17
Sosiologi sebagai Ilmu dalam Hubungan Masyarakat
fakta merupakan kenyataan yang menggambarkan suatu gejala tertentu yang tertangkap oleh indra manusia dalam kerangka
pemikiran-pemikiran tertentu, dan dapat diuji kebenarannya secara empiris.
d. Data
Data-data dalam ilmu pengetahuan dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu data kualitatif dan kuantitatif. Data kualitatif adalah
data yang tidak dapat dinyatakan dengan angka. Misalnya, data tingkat kepercayaan antara pelaku dengan pemerintah atau tingkat
pemahaman pelaku terhadap kebijakan pemerintah. Sedangkan data kuantitatif adalah data yang dapat dinyatakan dengan angka-
angka. Contoh, data jumlah kasus kerusuhan sosial, data jumlah kerugian yang diakibatkan kerusuhan sosial. Dengan demikian,
data disebut kejadian khas karena kenyataan-kenyataan murni berupa fakta harus dipilih berdasarkan susunan si peneliti.
Menurut karya W. Bactiar yaitu kejadian-kejadian khas yang dinyatakan sebagai fakta dalam wujud hasil pengukuran.
Contoh data kuantitatif: Korban tewas berjumlah
6.234 orang dengan perin- cian:
Yogyakarta 165 orang, Kulon Progo 26 orang,
Gunung Kidul 69 orang, Sleman 326 orang, Klaten
1.668 orang, Magelang 3 orang, Boyolali 3 orang,
Purworejo 5 orang, Sukoharjo 1 orang, Bantul 3.969 orang.
Dari deskripsi di atas, ada dua bentuk data dalam penelitian sosial yaitu data kuantitatif dan kualitatif. Carilah contoh-contoh dari kedua data tersebut
mengenai masalah-masalah sosial yang ada di masyarakat. Tulislah temuanmu dalam selembar kertas, kemudian kumpulkan kepada guru
sebagai bahan penilaian atas prestasimu.
e. Masalah
Apa yang kamu pahami mengenai konsep ini? Pernahkah kamu mempunyai suatu masalah? Renungkanlah mengapa masalah
dapat terjadi? Sebagai contohnya, saat kamu jalan-jalan ke sebuah toko pakaian. Kamu melihat sebuah pakaian yang sangat bagus
dan menarik minatmu. Namun, sayang uang dalam dompetmu tidak cukup untuk membelinya. Saat itu masalah muncul. Di mana
terdapat kesenjangan antara harapan dan realitas. Dalam hal ini, keterbatasan kondisi keuangan adalah suatu realitas namun
keinginan untuk membeli pakaian adalah harapan.
Adanya pembahasan di atas mendorong munculnya rumusan masalah dalam ilmu pengetahuan. Rumusan masalah dibuat
dengan harapan agar objek kajian yang dipelajari dalam penelitian tidak meluas, melainkan terfokus pada titik masalahnya. Contoh
rumusan masalah: Mengapa terjadi kerusuhan sosial? Bagaimana cara mencegah kerusuhan sosial? Contoh tersebut merupakan
perumusan masalah yang berupa pertanyaan. Sedangkan contoh rumusan masalah berbentuk pernyataan seperti ketidakpuasan
terhadap kinerja pemerintah mampu menimbulkan kerusuhan sosial. Dari rumusan-rumusan masalah tersebut, memungkinkan
kita untuk mencari alternatif pemecahannya melalui suatu penelitian yang tepat disertai dengan kekritisan.
Di unduh dari : Bukupaket.com
SOSIOLOGI Kelas X
18
f. Asumsi
Ketika ingin meneliti penyebab terjadinya suatu kerusuhan sosial, pada umumnya setiap peneliti telah mempunyai dugaan atau
jawaban sementara. Misalnya, peneliti menduga terjadinya kerusuhan sosial disebabkan adanya solidaritas antarwarga yang
dirugikan atau mungkin karena ingin mendapatkan pengakuan dari pemerintah. Praduga atau jawaban sementara ini dalam ilmu
pengetahuan dinamakan asumsi. Melalui asumsi itulah peneliti akan dituntun dalam mencari fakta yang tepat. Dengan kata lain,
asumsi adalah anggapan dasar atau dugaan awal. Asumsi dikembangkan berdasarkan pengalaman dan pengetahuan peneliti
sebelumnya. Jika seorang ilmuwan akan meneliti suatu topik, terlebih dahulu dia mengembangkan asumsi-asumsi tentang topik
yang sedang diteliti. Seperti pada contoh di atas, satu catatan bahwa asumsi yang dikemukakan peneliti tidak selama-lamanya
benar. Asumsi penelitian dibuktikan kebenarannya berdasarkan fakta yang ditemui peneliti.
g. Hipotesis