Media Massa Penerapan Ilmu Pengetahuan Sosiologi dalam Kehidupan Masyarakat, 126

83 Proses Sosialisasi dalam Pembentukan Kepribadian dalam masyarakat. Selain itu, sekolah juga memberikan pandangan yang lebih konkret tentang nilai-nilai, norma-norma, aturan-aturan yang ada, berikut menjadi media penyaluran pewarisan nilai-nilai dan sikap masyarakat. Selain itu, sekolah juga mempunyai peranan penting terhadap pembentukan nilai-nilai dan aturan yang ada dalam masyarakat. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa terdapat dua fungsi penting sekolah dalam proses sosialisasi, yaitu: 1 Memberikan pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk mengembangkan daya intelek- tual, agar siswa dapat hidup layak dalam masya- rakat. 2 Membentuk kepribadian siswa agar sesuai dengan nilai-nilai dan norma-norma yang ada di dalam masyarakat.

c. Kelompok Pergaulan

Coba ingat kembali masa kecilmu. Saat itu kamu mempunyai banyak teman dalam satu kelompok bermain. Dalam hal ini, kelompok pergaulan berupa kelompok bermain, kelompok persahabatan, dan ke- lompok kerja, di mana setiap anggota memiliki ke- dudukan dan peran yang relatif sama serta ikatan yang erat. Dalam interaksi biasanya setiap anggota mulai meniru pola-pola tingkah laku kelompok. Individu mulai mengubah pola-pola perilakunya disesuaikan dengan pola perilaku kelompok tersebut. Dengan maksud supaya ia tetap diterima oleh kelompoknya. Kelompok ini menjadi penting dalam sosialisasi karena dalam kelompok seperti ini anak atau remaja dapat mempelajari bagaimana berinteraksi dengan orang lain tanpa pengawasan langsung dari orang tua, guru, atau orang-orang terhormat lainnya. Pada usia remaja, kelompok pergaulan berbentuk kelompok persahabatan yang lebih luas. Perkembangan selanjutnya, dapat menuju ke terbentuknya sebuah geng atau klik. Geng adalah kelompok sosial yang memiliki kegemaran melanggar norma dan menerjang nilai-nilai yang baku, misalnya berkelahi, membuat keributan, merusak fasilitas umum, dan lain-lain. Sedangkan klik adalah kelompok kecil tanpa struktur formal yang mempunyai pandangan atau kepentingan bersama.

d. Media Massa

Coba catat berapa banyak kamu menonton tayangan televisi dalam sehari. Lalu, identifikasi apa saja yang kamu tirukan dari tayangan tersebut. Mungkin model baju, cara bicara atau gaya-gaya hidup yang lain. Me- dia massa merupakan alat sosialisasi yang penting karena dapat membantu memberikan pengetahuan kepada masyarakat tentang norma-norma dan nilai- nilai yang ada dalam masyarakat. Media massa seperti televisi, radio, surat kabar, majalah, tabloid, film, dan lain-lain dapat memberikan model peranan jati dirinya. Sumber: Dokumen Penulis Gambar 4.7 Kelompok bermain sangat efektif dalam sosialisasi. Sumber: Tempo, 3 Juni 2001 Gambar 4.8 Media massa ikut berperan dalam sosialisasi anak. Sumber: Dokumen Penulis Gambar 4.6 Sekolah memberikan pengetahuan dan keahlian. Di unduh dari : Bukupaket.com SOSIOLOGI Kelas X 84 Glamoritas dan Kekerasan dalam Sinetron Indonesia ”Orang terhadap televisi sudah tidak hanya melihat atau menonton lagi, tetapi sudah terlibat di dalamnya” McLuhan. Pernyataan di atas mengukuhkan betapa kuatnya pengaruh televisi bagi kehidupan para penontonnya. Jelas, separuh hidup kita dibenamkan dalam tayangan-tayangan yang membuai imaji, ilusi, dan impresi kita. Nikmat memang menjalani hidup dengan ”si kotak ajaib” ini, ia membantu kita melepaskan realitas yang terjadi pada diri kita. Bius program-programnya mengantarkan kita ke alam antah berantah yang tidak pernah kita sentuh, bahkan kita bayangkan. Lihat saja si Clara dalam sinetron ”Dara Manisku” yang ditayangkan di RCTI setiap Rabu pukul 08.00 malam yang hidup dalam limpahan materi, bergaya hidup bak putri raja yang keinginannya selalu bisa dipenuhi. Ini memang sengaja dihadirkan televisi hanya untuk meraih rating yang tinggi, tanpa melihat dampaknya yang luas bagi generasi bangsa ini. Akibatnya, tidak jarang kehidupan remaja saat ini terpengaruh. Kehidupan glamor, merebaknya hp, hedonisme, konsumerisme menjadi paham yang dipegang teguh. Terlebih budaya shooping menjadi hobi utama para remaja saat ini. Selain program-program sinetron glamor yang mencengangkan di atas, tayangan kekerasan violence berupa pembunuhan, perkelahian, perkosaan, pelecehan seksual, dan sejenisnya yang mengandung adegan-adegan antisosial meneror anak-anak yang masih labil dan berpotensi tinggi melakukan peniruan terhadap adegan-adegan tersebut. Coba saja kita tengok sejenak tayangan sinetron ”Tangisan Anak Tiri” yang diperankan Dea Imut di SCTV. Sinetron tersebut memang berkategori anak-anak, tetapi sangat tidak layak dikonsumsi anak-anak, bahkan cenderung mengarah pada praktik-praktik kekerasan pada anak-anak child abuse. Adegan-adegan kekerasan, yang tersaji di layar kaca kita selama ini tampaknya memang sengaja mengeksploitasi ketegangan dan kengerian kepada para penontonnya. Imbasnya, pada tahun lalu kita dikejutkan oleh sebuah berita kriminal dari program ”Sergap” di RCTI yang menyiarkan tragedi memilukan tentang seorang bocah yatim berumur 5 tahun yang babak belur, bahkan beberapa tulangnya patah akibat ”dismack-down” oleh dua kakak angkat laki-lakinya gara-gara meniru adegan perkelahian di sinetron. Sumber: httpwww.kpi.idindex.php? Categoryid = 10P 2000_articleid = 22 Himmelewipert dalam Televi- sion and Child menyatakan, siaran televisi mengajari anak untuk mengenal ke- hidupan masyarakatnya dan masyarakat lain. Siaran televisi berfungsi sebagai wahana proses sosialisasi. Anak-anak diajari mengenal nilai-nilai luhur tetapi mereka juga disuguhi nilai-nilai buruk. Oleh karena itu, hendaknya kita selalu menyeleksi tayangan-tayangan apa yang harus ditonton dan yang tidak perlu ditonton? 5. Macam-Macam Sosialisasi Proses sosialisasi dilakukan oleh setiap individu sejak ia lahir di muka bumi. Bahkan, seorang bayi yang baru lahir melakukan sosialisasi, belajar membuka mata untuk melihat dunia, belajar memegang sesuatu dan belajar merasakan sesuatu. Bersamaan dengan berjalannya waktu, pembelajaran bayi mengenai dunia terus Namun di lain pihak, media massa dapat pula mengubah perilaku masyarakat. Iklan-iklan yang ditayangkan media cetak dan elektronik mempunyai potensi untuk mengubah pola konsumsi atau bahkan gaya hidup masyarakat. Media massa dapat pula dipergunakan untuk memengaruhi bahkan mengubah pendapat umum. Di unduh dari : Bukupaket.com 85 Proses Sosialisasi dalam Pembentukan Kepribadian berlangsung. Belajar berjalan, belajar berbicara, belajar makan, belajar mengenal sesuatu. Pada intinya, sosialisasi tidak mungkin terhenti selama individu tersebut masih hidup. Berdasarkan tahapannya, sosialisasi dapat dibedakan menjadi dua tahap, yaitu sosialisasi primer dan sekunder Mayor Polak: 1979. a. Sosialisasi Primer Sosialisasi primer terjadi pada anak berusia di bawah lima tahun. Pada saat sosialisasi primer, seseorang akan dapat mengenal lingkungan terdekatnya, misalnya ibu, bapak, kakak, adik, paman, bibi, nenek, kakek, teman sebaya, tetangganya, dan bahkan dirinya sendiri. Dengan demikian, proses sosialisasi primer adalah proses sosialisasi di lingkungan keluarga. Pada proses ini, seorang anak akan melakukan pengenalan akan dirinya sendiri, yang pada akhirnya si anak akan me- miliki jati diri yang berbeda dengan orang lain.

b. Sosialisasi Sekunder