SOSIOLOGI Kelas X
104
menyakiti temannya, dan lain-lain. Tanpa sadar anak tersebut akan meniru perbuatan teman-teman sekelompoknya. Walaupun di
dalam keluarga anak tersebut, dididik untuk bersikap baik.
b. Dorongan Ekonomi
Kebutuhan dorongan ekonomi berpotensi menimbul- kan penyimpangan sosial. Setiap orang mempunyai
harapan-harapan untuk mempunyai penghidupan yang lebih baik terutama dalam bidang ekonomi. Namun,
keadaan ekonomi yang baik ternyata tidak mudah diwujudkan, diperlukan pengorbanan dan perjuangan
yang tidak mudah. Hal tersebut dapat mendorong orang berbuat jahat yang dapat merugikan orang lain. Seperti
mencopet, mencuri, merampok, dan lain-lain. Yang kesemua perbuatan tersebut menyimpang dari tata
nilai dan aturan dalam masyarakat.
c. Keinginan untuk Dipuji atau Gaya-gayaan
Siapa yang tidak ingin dipuji oleh orang lain? Tentu setiap orang ingin hasil karya atau tindakannya diakui
dan dipuji oleh lingkungan sekitarnya, tidak terkecuali dirimu. Dengan pujian orang lain, keberadaan kita sebagai manusia diakui,
harga diri, dan martabat kita menjadi meningkat. Perasaan inilah yang mendorong orang melakukan penyimpangan sosial.
Misalnya, supaya dianggap anak yang pandai, Anto berusaha menyontek saat ujian. Atau karena ingin dianggap orang kaya Nita
berpenampilan semewah mungkin. Walaupun untuk mendapat- kan semua itu Nita harus melakukan cara-cara yang tidak halal.
Anto yang berani membolos saat pelajaran sekolah serta Toni yang merokok saat istirahat. Mereka bangga melakukan tindakan
tersebut. Menurut mereka tindakan membolos dan merokok merupakan tindakan yang layak mendapat pujian. Pujian akan
keberanian mereka dalam melanggar aturan sekolah. Terkadang seseorang merasa bangga ketika melakukan sesuatu yang tidak
mampu dilakukan oleh orang lain, walaupun tindakan tersebut melanggar norma dan nilai. Inilah mengapa rasa bangga dan
keinginan akan pujian mampu mendatangkan penyimpangan sosial. Sungguh tindakan bodoh jika hal ini dilakukan oleh
generasi muda kita.
d. Pelabelan
Apa yang dimaksud pelabelan? Lantas, mengapa pelabelan mampu mendorong munculnya penyimpangan sosial? Cobalah
diskusikan sejenak dua pertanyaan di atas dengan teman sebangkumu sebagai pengantar.
Istilah pelabelan dalam penyimpangan sosial dikemukakan oleh Edwin M. Lemert. Menurutnya, seseorang melakukan perilaku
menyimpang karena diberi cap label negatif oleh masyarakat. Semula dia hanya melakukan penyimpangan primer primary
deviation. Kemudian anggapan ini lebih dikenal dengan nama teori pelabelan.
Misalnya, seorang siswa ingin mendapatkan nilai baik dan mendapatkan prestasi yang gemilang. Pada saat ujian dia berusaha
menyontek. Namun, usahanya diketahui oleh guru yang menjadi
Tiga faktor pendorong peri- laku menyimpang menurut
Casare Lomoroso: 1.
Faktor biologis. 2.
Faktor psikologis. 3.
Faktor sosiologis.
Sumber: Dokumen Penulis
Gambar 5.8
Keadaan ekonomi berpotensi mendorong seseorang berperilaku menyimpang.
Di unduh dari : Bukupaket.com
105
Perilaku Menyimpang dan Sikap Anti-Sosial
pengawas saat itu. Kemudian beliau menegurnya dan memberikan nilai nol. Karena peristiwa itu, teman-teman mengejek dan
mengolok-oloknya. Teman-teman selalu menceritakan kesalahan- nya kepada siswa lain. Lambat laun dia dicap sebagai penyontek.
Label itu melekat pada dirinya dan seolah-olah menjadi identitas pribadi. Kini teman-teman menjulukinya ”tuan sontek yang gagal”.
Sebagai reaksi pelabelan tersebut, dia berusaha membuktikan bahwa dia ”penyontek yang lihai” pada setiap kesempatan yang
ada. Oleh karena itulah, menyontek kini menjadi kebiasaannya setiap kali ujian. Bahkan dia menyiapkan bermacam-macam cara
menyontek agar tidak ketahuan guru pengawas ujian.
e. Gangguan Jiwa atau Mental