Pembahasan HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

yang penting itu” Partisipan 1. Partisipan lain menjawab “Sebaiknya disosialisasikan jauh-jauh hari, mungkin memang sudah disosialisasikan jauh-jauh hari tapi hanya sekolah yang ditunjuk, dengan sekolah yang tidak ditunjuk tiba-tiba dengan pelatihan 5 hari, seharusnya paling tidak latihan terlebih dahulu kemudian melatihnya itu bertahap” Partisipan 2. Partisipan lain menjawab “Dihabiskan tahun ajaran ini saja yang besuk ganti” Partisipan 3. Partisipan lain menjawab “Usulannya lima hari kerja, jadi ada ideal satu hari kerja untuk membuat administrasi kalau seperti ini kita mengajarnya full sampai jam 1 setelah itu nanti kita ada ekskul-ekskul bisa selesai sekitar jam 2, nanti kita akan menyiapakan, masih mengoreksi. Karena mungkin kami masih tahap awal jadi kami masih merasa rasannya berat sekali mungkin nanti andaikan tahun kedua masih dipakai ini mungkin akan lebih mudah” Partisipan 4. Partisipan lain menjawab “Usulannya karena ini muncul dari pemerintah kelengkapannya untuk Kurikulum 2013 ini segera merata semua daerah. Kabarnya belum merata, maka itu menambah sulit guru untuk bisa menerapkan itu, karena harus mencari sendiri macam- macam hal” Partisipan 5. Dari ungkapan para partisipan tersebut nampak bahwa mereka berpendapat perlu adanya pelatihan yang mendalam, sosialisasi yang dilakukan jauh hari, adanya sistem 5 hari kerja juga kelengkapan Kurikulum 2013 harus segera diratakan agar implementasi Kurikulum 2013 berjalan dengan lancar.

B. Pembahasan

SD Manchester merupakan salah satu sekolah Kanisius terbaik di Yogyakarta. Memiliki jumlah siswa yang banyak karena terdiri dari 3 kelas paralel dan setiap jenjang kelas memiliki guru koordinator. Sejak pergantian kurikulum dari KTSP menjadi Kurikulum 2013 pada tahun 2013 silam, baru tahun ajaran 20142015 ini SD Manchester menerapkan kurikulum 2013. Adanya stimulus yang sama mengenai pemahaman pembelajaran Kurikulum 2013, tetapi karena pengalamannya tidak sama, kemampuan berpikir tidak sama, kerangka acuan tidak sama, adanya kemungkinan hasil persepsi antara guru yang satu dengan guru yang lainnya tidak sama dalam memberikan persepsi pembelajaran Kurikulum 2013, seperti berikut: 1. Pengetahuan mengenai tujuan kurikulum 2013. Permendikbud nomor 67 tahun 2013 menyatakan bahwa Kurikulum 2013 bertujuan untuk mempersiapkan manusia Indonesia agar memiliki kemampuan hidup sebagai pribadi dan warga negara yang beriman, produktif, kreatif, inovatif, dan afektif serta mampu berkontribusi pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara, dan peradaban dunia. Hasil wawancara menunjukkan bahwa Kurikulum 2013 memiliki tujuan yang bagus karena mengedepankan pendidikan karakter, tidak menilai secara kognitif saja serta kerangka dasarnya jelas membentuk manusia yang berkualitas. Guru memiliki pemahaman yang baik terhadap tujuan Kurikulum 2013. Mereka mengungkapkan bahwa secara teori tujuan itu bagus tetapi di lapangan pelaksanaannya tidak semudah yang dibayangkan. Administrasi menjadi salah satu hal yang dianggap sebuah kendala di lapangan, selain itu perangkat dan sumber daya manusia juga dinilai tidak mendukung bahkan untuk materi belum semua sekolah menerima. Analisis hasil wawancara menunjukkan Kurikulum 2013 cukup efektif membentuk karakter murid jika dilaksanakan dengan sungguh- sungguh serta didukung dari kesiapan sumber daya manusia dan juga peralatan atau sarana prasarananya. Peran guru sangat penting dalam dunia pendidikan. Undang-Undang nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen pasal 4 menegaskan guru sebagai agen pembelajaran berfungsi untuk meningkatkan mutu pendidikan nasional. Guru berperan mentransfer ilmu pengetahuan ke peserta didik. Guru juga dituntut memberikan pendidikan karakter dan menjadi contoh karakter yang baik bagi anak didiknya. Guru harus mampu menciptakan suasana kelas yang nyaman dan menyenangkan dalam melaksanaan pembelajaran. 2. Pemahaman tentang pendekatan pembelajaran Kurikulum 2013 Analisis hasil wawancara menunjukkan pendekatan tematik untuk kurikulum 2013 itu lebih memberikan gambaran menyeluruh ke anak dan membuat anak tidak jenuh dalam belajar tetapi penerapannya cukup sulit bagi guru SD. Selain itu para guru mengungkapkan bahwa pendekatan saintifik pada Kurikulum 2013 baik untuk diterapkan, membuat anak lebih paham dari mengamati sampai mengkomunikasikan bahkan dimungkinkan sampai mencipta tetapi pelaksanaannya tidak semudah seperti teorinya. Permendikbud nomor 81A menyatakan bahwa Kurikulum 2013 menganut pandangan dasar bahwa pengetahuan tidak dapat dipindahkan begitu saja dari guru ke peserta didik. Peserta didik adalah subjek yang memiliki kemampuan untuk secara aktif mencari, mengolah, mengkonstruksi, dan menggunakan pengetahuan. Untuk itu pembelajaran harus berkenaan dengan kesempatan yang diberikan kepada peserta didik untuk mengkonstruksi pengetahuan dalam proses kognitifnya. Agar benar-benar memahami dan dapat menerapkan pengetahuan, peserta didik perlu didorong untuk bekerja memecahkan masalah, menemukan segala sesuatu untuk dirinya, dan berupaya keras mewujudkan ide-idenya. Guru tidak banyak mengalami kendala ketika harus mengajar menggunakan pendekatan saintifik karena sebelumnya sekolah sudah menggunakan PPR yang intinya hampir sama dengan pendekatan saintifik yaitu membuat anak aktif. Hal yang menjadi kendala guru saat menerapkan pembelajaran tematik adalah bagaimana mengemas pembelajaran menjadi suatu cerita agar siswa tidak mengetahui ketika terjadi peralihan muatan pelajaran. Hal lain yang rancu adalah konteks yang diajarkan tidak sesuai dengan konteks yang ada di sekolah, sehingga menjadi sebuah kendala bagi guru untuk membuat siswa paham dengan materi. Tuntutan untuk menyelesaikan satu pembelajaran selama satu hari juga dirasa kurang efektif ditambah dengan pembelajaran menggunakan pendekatan saintifik dibutuhkan waktu yang lebih banyak. 3. Pengetahuan tentang buku ajar kurikulum 2013 Permendikbud nomor 71 tahun 2013 mengatur tentang buku teks pelajaran dan buku panduan guru untuk pendidikan dasar dan menengah. Kemudian, Kemendikbud 2013 menyatakan Tim Penelaah Buku telah melakukan penilaian kelayakan isi, kebahasaan, penyajian, dan kegrafikaan buku teks pelajaran dan buku panduan guru untuk digunakan dalam pembelajaran. Hasil analisis wawancara menyatakan bahwa buku guru maupun buku siswa yang disediakan oleh pemerintah kurang efektif dalam meningkatkan proses pembelajaran karena dinilai masih terlalu dangkal dan terdapat kesalahan dari segi materi maupun pencetakan. Hal ini diperkuat dari observasi peneliti yang menemukan kesalahan konsep pada buku siswa kelas V tema 2 halaman 72-73. Tentu saja ini akan menjadi kesalahan fatal jika guru tidak mencermati. Kesalahan ini berkaitan dengan konsep Matematika yang pada dasarnya memang suatu konsep tidak boleh salah ditanamkan pada diri siswa agar tidak terjadi miskonsepsi. Menurut persepsi para guru, materi pada buku guru dan buku siswa kurang mendalam dan beberapa materi tidak sesuai dengan konteks yang ada di sekolah. Misalnya seperti yang diungkapkan partisipan 4, materi kelas IV tentang pecahan dan burung pelatuk. Di lingkungan sekolah maupun siswa tidak ada burung pelatuk. Hal ini membuat guru lebih aktif mencari gambar sendiri atau meminta siswa mengamati lingkungan disekitar sekolah. Partisipan 2 juga mengungkapkan tidak semua materi yang ada di buku bisa diterapkan, misalnya membuat anyaman dari daun pohon kelapa, untuk daerah Kota akan kesulitan mencari pohon kelapa, ditambah tidak setiap saat pohon kelapa ada janurnya. Alasan tersebut membuat guru tidak memberikan materi itu kepada siswa. Maka dari itu Pemerintah perlu mencermati isi buku sebelum mengedarkan ke lapangan. Analisis wawancara juga menyebutkan bahwa buku guru membantu dalam merencanakan proses pembelajaran karena memang tidak ada panduan yang lain kecuali para guru mencari referensi dari penerbit lain, selain itu buku guru memuat tujuan dan langkah-langkah mengajar tidak banyak memuat materi yang harus dikuasai guru. Untuk KI, KD dan indikator sebagian besar sudah sesuai tapi ada beberapa seperti KD dan indikator yang tidak sinkron atau salah meletakkan dalam cetakan buku pembelajaran. Hasil wawancara yang diperkuat observasi menunjukkan bahwa buku guru juga memberikan panduan yang jelas tentang penerapan pembelajaran saintifik dan tematik tetapi tidak semua bisa diterapkan karena tidak sesuai dengan konteks yang ada di sekolah selain itu pengembangan materi dibuku guru masih minim. Selain itu, buku guru belum memberikan panduan yang jelas mengenai penilaian otentik, para guru menggunakan buku Bupena sebagai referensi karena dianggap lebih jelas. 4. Pemahaman tentang pembelajaran kurikulum 2013 Permendikbud nomor 57 tahun 2014 menyebutkan prinsip- prinsip dalam menyusun RPP sebagai berikut: a setiap RPP harus memuat secara utuh memuat kompetensi sikap spiritual KD dari KI- 1, sosial KD dari KI-2, pengetahuan KD dari KI-3, dan keterampilan KD dari KI-4. b memperhatikan perbedaan individual peserta didik misalnya kemampuan awal, tingkat intelektual, bakat, potensi, minat, motivasi belajar, kemampuansosial, emosi, gaya belajar, kebutuhan khusus, kecepatan belajar, latar belakang budaya, norma, nilai, danatau lingkungan peserta didik. c mendorong anak untuk berpartisipasi secara aktif. d menggunakan prinsip berpusat pada peserta didik untuk mendorong semangat belajar, motivasi, minat, kreativitas, inisiatif, inspirasi, inovasi dan kemandirian. e mengembangkan budaya membaca, menulis dan berhitung. f memberi umpan balik dan tindak lanjut untuk keperluan penguatan, pengayaan dan remedial. g menekankan adanya keterkaitan dan keterpaduan antara KD, materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator pencapaian kompetensi, penilaian, dan sumber belajar dalam satu keutuhan pengalaman belajar. h mengakomodasi pembelajaran tematik-terpadu, keterpaduan lintas mata pelajaran, lintas aspek belajar, dan keragaman budaya. i menekankan penggunaan teknologi informasi dan komunikasi secara integratif, sistematis, dan efektif sesuai dengan situasi dan kondisi. Dalam hasil wawancara menunjukkan tidak semua guru paham dengan komponen RPP yang sesuai dengan Kurikulum 2013, karena setiap saat ada perubahan selain itu terdapat perbedaan antara penjelasan dari Yayasan dan Dinas mengenai komponen RPP. Menurut partisipan 4, pada pelatihan kurikulum 2013 yang dilaksanakan oleh Yayasan, guru diminta memberikan kekhasan dari Yayasan dan Kanisius dalam KI dan KD, sedangkan dalam pelatihan yang diadakan oleh Dinas menyebutkan bahwa KI dan KD itu sudah pakem dan tidak bisa diubah, jadi kekhasan dari Kanisius bisa dimasukkan dalam indikator. Hal ini diperkuat dengan pengalaman peneliti ketika akan mengajar di kelas 4 yang diampu oleh partisipan 4, terjadi perubahan RPP dari versi Yayasan menjadi RPP versi Dinas. Analisis hasil wawancara yang lain dan diperkuat dengan observasi dari peneliti menunjukkan guru tidak selalu membuat RPP ketika akan mengajar, karena administrasinya yang banyak dan memakan waktu, mereka menggunakan RPH untuk persiapan mengajar. Kemendikbud 2013 mengungkapkan di dalam Kurikulum 2013 Pendekatan pembelajaran menggunakan pendekatan tematik terpadu dan pendekatan saintifik. Pada kegiatan inti seluruh aktivitas pembelajaran meliputi kegiatan mengamati, menanya, pengumpulan data, mengasosiasi, dan mengomunikasikan. Kemudian hasil wawancara menunjukkan sebagian besar guru sudah melaksanakan pembelajaran dengan pendekatan saintifik, pendekatan itu dinilai hampir sama dengan PPR yaitu siswa aktif dan guru sebagai fasilitatornya. Para guru tidak menemui banyak kesulitan dalam pembelajaran tetapi untuk administrasi seperti RPP para guru menemui kesulitan dalam hal waktu. Selain itu pergantian dari guru mapel menjadi guru kelas juga menjadi salah satu kesulitan yang dihadapi para guru, karena membutuhkan proses belajar. Menurut Toha 2003: 154, persepsi seseorang dipengaruhi faktor internal dan eksternal. Faktor internal seperti perasaan, sikap dan kepribadian individu, prasangka, keinginan atau harapan, perhatian fokus, proses belajar, keadaan fisik, gangguan kejiwaan, nilai dan kebutuhan juga minat, dan motivasi. Faktor eksternal: latar belakang keluarga, informasi yang diperoleh, pengetahuan dan kebutuhan sekitar, intensitas, ukuran, keberlawanan, pengulangan gerak, hal-hal baru dan familiar atau ketidak asingan suatu objek. Persepsi yang diungkapkan oleh para partisipan dipengaruhi faktor internal seperti perasaan, prasangka, keinginan maupun proses belajar. Seperti ungkapan partisipan 5 yang mempersepsikan bahwa administrasi adalah sesuatu hal yang tidak dipahami. Hal ini berdampak kepada sikap partisipan misalnya ketika peneliti bertanya tentang KI dan KD, beliau mengatakan tidak banyak mencermati hal yang berhubungan dengan administrasi. Begitu juga ketika peneliti bertanya mengenai kesulitan dalam membuat RPP, beliau mengungkapkan belum ada niatan untuk membuat RPP yang baik. 5. Respon terhadap pelatihan guru PP RI No. 74 Tahun 2008 menyebutkan pelatihan guru adalah jenis pelatihan keprofesionalan guru yang bertujuan untuk memelihara danatau meningkatkan kemampuannya sebagai guru sesuai dengan tuntutan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan perubahan kurikulum dan perkembangan masyarakat. Hal tersebut menunjukkan bahwa perlu adanya pelatihan guru untuk menghadapi perubahan kurikulum. Hasil wawancara dengan para guru menunjukkan bahwa pelatihan sudah mencakup standar proses hanya saja dalam pelatihan para guru diminta mengerjakan lembar kerja LK, menganalisa struktur Kurikulum 2013 kemudian apa yang dipaparkan dalam waktu singkat tidak bisa menjawab semua pertanyaan yang akan dihadapi dikenyataan. Untuk metode yang digunakan dalam pelatihan kurang sesuai karena guru hanya diminta mengerjakan banyak lembar kerja, jadi kurang bisa menjawab apa yang guru ingin ketahui. Setelah mengikuti pelatihan mereka mempunyai gambaran mengenai proses pembelajaran pada Kurikulum 2013, tidak jauh berbeda dengan PPR tetapi pelaksanaannya tidak semudah yang dibayangkan terutama untuk administrasi dan penilaian. 6. Upaya dan usulan untuk mendukung penerapan kurikulum Hasil wawancara dan observasi menunjukkan bahwa berbagai macam upaya sudah dilakukan untuk mendukung penerapan Kurikulum 2013 seperti mengikuti pelatihan atau workshop, menyiapkan RPH setiap akan mengajar, menggunakan buku referensi untuk melengkapi materi yang belum ada, membagi tugas dengan guru kelas lain untuk mengatasi banyaknya administrasi, serta melibatkan siswa dalam pembelajaran. Kemudian dari wawancara dengan para guru, mereke memberi usulan perlu adanya pelatihan yang mendalam, sosialisasi yang dilakukan jauh hari, adanya sistem 5 hari kerja juga kelengkapan Kurikulum 2013 harus segera diratakan agar implementasi Kurikulum 2013 berjalan dengan lancar. 102

BAB V PENUTUP

Bab V ini berisi tentang kesimpulan secara keseluruhan dari kegiatan penelitian, saran, dan keterbatasan penelitian. Kesimpulan berisi tentang rangkuman hasil penelitian yang dilakukan, saran berisi tentang masukan bagi pemerintah dan juga guru, sedangkan keterbatasan penelitian berisi tentang keterbatasan yang dihadapi dalam penelitian ini.

A. Kesimpulan

Kesimpulan dari penelitian ini didasarkan pada rumusan masalah, hasil penelitian dan pembahasan terkait dengan pembelajaran pada Kurikulum 2013. Hasil persepsi mungkin akan berbeda antar individu satu dengan individu lain karena perasaan, kemampuan berpikir, pengalaman- pengalaman yang dimiliki individu tidak sama, maka diperoleh kesimpulan bahwa: 1. Gambaran persepi guru SD Manchester terkait pembelajaran pada Kurikulum 2013 adalah positif dari segi teoritisnya. Secara teori konsep ideal Kurikulum 2013 bagus, tetapi pelaksanaannya tidak mudah seperti teorinya. 2. Guru sudah melaksanakan proses pembelajaran sesuai dengan tuntuntan Kurikulum 2013 dari menggunakan pendekatan tematik dan saintifik, juga menggunakan penilaian otentik. Guru tidak mengalami kesulitan dalam proses pembelajaran, tetapi kesulitan yang dihadapi adalah

Dokumen yang terkait

Pembelajaran Tematik Terpadu Sekolah Dasar Kurikulum 2013

0 6 17

PERSEPSI GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) TERHADAP IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 (Studi Kasus pada Sekolah Dasar Islam Teratai Putih Global Kota Bekasi)

14 61 147

PERSEPSI GURU TENTANG PEMBELAJARAN PADA KURIKULUM 2013 DAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN DI SD Persepsi Guru Tentang Pembelajaran pada Kurikulum 2013 dan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan di SD Muhammadiyah 24 Gajahan Surakarta.

0 1 20

PERSEPSI GURU TENTANG PEMBELAJARAN PADA KURIKULUM 2013 DAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN DI SD Persepsi Guru Tentang Pembelajaran pada Kurikulum 2013 dan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan di SD Muhammadiyah 24 Gajahan Surakarta.

0 3 17

PERSEPSI GURU TERHADAP IMPLEMENTASI PEMBELAJARANTEMATIK INTEGRATIF KURIKULUM 2013 DI SD MUHAMMADIYAH 24 Persepsi Guru Terhadap Implementasi Pembelajaran Tematik Integratif Kurikulum 2013 Di SD Muhammadiyah 24 Surakarta.

0 4 15

PERSEPSI GURU TERHADAP IMPLEMENTASIPEMBELAJARAN TEMATIK INTEGRATIF KURIKULUM 2013 Persepsi Guru Terhadap Implementasi Pembelajaran Tematik Integratif Kurikulum 2013 Di SD Muhammadiyah 24 Surakarta.

0 5 17

PERSEPSI GURU IPA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI SE-KOTA MEDAN TERHADAP KURIKULUM 2013 TAHUN PEMBELAJARAN 2013/2014.

0 3 22

PERSEPSI GURU DALAM IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 DI SEKOLAH DASAR NEGERI 07 KAUMAN BATANG Persepsi Guru Dalam Implementasi Kurikulum 2013 Di Sekolah Dasar Negeri 07 Kauman Batang Tahun Pelajaran 2014/2015.

0 2 14

PERSEPSI GURU DALAM IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 DI SEKOLAH DASAR NEGERI 07 KAUMAN BATANG Persepsi Guru Dalam Implementasi Kurikulum 2013 Di Sekolah Dasar Negeri 07 Kauman Batang Tahun Pelajaran 2014/2015.

0 2 11

Perbedaan Persepsi Guru Sekolah Dasar Berdasarkan Lama Mengajar Tentang Kurikulum 2013 - USD Repository

0 0 10