yang berbeda-beda dengan menggunakan alat indera yang dimiliki, kemudian berusaha untuk menafsirkannya.
Persepsi, baik positif maupun negatif ibarat file yang sudah tersimpan rapi di dalam alam pikiran bawah sadar kita. File itu akan
segera muncul ketika ada stimulus yang memicunya, ada kejadian yang membukanya. Dalam pikiran seseorang tersimpan persepsi
positif maupun negatif, ketika seseorang melihat atau merasakan suatu kejadian dengan alat indera yang dimiliki, maka persepsi itu akan
muncul dengan sendirinya, persepsi positif atau negatif tergantung sudut pandang individu tersebut.
Persepsi merupakan hasil kerja otak dalam memahami atau menilai suatu hal yang terjadi di sekitarnya Waidi, 2006: 118.
Jalaluddin 2007: 51 menyatakan persepsi adalah pengamatan tentang objek, peristiwa atau hubungan-hubungan yang diperoleh dengan
menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan. Sedangkan, Suharman 2005: 23 menyatakan persepsi merupakan suatu proses
menginterpretasikan atau menafsir informasi yang diperoleh melalui sistem alat indera manusia. Menurutnya ada tiga aspek di dalam
persepsi yang dianggap relevan dengan kognisi manusia, yaitu pencatatan indera, pengenalan pola, dan perhatian.
b. Syarat Terjadinya Persepsi
Menurut Sunaryo 2004: 98 syarat-syarat terjadinya persepsi adalah sebagai berikut: a Adanya objek yang dipersepsi; b Adanya
perhatian yang merupakan langkah pertama sebagai suatu persiapan dalam mengadakan persepsi; c Adanya alat inderareseptor yaitu alat
untuk menerima stimulus; d Saraf sensoris sebagai alat untuk meneruskan stimulus ke otak, yang kemudian sebagai alat untuk
mengadakan respon.
c. Faktor yang Mempengaruhi Persepsi
Menurut Toha 2003: 154, faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi seseorang adalah sebagai berikut :
a. Faktor internal: perasaan, sikap dan kepribadian individu,
prasangka, keinginan atau harapan, perhatian fokus, proses belajar, keadaan fisik, gangguan kejiwaan, nilai dan kebutuhan
juga minat, dan motivasi.
b. Faktor eksternal: latar belakang keluarga, informasi yang
diperoleh, pengetahuan dan kebutuhan sekitar, intensitas, ukuran, keberlawanan, pengulangan gerak, hal-hal baru dan
familiar atau ketidak asingan suatu objek.
Menurut Walgito 2004: 70 faktor-faktor yang berperan dalam persepsi dapat dikemukakan beberapa faktor, yaitu:
a Objek yang dipersepsi
Objek menimbulkan stimulus yang mengenai alat indera atau reseptor. Stimulus dapat datang dari luar individu yang
mempersepsi, tetapi juga dapat datang dari dalam diri individu
yang bersangkutan yang langsung mengenai syaraf penerima yang bekerja sebagai reseptor.
b Alat indera, syaraf dan susunan syaraf
Alat indera atau reseptor merupakan alat untuk menerima stimulus, disamping itu juga harus ada syaraf sensoris sebagai
alat untuk meneruskan stimulus yang diterima reseptor ke pusat susunan syaraf, yaitu otak sebagai pusat kesadaran. Sebagai alat
untuk mengadakan respon diperlukan motoris yang dapat membentuk persepsi seseorang.
c Perhatian
Untuk menyadari atau dalam mengadakan persepsi diperlukan adanya perhatian, yaitu merupakan langkah utama
sebagai suatu persiapan dalam rangka mengadakan persepsi. Perhatian merupakan pemusatan atau konsentrasi dari seluruh
aktivitas individu yang ditujukan kepada sesuatu sekumpulan objek.
Dari penjelasan di atas dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa persepsi merupakan suatu proses yang melibatkan alat indera yang
dimiliki oleh individu untuk menginterpretasikan stimulus yang diterima. Persepsi muncul jika ada objek yang dipersepsi, alat indera,
dan perhatian. Setiap orang dapat memiliki persepsi yang berbeda- beda karena dipengaruhi oleh faktor internal maupun faktor eksternal.
Faktor internal muncul dari dalam diri individu misalnya perasaan,
sikap, keinginan. Faktor eksternal merupakan hal diluar individu yang dapat mempengaruhi persepsi misalnya latar belakang seseorang,
pengetahuan, dan informasi yang diperoleh.
2.
Pengertian dan Peran Guru
Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang guru dan dosen menyebutkan bahwa guru adalah pendidik profesional dengan tugas
utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia
dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Uno 2009 menyatakan guru adalah orang yang memiliki
kemampuan merancang program pembelajaran serta mampu menata dan mengelola kelas agar peserta didik dapat belajar dan pada
akhirnya dapat mencapai tingkat kedewasaan sebagai tujuan akhir dari proses pendidikan. Guru merupakan unsur dominan dalam proses
pendidikan, sehingga kualitas pendidikan banyak ditentukan oleh kualitas pendidik dalam menjalankan peran dan tugasnya di
masyarakat Mustofa, 2007. Guru adalah suatu profesi yang memerlukan keahlian khusus dan tidak dapat dilakukan oleh orang di
luar bidang pendidikan. Peraturan Pemerintah nomor 74 tahun 2008 tentang guru
menyebutkan bahwa guru wajib memiliki kualifikasi akademik, kompetensi, sertifikat pendidik, sehat jasmani dan rohani, serta
memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional.
Miarso 2008 menyatakan guru yang berkualitas atau yang ber- kualifikasi, adalah yang memenuhi standar pendidik, menguasai
materiisi pelajaran sesuai dengan standar isi, dan menghayati dan melaksanakan proses pembelajaran sesuai dengan standar proses
pembelajaran. Pemerintah
telah melakukan
upaya untuk
meningkatkan kualitas guru baik melalui pelatihan, seminar, dan melalui pendidikan formal terkait pelaksanaan pembelajaran di
Indonesia. Dengan usaha tersebut diharapkan akan meningkatkan kualitas guru dan pendidikan di Indonesia. Untuk mencapai kondisi
guru yang profesional, para guru harus menjadikan orientasi mutu dan profesionalisme guru sebagai etos kerja mereka dan menjadikannya
sebagai landasan orientasi berperilaku dalam tugas-tugas profesinya Karsidi, 2005.
Peran guru sangat penting dalam dunia pendidikan. Undang- Undang nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen pasal 4
menegaskan guru sebagai agen pembelajaran berfungsi untuk meningkatkan mutu pendidikan nasional. Guru berperan mentransfer
ilmu pengetahuan ke peserta didik. Guru juga dituntut memberikan pendidikan karakter dan menjadi contoh karakter yang baik bagi anak
didiknya. Guru harus mampu menciptakan suasana kelas yang nyaman dan menyenangkan dalam melaksanaan pembelajaran.
Berbagai hal yang dilakukan guru dalam dunia pendidikan, dapat diidentifikasi sedikitnya ada 19 peran guru, antara lain guru
sebagai pendidik, pengajar, pembimbing, pelatih, penasehat, pembaharu inovator, model dan teladan, pribadi, peneliti, pendorong
kreativitas, pembangkit pandangan, pekerjaan rutin, “pemindah
kemah ”, pembawa cerita, aktor, emansipator, evaluator, pengawet,
dan sebagai kulminator Mulyasa,2009. Peran tersebut menunjukkan bahwa guru memiliki peran penting dalam membantu perkembangan
dan pertumbuhan peserta didik, membentuk kepribadian anak didik untuk menyiapkan sumber daya manusia yang dapat mensejahterakan
rakyat, negara dan bangsa. Keberhasilan dari suatu kurikulum yang ingin dicapai sangat bergantung pada faktor kemampuan yang dimiliki
oleh seorang guru Uno, 2009. Jika kemampuan guru tinggi, maka guru akan cepat menangkap dan beradaptasi dengan kurikulum yang
ada sehingga kurikulum dapat diterapkan secara maksimal. Namun bila kemampuan guru rendah maka guru tidak akan dengan mudah
beradaptasi dengan kurikulum yang ada sehingga pelaksanaan kurikulum menjadi terhambat.
Jadi, guru berperan menjadikan pembelajaran sebagai ajang pembentukan kompetensi dan perbaikan kualitas pribadi peserta didik.
Selain itu, keberhasilan dari suatu kurikulum yang ingin dicapai sangat bergantung pada faktor kemampuan yang dimiliki oleh seorang
guru.
3. Tinjauan Umum tentang Pembelajaran