul:

“PENINGKATAN MINAT DAN PRESTASI BELAJAR PKn MELALUI PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE JIGSAW II PADA SISWA

KELAS IVA SD KANISIUS GANJURAN”

Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasi di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun royalty kepada saya selama tetap mencantumkan nama penulis.

Demikian surat ini saya buat dengan sebenarnya,

Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal: 23 Agustus 2013 yang menyatakan


(9)

vii

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 23 Agustus 2013 Penulis


(10)

ABSTRAK

Widhi, Reno Nugrahaning. (2013).Peningkatan Minat dan Prestasi Belajar PKn Melalui Penerapan Model Kooperatif Tipe Jigsaw II pada Siswa Kelas IVA SD Kanisius Ganjuran.Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Universitas Sanata Dharma.

Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengetahui bagaimanakah penerapan model kooperatif tipe jigsaw II dalam upaya meningkatkan minat dan prestasi belajar siswa kelas IV A SD Kanisius Ganjuran (2) mengetahui apakah penerapan model kooperatif tipe jigsaw II dapat meningkatkan prestasi belajar siswa kelas IVA SD Kanisius Ganjuran (3) mengetahui apakah penerapan model kooperatif tipe jigsaw II dapat meningkatkan minat belajar siswa kelas IV A SD K Ganjuran.

Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas dengan siklus menurut Kurt Lewin yang terdiri dari 4 tahapan yaitu perencanaaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi.Penelitian diadakan pada bulan April hingga Mei 2013.Subyek penelitian ini adalah siswa kelas IVA yang berjumlah 22 siswa.Metode pengumpulan data menggunakan observasi, kuesioner, dan tes.Teknik pengumpulan data yang digunakan berupa tes, pengamatan, dan kuesioner.Data selanjutnya diolah berdasarkan teknik analisis data yang ditetapkan secara deskriptif kualitatif dan kuantitatif.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) Penerapan model kooperatif tipe

jigsawIIdalam upaya meningkatkan minat dan prestasi belajar belajar siswa kelas IVA SD Kanisius Ganjuran pada mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:(a) Orientasi umum, (b) Pengelompokan, (c) Diskusi, (d) Presentasi, (e) Tes, (f) Pengakuan kelompok.(2) Penerapan model kooperatif tipe jigsaw II pada siswa kelas IVA SD Kanisius Ganjuran pada mata pelajaran PKn dapat meningkatkan minat belajar. Hal tersebut terlihat dari nilai rata pada setiap siklus.Pada kondisi awal nilai rata-rata minat siswa 58.04.nilai rata-rata-rata-rata minat siswa pada siklus I yakni 66.48,sedangkan nilai rata-rata pada siklus II pada 77.70. (3) Penerapan model kooperatif tipe jigsaw II pada siswa kelas IVA SD Kanisius Ganjuran pada mata pelajaran PKn dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Peningkatan tersebut dilihat dari nilai rata-rata siswa pada kondisi awal yakni 63 dengan presentase jumlah siswa yang mencapai KKM sebesar 38,1%. Pada siklus I nilai rata-rata prestasi siswa 70.01 dengan persentase jumlah siswa yang mencapai KKM sebesar 68.18%, sedangkan pada siklus II nilai rata-rata prestasi siswa yakni 75.81 dengan persentase jumlah siswa yang mencapai KKM sebesar 81.82%.

Kata kunci: minat belajar, prestasi belajar, model kooperatif tipe jigsaw II, pendidikan kewarganegaraan


(11)

ix ABSTRACT

Widhi, Reno Nugrahaning. (2013). The Improvement of Citizen Interest and Achievement by Implementing of Cooperative Model Jigsaw Type II for IVA Grade of Kanisius Ganjuran.Elementary School Teacher Education Study Program, Sanata Dharma University.

This research aimed to (1) determine how the implementation effort cooperative model jigsaw type II to increase interest and achievement of IVA SD Kanisius Ganjuranelementary school (2) determine whether the application of cooperative learning modeljigsaw type II can improve student achievement grade IVA SD Kanisius Ganjuran (3) determine whether the application of cooperative learning model jigsaw type II could increase students interest in learning.

This research is a classroom action research model of Kurt Lewin which consists of 4 stages, those are planning, action, observation, and reflection. The research was conducted in April and May 2013. The subjects of research were 22 students of grade IVA. The data collection method used in this research were observation, questionnaires, and tests. The researcher employed some data collection techniques, such as tests, observations, and questionnaires. The data were then processed by the data analysis techniques set out in descriptive qualitative and quantitative.

The results showed that (1) the application of cooperative model jigsaw type II in an effort to increase interest and achievement IVA elementary grade student at Kanisius Ganjuran subjects Citizenship Education was carried out with action research. Steps in learning jigsaw type II were as follows: (a) general orientation, (b) Formation of a group, (c) discussion, (d) Presentation (e) Evaluation, (f) Recognition of the group. (2) The application of the type of jigsaw II cooperative model can increase student interest Kanisius Ganjuran elementary classroom IVA. It was seen from the average value in each cycle. At baseline value of 58.04 student interest. Average value of student interest in the first cycle was 66.48, while the average value of the second cycle was 77.70 (3) The implementation of cooperative model jigsaw type II in class IVA SD Kanisius Ganjuran on Civic education subjects could improve student achievement. The improvement was seen from the average of student achievement scores on the initial conditions of 63with student achievement percentage of students who achieve KKM was 38.1%,. In the first cycle, the average value was 70.01 with student achievement percentage of students who achieve KKM was 68.18%, while in the second cycle the average value of student achievement that is 75.81 with the percentage of students who achieved 81.82% KKM.

Keywords: students learning interest, academic achievement, cooperative model jigsaw type II, Citizenship Education.


(12)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus yang telah melimpahkan rahmat Nya sehingga skripsi yang berjudul “PENINGKATAN MINAT DAN PRESTASI BELAJAR PKn MELALUI PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE JIGSAW II PADA SISWA KELAS IVA SD KANISIUS GANJURAN” selesai sesuai waktu yang diharapkan. Skripsi ini disusun dalam rangka memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar sarjana pendidikan di Universitas Sanata Dharma, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan penulisan skripsi ini tidak lepas dari bimbingan, bantuan dari pihak lain. Oleh karena itu, penulis menyampaikan terima kasih kepada:

1. Bapak Rohandi, Ph.D., Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma yang memberikan ijin penelitian.

2. Romo G. Ari Nugrahanta, SJ., S.S., BST., MA., ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar.

3. Ibu Catur Rismiati, S.Pd., M.A., dosen pembimbing akademik PGSD kelas VIII C.

4. Bapak Drs. Y.B Adimassana, M.A., dosen pembimbing I, yang telah memberikan bimbingan, pengarahan, dan motivasi dalam penulisan skripsi ini.

5. Ibu Dra. Ignatia Esti Sumarah, M.Hum., dosen pembimbing II yang telah memberikan bimbingan, pengarahan, dan motivasi dalam penulisan skripsi ini.

6. Bapak Galih Kusumo, S.Pd., M.Pd., dosen penguji, atas saran dan dukungannya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

7. Para dosen dan staf PGSD, atas bantuan dan saran yang telah diberikan. 8. Bapak HY. Budisantoso, S.Sos., kepala sekolah SD Kanisius Ganjuran yang


(13)

xi

9. Ibu Warsiah, A.Ma.Pd, guru kelas IVA SD Kanisius Ganjuran yang telah memberikan ijin, membimbing, dan mengarahkan dalam pelaksanaan penelitian.

10.Siswa-siswi kelas IVA SD Kanisius Ganjuran yang telah berpartisipasi dalam pelaksanaan penelitian.

11.Kedua orang tuaku yang telah memberikan dukungan dan semangat. 12.Sahabat-sahabatku: Tyas, Nana, Maggie, Shelly, Eka, Mbak Tyas, Laura,

Dian, Aji, dan There dan sahabat-sahabatku kelas C, atas bantuan, perhatian, motivasi yang telah diberikan.

13.Teman-teman satu bimbingan penelitian skripsi terima kasih atas dukungannya.

14.Teman-teman PPL: Maggie, Shelly, Tyas, dan Nana terimakasih atas bantuannya.

15.Semua pihak yang telah membantu yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

Semoga karya penelitian ini dapat memberikan manfaat dan berguna bagi banyak pihak.

Yogyakarta, 23 Agustus 2013

Penulis


(14)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

MOTTO ... v

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ... vi

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vii

ABSTRAK ... viii

ABSTRACT ... ix

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR TABEL ... xv

DAFTAR GAMBAR ... xvii

DAFTAR BAGAN ... xviii

DAFTAR LAMPIRAN ... xix

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 3

1.3 Tujuan Penelitian ... 3

1.4 Manfaat Penelitian ... 4

1.5 Batasan Pengertian ... 4

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori ... 5

2.1.2 Minat Belajar ... 5

2.1.2.1 Pengertian Minat Belajar ... 5

2.1.2.2 Ciri-Ciri Siswa yang Berminat dalam Belajar ... 6

2.1.2.3 Cara Meningkatkan Minat ... 7

2.1.3 Prestasi Belajar ... 9

2.1.3.1 Pengertian Prestasi Belajar ... 9


(15)

xiii

2.1.3.3 Cara Meningkatkan Prestasi Belajar ... 11

2.1.4 Pembelajaran Kooperatif ... 12

2.1.4.1 Unsur Pembelajaran Kooperatif ... 13

2.1.4.2 Manfaat Pembelajaran Kooperatif ... 13

2.1.5 Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw II ... 14

2.1.5.1 Tipe-Tipe dalam Pembelajaran Kooperatif ... 15

2.1.5.2 Langkah-Langkah Pembelajaran Tipe Jigsaw II ... 17

2.1.5.3 Hal-Hal yang Perlu Diperhatikan dalam Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw II ... 18

2.1.3.4 Evaluasi Jigsaw II ... 18

2.1.5.3Kelebihan Jigsaw II dengan Jigsaw I ... 20

2.1.6 Pendidikan Kewarganegaraan ... 21

2.1.6.1 Pengertian Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) ... 21

2.1.6.2 Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) ... 22

2.2 Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan dengan Model Kooperatif Tipe Jigsaw II ... 23

2.3 Penelitian yang Relevan ... 24

2.4 Kerangka Berfikir ... 26

2.5 Hipotesis Tindakan ... 28

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian ... 29

3.2 Setting Penelitian ... 29

3.2.1 Lokasi Penelitian ... 29

3.2.2 Subyek Penelitian ... 29

3.2.3 Obyek Penelitian ... 29

3.2.3 Waktu Penelitian ... 29

3.3 Rencana Tindakan ... 31

3.3.1 Persiapan ... 31

3.3.2 Rencana Tindakan Setiap Siklus ... 32

3.3.2.1 Siklus I ... 32

3.3.2.1 Siklus II ... 35


(16)

3.4.1 Pengubah ... 37

3.4.2 Teknik Pengumpulan Data ... 38

3.4.2.1 Pengumpulan Data Minat ... 38

3.4.2.2 Pengumpulan Data Prestasi Belajar ... 39

3.4.3 Instrumen Penelitian ... 40

3.4.3.1 Instrumen Minat Belajar ... 40

3.4.3.2 Instrumen Prestasi Belajar ... 42

3.5 Uji Validitas dan Realibilitas Instrumen ... 44

3.5.1 Validitas ... 44

3.5.2 Realibilitas ... 48

3.6 Analisis Data ... 49

3.6.1 Analisis Minat Belajar Siswa ... 49

3.6.2 Penghitungan Skor Akhir Minat ... 51

3.6.3 Analisis Prestasi Belajar Siswa ... 51

3.7 Indikator Keberhasilan ... 54

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian ... 55

4.1.1 Pra Siklus ... 55

4.1.2 Siklus I ... 58

4.1.3 Siklus II ... 68

4.2 Pembahasan ... 79

BAB V 5.1 Kesimpulan ... 90

5.2 Saran ... 81

DAFTAR PUSTAKA ... 92


(17)

xv

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Pedoman Poin Kemajuan Siswa Jigsaw II ... 19

Tabel 2 Contoh Format Penyekoran Kuis ... 20

Tabel 3 Kualifikasi Penskoran Tim ... 20

Tabel 4 Jadwal Penelitian ... 30

Tabel 5 Pengumpulan Data dan Instrumen ... 38

Tabel 6 Instrumen Lembar Pengamatan Minat ... 40

Tabel 7 Kisi-Kisi Kuesioner Minat Belajar ... 42

Tabel 8 Pengukuran Skala Likert ... 42

Tabel 9 Kisi-kisi Soal Evaluasi Sebelum Siklus I dan Siklus II ... 43

Tabel 10 Penskoran Soal Evaluasi Siklus I dan Siklus II ... 43

Tabel 11 Indikator Afektif ... 44

Tabel 12 Indikator Psikomotorik ... 44

Tabel 13 Validasi Perangkat Pembelajaran ... 45

Tabel 14 Kriteria Penilaian Validasi Perangkat Pembelajaran ... 45

Tabel 15 Uji Validitas Soal Siklus I ... 46

Tabel 16 Uji Validitas Soal Siklus II ... 47

Tabel 17 Kriteria Koefisien Reliablitas ... 48

Tabel 18 Hasil Reliabilitas Soal Siklus I ... 48

Tabel 19 Hasil Reliabilitas Soal Siklus II ... 48

Tabel 20 Penskoran Minat Siswa ... 51

Tabel 21 Indikator Afektif ... 52

Tabel 22 Indikator Psikomotorik ... 53

Tabel 23 Indikator Keberhasilan Tiap Siklus ... 54

Tabel 24 Hasil Pengamatan dan Kuesioner Minat Kondisi Awal ... 56

Tabel 25 Data Kondisi Awal Minat Siswa ... 56

Tabel 26 Kondisi Awal Prestasi Belajar Siswa ... 57

Tabel 27 Siklus I Pengamatan dan Kuesioner Minat Belajar ... 64

Tabel 28 Data Minat Siswa Siklus I ... 65

Tabel 29 Prestasi Belajar Siswa Siklus I ... 66


(18)

Tabel 31 Data Minat Siswa Siklus II ... 76

Tabel 32 Prestasi Belajar Siswa Siklus II ... 77

Tabel 33 Ringkasan Peningkatan Minat dan Prestasi Belajar ... 80

Tabel 34 Minat Siswa ... 80

Tabel 35 Data Prestasi Belajar Siswa Kelas IVA ... 85

Tabel 36 Capaian Minat dan Prestasi Belajar, Kondisi Awal, Siklus II, dan Siklus II ... 88


(19)

xvii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Siklus Penelitian ... 31

Gambar 2 Diagram Data Kodisi Awal Minat Belajar ... 57

Gambar 3 Diagram Data Siklus I Minat Belajar ... 65

Gambar 4 Diagram Data Siklus II Minat Belajar ... 77

Gambar 5 Peningkatan Minat Belajar Siswa ... 84

Gambar 6 Peningkatan Nilai Rata-rata Kelas ... 87


(20)

DAFTAR BAGAN


(21)

xix

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Silabus ... 97

Lampiran 2. RPP Siklus I ... 101

Lampiran 3. RPP Siklus II ... 106

Lampiran 4. Materi Ajar Siklus I ... 111

Lampiran 5. Materi Ajar Siklus II ... 119

Lampiran 6. LKS Siklus I ... 124

Lampiran 7. LKS Siklus II ... 128

Lampiran 8. Hasil Mengerjakan LKS Siklus I ... 131

Lampiran 9. Hasil Mengerjakan LKS Siklus II... 134

Lampiran 10. Soal Evaluasi Siklus I ... 137

Lampiran 11. Soal Evaluasi Siklus II ... 140

Lampiran 12. Kunci Jawaban Soal Evaluasi Siklus I dan II ... 144

Lampiran 13. Hasil Mengerjakan Soal Evaluasi Siklus I ... 145

Lampiran 14. Hasil Mengerjakan Soal Evaluasi Siklus II ... 147

Lampiran 15. Uji Validitas Soal Evaluasi Siklus I ... 149

Lampiran 16. Uji Validitas Soal Evaluasi Siklus II ... 151

Lampiran 17. Hasil Penghitungan Validasi Soal Siklus I ... 153

Lampiran 18. Hasil Penghitungan Validasi Soal Siklus II ... 155

Lampiran 19. Penghitungan (IK) Soal Evaluasi Siklus I dan II ... 159

Lampiran 20. Rangkuman Observasi Minat Siswa Kondisi Awal ... 161

Lampiran 21. Rangkuman Observasi Minat Siswa Siklus I ... 163

Lampiran 22. Rangkuman Observasi Minat Siswa II ... 165

Lampiran 23. Lembar Kuesioner Minat ... 167

Lampiran 24. Hasil Kuesioner Siklus I... 169

Lampiran 25. Hasil Kuesioner Siklus II ... 171

Lampiran 26. Lembar Validasi Desain Pembelajaran ... 173

Lampiran 27. Hasil Validasi Desain Pembelajaran ... 178

Lampiran 28. Lembar Skor Jigsaw IISiklus I ... 182

Lampiran 29. Lembar Skor Jigsaw II Siklus II ... 184


(22)

Lampiran 31. Dokumentasi Penelitian ... 187 Lampiran 32. Surat Ijin Melakukan Penelitian ... 191 Lampiran 33. Surat Ijin Telah Melakukan Penelitian ... 192


(23)

BAB I PENDAHULUAN

Dalam bab ini membahas tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, dan manfaat penelitian, dan batasan pengertian.

1.1 Latar Belakang

Pendidikan kewarganegaraan merupakan salah satu mata pelajaran di sekolah dasar.Mata pelajaran ini menfokuskan pada pembentukan warga negara yang mampu melaksanakan hak-hak dan kewajiban serta menjadikan warga negara yang cerdas, terampil, dan berkarakter.Disamping itu, pelajaran pendidikan kewarganegaraan membantu siswa dalam menumbuhkan rasa cinta tanah air dan rasa kebanggaan menjadi warga negara Indonesia serta membantu siswa dalam memahami hak dan kewajiban sebagai warga negara.Selama ini, pendidikan kewarganegaraan dianggap pelajaran yang cukup sulit.Pernyataan tersebut diungkapkan oleh siswa.Siswa beranggapan bahwa pembelajaran pendidikan kewarganegaraan terlalu banyak hafalan yang akan berdampak pada siswa. Siswa merasa kurang tertarik dan merasa bosan terhadap mata pelajaran PKn, sehingga akan berdampak pada pencapaian prestasi belajar.

Berdasarkan pengamatan dan wawancara yang dilakukan peneliti diperoleh hasil bahwa minat siswa kurang dalam mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan. Hal tersebut terlihat dari hasil pengamatan yang dilakukan di SD Kanisius Ganjuran kelas IVA.Ketika pembelajaran berlangsung siswa cenderung berbicara dengan teman sebangkunya, bermain-main dengan alat tulis bahkan ada siswa yang mengantuk.Peneliti selanjutnya melakukan


(24)

wawancara dengan guru mata pelajaran. Guru mengungkapkan ketika pembelajaran pendidikan kewarganegaraan di kelas,guru mengalami kesulitan untuk mengatur siswa terutama siswa yang mengobrol dengan teman sebangkunya atau siswa yang menganggu temannya. Selanjutnya peneliti melakukan pengamatan hasil perolehan nilai ulangan harian siswa kelas IVA tahun 2011/2012 pada KD “Mengidentifikasi jenis budaya Indonesia yang pernah ditampilkan dalam misi kebudayaan internasional” menunjukkan bahwa nilai rata-rata prestasi belajar belum memenuhi KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) yang ditentukan oleh sekolah yaitu 68. Dari 21 siswa terdapat 13 atau 61.9% belum memenuhi kriteria ketuntasan sedangkan 8 siswa atau 38.1% sudah memenuhi kriteria ketuntasan.

Berdasarkan permasalahan yangdikemukakan, maka perlu adanya perubahan dalam kegiatan belajar-mengajar.Perubahan tersebut guna meningkatkan minat dan prestasi belajar siswa di SD Kanisius Ganjuran.Perubahan tersebut dapat dilakukan dengan menerapkan pembelajaran yang inovatif.Pembelajaran inovatif dapat membantu siswa untuk aktif dan menciptakan suasana yang menyenangkan untuk belajar.Salah satu model pembelajaran inovatif yaitu model kooperatif tipe jigsaw II.Model kooperatif tipe jigsaw II merupakan salah satu model pembelajaran secara berkelompok. Diharapkan dengan penerapan model kooperatif tipe jigsaw II siswa akan bersemangat dalam belajar PKn dan dapat meningkatkan prestasi siswa.

Pembelajaran kooperatif tipe jigsaw II bentuk pembelajaran dengan cara siswa belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil secara kaloboratif,


(25)

3

setiap kelompok terdiri dari empat sampai enam orang dengan kemampuan yang heterogen (Rusman, 2001:102). Adanya kolaborasi dengan siswa lainnya diharapkan dapat mendorong minat siswa untuk berpartisipasi aktif dalam menuangkan gagasan atau ide-ide dalam kelompok.Peranan guru dalam penerapan model kooperatif tipe jigsaw II adalah sebagai pendamping.

Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian tindakan kelas dengan judul„Peningkatan Minat dan Prestasi Belajar PKn melalui Penerapan Model Kooperatif Tipe Jigsaw II pada Siswa Kelas IVA SD Kanisius Ganjuran‟.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka dirumuskan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana penerapan model kooperatif tipe jigsaw II untuk meningkatkan minat dan prestasi belajar PKn siswa kelas IVA SD Kanisius Ganjuran?

2. Apakah penerapan model kooperatif tipe jigsaw II dapat meningkatkan prestasi belajar PKn siswa kelas IVA SD Kanisius Ganjuran?

3. Apakah penerapan model kooperatif tipe jigsaw II dapat meningkatkan minat siswa kelas IVA SD Kanisius Ganjuran?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Mengetahui bagaimanakah penerapan model kooperatif tipe jigsaw II dalam upaya meningkatkan minat dan prestasi belajar siswa kelas IV A SD Kanisius Ganjuran.


(26)

2. Mengetahui apakah penerapan model kooperatif tipe jigsaw II dapat meningkatkan prestasi belajar siswa kelas IVA SD Kanisius Ganjuran. 3. Mengetahui apakah penerapan model kooperatif tipe jigsaw II dapat

meningkatkan minat belajar siswa kelas IV A SD K Ganjuran. 1.4 Manfaat Penelitian

1. Bagi Guru

 Dapat mengusai model kooperatif tipe jigsaw II.

 Mampu menggunakan model kooperatif tipe jigsaw II dalam pembelajaran.

2. Bagi Sekolah

Penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi sekolah untuk memotivasi guru dalam penerapan pembelajaran inovatif.

1.5 Batasan Pengertian

 Minat adalah kesenangan terhadap sesuatu tanpa ada paksaan dari orang lain.

 Prestasi adalah hasil yang telah dicapai oleh siswa dalam suatu mata pelajaran yang telah ditempuh selama proses pembelajaran.

 Pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran yang dilakukan secara berkelompok.

Jigsaw II adalah salah satu model pembelajaran kooperatif dimana siswa dibagi dalam kelompok asal dan ahli.


(27)

5 BAB II

KAJIAN PUSTAKA

Dalam bab II ini akan dibahas mengenai kajian teori, penelitian terdahulu, dan kerangka berpikir. Pada landasan teori ini juga dijelaskan mengenai variabel-variabel yang sesuai dengan rumusan masalah, yaitu penjelasan mengenai minat belajar, prestasi belajar, model pembelajaran kooperatif, model pembelajaran kooperatif tipejigsaw II, dan Pendidikan Kewarganegaraan (PKn).

2.1 Kajian Teori 2.1.1 Minat belajar

2.1.2.1Pengertian Minat Belajar

Slameto (2010:180) menjelaskan minat adalah rasa ketertarikan atau suka pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh.Menurut Arikunto (103:1990) minat diartikan sebagai kecenderungan seseorang untuk memilih atau menolak sesuatu kegiatan.Sependapat dengan Arikanto, Syah (136:1995) menjelaskan minat adalah kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan besar terhadap sesuatu.Perasaan keingin tahuan yang besar mendorong seseorang untuk melakukan hal-hal yang menarik perhatian dan menolak sesuatu hal yang tidak menarik.

Berdasarkanuraian di atas disimpulkan bahwa minat adalah rasa kesukaan yang tumbuh dalam dari individu adanya perasaan senang untuk melakukan suatu kegiataan yang menarik untukdirinya tanpa ada paksaan dari luar. Guru dapat membangkitkan minat siswa dengan cara memberikan informasi mengenaimanfaat materi pembelajarankepada siswa sehingga siswa memiliki minat untuk belajar.


(28)

2.1.2.2Ciri-Ciri Siswa Berminat dalam Belajar

Minat adalah rasa keinginan/ketertarikan yang kuat dari individu terhadap aktivitas/ kegiatan tertentu. Menurut Slameto (2010:180)

“Suatu minat dapat diekspresikan melalui suatu pernyataan yang menunjukkan bahwa siswa lebih menyukai suatu hal daripada hal lainnya,dapat pula dimanifestasikan melalui partisipasi dalam suatu aktifitas.Siswa yang memiliki minat terhadap subjek tertentu cenderung untuk memberikan perhatian yang lebih besar terhadap subjek tersebut”.

Siswa yang memiliki minat tertentu akan menunjukkan rasa senangnya. Menurut Isnandar (2012:14-15) ciri-ciri minat belajar, yaitu:

1) Ekspresi perasaan senang, meliputi: 1) siswa mampu mengikuti pelajaran dengan antusias; 2) siswa tidak mengeluh ketika diberikan tugas oleh guru; 3) siswa datang tepat waktu; 4) siswa secara mandiri menyiapkan peralatan pelajaran; 5) dan siswa siap mengikuti pelajaran dengan duduk dengan tenang untuk belajar.

2) Perhatian dalam mengikuti pelajaran, meliputi: 1) siswa aktif untuk bertanya dan aktif menjawab pertanyaan di saat pelajaran berlangsung; 2) siswa menyimak penjelasan guru dengan seksama; 3) siswa tidak melamun di dalam kelas; 4) dan siswa tidak mengobrol atau mengganggu teman lain ketika kegiatan belajar mengajar berlangsung.

3) Ketertarikan siswa pada materi, meliputi: 1) siswa giat membaca buku pelajaran; 2) siswa membaca materi pelajaran sebelum diajarkan oleh guru; 3) siswa membuat catatan pelajaran; 4) siswa berusaha dan serius menyelesaikan tugas yang diberikan guru.


(29)

7

4) Ketertarikan siswa pada metode guru, yang meliputi: 1) siswa menanyakan kesulitan yang dialami; 2) siswa menunjukkan sikap yang antusias dan memperhatikan langkah-langkah kegiatan pembelajaran dengan metode pembelajaran yang diajarkan guru. 5) Keterlibatan siswa dalam pembelajaran, yang meliputi: 1) siswa aktif

menyampaikan pendapat saat diskusi; 2) siswa bersedia membantu teman lain yang mengalami kesulitan; 3) siswa mampu bekerjasama dengan kelompok; 4) siswa berani mengerjakan tugas; 5) dan siswa mengajukan diri untuk menjawab pertanyaan secara spontan dari guru.

Berdasarkan penjelasan mengenai ciri-ciri minat di atas, peneliti menyimpulkan bahwa indikator minat yaitu 1) memiliki perasaan senang terhadap mata pelajaran, 2) perhatian dalam mengikuti pelajaran, 3) kemauan mengembangkan kompetensi, dan 4) keterlibatan siswa dalam pelajaran.

2.1.2.3Cara Meningkatkan Minat

Slameto (2010:180) menjelaskanbahwa cara yang efektif untuk membangkitkan minat siswa yaitu dengan menggunakan minat siswa yang sudah ada. Tanner dalam Slemeto (2010) menjelaskan bahwa guru harus dapat membentuk minat-minat baru pada siswa melalui pemberian informasi mengenai adanya hubungan antara materi yang akan dipelajari dengan materi yang telah dipelajari sebelumnya serta manfaat yang akan diperoleh siswa di masa depan. Guru harus dapat menciptakan minat


(30)

siswamelalui kegiatan/mata pelajaran tertentu. Sardiman (1986:95) menjelaskan beberapa cara untuk menciptakan minat yaitu:

1) Membangkitkan adanya suatu kebutuhan untuk belajar

2) Menghubungkan pengalamannya dengan persoalan atau masalah pada masa lampau

3) Memberi kesempatan pada siswa untuk berlomba mendapatkan hasil yang lebih baik

4) Menggunakan berbagai macam cara mengajar supaya siswa tidak merasa bosan

Menurut Winkel (1983:31)pembelajaran yang menyenangkan dapat menarik minat siswa untuk belajar.Tentunya untuk menciptakan suasana tersebut guru harus dapat membuat siswa merasa nyaman dan menyenangkan. Berikut cara-cara untuk menciptakan suasana yang menyenangkan:

1) Membina hubungan akrab dengan siswa, namun tidak bertingkah seperti anak remaja.

2) Menyajikan bahan pelajaran yang tidak terlalu sulit, namun tidak terlalu mudah.

3) Menggunakan alat-alat pelajaran yang menunjang proses belajar.

4) Bervariasi dalam cara mengajarnya, namun tidak berganti-ganti metode sehingga siswa menjadi binggung.

Berdasarkan pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa untuk meningkatkan minat siswa, seorang guru harus mampu untuk menciptakan


(31)

9

suasana belajar yang nyaman dan menyenangkan sehingga dapat menumbuhkan minat siswa terhadap mata pelajaran tertentu.

2.1.3 Prestasi Belajar

2.1.3.1 Pengertian Prestasi Belajar

Menurut Demaja (2004) prestasi merupakan gambaran tingkat penguasaan siswa terhadap sasaran belajar pada topik bahasan yang dipelajari. Menurut Winkel (1996:226) prestasi belajar merupakan bukti keberhasilan yang telah dicapai oleh seseorang. Jadi, prestasi belajar

merupakan hasil maksimum yang dicapai oleh seseorang setelah

melaksanakan usaha-usaha belajar.Berdasarkan penjelasan di atas, dapat

disimpulkan bahwa prestasi adalah hasil yang dicapai oleh individu dalam

penguasaan materi belajar.

Bloom dalam Mustaqim (36:2009), merumuskan sasaran pendidikan dengan sebutan “taxonomi of education objectif” dimana dalam kelompok dibedakan dalam tiga kelompok yaitu aspek kognitif, aspek afektif, dan aspek psikomotorik.

a) Aspek kognitif, berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari enam tipe yaitu tipehasil belajar pengetahuan, tipe belajar pengertian, aplikasi, tipe belajar analisis, tipe belajar sintesis, dan tipe belajar evaluasi.

b) Aspek afektif, berkenaan dengan sikap yang terdiri dari lima aspek yaitu menyimak, merespon, menghargai, mengorganisasi nilai, dan mewatak.


(32)

c) Aspek psikomotorik, berkenaan dengan hasil belajar keterampilan dan kemampuan bertindak yang terdiri dari empat aspek yaitu mengindra, kesiagaan diri, bertindak secara terpimpin, bertindak secara kompleks.

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar ditentukan oleh tiga aspek yaitu aspek kognitif, aspek afektif, dan aspek psikomotorik.Peneliti menentukan skor presatasi belajar berdasarkan skor perolehan dari tiga aspek tersebut.Nilai aspek kognitif diperoleh melalui evaluasi sedangkan nilai aspek afektif dan psikomotorik diperoleh melalui pengamatan.

2.1.3.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar

Syah (2006: 144) menjelaskan bahwa prestasi belajar siswa dipengaruhi oleh setidaknya tiga faktor yakni:

1) Faktor internal (faktor dari diri sendiri) faktor intern terdiri dari a) faktor jasmaniah yang meliputi kesehatan dan cacat tubuh, b) faktor psikologis yang meliputi tingkat intelegensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan dan kesiapan, dan c) faktor kelelahan.

2) Faktor eksternal (faktor dari luar individu) faktor ekstern terdiri dari a) faktor keluarga yaitu cara orang tua mendidik, relasi antara anggota keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, dan latar belakang kebudayaan b) faktor dari lingkungan sekolah yaitu metode mengajar guru, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin


(33)

11

sekolah, alat pelajaran, waktu sekolah, standar belajar diatas ukuran, keadaan gedung, metode belajar dan tugas rumah, c) faktor masyarakat yaitu kegiatan siswa dalam masyarakat, mass media, teman bergaul, dan bentuk kehidupan masyarakat.

3) Faktor pendekatan belajar (approach to learning),meliputi strategi dan metode yang digunakan untuk melakukan kegiatan pembelajaran.

2.1.3.3 Cara Meningkatkan Prestasi Belajar

Cara meningkatkan prestasi belajar menurut Mulyasa (2006:189-190) adalah sebagai berikut: 1) Belajar pada hakekatnya merupakan usaha sadar yang dilakukan individu untuk memenuhi kebutuhannya. 2) Kegiatan belajar yang dilakukan oleh siswa akan menghasilkan perubahan-perubahan dalam dirinya. 3) Belajar bukan diarahkan oleh suatu kekuatan refleksi, tetapi dilaksanakan untuk memenuhi kebutuhan. 4) Belajar dilakukan karena adanya kebutuhan, yang menimbulkan ketegangan dan mesti dipenuhi, sehingga mendorong individu untuk mempergunakan pikiran dalam memenuhi kebutuhan tersebut.

Cara untuk meningkatkan prestasi belajar dapat dilaksanakan dengan usaha-usaha sebagai berikut: 1) Siswa akan berhasil kalau berusaha semaksimal mungkin dengan cara belajar yang efisien sehingga mempertinggi prestasi (hasil) belajar. 2) Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam upaya peningkatan prestasi belajar, antara lain keadaan jasmani, keadaan sosial emosional, lingkungan, memulai pelajaran, membagi pekerjaan, kontrol, sikap yang optimistis, menggunakan waktu,


(34)

cara mempelajari buku, dan mempertinggi kecepatan membaca siswa. 3) untuk melancarkan belajar dan meningkatkan prestasi belajar dapat dibentuk dengan kelompok belajar, rajin membaca, mengerjakan tugas dengan segera dan menjaga keesehatan (Mulyasa, 2006:195).

2.1.4 Pembelajaran Kooperatif

Pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran yang berfokus pada penggunaan kelompok kecil untuk bekerjasama dalam memaksimalkan kondisi belajar untuk mencapai tujuan belajar (Sugiyanto, 2009:37).Setiap anggota bekerjasama untuk menemukan informasi-informasi mengenai

pertanyaan yang diajukan.Selajutnya,Suherman

(2003:260)mengungkapkan bahwa pembelajaran kooperatif mencakup siswa yang bekerja dalam kelompok kecil untuk menyelesaikan sebuah masalah, menyelesaikan suatu tugas tersebut untuk mencapai tujuan bersama lainnya.Senada dengan Sugiyanto dan Erman Suherman, PARKER dalam Huda (2012:29) mendefinisikan kelompok kecil kooperatif sebagai suasana pembelajaran dimana para siswa saling berinteraksi dalam kelompok-kelompok kecil untuk mengerjakan tugas akademik demi tercapainya tujuan bersama.

Berdasarkan penjabaran diatas, pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran yang mengkelompokkan siswa dalam kelompok-kelompok kecil.Siswa dalam kelompok saling bekerjasama untuk mencapai tujuan yaitu dapat menyelesaikan suatu permasalahan yang dihadapi.Keterlibatan antar anggota kelompok dapat mempengaruhi aktifitas dan keberhasilan kelompok tersebut.


(35)

13 2.1.4.1Unsur Pembelajaran Kooperatif

Dikutip dalam Suprijono (2009:58) Roger dan David Johnsonmengatakan bahwa tidak semua belajar kelompok bisa dianggap pembelajaran kooperatif untuk mencapai hasil yang maksimal, terdapat lima unsur dalam model pembelajaran kooperatif yang harus diterapkan. Lima unsur tersebut adalah:

a) Positive independence, adanya saling ketergantungan positif yakni anggota kelompok menyadari pentingnya kerjasama dalam pencapaian tujuan.

b) Face to face interaction, antar anggota berinteraksi dengan saling berhadapan secara langsung.

c) Individual accountability, setiap anggota kelompok harus belajar dan aktif memberikan kontribusi untuk mencapai keberhasilan kelompok.

d) Use of collaborative/social skill, menggunakan keterampilan bekerjasama dan bersosialisasi. Agar siswa mampu berkolaborasi dengan aggota kelompok.

e) Group processing artinya siswa perlu menilai bagaimana mereka bekerja secara efektif.

2.1.4.2Manfaat Pembelajaran Kooperatif

Manfaat pembelajaran kooperatif menurut Sadker dan Sadker dalam Huda (2012:66) yaitu:

a. Siswa yang diajari dengan model pembelajaran kooperatif akan memperoleh hasil pembelajaran yang lebih tinggi.


(36)

b. Siswayang berpartisipasi dalam pembelajaran kooperatif akan memiliki sikap harga-diri yang lebih tinggi dan motivasi yang lebih besar untuk belajar.

c. Siswa menjadi lebih peduli kepada temannya, dan akan terbangun rasa ketergantungan yang positif (interpedensi positif) untuk proses belajar mereka nanti.

d. Pembelajaran kooperatif meningkatkan rasa mau menerima teman yang memiliki latar belakang yang berbeda.

2.1.5 Pembelajaran Kooperatif TipeJigsaw II

Jigsaw pertama kali dikembangkan oleh Aronson (Huda, 2012:120).Menurut Kauchak dan Eggen (2012:137) jigsawII merupakan pembelajaran di mana siswa menjadi pakar tentang subbagian satu topik dan mengajarkan subbagian kepada anggota kelompok lainnya.Pembagian kelompok jigsaw dilakukan dengan melihat kemampuan siswa yang berbeda-beda serta latar belakang yang berbeda yang disatukan dalam suatu kelompok.JigsawII cocok untuk digunakan untuk semua kelas atau tingkatan (Anita Lee dalam Handayani, 2009:44).

Model kooperatif tipe jigsawII, siswa bekerja dalam kelompok yang heterogen.Siswa masuk dalam kelompok ahli, para siswa diberikan tugas untuk membaca materi atau unit yang berbeda-beda.Selesai membaca, setiap anggota darimasing-masing kelompok akan membentuk kelompok baru yang disebut kelompok ahli. Kelompok ahli membahas dan mempelajari secara khusus mengenai topik yang didapat, selesai mendiskusikan dalam kelompok ahli masing-masing angggota kembali


(37)

15

pada kelompok asal.Selanjutnya setiap anggota secara bergantian mengajarkan kepada teman-teman satu kelompok mengenai topik yang dibahas dalam kelompok ahli.Langkah selanjutnya yaitu setiap kelompok mempresentasikan hasil diskusi.Terakhir adalah, para siswa menerima penilaian yang mencakup seluruh topik yang telah dibahas. Penilaianjigsaw II dilakukan seperti STAD, dimana kelompok yang meraih nilai tertinggi akan memperoleh penghargaan.

2.1.5.1Tipe-Tipe dalam Pembelajaran Kooperatif

Menurut Slavin dalam Rismiati dan Susento (2007:228), ada lima tipe pembelajaran kooperatif diantaranya:

1. Student Teams Achievement Division (STAD)

TipeSTAD, siswa dibagi dalam kelompok yang heterogen yang terdiri dari empat sampai lima orang. Siswa dalam kelompok akan mengerjakan tugas dari guru. Selesai mengerjakan soal, guru memberikan kunci jawaban dan meminta siswa untuk memeriksa hasil pekerjaan kemudian guru mengadakan kuis.

2. Teams Games Tournament (TGT)

Tipe ini hampir sama dengan STAD, yang membedakan adalah dalam tipe TGT ini tidak ada kuis tetapi hasil belajar akan dievaluasi dengan menggunakan permainan akademik seperti cepat tepat. Skor

team secara keseluruhan akan ditentukan oleh prestasi kelompok. 3. Learning Together

Tipelearning together ini, guru menjelaskan materi pembelajaran.Setelah itu, siswa dibagi dalam kelompok heterogen


(38)

yang terdiri dari empat sampai enam orang untuk mengerjakan lembar kerja. Guru menilai hasil kerja kelompok, kemudian siswa mengerjakan kuis secara individual yang mana kuis tersebut akan dinilai oleh guru sebagai hasil kerja individu.

4. Group Investigation

Tipe group investigation, siswa dibagi dalam beberapa kelompok.Setiap kelompok mempelajari satu bagian materi pelajaran, kemudian menjelaskannya kepada seluruh siswa di kelas. Diharapkan untuk menerima tanggung jawab besar untuk menentukan apa yang dipelajari, mengorganisasikan kelompok mereka sendiri tentang bagaimana cara menguasai materi dan memutuskan bagaimana mengkomunikasikannya kepada seluruh siswa di kelas.

5. Jigsaw I

Dalam tipe ini, tiap kelompok terdiri dari lima atau enam orang. Setiap anggota kelompok diminta untuk mempelajari satu bagian materi pelajaran kemudian menjelaskannya kepada anggota kelompok yang lain, kemudian guru mengadakan kuis.

6. Jigsaw II

Pembelajaran dilaksanakan dengan cara berkelompok 4-5 siswa. Guru memberikan keseluruhan materi yang akan dipelajari dalam kelompok asal, kemudian setiap anggota kelompok diminta untuk mempelajari satu bagian materi pelajaran dan bergabung dalam kelompok ahli. Kegiatan selanjutnya adalah kembali ke kelompok


(39)

17

asal dan hasil diskusi disharingkan untuk bahan presentasi,kemudian guru mengadakan kuis/evaluasi.

2.1.5.2 Langkah-langkah Pembelajaran TipeJigsaw II

Langkah-langkah pembelajaran tipe jigsaw IImenurut Trianto (2010:238), yaitu:

a) Orientasi, guru menyampaikan tujuan pembelajaran serta memberikan penekanan mengenai manfaat penggunaan jigsaw II dalam proses pembelajaran. Selain itu, guru juga memberikan motivasi untuk meningkatkan rasa percaya diri, kritis, dan dapat bekerja dalam kelompok dengan baik.

b) Pengelompokan, guru membentuk kelompok berdasarkan tingkat kemampuan siswa. Guru membagi dalam 25% kelompok sangat baik, 25% kelompok baik, 25% kelompok sedang, dan 25% kelompok rendah.

c) Diskusi, kelompok yang telah dibentuk kemudian dipecah menjadi kelompok yang akan mempelajari sub materi. Selanjutnya kelompok ahli memulai untuk berdiskusi. Selesai berdiskusi siswa kelompok ahli kembali dalam grup semula atau kelompok asal. Selanjutnya anggota kelompok untuk mempresentasikan keahliannya atau hasil diskusi pada kelompok ahli kepada anggota kelompoknya secara bergiliran.

d) Presentasi, proses ini bertujuan untuk membantu siswa dalam memahami materi yang belum jelas karena ada anggota yang tidak hadir.


(40)

e) Tes (Penilaian), guru memberikan penilaian, berupa tes tulis untuk dikerjakan siswa yang memuat seluruh konsep atau materi yang didiskusikan. Pada tes ini, dikerjakan secara individu.

f) Pengakuan kelompok, penilaian didasarkan poinkemajuan individu, penilaian didasarkan pada seberapa jauh poin itu melampaui rata-rata poin sebelumnya bukan didasarkan pada skor akhir yang diperoleh siswa.

2.1.5.3 Hal-Hal yang Perlu Diperhatikan dalam Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw II

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pembelajaran kooperatif tipe

jigsaw II (Riyanto,2009:275-276) yaitu:

a. Menggunakan strategi tutor sebaya. Siswa saling mengajarkan kepada teman dalam kelompok.

b. Mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok asal dan kelompok ahli.

c. Dalam kelompok ahli siswa belajar secara kooperatif menuntaskan topik yang sama sampai mereka menjadi “ahli”. d. Dalam kelompok asal setiap siswa saling “mengajarkan” keahlian

mereka masing-masing. 2.1.5.4Evaluasi Jigsaw II

Terdapat beberapa langkah dalam melakukan penilaian jigsawII yaitu (Slavin, 2005:159-163):

a. Pengetesan


(41)

19

siswa untuk menjawab individual mengenai materi yang telah dipelajari.Siswa mengerjakan secara individu untuk melihat sejauh mana siswa telah mempelajari materi.

b. Skor Peningkatan/Kemajuan

Skor peningkatan ditentukan berdasarkan tingkat skala dimana skor tes siswa melebihi atau kurang dari skor dasar. Berikut langkah-langkah dalam menghitung skor individual:

1) Menetapkan skor dasar

Siswa diberikan skor dasar berdasarkan skor kuis yang telah dilakukan sebelumnya.

2) Menghitung skor kuis terkini

Setiap siswa memperoleh poin untuk kuis yang berkaitan dengan pelajaran terkini.

3) Menghitung skor peningkatan/kemajuan

Siswa akan memperoleh poin peningkatan yang besarnya ditentukan apakah skor kuis menyamai atau melampaui skor dasar mereka dengan menggunakan skala skor kuis sebagai berikut (Slavin, 2005:159):

Tabel 1. Pedoman Poin Kemajuan Siswa Jigsaw II

No. Skor Kuis Poin

Kemajuan

1. Lebih dari 10 poin di bawah skor awal 5 2. 10-1 poin di bawah skor awal 10 3. Skor akhir Sampai 10 poin di atas skor awal 20 4. Lebih dari 10 poin di atas skor awal 30 5. Kertas jawaban sempurna (terlepas dari skor


(42)

Sedangkan format lembar penyekoran kuis ditunjukkan sebagai berikut:

Contoh:

Tabel 2. Contoh Format Lembar Penyekoran Kuis

No. Siswa Skor Awal Skor Kuis Skor

Kemajuan

1. A 85 100 30

2. B 80 60 5

3. C 75 80 20

Dst.

c. Penghargaan Skor Tim

Kegiatan akhir dari suatu penilaian dan evaluasi sangat penting dilakukan dalam pembelajaran kooperatif yang berupa pemberian penghargaan. Pemberian penghargaan dilakukan berdasarkan nilai penskoran tim. Menurut Slavin (2009:160) terdapat tiga tingkatan penghargaan berdasarkan nilai rata-rata yang diperoleh kelompok, yaitu tim istimewa (super team), tim sangat baik (great team),

dantim baik (good team). Berikut kualifikasipenskoran tim: Tabel3.Kualifikasi Penskoran Tim

No. Rata-rata skor Kualifikasi

1. 21 ≤ N ≤ 30 tim istimewa (super team)

2. 16 ≤ N ≤ 20 tim sangat baik (great team)

3. 6 ≤ N ≤ 15 tim baik (good team)

2.1.5.5Kelebihan Jigsaw II dengan Jigsaw I

Jigsaw IImerupakan sebuah adaptasi dari tipejigsaw Elliot Aronson (1978). Kegiatan belajar dalam jigsaw I dan jigsaw II hampir sama. Hal yang membedakan yakni pada jigsaw I siswa hanya membaca sub materi


(43)

21

yang akan didiskusikan dalam kelompok ahli sedangkan pada jigsaw II siswa membaca semua materi karena dapat membantu siswa untuk mendapatkan gambaran besar sebelum mereka membaca kembali untuk menemukan informasi yang berkaitan dengan topik yang ditugaskan.

Kelebihan dari jigsaw II siswa membaca seluruh materi yang akan di pelajari sehingga siswa memiliki konsep yang akan membantu dalam diskusi kelompok asal. Pembelajaran dengan menggunakan jigsaw I siswa akan menerima penjelasan potongan materi dari teman dari kelompok asal. Hal ini mengkhawatirkan karena bisa jadi siswa tersebut belum memahami materi.Penilaian model kooperatif tipe jigsaw IIkelompok yang mengumpulkan point tertinggi akan diberikan gelar seperti super team,

good team, atau great team.Hal tersebut akan berdampak positif terhadap minat siswa untuk belajar.

Model kooperatif tipe jigsawIIcocok digunakan apabila materi yang dipelajari berbentuk narasi tertulis seperti pelajaran sosial, sastra, beberapa bagian sains, dan pelajaran lain yang bertujuan lebih menekankan pada konsep daripada keterampilan. Bahan ajar jigsaw

IIbiasanya merupakan sebuah bab, cerita, biografi, dan bahan deskriptif lainnya.

2.1.6 Pendidikan Kewarganegaraan

2.1.6.1PengertianPendidikan Kewarganegaraan (PKn)

Mata pelajaran Pendidikan Kewrganegaraan (PKn) merupakan salah satu mata pelajaran yang memfokuskan pada pembentukan menjadi warga negara yang mampu memahami dan melaksanakan hak-hak dan kewajiban


(44)

sebagai warga negara serta menjadi warga negara yang cerdas, terampil, dan berkarakter.

2.1.6.2Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan (PKn)

Tujuan pendidikan kewarganegaraan menurut KTSP (2006: 271) yaitu:

1) Berfikir kritis, rasional dan kreatif dalam menanggapi isu kewarganegaraan.

2) Berpartisipasi secara aktif dan bertanggung jawab, dan bertindak secara cerdas dalam kegiatan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, serta anti-korupsi.

3) Berkembang secara positif dan demokratis.

4) Berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam percaturan dunia secara langsung atau tidak langsung dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi.

Pendidikan Kewarganegaraan yang berhasil akan akan membuahkan sikap mental yang cerdas, penuh rasa tanggung jawab dari siswa. Berikut sikap yang disertai perilaku yang yang cerdas, penuh rasa tanggung jawab (Sumarsono dkk, 2007:6):

1) Beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan menghayati nilai-nilai falsafah bangsa.

2) Berbudi pekerti jujur, berdisiplin dalam bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

3) Rasional, dinamis, dan sadar akan hak dan kewajiban sebagai warga negara.


(45)

23

4) Bersifat profesional yang dijiwai oleh kesadaran bela negara.

2.2 Pembelajaran Pendidikan Kewarganearaan dengan Model Kooperatif TipeJigsaw II

Pembelajaran pada materi jenis budaya Indonesia yang pernah ditampilkan dalam misi kebudayaan internasional dengan menggunakan model kooperatif tipejigsawII. Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan dengan mengunakan model kooperatif tipejigsaw II mendorong siswa untuk lebih terbuka dalam mengungkapkan ide-ide dalam kelompok. Sesuai dengan judul penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu menggunakan model kooperatif tipejigsaw II yang berarti bekerjasama, siswa diharapkan dapat bekerjasama dalam kelompok untuk mencapai tujuan pembelajaran. Maksudbekerjasama dalam konteks ini yaitu siswa dapat saling membantu siswa lain yang belum menguasai materi.Siswa harus aktif memberikan kontribusi dalam kelompok.

Pembelajaran dengan menggunakan model kooperatif tipejigsaw II menekankan pada kerjasama kelompok dan tanggung jawab setiap anggota kelompok.Sesuai yang diungkapkan di atas kerjasama menjadi

pointpenting dalam mencapai tujuan pembelajaran.Melalui kerjasama siswa dapat berbagi informasi yang di dapat dalam diskusi kelompok ahli. Tipejigsaw II ini siswa dibagi dalam kelompok yang disebut kelompok asal, selanjutnya guru akan membagi materi yang akan dipelajari pada pertemuan tersebut selanjutnya setiap siswa akan mendalami salah satu submateri tersebut dalam kelompok ahli. Dalam kelompok ahli, siswa


(46)

bertemu dengan anggota kelompok yang lainnya.Tugas dalam kelompok ahli yaitu mendalami submateri sehingga setiap anggota dalam kelompok menjadi ahli dan dapat menjelaskan kepada kelompok asal.Selajutnya siswa kembali kelompok asal dan menjelaskan materi yang didapat dalam kelompok ahli.

Dengan demikian kerjasama dan tanggung jawab setiap anggota kelompok menjadi kunci untuk mencapai keberhasilan. Adanya kerjasama antar anggota kelompok akan memudahkan anggota kelompok memahami materi yang diperoleh dari kelompok ahli. Disamping itu, penggunaan tipejigsaw II melatih siswa untuk percaya diri mengungkapkan pendapatnya serta terlibat aktif dalam diskusi. Adanya rasa tanggung jawab pada setiap anggota kelompokakan membangun rasa kesatuan dan dapat membangkitkan semangat siswa. Jika dalam kelompok ada beberapa siswa yang tidak dapat bertanggung jawab dalam melaksanakan tugasnya dengan baik maka dalam menyampaikan materi dalam kelompok ahli akan menganggu siswa dalam memahami materi.

2.3 Penelitian yang Relevan

1. Utami (2010) meneliti tentang “Peningkatan Keaktifan Siswa Kelas IVA dalam Pembelajaran IPS dengan Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif TipeJigsaw di SD Negeri Ringinanom 2, Kecamatan Tempuran, Kabupaten Magelang Tahun Pelajaran 2009/2010”. Hasil penilitian menunjukkan bahwa penggunaan pendekatan kooperatif tipejigsaw pada siswa kelas IVA di SD


(47)

25

Negeri Ringinanom meningkat. Hal ini dapat dilihat pada kondisi awalsebesar 20.8% kemudian terjadi peningkatan sebesar 54.2%. 2. Penelitian Wayan Susanto (2009) dengan judul “Peningkatan

Prestasi Belajar dalam MataPelajaran IPS Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif TipeJigsaw pada Siswa Kelas V SD Pangudi Luhur Yogyakarta Tahun 2009/2010”. Penelitian ini, diperoleh data awal nilai siswa adalah 53.05, siklus I 61.05, dan siklus II72.22. Diperoleh kesimpulan bahwa terdapat peningkatan prestasi hasil belajar siswa pada matapelajaran IPS dengan menggunakan model pembelajaran tipejigsaw.

3. Halawa (2010) “Meningkatkan Minat Serta Prestasi Belajar dalam Pembelajaran Matematika Pokok Bahasan Penjumlahan dengan Menggunakan Alat Peraga pada Siswa Kelas Dua SD Kanisius Sorowajan Yogyakarta Tahun Pelajaran 2010-2011”. Penelitian ini menunjukkan adanya peningkatan. Hal ini dilihat pada kondisi awal 51 kemudian terjadi peningkatan sebesar 64 pada siklus I. 4. Wicksana (2010) meneliti tentang “Peningkatan Prestasi Belajar

Menggunakan Cooperative Learning TipeJigsawdalam Mengenal Satuan Jarak dan Kecepatan pada Siswa Kelas V SD N Pucung Tahun Ajaran 2010-2011”. Penelitian ini menunjukkan adanya peningkatan prestasi belajar dari kondisi awal 45% memenuhi KKM dengan nilai rata-rata 58.64. Nilai akhir siklus I dengan 73% telah memenuhi KKM dengan nilai rata-rata 67.05. Pada akhir


(48)

siklus II nilai matematika SDN Pucung mengalami peningkatan dengan 82% telah memenuhi KKM dengan nilai rat-rata 71.82.

Bagan 1.Literature Map Penelitian-Penelitian Terdahulu

2.4 Kerangka Berfikir

Mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) merupakan salah satu mata pelajaran yang penting.Hal ini dikarenakan melalui pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) siswa dapat memahami hak dan kewajibannya sebagai warga negara yang baik. Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) akan lebih bermakna jika siswa terlibat secara langsung dalam pembelajaran. Pembelajaran yang melibatkan siswa secara

Wicaksana (2010) Prestasi belajar dan pembelajaran kooperatif

tipe jigsaw

Yang perlu diteliti Pembelajaran Kooperatif tipe jigsaw II, minat, dan

prestasi belajar

Minat dan prestasi belajar Pembelajaran kooperatif

tipe jigsaw

Utami (2010) Kooperatif tipe jigsaw dan

keaktifan

Halawa (2010) Minat dan Prestasi Wayani(2009)

Kooperatif tipe jigsaw


(49)

27

aktif akan lebih menyenangkan daripada siswa hanya duduk dan mendengarkan. Siswa yang terlibat langsung dalam pembelajaran akan lebih memiliki ingatan yang lama daripada siswa yang hanya mendengarkan guru yang menjelaskan materi tertentu.

Melalui model pembelajaran kooperatif tipejigsaw II, siswa diharapkan dapat belajar dengan menyenangkan dan aktif. Pembelajaran kooperatif dengan tipejigsaw II akan membantu siswa dalam memahami materi mengenai kebudayaan Indonesia yang pernah tampil dalam misi kebudayaan Internasional. Disamping itu, melalui model kooperatif tipejigsaw II akan membantu siswa dalam memahami materi ajar karena dalam pembelajaran ini siswa mempelajari sendiri materi kemudian disharingkan dalam kelompok. Melalui model kooperatif tipejigsaw II siswa tidak hanya aktif dan menyenangkan tetapi juga melatih keberanian siswa untuk mengungkapkan pendapat dalam kelompok serta belajar untuk bekerjasama dalam kelompok.

Peneliti memilih untuk menggunakan model kooperatif tipe jigsaw II dikarenakan peneliti ingin mencoba memberikan solusi terhadap upaya pembelajaran.Pembelajaran yang aktif dan menarik diharapkan siswa memiliki minat serta termotivasi untuk belajar, sehingga prestasi siswa pun meningkat.Penerapan model pembelajaan tipejigsaw II pada pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) diharapkan dapat meningkatkan minat dan prestasi siswa kelas IVA SD Kanisius Ganjuran.


(50)

2.5 Hipotesis Tindakan

Hipotesis dalam penelitian tindakan kelas ini adalah

1. Penerapan model kooperatif tipe jigsawIIdalam upaya meningkatkan minat dan prestasi belajar belajar siswa kelas IVA SD Kanisius Ganjuran pada mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:(a) Orientasi umum, (b) Pengelompokan, (c) Diskusi, (d) Presentasi, (e) Tes, (f) Pengakuan kelompok.

2. Penerapan model kooperatif tipe jigsaw II pada siswa kelas IVA SD Kanisius Ganjuran pada mata pelajaran PKn dapat meningkatkan minat belajar.

3. Penerapan model kooperatif tipe jigsawII pada siswa kelas IVA SD Kanisius Ganjuran mata pelajaran PKn dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.


(51)

29 BAB III

METODE PENELITIAN

Dalam bab III ini membahas tentang metode penelitian yang terdiri dari jenis penelitian, setting penelitian, rencana tindakan, pengumpulan data dan instrumen penelitian, uji validitas dan reliabilitas instrumen, analisis data, dan indikator keberhasilan.

3.1 Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian tindakan kelas merupakan penelitan yang bersifat reflektif, kegiatan penelitian berangkat dari permasalahan riil yang dihadapi oleh guru dalam proses belajar mengajar, kemudian direfleksikan alternatif pemecahan masalahnya dan ditindaklanjuti dengan tindakan-tindakan nyata yang terencana dan terukur (Suwandi, 2011:12).Penelitian tindakan kelas terdiri dari empat tahap, yakni perencanaaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi (Suyadi, 2012:19).Dalam penelitian ini peneliti menggunakan model penelitian Kurt Lewin seperti terlihat di bawah ini.

Gambar 1. Siklus Penelitian

3. Pengamatan

1.Perencanaan

4. Refleksi Siklus 2 2. Tindakan

3. Pengamatan Siklus 1

1.Perencanaan


(52)

3.2 Setting Penelitian 3.2.1 Tempat Penelitian

Penelitian dilakukan diSDKanisius Ganjuran yang beralamat di desa Jogodayoh, Sumbermulyo.

3.2.2 Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas IVA SD KanisiusGanjuran tahun pelajaran 2012/2013. Jumlah siswa kelas IVA yaitu 22 orang yang terdiri dari 7 siswa perempuan dan 15 siswa laki-laki.

3.2.3 Objek penelitian

Objek penelitian ini adalah minat dan prestasi belajar PKn siswa di kelas IVA SD Kanisius Ganjuran dengan menggunakan model kooperatif tipejigsaw IIpada kompetensi dasar (KD) 4.2 Mengidentifikasi jenis budaya Indonesia yang pernah ditampilkan dalam misi kebudayaan internasional”

3.2.4 Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2012/2013 pada bulan Januari sampai Agustus.

Tabel 4. Jadwal Penelitian

No. Uraian Kegiatan Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agsts

1. Proses ijin ke Sekolah

2. Pengamatan kondisi awal keadaan kelas

3. Persiapan perangkat pembelajaran


(53)

31

3. Persiapan perangkat pembelajaran

4. Pelaksanaan siklus I

5. Pelaksanaan siklus 2

6. Pengolahan data hasil penelitian

7. Penyelesaian kelengkapan skripsi

8. Ujian

9. Revisi

3.3 Rencana Tindakan 3.3.1 Persiapan

a) Menentukan SD untuk melakukan penelitian.

b) Memintaijin kepada kepala sekolah untuk melakukan penelitian di SD Kanisius Ganjuran.

c) Meminta ijin kepada guru mata pelajaran untuk melakukan penelitian dikelas IVA.

d) Melakukan pengamatan di kelas IVA pada pada pelajaran PKn untuk mengetahui kondisi awal minat dan prestasi.

e) Melakukan wawancara dengan guru mata pelajaran.


(54)

g) Mengamati daftar nilai PKn siswa pada tahun sebelumnya. h) Mengidentifikasi masalah yang ada di kelas.

i) Menyusun proposal penelitian.

j) Mengkaji standar kompetensi, kompetensi dasar, dan materi pokok mata pelajaran PKn kelas IV.

k) Menyusun silabus, RPP, LKS, bahan ajar, dan instrumen penelitian.

l) Melakukan uji validitas instrumen pembelajaran.

m) Sesudah mendapat ijin dari kepala sekolah, peneliti berbincang-bincang dengan guru kelas untuk menentukan waktu melakukan kegiatan wawancara dan pengamatan.

3.3.2 Rencana Tindakan Setiap Siklus 3.3.2.1 Siklus I

Siklus I dilaksankan selama dua kali pertemuan, berikut pelaksanaan siklus I:

a. Rencana tindakan

Peneliti mempersiapkan instrumen pembelajaran yang terdiri dari RPP, LKS, bahan ajar.Selain instrumen pembelajaran peneliti juga menyiapkan instrumen untuk pengamatan minat dan prestasi seperti kuesioner, soal evaluasi, rubrik penilaian afektif, rubrik penilaian psikomotorik dan lembar pengamatan.


(55)

33 b.Pelaksanaan Tindakan Pertemuan I

a) Guru membuka dengan apersepsi yaitu dengan menyanyikan lagu “gundhul-gundhul pacul”

b) Siswa mengerjakan soal pre test

c) Guru menjelaskan tujuan pembelajaran

d) Guru menjelaskan mengenai kegiatan yang akan dilakukan dalam pembelajaran

e) Siswa dibagi dalam kelompok yang terdiri dari lima sampai enam orang

f) Guru memberikan materi kepada setiap kelompok

g) Siswa diberikan kesempatan untuk membaca seluruh materi

h) Siswa masuk dalam kelompok asal

i) Siswa mendiskusikan mengenai pembagian tugas j) Siswa masuk dalam kelompok ahli

k) Siswa kembali dalam kelompok asal

l) Siswa menjelaskan mengenai materi yang di dapat dalam kelompok ahli

m) Siswa mempresentasikan hasil diskusi n) Guru memberikan kesimpulan

o) Penutup Pertemuan II


(56)

b) Guru melakukan apersepsi dengan bertanya mengenai pembelajaran pada pertemuan sebelumnya

c) Guru mengulang kembali materi dengan melakukan tanya jawab kepada siswa mengenai materi sebelumnya d) Guru memberikan lembar soal untuk mengetahui sejauh

mana siswa memahami materi e) Penutup

c. Pengamatan

Peneliti melakukan kegiatan pengamatan untuk mengamati proses pembelajaran berdasarkan lembar pengamatan yang telah disiapkan. Pengamatan pada minat dilakukan dengan dua cara yaitu dengan melakukan pengamatan dan membagi kuesioner pada siswa. Pengamatan dilakukan dengan menggunakan rubrik pengamatan dengan dibantu oleh observer.Sedangkan kuesioner dilakukan pada setiap akhir siklus.Untuk observasi prestasi belajar dilakukan pada setiap akhir siklus.

d. Refleksi

Refleksi yang dilakukan pada pelaksanaan siklus yang pertama adalah sebagai berikut ini:

a) Mengevaluasi pelaksanaan siklus I yang meliputi kelebihan, kekurangan pada siklus I serta kendala/hambatan yang dihadapi.


(57)

35

b) Membandingkan hasil tes yang dicapai pada siklus I dengan kriteria keberhasilan yang ditetapkan.

c) Dengan dilakukan refleksi tersebut digunakan sebagai acuan pada pelaksanaan siklus II.

3.3.2.2 Siklus II

Siklus II dilaksankan selama dua kali pertemuan, berikut pelaksanaan siklus II:

a. Rencana tindakan

Peneliti mempersiapkan instrumen pembelajaran yang terdiri dari RPP, LKS, bahan ajar.Selain instrumen pembelajaran peneliti juga menyiapkan instrumen untuk pengamatan minat dan prestasi seperti kuesioner, soal evaluasi, rubrik penilaian afektif, rubrik penilaian psikomotorik dan lembar pengamatan.

b. Pelaksanaan Tindakan Pertemuan I

a) Guru membuka dengan doa

b) Guru bertanya jawab mengenai materi yang dipelajari pada pertemuan sebelumnya

c) Guru menjelaskan tujuan pembelajaran

d) Guru menjelaskan mengenai kegiatan yang akan dilakukan dalam pembelajaran

e) Siswa dibagi dalam kelompok yang terdiri dari lima sampai enam orang


(58)

f) Guru memberikan materi kepada setiap kelompok g) Siswa masuk dalam kelompok asal

h) Siswa diberikan kesempatan untuk membaca materi terlebih dahulu

i) Siswa mendiskusikan mengenai pembagian tugas j) Siswa masuk dalam kelompok ahli mendiskusikan

mengenai materi yang di dapat k) Siswa kembali dalam kelompok asal

l) Siswa menjelaskan mengenai materi yang di dapat dalam kelompok ahli

m) Siswa mempresentasikan hasil diskusi n) Guru memberikan kesimpulan

o) Penutup Pertemuan II

a) Guru membuka dengan doa

b) Guru membuka pelajaran dengan apersepi dengan bertanya mengenai materi yang dipelajari sebelumnya c) Guru menjelaskan pembelajaran yang akan dilakukan d) Guru menjelaskan materi mengenai kebudayaan

Indonesia yang pernah tampil dalam misi kebudayaan e) Guru menayangkan beberapa video mengenai

kebudayaan Indonesia yang tampil dalam misi Internasional


(59)

37

g) Guru memberikan soal evaluasi dan kuesioner h) Penutup

c. Pengamatan

Peneliti melakukan kegiatan pengamatan untuk mengamati proses pembelajaran berdasarkan lembar pengamatan yang telah disiapkan. Pengamatan pada minat dilakukan dengan dua cara yaitu dengan melakukan pengamatan dan membagi kuesioner pada siswa. Pengamatan dengan menggunakan rubrik pengamatan dengan dibantu oleh observer.Sedangkan kuesioner dilakukan pada setiap akhir siklus.Untuk observasi prestasi belajar dilakukan pada setiap akhir siklus.

d. Refleksi

Refleksi yang dilakukan pada pelaksanaan siklus yang pertama adalah sebagai berikut ini:

1) Mengevaluasi pelaksanaan siklus II yang yang meliputi kelebihan, kekurangan pada siklus II serta kendala/hambatan yang dihadapi.

2) Membandingkan hasil yang dicapai pada siklus I dengan siklus II.

3.4 Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian 3.4.1 Pengubah (variabel)

Dalam penelitian ini memiliki dua variabel yaitu minat dan prestasi.Untuk mengukur minat dilakukan dengan cara melakukan pengaamatan yang dilakukan pada siklus I pertemuan I dan siklus II


(60)

pertemuan I, sedangkan prestasi belajar dilakukan dengan menggunakan evaluasi setiap ahkir siklus.

Tabel 5.Pengumpulan Data dan Instrumen

No. Peubah Indikator

Penelitian Data

TeknikPengumpulan

Data Instrumen

1. Minat Rata-rata hasil minat Skor rata-rata minat Pengamatan dan kuesioner Rubrik pengamatan minat dan kuesioner

2. Prestasi

Rata-rata nilai ulangan persentase jumlah siswa yang mencapai KKM Nilai tes dan non tes

Ter tertulis Lembar tes dan rubrik penilaian

3.4.2 Teknik Pengumpulan Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kualitatif dan data kuantitatif.Data kualitatif diperoleh dari hasil informasi mengenai minat dan prestasi belajar siswa pada setiap siklus.Data kuantitatif digunakan untuk melakukan perhitungan skor minat dan prestasi belajar siswa pada setiap siklus.Berikut teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini.

3.4.2.1Pengumpulan Data Minat a. Observasi

Menurut Purwanto (2009:149) observasi ialah metode atau cara-cara menganalisis dan mengadakan pencatatan secara-cara sistematis mengenai tingkah laku dengan melihat atau mengamati secara


(61)

39

langsung.Observasi dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung. Hal ini dilakukan untuk memperoleh data minat siswa dalam pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan materi “Mengidentifikasi jenis budaya Indonesia yang pernah ditampilkan dalam misi kebudayaan internasional”. Observasi dilakukan dengan cara mengamati siswa sesuai dengan indikator minat yang telah disusun oleh peneliti.

b. Kuesioner

Kuesioner adalah alat pengumpulan data secara tertulis yang berisi yang disusun secara khusus dan digunakan untuk menggali dan menghimpun keterangan dan/atau informasi sebagimana dibutuhkan dan cocok untuk dianalisis (Babbie dalam Sudjana, 177: 2006).Kuesioner ini digunakan untuk mengetahui minat siswa dalam mata pelajaran PKn. Peneliti menggunakan kusioner tertutup.

3.4.2.2Pengumpulan Data Prestasi Belajar a. Tes

Tes adalah alat atau prosedur yang dipergunakan dalam rangka pengukuran dan penilaian (Sudijono, 66:1996). Tes digunakan untuk mengukur prestasi siswa pada mata pelajaran PKn. Tes dilakukan oleh siswa kelas IVA dengan cara mengerjakan soal evaluasi pada setiap siklus. Tes yang digunakan adalah tes obyektif dalam bentuk pilihan ganda. Tes pilihan ganda yaitu tes yang terdiri dari pertanyaan atau pernyataan yang sifatnya belum selesai, untuk menyelesaikan harus


(62)

memilih salah satu dari beberapa kemungkinan pada tiap-tiap butir soal yang disediakan (Sudijono, 66:1996).

b. Non tes

MenurutMardapi (2008:108) menjelaskan bahwa instrumen non tes terdiri dari tujuan dan kisi-kisi instrumen.Adapun tujuan dari instrumen tes yang digunakan oleh peneliti digunakan untuk mengukur aspek afektif dan psikomotorik.

3.4.3 1nstrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan pada penelitian ini yaitu instrumen berupa observasi, kuesioner, dan tes.

3.4.3.1Instrumen Minat Belajar a. Pengamatan minat

Pengamatan dilakukan menggunakan lembar pengamatan sebagai pedoman dalam pengamatan minat siswa pada pelajaran PKn. Lembar pengamatan dibuat berdasarkan indikator minat.Pengamatan minat dilakukan pada pra siklus, siklus I, dan siklus II.Berikut instrumen lembar pengamatan minat siswa.

Tabel 6. Instumen Lembar Pengamat Minat

No. Indikator Deskriptor Nampak (v)/

tidak (-)

Skor

1 Perasaan senang a. Antusias dalam mengikuti pembelajaran

b. Menyiapkan buku pelajaran sebelum pelajaran dimulai c. Datang tepat waktu sebelum

pelajaran dimulai

d. Duduk dengan tenang untuk memulai pelajaran

e. Tidak pernah mengeluh ketika diberi tugas oleh guru


(63)

41

2 Perhatian dalam belajar

a. Menyimak penjelasan guru

b. Melamun saat pembelajaran berlangsung

c. Tidak mengobrol/menganggu siswa lain ketika sedang belajar d. Aktif bertanya dalam kelas e. Aktif menjawab pertanyaan

yang diajukan oleh guru 3 Kemampuan

mengembangkan kompetensi

a. Membuatcatatan mengenai materi yang telah dipelajari

b. Bertanya kepada guru mengenai materi yang belum paham

c. Mengerjakan tugas dari guru d. Bertanya kepada teman jika

belum mengerti mengenai materi yang dipelajari

e. Mengerjakan soal dengan teliti 4 Keterlibatan siswa

dalam belajar

a. Bekerjasama dalam kelompok

b. Berdiskusi dengan serius

c. Membantu teman yang mengalami kesulitan d. Menyampaikan pendapat

dalam diskusi kelompok e. Menanggapi pendapat teman

ketika diskusi

Keterangan :

Pengamatan dilakukan kepada setiap siswa. Dengan cara memberikan tanda () jika siswa memperlihatkan tingkah laku dalam deskriptor tersebut, sedangkan jika siswa tidak memperlihatkan tingkah laku dalam deskriptor tersebut maka diberi tanda (-).

b. Kuesioner

Kuesioner yang digunakan pada penilitan ini adalah kuesioner tertutup. Kuesioner digunakan untuk melihat minat siswa selama proses pembelajaran PKn. Berikut disajikan kisi-kisi kuesioner.


(64)

Tabel 7. Kisi-Kisi Kuesioner Minat Belajar

No. Indikator Item positif Item negatif

1. Menunjukkan ekspresi rasa senang

1, 3, 20 6, 15

2. Menunjukkan perhatian dalam belajar

8, 18 2, 4, 17

3. Kemampuan mengembangkan kompetensi

13, 19 9, 11, 14

4. Keterlibatan siswa dalam belajar 7, 10, 16 3, 12

Jumlah 10 10

Kuesioner tersebut disusun dengan menggunakan skala Likert.Skala Likert digunakan dalam pengukuran sikap, pendapat, dan persepsi.

Tabel 8. Pengukuran Skala Likert

Alternatif jawaban Skor

Positif Negatif

Sangat setuju 4 1

Setuju 3 2

Tidak setuju 2 3

Sangat tidak setuju 1 4

3.4.3.2Instrumen Prestasi Belajar a. Tes

Soal evaluasi atau tes yang digunakan dalam penelitian ini berupa tes obyektif.Tes obyektif dilakukan untuk mengukur prestasi siswa dalam aspek kognitif.Butir soal disusun berdasarkan kisi-kisi yang telah disusun oleh peneliti dengan bimbingan dosen pembimbing.

Soal evaluasi yang akan diujikan pada setiap akhir siklus berjumlah 18 soal. Berikut kisi-kisi soal evaluasi.


(65)

43

Tabel 9.Kisi-kisi Soal Sebelum Uji Coba Siklus I dan II

SiklusI

Kompetensi Dasar

Materi Pokok

Indikator Nomer soal

4.2

Mengidentifikasi jenis budaya Indonesia yang pernah ditampilkan dalam misi kebudayaan internasional Kebudayaan Indonesia

1. Menjelaskan kebudayaan Indonesia

5, 11, 16, 17, 26

2. Menjelaskan hasil kebudayaan Indonesia

2, 14, 19, 20, 22, 30, 3. Menyebutkan contoh hasil

kebudayaan Indonesia

1, 3, 4, 6, 7, 12, 18, 21, 24, 25, 27, 29 4. Menjelaskan hubungan

kerjasama dalam bidang budaya

9, 10, 15

5. Menyebutkan contoh hubungan kerjasama dalam bidang budaya

8, 13, 23, 25

Siklus II

6. Menjelaskan jalur yang dapat dilalui untuk

menampilkanmacam-macam budaya Indonesia ditingkat Internasional

7, 11, 12, 14, 16, 23

7. Menjelaskan manfaat penampilan budaya Indonesia dalam misi kebudayaan Internasional

27, 28, 29

8. Menjelaskan macam-macam kebudayaan Indonesia yang ditampilkan dalam misi kebudayaan Internasional

8, 9, 10, 15, 17, 18, 21, 26

9. Menyebutkan contoh kebudayaan Indonesia yang ditampilkan dalam misi kebudayaan Internasional

1, 2, 3, 4, 5, 6, 13, 19, 20, 22, 24, 25, 30

Tabel 10. Penskoran Soal Evaluasi Siklus I Dan II No. Jenis Soal Jumlah Soal Skor Maksimal

Tiap Soal

Jumlah Skor

1. Pilihan ganda 60 1 60

Jumlah skor maksimal 60

Keterangan:

Skor 1 jika jawaban benar Skor 0 jika jawaban salah


(66)

b. Non tes

Penilaian non tes dilakukan dengan cara melakukan pengamatan ketika pembelajaran PKn berlangsung. Penilaia non tes didasarkan pada indikator penilaian yang dituangkan dalam rubrik penilaian.Berikut indikator penilaian afektif dan psikomotorik.

Tabel 11. Indikator Afektif

No. Indikator

1. Menunjukkan perhatian terhadap pelajaran

Tabel 12. Indikator Psikomotorik

No. Indikator

1. Keterlibatan siswa dalam diskusi kelompok

3.5 Uji Validitas dan Reabilitas Instrumen 3.5.1 Validitas

Validitas adalah taraf di mana suatu tes mampu mengukur apa yang seharusnya diukur(Masidjo, 1995:242). Melalui uji validitas, dapat dilihat bahwa tipe evaluasi atau tes tersebut memiliki kualitas yang tinggi atau tidak.Masidjo (1995:242)menjelaskan ada empat macam validitas yaitu validitas isi, validitas kontruksi, validitas kriteria, dan validitas empirik.

Penelitian ini menggunakan validitas kontruksi dan validitas isi. Expert judgment ditempuh untuk menguji validitas isi dengan cara bertanya kepada ahli, yang disebut ahli dalam hal ini adalah dosen


(67)

45

kebenarannya.Lembar validasi perangkat pembelajaran dapat dilihat pada lampiran 26.Berikut hasil dari validasi perangkat pembelajaran.

Tabel 13. Validasi Perangkat Pembelajaran

No. Perangkat

Pembelajaran Expert Judgment

Hasil Penilaian Rata-Rata

1. Silabus Dosen pembimbing 3,78 Kepala sekolah 3,2 Guru kelas 3,67

Rata-rata 3,54

2. RPP Dosen pembimbing 3,71 Kepala sekolah 3 Guru kelas 3,71

Rata-rata 3,47

3. LKS Dosen pembimbing 4 Kepala sekolah 3,2 Guru kelas 3,57

Rata-rata 3,59

4. Bahan Ajar Dosen pembimbing 3,6 Kepala sekolah 3,5 Guru kelas 4

Rata-rata 3,7

Tabel14.Kriteria Penilaian Validasi Perangkat Pembelajaran (Masidjo, 2010: 157)

Berdasarkan perhitungan rata-rata hasil validitas perangkat pembelajaran yaitu silabus, RPP, LKS, dan bahan ajar diperoleh rata-rata dari silabus yaitu 3,54 termasuk dalam kriteria baik sekali, RPP yaitu 3,47

Rentang

Presentase Skor Skor Kriteria

81% - 100% 3,24 – 4 Baik sekali

66% - 80% 2,64-3,2 Baik

56% - 65% 2,24–2,6 Cukup

46% - 55% 1,84 - 2,2 Kurang


(68)

termasuk dalam kriteria baik sekali, LKS 3,59 termasuk dalam kriteria baik sekali dan bahan ajar 3,7 termasuk dalam criteria baik sekali.

Validitas soal evaluasi dilakukan di SD Kanisius Ganjuran pada kelas V sebanyak 32 siswa.Peneliti memilih kelas V karena sebelumnya sudah mempelajari materi tersebut.Validasi instrumen ini ditempuh secara empirik yaitu dengan membuat instrumen sebaik mungkin selanjutnya dikonsultasikan kepada dosen pembimbing kemudian diujikan di lapangan. Hasil perhitungan soal validasi adalah sebagai berikut:

Tabel 15. Uji Validitas Siklus I

No Item Pearson

Correlation Sig. (2-talled) Keterangan

1. 0.142 0.429 Tidak valid

2. 0.020 0.910 Tidak valid

3. 0.476** 0.005 Valid

4. 0.137 0.446 Tidak valid

5. 0.555** 0.001 Valid

6. 0.447** 0.009 Valid

7. 0.453** 0.008 Valid

8. 0.165 0.360 Tidak valid

9. 0.154 0.391 Tidak valid

10. 0.151 0.400 Tidak valid

11. 0.461** 0.007 Valid

12. 0.713** 0.000 Valid

13. 0.344 0.050 Tidak valid

14. 0.544** 0.001 Valid

15. 0.232 0.194 Tidak valid

16. 0.491** 0.004 Valid

17. 0.301 0.089 Tidak valid

18. 0.220 0.219 Tidak valid

19. 0.574** 0.000 Valid

20. 0.535** 0.001 Valid

21. 0.328 0.063 Tidak valid

22. 0.364* 0.037 Valid

23. -0.349* 0.047 Valid

24. 0.412* 0.017 Valid

25. 0.479** 0.005 Valid

26. 0.611** 0.000 Valid


(1)

187

FOTO KEGIATAN SIKLUS I


(2)

(3)

189 SIKLUS II


(4)

(5)

(6)

192 Lampiran 33