Interaksi Sosial dan Dinamika Sosial
55 1.
Faktor-Faktor Pendorong Interaksi Sosial
Manusia adalah makhluk sosial. Setujukah kamu dengan pernyataan tersebut? Sebagaimana makhluk sosial, manusia tidak
dapat hidup sendiri tanpa keberadaan orang lain. Oleh karena itulah, manusia selalu mengadakan interaksi dengan manusia lainnya. Selain
membutuhkan orang lain, manusia melakukan interaksi terdorong adanya faktor-faktor tertentu. Faktor-faktor tersebut antara lain sugesti,
imitasi, simpati, identifikasi, motivasi, dan empati.
a. Sugesti
Sugesti biasanya berupa pengaruh psikis yang ada pada seseorang yang berasal dari diri sendiri ataupun orang lain karena adanya
kepercayaan terhadap sesuatu hal dari orang yang dipercayai. Pengaruh ini biasanya datang secara tiba-tiba dan tanpa adanya
pemikiran terlebih dahulu. Hal ini disebabkan pengaruh tersebut menggugah emosi spontan yang membuat terhambatnya rasional
seseorang. Kondisi ini biasanya terjadi ketika seseorang sedang mengalami suatu kebingungan, kesedihan, kekalutan, ke-
khawatiran, dan lain-lain. Oleh karenanya, individu tersebut akan menerima masukan orang lain tanpa pikir panjang. Sebagai
contohnya, karena sudah terlalu lama larut dalam kebimbangan akan penyakit ayahnya yang tidak kunjung sembuh, Rosyid datang
kepada Pak Didin mantan dosennya sewaktu kuliah. Beliau menyarankan agar Rosyid membawa ayahnya ke pengobatan
alternatif. Rosyid pun menerima saran tersebut. Peristiwa ini dinamakan sugesti. Lantas, apakah sugesti? Proses sugesti
diartikan sebagai suatu proses pemberian pandangan atau pengaruh oleh seseorang kepada orang lain dengan cara tertentu
sehingga pandangan atau pengaruh tersebut diikuti tanpa berpikir panjang. Seperti yang telah terjadi pada Rosyid.
b. Imitasi
Sebagai seorang calon sosiolog, pernahkah kamu mengamati lingkungan sekitarmu? Fenomena-fenomena apa yang sedang
terjadi? Pernahkah kamu melihat seseorang berpenampilan bak seorang selebriti? Atau seorang yang mirip dengan artis terkenal
mulai dari penampilan, gaya rambut, gaya hidup serta tingkah lakunya? Proses ini secara sosiologis dinamakan imitasi.
Imitasi pada hakikatnya adalah proses belajar seseorang dengan cara meniru atau mengikuti perilaku orang lain. Dalam
hal ini bukan hanya sikap yang ditiru namun penampilan performance, tingkah laku behaviour, maupun gaya hidup life
style, bahkan apa saja yang dimiliki orang tersebut. Seperti pada contoh di atas, pada dasarnya ketika seseorang melakukan
peniruan terhadap sesuatu yang menarik dari orang yang dikagumi akan muncul suatu kebanggaan dalam jiwa orang yang ber-
sangkutan. Selain peniruan terhadap pola pikir dan perilaku orang lain, imitasi dapat pula berwujud peniruan terhadap benda-benda
hasil karya atau artefak. Masih ingat, lukisan Monalisa yang tersebar di dunia adalah salah satu wujud imitasi terhadap benda-
benda hasil karya.
Sumber: www.puzzlehouse.com
Gambar 3.3 Merebaknya lukisan Monalisa wujud nyata
imitasi hasil karya.
Presiden Republik Indonesia pertama Ir. Soekarno me-
rupakan tokoh yang dikenal paling mahir mensugesti
rakyatnya untuk bersatu padu melawan kolonialisme. Me-
lalui pidatonya yang ber- semangat dan meluap-luap,
rakyat percaya dan mengikuti perintahnya.
Di unduh dari : Bukupaket.com
SOSIOLOGI Kelas X
56
Tidak dapat dimungkiri, melalui proses imitasi seseorang dapat belajar nilai dan norma dalam masyarakat. Namun, dapat
pula menyimpang dari nilai dan norma yang berlaku.
c. Identifikasi
Proses identifikasi berawal dari rasa kekaguman seseorang kepada tokoh idolanya. Namun, lambat laun kekaguman tersebut
mendorong seseorang untuk menjadikan dirinya sama atau identik dengan tokoh tersebut. Dalam proses ini seseorang tidak sekadar
meniru gaya hidup, tingkah laku ataupun perbuatan sang idolanya. Namun, menempatkan kepercayaan dan nilai yang dianut sang
idola menjadi kepercayaan dan nilainya sendiri. Oleh karenanya, dalam identifikasi seseorang mengenal betul tokoh idolanya. Pada
dasarnya, proses identifikasi jauh lebih mendalam daripada imitasi. Berdasarkan pembahasan di atas, pernahkah kamu
melakukan identifikasi? Coba, ceritakan di depan kelas
Sebagai contoh, Aldo salah satu penggemar grup band Slank. Sikap serta keyakinan setiap anggota Slank seolah-olah telah
menjadi bagian hidup Aldo. Paham serta pandangan grup band Slank menjadi falsafah hidupnya. Lirik lagunya bagaikan mantra
yang selalu dibawa ke mana pun Aldo pergi. Sedapat mungkin, Aldo menyamakan diri dengan anggota grup band Slank. Proses
inilah yang dinamakan identifikasi.
d. Simpati