Kelompok A adalah mata pelajaran yang memberikan orientasi kompetensi lebih kepada aspek intelektual dan afektif
sedangkan kelompok B adalah mata pelajaran yang lebih menekankan pada aspek afektif dan psikomotor.
Integrasi konten IPA dan IPS adalah berdasarkan makna mata pelajaran sebagai organisasi konten, dan bukan sebagai
sumber dari konten. Konten IPA dan IPS diintegrasikan ke dalam mata pelajaran PPKn, Bahasa Indonesia dan Matematika yang
harus ada berdasarkan ketentuan perundang-undangan.
c. Komponen Kurikulum
Fungsi kurikulum dalam proses pendidikan adalah sebagai alat untuk mencapai tujuan pendidikan. Dalam hal ini, berarti
bahwa sebagai alat pendidikan kurikulum memiliki komponen- komponen penting dan sebagai penunjang yang dapat mendukung
operasinya secara baik. Komponen-komponen pembentuk ini satu sama lainnya saling berkaitan. Adapun komponen-komponen
pengembangan kurikulum, yaitu komponen tujuan, komponen isi, komponen metode, dan komponen evaluasi. Komponen satu sama
lain ini saling berkaitan Sudrajat : 2008.
Gambar 2.1 Komponen-Komponen Pengembangan Kurikulum
Sumber : Draft Kurikulum 2013
Adapun uraian dari masing-masing komponen tersebut ialah sebagai berikut:
1 Komponen Tujuan
Komponen tujuan
merupakan komponen
pembentuk kurikulum yang berkaitan dengan hal-hal yang ingin dicapai atau
hasil yang diharapkan dari kurikulum yang akan dijalankan. Dengan membuat tujuan yang pasti, hal tersebut akan membantu
dalam proses pembuatan kurikulum yang sesuai dan juga membantu dalam pelaksanaan kurikulumnya agar tujuan yang
diharapkan dapat tercapai. Tujuan pendidikan diklasifikasikan menjadi empat, yaitu:
a Tujuan Pendidikan Nasional
Dalam perspektif pendidikan nasional, tujuan pendidikan nasional dapat dilihat secara jelas dalam Undang-Undang
Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, bahwa “ Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan
kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,
bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta
bertanggung jawab”. b
Tujuan Institusional Tujuan institusional adalah tujuan yang harus dicapai oleh
setiap lembaga pendidikan. Dalam Permendiknas No. 22 Tahun 2007 dikemukakan bahwa tujuan pendidikan tingkat satuan
pendidikan dasar dan menengah dirumuskan sebagai berikut. 1
Tujuan pendidikan dasar adalah meletakkan dasar kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta
keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut.
2 Tujuan pendidikan menengah adalah meningkatkan
kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan
lebih lanjut. 3
Tujuan pendidikan menengah kejuruan adalah meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta
keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut sesuai dengan kejuruannya.
Jadi, tujuan institusional adalah tujuan yang harus dicapai oleh setiap lembaga pendidikan. Lembaga pendidikan di sini
diklasifikasikan ke dalam tingkat satuan pendidikan, yang meliputi pendidikan dasar, menengah, dan menengah kejuruan. Tujuan
institusional merupakan cerminan dari standar kompetensi lulusan yang diharapkan dari setiap tingkat satuan pendidikan. Standar
kompetensi lulusan terbagi menjadi tiga domain, yakni domain kognitif
pengetahuan, afektif
sikap, dan
psikomotor keterampilan.
Pada kerangka kurikulum 2013, rincian dari tujuan tingkat satuan pendidikan, antara lain:
Tabel 2.2 Standar Kompetensi Lulusan
Sumber : Draft Kurikulum 2013
Domain Kognitif Domain Afektif
Domain Psikomotorik
Memiliki pengetahuan faktual dan konseptual
dalam ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, dan budaya dengan wawasan
kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan
peradaban terkait
fenomena dan kejadian di lingkungan rumah,
sekolah, dan tempat
bermain
Memiliki perilaku yang mencerminkan
sikap orang beriman, berakhlak mulia,
percaya diri, dan bertanggung jawab
dalam berinteraksi secara efektif dengan
lingkungan sosial dan
alam disekitar rumah,
sekolah, dan tempat
bermain
Memiliki kemampuan
pikir dan tindak yang efektif dan
kreatif dalam ranah abstrak
dan konkret
sesuai dengan
yang ditugaskan kepadanya
c Tujuan Kurikuler
Tujuan kurikuler adalah tujuan yang harus dicapai oleh setiap bidang studi atau mata pelajaran. Tujuan setiap mata
pelajaran akan berbeda-beda, tetapi tujuan kurikuler ini merupakan turunan dari standar kompetensi lulusan.
d Tujuan Instruksional atau Tujuan Pembelajaran
Tujuan pembelajaran yang merupakan bagian dari tujuan kurikuler, dapat didefinisikan sebagai kemampuan yang harus
dimiliki oleh anak didik setelah mereka mempelajari bahasan tertentu dalam bidang studi tertentu dalam satu kali pertemuan.
Jadi sama halnya dengan tujuan kurikuler, tujuan pembelajaran dari setiap bahasan akan berbeda-beda, namun masih merupakan
bagian dari tujuan kurikuler. 2
Komponen Isi Isi program kurikulum adalah segala sesuatu yang diberikan
kepada anak didik dalam kegiatan belajar mengajar dalam rangka mencapai tujuan. Isi kurikulum meliputi jenis-jenis bidang studi
yang diajarkan dan isi program dari masing-masing bidang studi tersebut. Bidang studi yang diajarkan pada kurikulum 2013
disajikan pada tabel 2.3.
Tabel 2.3 Pengembangan Struktur Kurikulum SD
Usulan: Pemisahan IPA dan IPS Kelas IV-VI
No Komponen I
II III IV V
VI A
Kelompok A Tematik
1 Pend. Agama 4
4 4
3 3
3 2 Pend. PancasilaKewarganegaraan
5 6
6 4
4 4
3 Bahasa Indonesia 8
8 10
7 7
7 4 Matematika
5 6
6 6
6 6
5 IPA -
- -
3 3
3 6 IPS
- -
- 3
3 3
B
Kelompok B 1 Seni Budaya Prakarya
4 4
4 6
6 6
2 Pend. Jasmani, OR Kes. 4
4 4
4 4
4
Jumlah 30 32 34
36 36 36
Usulan: Pemisahan IPA dan IPS Kelas V-VI
No Komponen I
II III IV V
VI A
Kelompok A Tematik
1 Pend. Agama 4
4 4
4 3
3 2 Pend. PancasilaKewarganegaraan
5 6
6 6
4 4
3 Bahasa Indonesia 8
8 10
10 7
7 4 Matematika
5 6
6 6
6 6
5 IPA -
- -
- 3
3 6 IPS
- -
- -
3 3
B
Kelompok B 1 Seni Budaya Prakarya
4 4
4 6
6 6
2 Pend. Jasmani, OR Kes. 4
4 4
4 4
4
Jumlah 30 32 34
36 36 36
Sumber : Draft Kurikulum 2013
Struktur Kurikulum Sekarang
No Komponen
I II
III IV
V VI
A Mata pelajaran
1 Pend.Agama 3
3 3
2 Pend. Kewarganegaraan 2
2 2
3 Bahasa Indonesia 5
5 5
4 Matematika 5
5 5
5 IPA 4
4 4
6 IPS 3
3 3
7 Seni Budaya Ketrpln. 4
4 4
8 Pend. Jasmani. OR Kes. 4
4 4
B Muatan Lokal
2 2
2 C
Pengembangan Diri 2
2 2
Jumlah 26
27 28
32 32
32
3 Komponen Metode
Komponen metode atau strategi merupakan komponen yang cukup penting karena metode dan strategi yang digunakan dalam
kurikulum tersebut menentukan apakah materi yang diberikan atau tujuan yang diharapkan dapat tercapai atau tidak. Strategi
pembelajaran berkaitan dengan cara atau sistem penyampaian isi kurikulum dalam rangka penyampaian tujuan yang telah
dirumuskan. Sujana dalam Herry 2003 : 1.23 mengemukakan bahwa strategi pembelajaran pada hakikatnya adalah tindakan
nyata dari guru dalam melaksanakan pembelajaran melalui cara tertentu yang dinilai lebih efektif dan lebih efisien. Dalam
prakteknya, seorang guru seyogyanya dapat mengembangkan strategi pembelajaran secara variatif, menggunakan berbagai
strategi yang memungkinkan siswa untuk dapat melaksanakan proses belajarnya secara aktif, kreatif dan menyenangkan, dengan
efektivitas yang tinggi. Pemilihan atau pembuatan metode atau strategi dalam menjalankan kurikulum yang telah dibuat haruslah
sesuai dengan materi yang akan diberikan dan tujuan yang ingin dicapai.
4 Komponen Evaluasi
Dalam pengertian terbatas, evaluasi kurikulum dimaksudkan untuk memeriksa tingkat ketercapaian tujuan-tujuan pendidikan
yang ingin diwujudkan melalui kurikulum yang bersangkutan.
Sedangkan dalam pengertian yang lebih luas, evaluasi kurikulum dimaksudkan untuk memeriksa kinerja kurikulum secara
keseluruhan ditinjau dari berbagai kriteria. Tyler dalam Herry 2003 : 1.25 mengemukakan bahwa
proses evaluasi merupakan proses yang sangat esensial guna mengetahui apakah tujuan scara nyata telah terealisasikan.
Sementara itu, Taba dalam Herry 2003 : 1.25 berpendapat bahwa secara prinsipil yang menjadi fokus dari evaluasi ini adalah
tingkatan di mana siswa mencapai tujuan. Komponen evaluasi merupakan bagian dari pembentuk kurikulum yang berperan
sebagai cara untuk mengukur atau melihat apakah tujuan yang telah dibuat itu tercapai atau tidak. Selain itu, dengan melakukan
evaluasi, kita dapat mengetahui apabila ada kesalahan pada materi yang diberikan atau metode yang digunakan dalam kurikulum yang
telah dibuat dengan melihat hasil dari evaluasi tersebut. Dengan begitu, kita juga dapat segera memperbaiki kesalahan yang ada atau
mempertahankan bahkan meningkatkan hal-hal yang sudah baik atau berhasil.
Adanya rancangan kurikulum 2013 ini merupakan bentuk pembaharuan kurikulum, dimana telah dilaksanakannya evaluasi
dari kurikulum-kurikulum sebelumnya. Adapun permasalahan yang terdapat pada kurikulum sebelumnya, yaitu kurikulum 2006, antara
lain konten kurikulum masih terlalu padat yang ditunjukkan dengan
banyaknya mata pelajaran dan banyak materi yang keluasan dan kesukarannya melampaui tingkat perkembangan usia anak.
Kurikulum 2006 dianggap belum sepenuhnya berbasis kompetensi sesuai dengan tuntutan fungsi dan tujuan pendidikan nasional.
Selain itu kompetensi belum menggambarkan secara holistik domain
sikap, keterampilan,
dan pengetahuan.
Beberapa kompetensi yang dibutuhkan sesuai dengan perkembangan
kebutuhan misalnya
pendidikan karakter,
metodologi pembelajaran aktif, keseimbangan soft skills dan hard skills,
kewirausahaan belum terakomodasi di dalam kurikulum. Kurikulum 2006 juga dinilai belum peka dan tanggap
terhadap perubahan sosial yang terjadi pada tingkat lokal, nasional, maupun
global. Standar
proses pembelajaran
belum menggambarkan urutan pembelajaran yang rinci sehingga
membuka peluang penafsiran yang beraneka ragam dan berujung pada pembelajaran yang berpusat pada guru. Standar penilaian
belum mengarahkan pada penilaian berbasis kompetensi sikap, keterampilan, dan pengetahuan dan belum tegas, menuntut adanya
remediasi secara berkala. Menggunakan KTSP memerlukan dokumen kurikulum yang lebih rinci agar tidak menimbulkan
multitafsir. Selain itu, ada pula kesenjangan yang terdapat pada kurikulum 2006 dibandingkan dengan konsep ideal yang
diharapkan pemerintah Tabel 2.4.
Tabel 2.4 Kesenjangan pada kurikulum 2006
Kondisi saat ini Konsep ideal
A. Kompetensi Lulusan
A. Kompetensi Lulusan
1. Belum sepenuhnya
menekankan pendidikan karakter
2. Belum menghasilkan
keterampilan sesuai kebutuhan
3. Pengetahuan-pengetahuan
lepas 1.
Berkarakter mulia
2. Keterampilan
yang relevan
3. Pengetahuan-
pengetahuan terkait
B. Materi Pembelajaran
B. Materi Pembelajaran
1. Belum relevan dengan
kompetensi yang
dibutuhkan 2.
Beban belajar terlalu berat 3.
Terlalu luas,
kurang mendalam
1. Relevan
dengan kompetensi
yang dibutuhkan
2. Materi esensial
3. Sesuai dengan tingkat
perkembangan anak
C. Proses Pembelajaran
C. Proses Pembelajaran
1. Berpusat
pada guru
teacher-centered learning
2. Sifat pembelajaran yang
berorientasi pada buku teks
3. Buku teks hanya memuat
materi bahasan 1.
Berpusat pada peserta didik student-centered
active learning 2.
Sifat pembelajaran
yang kontekstual
3. Buku teks memuat
materi dan
proses pembelajaran,
sistem