SOSIOLOGI Kelas X
98
b. Penyalahgunaan Narkotik
Peredaran narkotik di Indonesia dalam beberapa tahun terakhir semakin marak. Berdasarkan penelitian
didapat data kejahatan narkoba pada tahun 1999 tercatat 1.833 kasus. Kemudian pada tahun 2003
meningkat menjadi 7.140 kasus. Para pengguna narkotik merajalela di kalangan pemuda, pelajar, dan kaum
remaja. Narkotik juga telah merambah kalangan anak sekolah dasar SD. Terbukti pada tahun 2004 dari 25
juta murid SD seluruh Indonesia ternyata 800 anak telah mengonsumsi narkotik. Sebelumnya, tahun 2003
tercatat 173 siswa berusia 15 tahun menjadi konsumen narkotik www.pikiran-rakyat.com.
Pemakaian obat-obatan narkotik sangat berbahaya dan dapat mengakibatkan pengaruh buruk baik fisik maupun psikis.
Walaupun penggunaan narkotik dan zat adiktif lainnya dalam takaran tertentu memang bermanfaat. Orang menyalahgunakan
narkotik memiliki alasan yang beragam, dari sekadar coba-coba, menghilangkan rasa rendah diri, rasa takut, rasa jengkel, rasa malu,
sampai dengan pelarian masalah yang sedang dihadapinya. Pada umumnya, seseorang yang memakai atau meminum obat-obatan
terlarang dapat menyebabkan mabuk dan menghilangkan kesadaran. Oleh karena itu, banyak kasus kejahatan seperti
perampokan, perbuatan asusila, kenakalan remaja, disebabkan pemakaian obat-obatan terlarang.
Sumber: Kompas, 30 Agustus 2006
Gambar 5.3 Kesuksesan aparat kepolisian menemu-
kan berton-ton sabu-sabu.
Untuk menyelamatkan masa depan bangsa dari kehancur-
an, ” Say no to drugs” adalah
semboyan yang harus kamu pegang untuk menjauhi se-
gala jenis narkotik.
Ciri-Ciri Penggunaan Napza
Untuk mengetahui ciri-ciri penggunaan Napza
Narkotik, Psikotropika, dan Zat Adiktif Lainnya
secara medis dan hukum menggunakan serangkaian tes darah. Namun, sebagai pengetahuan awal
dapat dikenali dari beberapa ciri fisik, psikologis, maupun perilakunya. Ciri- ciri yang dapat diketahui antara lain sebagai berikut.
a. Ciri Fisik
1 Berat badan turun drastis. 2 Mata cekung dan merah, muka pucat, dan bibir kehitaman.
3 Buang air besar dan kecil kurang lancar. 4 Sembelit atau sakit perut tanpa alasan yang jelas.
5 Tanda berbintik merah seperti bekas gigitan nyamuk dan ada bekas
luak sayatan. 6 Terdapat perubahan warna kulit di tempat bekas suntikan.
7 Sering batuk-pilek berkepanjangan. 8 Mengeluarkan air mata yang berlebihan.
9 Mengeluarkan keringat yang berlebihan.
10 Kepala sering nyeri, persendirian ngilu.
b. Ciri Emosi
1 Sangat sensitif dan cepat bosan.
2 Jika ditegur atau dimarahi malah membangkang.
3 Mudah curiga dan cemas.
4 Emosinya naik turun dan tidak ragu untuk memukul atau berbicara
kasar kepada orang di sekitarnya, termasuk kepada anggota keluarganya. Ada juga yang berusaha menyakiti diri sendiri.
Di unduh dari : Bukupaket.com
99
Perilaku Menyimpang dan Sikap Anti-Sosial
c. Ciri Perilaku
1 Malas dan sering melupakan tanggung jawabtugas rutinnya. 2 Menunjukkan sikap tidak peduli dan jauh dari keluarga.
3 Di rumah waktunya dihabiskan untuk menyendiri di kamar, toilet, gudang, kamar mandi, ruang-ruang yang gelap.
4 Nafsu makan tidak menentu. 5 Takut air, jarang mandi.
6 Sering menguap. 7 Sikapnya cenderung jadi manipulatif dan tiba-tiba bersikap manis
jika ada maunya, misalnya untuk membeli obat. 8 Sering bertemu dengan orang-orang yang tidak dikenal keluarga,
pergi tanpa pamit, dan pulang lewat tengah malam. 9 Selalu kehabisan uang, barang-barang pribadinya pun hilang dijual.
10 Suka berbohong dan gampang ingkar janji. 11 Sering mencuri baik di lingkungan keluarga, sekolah, maupun
pekerjaan. Selain itu, kondisi fisik penyalah guna Napza akan mudah dikenali
dalam keadaan putus obat terutama narkotik seperti: a.
Air mata berlebihan. b.
Banyaknya lendir dari hidung. c.
Pupil mata membesar. d.
Diare. e.
Bulu kuduk berdiri. f.
Sukar tidur. g.
Menguap. h.
Jantung berdebar-debar. i.
Ngilu pada sendi. Namun, perlu diperhatikan bahwa ciri-ciri tersebut hanyalah indikator
dari penyalahgunaan Napza. Artinya, diperlukan keahlian-keahlian dan kebijaksanaan untuk menggunakan ciri-ciri tersebut. Ciri-ciri ini digunakan
untuk meningkatkan kewaspadaan serta perhatian orang tua, guru, teman, dan sahabat untuk kemudian ditindaklanjuti dengan pemeriksaan.
Sumber: www.e-psikologi.com
c. Perjudian